Upaya Preventif Analisis Hukum Mengenai Penguasaan dan Penggunaan Senjata Api Tanpa Hak oleh Warga Sipil (Studi Kasus pada Putusan Nomor: 261/Pid.b/2013/PN.GS)

57 secara ilegal di kalangan warga sipil yang sudah membentuk jaringan yang rumit dan mengakar ini. Penegakan hukum dala negara dilakukan seara preventif dan represif. 127 Upaya penanggulangan yang telah dilakukan sebagai berikut:

A. Upaya Preventif

Upaya preventif biasanya dilakukan kepada pihak yang belum atau rentan terhadap suatu masalah, pencegahan adalah Prevention atau pencegahan terdiri dari berbagai pendekatan, prosedur dan metode yang dibuat untuk meningkatkan kompetensi interpersonal seseorang dan fungsinya sebagai individu. 128 Penegakan hukum seara preventif diadakan untuk mencegah agar tidak dilakukan pelanggaran hukum oleh warga masyarakat dan tugas ini pada umumnya diberikan pada badan- badan eksekutif dan kepolisian. 129 Hasil yang dapat diperoleh dari koordinasi ini yaitu penyerahan hasil tangkapan dengan barang bukti yang beragam, berupa senjata api tanpa nomor registrasi, senjata api tanpa ada izin kepemilikan senjata api, senjata api yang berizin namun di pegang bukan oleh pemilik aslinya, dan senjata api hasil curian yang didapat pada saat razia mendadak yang dilakukan pihak kepolisian dan perbakin, dan hasil tersebut diserahkan pada pihak kepolisian sebagai barang bukti adanya peredaran dankepemilikan senjata api secara ilegal di kalangan warga sipil. Upaya preventif itu sendiri adalah mencegah terjadinya kejahatan yang lebih besar dan meluas berupa jaringan peredaran senjata api yang semakin mengakar untuk dapat segera ditemukan inti dari jaringan itu sendiri. Pengertian represif 127 Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Politik Hukumm Pidana: Kajian Kebijakan Kriminalisasi dan Dekriminalisasi, Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar, 2005, halaman 111 128 Chaerudin, Syaiful Ahmad, Syarif Fadillah, Startegi Pencegahan dan Penegakan Hukum Tindak Pidana, Bandung; P.T Refika Aditama, 2010, halaman 7. 129 Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Op.Cit, halaman 112. Universitas Sumatera Utara 58 adalah pengendalian sosial yang bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran dengan cara menjatuhkan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. 130 Preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. 131 Preventif secara etimologi berasal dari bahasa latin pravenire yang artinya datang sebelumantisipasimencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang luas preventif diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinyan gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang. Dengan demikian upaya preventif adalah tindakan yang dilakukan sebelum sesuatu terjadi. Hal tersebut dilakukan karena sesuatu tersebut merupakan hal yang dapat merusak ataupun merugikan. Upaya preventif dilakukan dengan cara memperketat psikotes dan tes mental hak memegang senjata api, tidak mengijinkan anggota yang bermasalah pribadi, keluarga atau kedinasan untuk pinjam pakai senjata api, serta melakukan tes ulang hak memegang senjata api terhadap anggota Polri yang memegang senjata api. Tindakan preventif yang berarti bahwa tindakan kepolisian mengutamakan pencegahan; kepolisian mengatur mekanisme dan standar penggunaan kekuatan dalam tindakan kepolisian melalui Peraturan Kapolri Perkap No. 82012 yang membagi 6 tahapan penggunaan kekuatan, yaitu 1 kekuatan yang memiliki dampak deterentpencegahan, 2 perintah lisan, 3 kendali tangan kosong lunak, 4 kendali tangan kosong keras, 5 kendali senjata tumpul atau senjata kimia, dan 6 kendali dengan menggunakan 130 http:brainly.co.idtugas152979.html, diakses tanggal 29 Mei 2015 131 Zainal Abidin Farid. Hukum Pidana, cetakan kedua, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, halaman 68. Universitas Sumatera Utara 59 senjata api, yang berarti bahwa tindakan kepolisian diambil dengan mempertimbangkan secara logis situasi dan kondisi dari ancaman atau perlawanan pelaku kejahatan terhadap petugas atau bahayanya terhadap masyarakat. Sesungguhnya penggunaan senpi haruslah sangat sensitif dan selektif, tidak disetiap kondisi penangangan kejahatan Polisi harus menunjukkan, menodongkan bahkan meletuskan senpi miliknya. Tindakan yang diambil oleh kepolisian terhadap tindak pidana secara penguasaan dan penggunaan senjata api tanpa hak oleh warga sipil, meliputi tindakan preventif pencegahan dengan melakukan razia-razia dan juga operasi secara rutin dan khusus di tempat-tempat hiburan atau tempat-tempat yang dicurigai menjadi tempat melakukan jual beli senjata api.

B. Upaya Regresif

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Mengenai Penguasaan dan Penggunaan Senjata Api Tanpa Hak oleh Warga Sipil (Studi Kasus pada Putusan Nomor: 261/Pid.b/2013/PN.GS)

12 173 88

Pelanggaran Hak Sipil dan Politik Warga Negara (Studi Kasus Penghilangan Orang Secara Paksa Periode 1997 – 1998)

7 68 90

Pengakuan Penguasaan Dan Pendudukan Tanah Tanpa Alas Hak Kepemilikan Yang Berakibat Sengketa: Studi Kasus Putusan MA NO. 2511K/PDT/1995 Tanggal 09 September 1997

1 68 136

Analisis Hukum Terjadinya Pengalihan Hak Atas Tanah Atas Dasar Penguasaan Fisik (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No.475//Pk/Pdt.2010).

5 41 132

Pelanggaran Hak Asasi Manusia Oleh Israel Terhadap Warga Sipil Palestina Ditinjau Dari Hukum Internasional

6 79 100

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Kepemilikan dan Penjualan Senjata Api Serta Amunisi Ilegal Oleh Masyarakat Sipil (Studi Putusan Nomor 3550/Pid.B/2006/PN.Mdn)

0 64 150

Pertanggungjawaban Pidana Anggota Polri Terhadap Penggunaan Senjata Api Tanpa Prosedur (Studi Terhadap Putusan PN BINJAI No.239/Pid.B/2007/PN-Binjai)

1 52 120

Analisa Kasus Tindak Pidana Memberikan Ijazah Tanpa Hak (Studi Putusan PN Medan Reg. NO. 1932/Pid.B/2005/PN.MDN)

4 52 94

Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Putusan Kasus Putusan No:2438/Pid.B/2014/Pn.Mdn )

5 117 134

Pengakuan Penguasaan Dan Pendudukan Tanah Tanpa Alas Hak Kepemilikan Yang Berakibat Sengketa: Studi Kasus Putusan MA NO. 2511K/PDT/1995 Tanggal 09 September 1997

0 0 27