15
perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah
dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai
prospek perusahaan yang akan datang.
2.1.2. Teori Keagenan Agency Theory
Menurut Harmono 2011:3, teori keagenan dapat menjelaskan kesenjangan antara manajemen sebagai agent dan para pemegang saham sebagai
principal atau pendelegator. Dalam hal ini principal yang mendelegasi pekerjaan kepada pihak lain sebagai agen untuk melaksanakan tugas pekerjaan. Teori
keagenan menunjukkan bahwa kondisi informasi yang tidak lengkap dan penuh ketidakpastian akan memunculkan masalah keagenan, yaitu adverse selection dan
moral hazard. Adverse selection adalah kondisi yang menunjukkan posisi principal tidak mendapatkan informasi secara cermat mengenai kinerja
manajemen yang telah menetapkan pembayaran gaji bagi agen manajemen atau program kompensasi lain. Moral hazard berkaitan dengan kondisi principal tidak
mendapatkan kepastian bahwa agen telah berupaya bekerja maksimal untuk kepentingan pemilik.
Menurut Jensen dan Meckling 1976 dalam Jusriani 2013, Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak antara prinsipal dengan agen.Hubungan
keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak - pihak yangbersangkutan mempunyai tujuan yang berbeda, pemilik modal menghendakibertambahnya
kekayaan dan kemakmuran para pemilik modal, sedangkan manajerjuga
Universitas Sumatera Utara
16
menginginkan bertambahnya kesejahteraan bagi para manajer. Dengandemikian muncullah konflik kepentingan antara pemilik investor dengan manajeragen.
Pemilik lebih tertarik untuk memaksimumkan kompensasinya. Kontrak yang dibuat antara pemilik dengan manajer diharapkan dapat meminimumkan konflik
antar kedua kepentingan tersebut. Agency problem akan terjadi bila proporsi kepemilikanmanajer atas saham
perusahaan kurang dari 100 sehingga manajer cenderungbertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan sudah tidak berdasarkanmaksimalisasi nilai
dalam pengambilan keputusan pendanaan. Kondisi tersebutmerupakan konsekuensi dari pemisahan fungsi pengelola dengan fungsikepemilikan,
manajemen tidak menanggung risiko atas kesalahan dalammengambil keputusan, risiko tersebut sepenuhnya ditanggung pemegang sahamprinsipal. Oleh karena
itu manajemen cenderung melakukan pengeluaran yangbersifat konsumtif dan tidak produktif untuk kepentingan pribadinya, sepertipeningkatan gaji dan status.
2.1.3. Laporan Keuangan