Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu

orang yang sedang melakukan komunikasi akan mendorong komunikasi menjadi lebih efektif.

9. Komunikasi bersifat nonsekuensial

Proses komunikasi bersifat sirkuler, dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.

10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional

Konsekuensi dari prinsip komunikasi adalah sebuah proses saling memberi dan menerima informasi di antara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.

11. Komunikasi bersifat irreversible

Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapar ditarik kembali. Jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang tersebut.

12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah

Maksudnya adalah komunikasi bukan satu-satunya obat ampuh yang dpaat digunakan untk menyelesaikan masalah. Banyak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi. C. Etika dan Kepribadian Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban. Etika seseorang akan tercermin dari kepribadiannya. Etika seseorang dapat dimulai dan diketahui dari kepribadiannya. Etika seseorang terbentuk dari beberapa faktor, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor internal, misalnya sifat bawaan dari lahir atau watak. Faktor internal merupakan faktor yang paling berpengaruh pada etika seseorang. Secara ilmiah hal ini disebabkan oleh faktor keturunan atau genetika seseorang. Faktor eksternal berarti etika seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat orang itu berada. Etika sangat berhubungan dengan kebaikan moral yaitu kebaikan manusia sebagai makhluk hidup dilihat dari segi moralitasnya adat, agama, dan ideologi. Jika seseorang berada pada lingkungan yang baik dan beretika tinggi, dapat dipastikan ia akan beretika tinggi. Sebaliknya, apabila seseorang berada pada lingkungan yang beretika rendah, dapat dipastikan pula akan beretika layaknya orang-orang disekitarnya berada. Menurut Rence Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang dibagi dalam sembilan tipe berikut :

a. Perfeksionis

Orang yang memiliki tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain, dan menghindari marah.

b. Penolong

Orang yang memiliki tipe ini dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekpresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.

c. Pengerjar Prestasi

Orang dnegan tipe pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.

d. Romantis

Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain dan menemukan makna hidup.

e. Pengamat

Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.

f. Pencemas

Orang tipe pencemas termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.

g. Petualang

Orang dengan tipe petualang termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, dan terhindar dari derita.

h. Pejuang

Orang dengan tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.

i. Pendamai

Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain, dan menghindari konflik.