Bahan Hasil Tabel Hasil Analisa Sampel

3.4 Prosedur

3.4.1 Preparasi Tepung Tapioka

Ditara cawan, kemudianditimbang seksama 5,0003 gr Tepung Tapioka sebagai sampel A dan ditimbang juga sebanyak 5,0017 gr Tepung Tapioka sebagai sampel B, dibakar sampel A dan sampel B menggunakan gas sampai menjadi arang, kemudian diamati sampai Tepung tidak mengeluarkan asap, kemudian dimasukkan kedalam tanur dengan suhu 550 C, biarkan sampai betul- betul menjadi abu, lalu keluarkan cawan dari tanurdan di dinginkan, kemudian ditambahkan Akuades panas 2 - 3 tetes untuk membasahi sampel A dan B, setelah itudimasukkan 5 ml HNO 3 Pa ke dalam sampel A dan B lalu aduk dengan batang pengaduk, kemudian ditambahkan akuades panas setengah dari wadah kemudian dikocok lalu masukkan kedalam labu 50 ml, kemudian ditera dengan aq uadest asam sampai garis tanda,setelah itu homogenkan kemudian disaring, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer untuk dianalisis, diberi label SNI, 2011.

3.4.2 Pembuatan Pereaksi Aquabides Asam

1 liter aquabidest asam ditambahkan 1,5 ml Larutan Pengencer HNO 3 PaDikocok hingga homogen SNI, 2011. 3.4.3 Pembuatan Larutan Standar Timbal Pb 3.4.3.1 Pembuatan laruan kerja Timbal Pb 1 mg PbL Dipipet 5 ml larutan baku 10 mg PbL, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera dan homogenkan SNI, 2011.

3.4.3.2 Pembuatan larutan kerja Timbal Pb 0,2mg Pb L

Dipipet 10 ml larutan kerja 1 mg PbL, msukkan ke dalam labu ukur 50 ml kemudian ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera dan homogenkan SNI, 2011.

3.4.3.3 Pembuatan larutan kerja Timbal Pb 0,4 mg PbL

Dipipet 2 ml larutan kerja 10 mg PbL, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml, ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera dan homogenkan SNI, 2011.

3.4.3.4 Pembuatan larutan kerja Timbal Pb 0,6 mg PbL.

Dipipet 3 ml larutan kerja 10 mg PbL, masukkan ke dalam labu takar, kemudian ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera dan homogenkanSNI, 2011.

3.4.3.5 Pembuatan larutan kerja Timbal Pb 0,8 mg PbL.

Dipipet 4 ml larutan kerja 10 mg PbL, masukkan ke dalam labu takar 50 L, kemudian ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera dan homogenkan SNI, 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Tabel 4.1 Hasil Analisa Sampel Sampel Absorbansi Konsentrasi mgL Kadar Uji Keterangan Tepung Tapioka 0,66599 mgL Tidak memenuhi syarat Tepung Tapioka 0,0003 0,0722 mgL Tepung Tapioka 0,0008 0,0964 mgL Tepung Tapioka 0,0006 0,0867 mgL Tepung Tapioka 0,0002 0,0673 mgL Tepung Tapioka 0,0004 0,0770 mgL Rata-rata 0,00038 0,0666 mgL Keterangan: Faktor Pengenceran 50.

4.2 Pembahasan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tepung tapioka sangat berbahaya untuk dikonsumsi karena mengandung logam Timbal Pb melebihi ambang batas yang di tentukan.Hal ini disebabkan oleh pembuangan limbah ke daratan maupun ke udara.Tanaman yang ditanam di pingir jalan juga merupakan salah satu penyebab pencemran Timbal Pb, kemungkinan Singkong yang telah dioalah menjadi tepung tapioka ini ditanam di pinggir jalan atau dikawasan industi. Tanaman memerlukan unsur mineral dari dalam tanah sebagai unsur nutrisi dalam jumlah yang sedikit, tetapi peka terhadap kandungan logam berat yang tinggi. Pembebasan logam berat dalam jumlah yang besar sebagai akibat dari ulah manusia mengakibatkan rusaknya lingkungan alamiah termasuk tanaman Darmono,1995. Pencemaran logam berat pada tanah daratan sangat erat hubungnnya dengan pencemaran udara dan air. Partikel logam berat yang beterbangan di udara akan terbawa oleh air hujan yang membasahi tanah sehingga timbul pencemaran tanah. Pada umumnya kandungan logam berat secara alamiah sangat rendah didalam tanah, kecuali tanah tersebut merupakan daerah pertambangan atau tanah tersebut sudah tercemar Darmono,1995.