9
2.  Kepemilikan senjata api bagi warga sipil
Kepemilikan  senjata  api  senpi  di  tangan  sipil  telah  memicu  kontroversi.  Hal ini  disebabkan  sering  terjadi  penyalahgunaan  senpi  oleh  penggunanya.    Banyaknya
terjadi  penyalahgunaan  senjata  api  belakangan  ini  memaksa  kita  berpikir  ulang  soal manfaat pemberian senjata bagi warga sipil. Rasa aman memang bagian dari hak asasi
manusia,  tetapi  apakah  upaya  melindungi  diri  dan  memberikan  rasa  aman  harus diberikan  hak  kepada  warga  sipil  memiliki  senpi.  Bukankah  melindungi  dan
mengayomi masyarakat adalah menjadi tugas Kepolisian? UU memberikan hak kepada aparat negara melakukan upaya paksa terhadap warga negara. Senjata termasuk simbol
dari  penggunaan  kekuasaan  itu.  Ketika  warga  sipil  diberikan  izin  memiliki  senjata, bukankah  itu  berarti  menggerogoti  fungsi  dan  peran  yang  seharusnya  dimiliki  aparat
negara?.
10
Kasus  kriminalitas  makin  meningkat,korbanpun  makin  bertambah.  Kondisi ini  tentu  sangat  meresahkan  masyarakat.  Sering  terjadi  tindak  kejahatan  tersebut
dilakukan  dengan  menggunakan  senjata  api  dan  pihak  aparat  keamanan  tidak  bisa berbuat  banyak  karena  volume  kejahatan  juga  meningkat  maka  banyak  kasus  tidak
dapat  terselesaikan  secara  maksimal.Untuk  memerangi  kejahatan  di  lapangan  banyak mengalami tantangan cukup  berat jumlah  personil kepolisian  belum  seimbang  dengan
luas  cakupan  tugasnya  serta  sarana  dan  prasarana  yang  kurang  memadai. Meningkatnya  senjata  api  akan  menimbulkan  pertanyaan  sebagian  masyarakat
mengenai aturan kepemilikan senjata api bagi masyarakat pelaksanaannya selama ini. Kepemilikan  senjata  api  perorangan  untuk  olahraga  menembak  sasarantarget,
menembak  reaksi  dan  olahraga  berburu  harus  mengikuti  persyaratan  yang  telah
10
Puteri Hikmawati, Kontroversi Kepemilikan Senjata Api oleh Warga Sipil, Peneliti Madya
Bidang Hukum Pidana pada Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi P3DI Setjen DPR RI, Jurnal Hukum Info Singkat  Vol. IV, No. 10IIP3DIMei2012, halaman 1.
Universitas Sumatera Utara
10 ditentukan.  Untuk  menembak  sasaran  atau  target  reaksi  tiap  atlet  penembakyang
diberikan izin  senjata api dan amunisi  wajib  menjadi anggota  perbakin. Mereka harus sehat  jasmani  dan  rohani,  umur  minimal  18  tahun  maks.  65,  punya  kemampuan
menguasai dan menggunakan senjata api. Selain  warga  negara  indonesia  warga  negara  asing  juga  bisa  memiliki  senjata
api, selama berada di indonesia diantaranya:
11
a Sesuai Surat Edaran Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor D-1848397
tanggal  5  September  1983  yang  ditujukan  kepada  Kepala  Perwakilan  Diplomatik, Konsuler,  Perserikatan  Bangsa-Bangsa  dan  Organisasi-Organisasi  Internasional
bahwa Warga Negara Asing yang tinggal di Indonesia tidak diizinkan memiliki dan memegang senjata api.
b Warga  Negara  Asing  yang  diizinkan  memiliki  dan  memegang  senjata  api  di
Indonesia  adalah  Pengunjung  Jangka  Pendek,  terdiri  dari  :  1  Wisatawan  yang memperoleh izin berburu.
c Tenaga ahli yang memperoleh izin riset dengan menggunakan senjata api.
d Peserta pertandingan olahraga menembak sasaran.
e Petugas security tamu negara.
f Awak kapal laut pesawat udara.
g Orang asing lainnya yang memperoleh izin transit berdasarkan ketentuan peraturan
kemigrasian. Kejahatan  yang terjadi  di  masyarakat  merupakan  sebuah  pelanggaran terhadap
hukum  positif  yaitu  hukum  pidana.  Kejahatan  dan  pelanggaran  yang  diatur  dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana bisa dilihat sebagai hukum pidana objektif, yaitu
11
www.Deplu.com.html,  diakses tanggal 24 Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
11 suatu tindak pidana yang digolongkan  menurut ketentuan-ketentuan hukum itu sendiri
dan  dapat  juga  dilihat  sebagai  hukum  pidana  subjektif  yaitu  ketentuan-ketentuan  di dalam  hukum  mengenai  hak  penguasa  menerapkan  hukum.
12
Tindak  pidana penyalahgunaan senjata api  Kejahatan terhadap tindak pidana penyalahgunaan senjata
api  merupakan  kejahatan  yang  menyerang  kepentingan  hokum  negara.  Sesuai  dengan namanya,  kejahatan  ini  mempunyai  obyek  keamanan  negara.  Lebih  tepat  apabila
disebut sebagai Kejahatan Terhadap Pelestarian Kehidupan Negara, karena yang dijaga di  sini  adalah  berlangsungnya  kehidupan  bernegara,  atau  Kejahatan  Tata  negara.
Dibentuknya  peraturan  dalam  kepemilikan  senjata  api  adalah  ditujukan  untuk melindungi kepentingan hukum atas keselamatan dan keamanan negara dari perbuatan-
perbuatan yang mengancam, mengganggu dan merusak kepentingan hukum negara. Dari  hal  di  atas  dapat  diketahui  ada  ketertiban  hokum  yang  harus  dilindungi
dalam  aturan  tentang  kejahatan  terhadap  keamanan  negara  itu.  Bahwa  unsur penyalahgunaan senjata api adalah orang atau pelaku sebagai subyek hukum dari suatu
tindak  pidana  yang  akan  secara  sadar  mempertanggung  jawabkan  tindak  pidana  yang dilakukan  Majelis  Hakim  akan  mempertimbangkan  Pasal  359  KUHP,  dalam  unsur
tersebut terdiri dari : a. Unsur pertama
“Barang  siapa”  menurut  Undang-undang  adalah  setiap  orang  warga  Negara atau  siapa  saja  yang  mampu  bertanggung  jawab  yang  tunduk  pada  peraturan  yang  di
tetapkan oleh pemerintah.
12
Surya, Ringkasan Hukum Pidana, www.docstoc.com.html, diakses tanggal 24 Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
12 b. Unsur kedua
Bahwa  dari  kata-kata  tanpa  hak  dalam  perumusan  delik  ini,  sudah  dipastikan bahwa  seseorang  baik  militer  maupun  non  militer  sepanjang  menyangkut  masalah-
masalah  senjata  api,  munisi  atau  bahan  peledak  harus  ada  ijin  dari  yang  berwenang untuk itu.
c. Unsur ketiga Menyerahkan,  menguasai,  membawa,  mempunyai persediaan atau mempunyai
dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, suatu senjata api, munisi atau suatu bahan peledak.
Unsur  ini  bersifat  alternatif,  maka  majelis  akan  memilih  unsur  yang  terkait dengan  fakta-fakta  yang  terungkap
dipersidangan  yaitu  “menyerahkan”  berarti memberikan, mempercayakan, menyampaikan kepada dalam hal ini senjata api orang
lain.  Sedangkan  yang  dimaksud  “senjata  api”  adalah  menurut  peraturan  senjata  api pasal 1 ayat 1 Staatblaad 1937 Nomor 170 yang diubah dengan Ordonantie tanggal 30
Mei  1939,  Staatblaad  278  adalah  senjata  api  dan  bagianbagiannya  termasuk  amunisi sebagai kelengkapannya.
3.  Menguasai dan Penyalahgunaan Senjata Api