Efek Toksik Timbal Pb

Gejala yang khas dari keracunan Pb ini dibagi menjadi 3 bentuk yaitu: Gastroenteritis. Ini disebabkan oleh reaksi ransangan garam Pb pada mukosa saluran pencernaan sehingga menyebabkan pembengkakan dan gerakan kontraksi rumen dan usus terhenti, peristaltic usus menurun sehingga terjadi konstipasi dan kadang-kadang diare.Timbal terbawa dalam darah dan lebih dari 95 berikatan dengan eritrosit.Ini menyebabkan mudah pecahnya sel darah merah dan berpengaruh terhadap sintesis Hb, sehingga menyebabkan anemia. Timbal Pb menyebabkan kerusakan sel endotel dan kapiler darah diotak Darmono,1995. Didalam tubuh manusia, Timbal Pb bisa menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin Hb dan sebagian kecil Timbal Pb diekskresikan lewat urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak dan rambut. Toksisitas kronis sering dijaumpai pada pekerja tambang dan pabrik pemurnian logam, pabrik mobil proses pengecatan, pembuatan baterai, percetakan, pelapisan logam, dan pengecatan. Paparan Timbal Pb secara kronis bisa mengakibatkan kelelahan, kelesuhan, gangguan iritabilitas, gangguan gastrointestinal, kehilangan libido, infertilitas pada laki-laki, gangguan menstruasi serta aborsi spontan pada wanita, depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu, dan sulit tidur Widowati, 2008. Toksisitas akut bisa terjadi jika Timbal Pb masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau menghirup gas Timbal Pb dalam waktu yang relatif pendek dengan dosis atau kadar yang relatif tinggi. Timbal Pb bisa merusak jaringan saraf, fungsi ginjal, menurunnya kemampuan belajar, dan membuat anak-anak bersifat hiperaktif. Selain itu, Timbal Pb juga mempengaruhi organ-organ tubuh, antara lain sistem saraf, ginjal, sitem reproduksi, sistem endokirn, dan jantung, serta gangguan pada otak sehingga anak mengalami gangguan kecerdasan dan mental. Pada wanita hamil, logam Timbal Pb mampu melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk kedalam sistem peredaran darah janin Widowati, 2008. Gejala khas keracunan timbal Pb pada anak berbeda dengan orang dewasa. Kerusakan sara perifer saraf tepi lebih mengalami kerusakan pada orang dewasa daripada kerusakan saraf pusat yang dialami oleh anak-anak tersebut ialah: nafsu makan berkurang, sakit perut, muntah-muntah, bergerak terasa kaku, kelemahan, tidak ingin bermain, peka terhadap ransangan, sempoyongan bila bergerak, sulit berbicara, hasil tes psikologik terlihat sangat rendah, gangguan pertumbuhan otak ensepalopati, dan koma. Gejala yang khas keracunan pada orang dewasa adalah kepucatan, sakit perut, konstipasi, munta-muntah, anemia, dan yang paling sering adalah terlihatnya warna biru “garis biru” pada gusi Darmono,1995. Timbal Pb dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan dan makanan.Konsumsi Timbal Pb dalam jumlah banyak secara langsung menyebabkan kerusakan jaringan, termasuk kerusakan jaringan mucosal. Sistem yang paling sensitif adalah sistem sintesis jaringan darah hematopoietic sehingga biosintesis haema terganggu. Semua sel-sel yang sedang aktif berkembang sensitif terhadap Timbal Pb.Timbal juga dapat merusak saraf SNI, 2009.

2.3.3 Pencegahan Pencemaran Timbal Pb

Salah satu upaya untuk mengurangi pencemaran Timbal Pb di udara adalah dengan mengurangi emisi gas buang yang mengandung Timbal Pb, yang meliputi: 1. Penggunaan bensin bebas Timbal Pb 2. Mengurangi kepadatan lalu lintas yang berpotensi meningkatkan emisi gas buang yang mengandung Timbal Pb 3. Gerakan hemat energi bahan bakar 4. Mencegah anak menelanmenjilat mainan bercat atau berbahan mengandung cat 5. Tidak makan, tiak minum, tidak merokok dikawasan yang tercemar Timbal Pb 6. Menyediakan fasilitas ruang makan yang terpisah dari lokasi pencemaran Timbal Pb 7. Tempat penyimpanan makanan atau minuman tertutup sehingga tidak kontak dengan debu atau asap Timbal Pb 8. Mengurangi emisi gas buang yang mengandung Timbal Pb, baik dari kendaraan bermotor maupun industri 9. Bagi para pekerja yang kontak dengan Timbal Pb sebaiknya mereka menggunakan peralatan standar keamanan dan keselamatan kerja Widowati, 2008.

2.4. Mesin Analisis

Untuk mengetahui tingkat kandungan logam dalam sampel, mesin untuk mengukur jumlah logam merupakan alat yang utama. Ada beberapa jenis mesin yang digunakan, tergantung jenis logam yang diperiksa dan tingkat sensiivitas pengukuran Yang diperlukan.Kebanyakan logam diukur dengan sitem atomisasi, ada yang dengan sistem kalorimetri dan ada yang dapat menggunakan kedua sistem tersebut.Mesin dengan sistem atomiasi ada beberapa macam yaitu dengan menggunakan nyala atau flame dan ada yang menggunakan pembakaran graphite furnance.Mesin yang menggunakan sistem nyala disebut flame atomic absorption spectrophotometry, biasanya untuk mengukur logam dalam jumlah relatif besar dalam ppm.Tetapi mesin ini juga dapat digunakan untk mengukur dalam jumlah yang kecil ppb Darmono, 1995.

2.4.1 Spektrofotometri Serapan Atom

Cara kerja mesin ini berdsarkan penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorbsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda hollow cathode lamp yang mengandung unsure yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur panjng gelombang tertentu menurut jenis logamnya Darmono, 1995. Metode spktrofotometri serapan atom mendasarkan pada prinsip absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang