Analisis Regresi Berganda Pengujian untuk Hipotesis 1 1. Uji Asumsi Klasik

49 b. Jika nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau Lower Bound DL, koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif. c. Jika nilai DW lebih besar daripada 4 −DL, koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif. d. Jika nilai DW terdapat diantara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terdapat di antara 4 −DU dan 4−DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

4. Uji Heterokedastisitas

Menurut Helmi dan Lufti 2012:107, uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji heterokedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heterokedastisitas. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika pola menyebar maka tidak terjadi heterokedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

3.8.2. Analisis Regresi Berganda

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriteriumnya, atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel Universitas Sumatera Utara 50 predikstor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel independen profitabilitas, kebijakan dividen, kebijakan hutang, dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Model analisis linier berganda guna menjawab hipotesis 1 dengan model dasar sebagai berikut: Y= α+β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + ε Keterangan: Y = Nilai perusahaan α = Konstanta β 1 , β 2 , β 3 = Koefisien regresi X 1 ,X 2 ,X 3 X 1 = Price Earning Ratio PER X 2 = Debt to Equity Ratio DER X 3 = Dividend Payout Ratio DPR ε = Standard error Model persamaan guna menjawab hipotesis 2 dengan model dasar sebagai berikut: Y= α+β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + ε Keterangan: Y = Nilai perusahaan α = Konstanta β 1 , β 2 , β 3 = Koefisien regresi X 1 ,X 2 ,X 3 X 1 = Price Earning Ratio PER Universitas Sumatera Utara 51 X 2 = Debt to Equity Ratio DER X 3 = Dividend Payout Ratio DPR X 4 = Kepemilikan manajerial ε = Standard error

3.8.3. Pengujian Hipotesis

1. Uji Simultan F-test

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen secara serempak. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan 95 α=0.05. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji F: a. H : β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = 0 keputusan investasi, kebijakan hutang, dan kebijakan dividensecara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaanpada perusahaan perkebunanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. H 1 : β i ≠ 0 Minimal satu dari variabel keputusan inveestasi, kebijakan hutang, kebijakan dividensecara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaanpada perusahaan perkebunanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji ini dilakukan dengan ketentuan: H 0diterima jika F hitung ≤ F tabel , H ditolak jika F hitung ≥ F tabel .

2. Uji Parsial t-test

Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji t: Universitas Sumatera Utara 52 a. H : βi = 0 Secara parsial variabel keputusan investasi, kebijakan hutang, dan kebijakan dividenberpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perkebunanyang terdaftar di BEI. b. H 1 : βi ≠ 0 Secara parsial variabel keputusan investasi, kebijakan hutang, dan kebijakan dividenberpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perkebunanyang terdaftar di BEI Dengan ketentuan dasar sebagai berikut: H diterima jika t hitung t tabel , H ditolak jika t hitung t tabel .

3. Analisis Koefisien Determinasi R

2 Menurut Helmi dan Lufti 2012:154, koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi adalah suatu pengujian yang digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Besarnya koefisien determinasi dari 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi, maka semakin kecil pengaruh variabel independen. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Universitas Sumatera Utara 53

4.1. Analisis Deskriptif

1. Deskripsi Price Earnings Ratio PER perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. Tabel 4.1. Price Earnings Ratio PER Emiten Tahun Rata-Rata 2008 2009 2010 2011 2012 AALI 5.87 21.57 20.46 13.68 12.64 14.844 GZCO 7.76 5.63 13.37 7.89 12.19 9.368 LSIP 4.3 16.11 16.97 7.34 13.98 11.74 SGRO 5.12 18.11 13.28 10.23 1.77 9.702 SMAR 4.67 9.79 11.39 9.8 2.1 7.55 TBLA 12.51 13.28 7.87 6.62 1.38 8.332 UNSP 5.67 8.69 6.56 5.84 -1.16 5.12 Sumber : www.idx.com diolah Tabel 4.1. mendeskripsikan bahwa rata-rata Price Earnings Ratio PER tertinggi dimiliki oleh Astra Agro Lestari Tbk AALI yaitu sebesar 14,844. Rata-rata Price Earnings Ratio PER terendah dimiliki oleh Bakrie Sumatera Plantation Tbk UNSP yaitu sebesar 5,12. Pada tahun 2008 nilai Price Earnings Ratio PER tertinggi dimiliki oleh Tunas Baru Lampung Tbk yaitu sebesar 12,51 dan nilai terendah Price Earnings Ratio PER dimiliki oleh PP London Sumatera Indonesia Tbk yaitu sebesar 4,3. Pada tahun 2009 nilai Price Earnings Ratio PER tertinggi dimiliki oleh Astra Agro Lestari Tbk yaitu sebesar 21,57 dan nilai terendah Price Earnings Ratio PER dimiliki oleh Gozco Plantation Tbk yaitu sebesar 5,63. Pada tahun 2010 nilai Price Earnings Ratio PER tertinggi dimiliki oleh Asrta Agro Lestari Tbk AALI yaitu sebesar 20,46 dan nilai Price Earnings Ratio PER terendah dimiliki oleh Bakrie Sumatera Plantation Tbk UNSP Universitas Sumatera Utara 54 yaitu sebesar 6,56. Pada tahun 2011 nilai Price Earnings Ratio PER tertinggi dimiliki oleh Astra Agro Lestari Tbk AALI yaitu sebesar 13,68 dan nilai Price Earnings Ratio PER terendah dimiliki oleh Bakrie Sumatera Plantation Tbk yaitu sebesar 5,84. Pada tahun 2012 nilai Price Earnings Ratio PER tertinggi dimiliki oleh PP London Sumatra Indonesia Tbk LSIP yaitu sebesar 13,98 dan nilai Price Earnings Ratio PER terendah dimiliki oleh Bakrie Sumatera Plantation Tbk UNSP yaitu sebesar -1,16. 2. Deskripsi Debt to Equity Ratio DER perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2012. Tabel 4.2. Debt to Equity Ratio DER Emiten Tahun Rata-Rata 2008 2009 2010 2011 2012 AALI 0.23 0.28 0.19 0.21 0.33 0.248 GZCO 0.59 0.82 0.74 0.88 0.99 0.804 LSIP 0.54 0.27 0.22 0.16 0.2 0.278 SGRO 0.37 0.27 0.34 0.36 0.55 0.378 SMAR 1.17 1.13 1.14 1.01 0.82 1.054 TBLA 2.15 1.8 1.95 1.64 1.95 1.898 UNSP 0.9 0.9 1.2 1.06 1.4 1.092 Sumber : www.idx.com diolah Tabel 4.1 mendeskripsikan bahwa rata-rata nilai Debt to Equity Ratio DER tertinggi dimiliki oleh Bakrie Sumatera Plantation Tbk UNSP yaitu sebesar 1.092 dan rata-rata nilai Debt to Equity Ratio DER terendah dimiliki oleh Astra Agro Lestari Tbk AALI yaitu sebesar 0,248. Pada tahun 2008-2012 nilai Debt to Equity Ratio DER tertinggi dimiliki oleh Tunas Baru Lampung TBLA. Nilai Debt to Equity Ratio DER terendah pada tahun 2008-2010 dimiliki oleh Astra Agro Lestari AALI dan Universitas Sumatera Utara 55 pada tahun 2011-2012 dimiliki oleh PP London Sumatra Indonesia Tbk LSIP. 3. Deskripsi Dividend Payout Ratio DPR perusahaa perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2012. Tabel 4.3. Dividend Payout Ratio DPR Emiten Tahun Rata- Rata 2008 2009 2010 2011 2012 AALI 30 65 65 65.14 44.75 53.978 GZCO 29.68 30 29.85 2.98 18.502 LSIP 30.1 40.31 8.06 40.1 40.34 31.782 SGRO 38.7 30.18 45.19 30.13 25.82 34.004 SMAR 49.41 28.78 34.18 32 53 39.474 TBLA 52.67 5.88 15.36 52.17 30 31.216 UNSP 19.64 5.69 4.4 4.55 6.856 Sumber : www.idx.com diolah Tabel 4.3. mendeskripsikan bahwa rata-rata nilai Dividend Payout Ratio DPR tertinggi dimiliki oleh Astra Agro Lestari Tbk AALI yaitu sebesar 53,978 dan rata-rata nilai Dividend Payout Ratio DPR terendah dimiliki oleh Bakrie Sumatera Plantation Tbk UNSP yaitu sebesar 6,856. Pada tahun 2008 nilai Dividend Payout Ratio DPR tertinggi dimiliki oleh Tunas Baru Lampung Tbk TBLA yaitu sebesar 52,67 dan nilai Dividend Payout Ratio DPR terendah dimiliki oleh Bakrie Sumatera Plantation Tbk UNSP yaitu sebesar 19,64. Pada tahun 2009-2012 nilai Dividend Payout Ratio DPR tertinggi dimiliki oleh Astra Agro Lestari Tbk AALI dan nilai Dividend Payout Ratio DPR terendah dimiliki oleh Bakrie Sumatera Plantation Tbk UNSP. Pada tahun 2012 Gozco Plantation Tbk dan Bakrie Sumatera Plantation Tbk tidak membagikan dividennya. Universitas Sumatera Utara 56 4. Deskripsi kepemilikan manajerial perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pad atahun 2008-2012. Tabel 4.4. Kepemilikan Manajerial Emiten Tahun Rata-Rata 2008 2009 2010 2011 2012 AALI 79.7 79.7 79.7 79.7 79.68 79.696 GZCO 80 72.1 70 70 70.23 72.466 LSIP 32.21 32.21 59.5 59.5 59.48 48.58 SGRO 67 67.05 67 67.05 67.05 67.03 SMAR 95.21 95.21 95.1 97.2 97.2 95.984 TBLA 57.96 57.94 56.75 54.38 58.78 57.162 UNSP 27.62 27.05 30.18 27.55 5.14 23.508 Sumber : www.idx.com diolah Tabel 4.4. mendeskripsikan bahwa rata-rata kepemilikan manajerial tertinggi dimiliki oleh Astra Agro Lestari Tbk AALI yaitu sebesar 79,696 dan rata-rata kepemilikan manajerial terendah dimiliki oleh Bakrie Sumatera Plantation Tbk UNSP yaitu sebesar 23,508. Pada tahun 2008-2012, kepemilikan manajerial tertinggi dimiliki oleh Astra Agro Lestari Tbk AALI dan kepemilikan manajerial terendah dimiliki oleh Bakrie Sumatera Plantation Tbk UNSP. 5. Deskripsi Price to Book Value PBV perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2012. Tabel 4.5. Price to Book Value PBV Emiten Tahun Rata-Rata 2008 2009 2010 2011 2012 AALI 2.99 5.75 5.72 4.06 3.31 4.366 GZCO 0.48 1.07 1.84 0.88 0.75 1.004 Universitas Sumatera Utara 57 LSIP 1.25 2.99 3.85 2.63 2.5 2.644 SGRO 1.45 2.89 2.81 2.25 1.77 2.234 SMAR 1.06 1.53 2.46 2.51 2.1 1.932 TBLA 0.89 1.85 1.57 1.81 1.38 1.5 UNSP 0.4 0.82 0.64 0.43 0.16 0.49 Sumber : www.idx.com diolah Tabel 4.5. mendeskripsikan rata-rata nilai Price to Book Value PBV tertinggi dimiliki oleh Astra Agro Lestari yaitu sebesar 4,366 dan rata-rata nilai Price to Book Value PBV terendah dimiliki oleh Bakrie Sumatera Plantation Tbk UNSP yaitu sebesar 0,49. Pada tahun 2008-2012, nilai Price to Book Value PBV tertinggi dimiliki oleh Astra agro Lestari Tbk AALI dan nilai Price to Book Value PBV terendah dimiliki oleh Bakrie Sumatera Plantation Tbk UNSP.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Pengujian untuk Hipotesis 1 4.2.1.1. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mrngetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Dengan adanya tes normalitas maka hasil penelitian bisa digeneralisasikan pada populasi. a. Pendekatan Histogram Universitas Sumatera Utara 58 Gambar 4.1. Pendekatan Histogram Sumber : Hasil Olahan SPSS Gambar histogram di atas terlihat bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. b. Pendekatan Grafik Gambar 4.2. Pendekatan Grafik Sumber : Hasil Olahan SPSS Gambar 4.2. terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Namun seringkali data kelihatan normal karena mengikuti garis normal karena mengikuti garis diagonal. Universitas Sumatera Utara 59 Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorv-Smirnov. c. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov Tabel 4.6. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 35 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .68688307 Most Extreme Differences Absolute .105 Positive .105 Negative -.080 Kolmogorov-Smirnov Z .622 Asymp. Sig. 2-tailed .833 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Olahan SPSS Pada tabel 4.6. di atas terlihat bahwa nilai Kolmogorv-Smirnov adalah 0,622. Nilai Asymp.Sig.2-tailed adalah 0.833 dan di atas nilai signifikan 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. 2. Uji Heterokedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Universitas Sumatera Utara 60 Gambar 4.3. Heterokedastisitas Sumber : Hasil Olahan SPSS Gambar 4.3. di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Tabel 4.7. Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .864 a .747 .723 .71935 2.007 a. Predictors: Constant, DPR, DER, PER b. Dependent Variable: PBV Sumber : Hasil olahan SPSS Universitas Sumatera Utara 61 Pada tabel 4.8. terlihat bahwa nilai Durbin-Watson DW adalah 2,007. Nilai dL dan dU dengan n=35 dan k=3 adalah 1,2707 dan 1,6519. Maka pengambilan keputusannya adalah dU 1,6519 DW 2,007 4 - dU 2,3481. Artinya tidak ada autokorelasi positif atau negatif. Dengan demikian, tidak terdapat adanya autokorelasi pada model regresi. 4. Uji Multikolinieritas Menurut Helmi dan Lutfi 2012:139, multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Tabel 4.8. Multikolinieritas Sumber : Hasil olahan SPSS Tabel 4.7. menunjukkan bahwa nilai Tolerance 0,1 dan nilai VIF 5 yang berarti bahwa tidak terjadi multikolinieritas.

4.2.1.2. Analisis Regresi Berganda

Regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antar beberapa variabel bebas dengan variabel terikat. Model persamaan untuk menjawab hipotesis 1 adalah sebagai berikut: Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .473 .424 1.116 .273 PER .126 .025 .499 4.938 .000 .798 1.253 DER -.605 .238 -.254 -2.544 .016 .817 1.224 DPR .028 .007 .384 3.930 .000 .853 1.172 a. Dependent Variable: PBV Universitas Sumatera Utara 62 PBV = 0,473 + 0,126PER – 0,605DER + 0,028DPR + e Interpretasi persamaan di atas adalah sebagai berikut : 1. Konstanta sebesar 0,473 menunjukkan bahwa jika variabel dependen PER, DER, dan DPR dianggap konstan maka nilai PBV adalah sebesar 0,473. 2. Koefisien PER sebesar 0,216 menunjukkan bahwa setiap kenaikan PER sebesar 1 maka PBV perusahaan perkebunan akan meningkat sebesar 0,216 dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol. 3. Keofisien DER sebesar -0,605 menunjukkan bahwa setiap kenaikan DER sebesar 1 maka PBV perusahaan perkebunan akan menurun sebesar 0,605 dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol. 4. Koefisien DPR sebesar 0,028 menunjukkan bahwa setiap kenaikan DPR sebesar 1 maka PBV perusahaan perkebunan akan meningkat sebesar 0,028 dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol. 4.2.1.3.Pengujian Hipotesis 1. Uji Simultan F-test Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen secara serempak. Tabel 4.9. Uji Simulatan F-test ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 47.373 3 15.791 30.516 .000 a Residual 16.041 31 .517 Total 63.415 34 a. Predictors: Constant, DPR, DER, PER b. Dependent Variable: PBV Universitas Sumatera Utara 63 Sumber : Hasil olahan SPSS Tabel 4.9. menunjukkan bahwa nilai F hitung 30,516 F tabel 2,92 dan tingkat signifikansi 0,000 0,05. Kesimpulannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya variabel keputusan investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen berpengarh secara serempak terhadap nilai perusahaan. 2. Uji Parsial T-test Uji parsial T-test dilakukan untuk menuji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Jika t hitung t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, sedangkan jika t hitung t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Tabel 4.10. Uji Parsial T-test Sumber : Hasil olahan SPSS Tabel 4.10. dapat dilihat bahwa : a. Nilai t hitung untuk variabel PER adalah 4,398 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai t hitung 4,938 t tabel 2,04 dan nilai signifikansi 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .473 .424 1.116 .273 PER .126 .025 .499 4.938 .000 DER -.605 .238 -.254 -2.544 .016 DPR .028 .007 .384 3.930 .000 a. Dependent Variable: PBV Universitas Sumatera Utara 64 b. Nilai t hitung untuk variabel DER adalah -0,2544 dengan tingkta signifikansi sebesar 0,016. Nilai t hitung -0,2544 t tabel 2,04 dan nilai signifikansi 0,016 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PBV. c. Nilai t hitung untuk variabel DPR adalah 3,930 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai t hitung 3,930 t tabel 2,04 dan nilai signifikansi 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. 3. Analisis Koefisien Determinasi R 2 Menurut Helmi dan Lutfi 2012:154, koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tabel 4.11. Analisis Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .864 a .747 .723 .71935 a. Predictors: Constant, DPR, DER, PER b. Dependent Variable: PBV Sumber : Hasil olahan SPSS Tabel 4.11. menunjukkan bahwa pada model terlihat Adjusted R Square = 0,723, berarti hubungan antara PER, DER, dan DPR dengan PBV sebesar 72,3. Artinya hubungan erat. Universitas Sumatera Utara 65 4.2.2. Pengujian untuk Hipotesis 2 4.2.2.1.Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kebijakan Dividen Perusahaan Terhadap Nilai Pasar Perusahaan Pada Perusahaan Investasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

4 73 97

Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan Insider Ownership Terhadap Nilai Perusahaan

0 38 130

Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Kinerja Perusahaan Dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia(BEI) Tahun 2009-2011.

0 5 13

PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN INVESTASI, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2003­2007

1 5 76

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

2 6 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Pengaruh Keputusan Investasi dan Kebijakan Hutang serta Kebijakan Dividen pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 13

Pengaruh Keputusan Investasi dan Kebijakan Hutang serta Kebijakan Dividen pada Perusahaan Perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 11

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 25