Mengukur Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio Keuangan dan Analisis Arus Kas pada PT PERTAMINA (PERSERO)

(1)

MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DAN ANALISIS ARUS KAS

PADA PT PERTAMINA (PERSERO)

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

AULIA JAMIL 122101147

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan ridha-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini berjudul “Mengukur Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio Keuangan dan Analisis Arus Kas pada PT PERTAMINA (PERSERO)”, ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan akademik guna menyelesaikan program studi pendidikan Diploma III Manajemen Keuangan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari tanpa adanya doa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan tugas akhir ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2.selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

4. Ibu Beby Kendida Hsb, SE, Msi selakudosenPembimbing Akademik yang selalu membimbing dan nasihat yang membangun sehingga penulis dapat


(4)

6. Pimpinan PT PERTAMINA (PERSERO) Marketing Operation Region I beserta seluruh pegawai yang telah bersedia memberikan tempat Praktek Kerja Lapangan, sehingga menambah pengetahuan penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini.

7. Teristimewa kepada kedua Orang Tua tercinta : Ayahanda Muhammad Jamil dan Ibunda Salamiah yang senantiasa sabar dan bijaksana untuk memberikan motivasi serta dorongan terlebih materi agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.

8. Kepada Yosmila Jamil, Taufik Jamil dan Annisa Jamil yang mana adalah saudara-saudara tersayang, yang selalu memberikan semangat kepada penulis. 9. Kepada Saurma Serephina, Chairum Vika, M. Andhika Tri Hermawan, Nurul

Haqiqi dan seluruh sahabat yang banyak membantu juga memberikan doa dan motivasi yang tiada ada hentinya kepada penulis agar segera menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Kepada keluarga AIESEC SU USU, keluarga Internasional, Tim Basket Ekonomi Putri juga teman–teman seperjuangan Diploma III Manajemen Keuangan atas motivasi dan dukungan untuk penulis menyelesaikan tugas akhir ini.


(5)

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih, semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dan menambah wawasan pendidikan mau pun pengetahuan kita khususnya di Program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang diharapkan dapat mempersiapkan Ahli Madya yang mempunyai kompetensi dan penguasaan keahlian terapan tertentu.

Medan, Mei 2015


(6)

Daftar Gambar ………... vii

Daftar Lampiran………. viii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah……….. 4

C. Tujuan Penelitian ………... 4

D. Manfaat Penelitian ………. 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ……… 6

A. Sejarah PT Pertamina (Persero) ……….. 6

B. Struktur Organisasi………. 12

C. Uraian Pekerjaan………..……… 14

D. Maksud dan Tujuan Perusahaan……….. 27

E. Kinerja Terkini……… 30

BAB III PEMBAHASAN ……….. 34

A. Kinerja Keuangan…..………. 34

1. Pengertian Kinerja Keuangan….……….……… 34

2. Tujuan Kinerja Keuangan ……….. 34

3. Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan..………... 35

B.Laporan Keuangan Perusahaan……..……….... 36

1. Pengertian Laporan Keuangan ………... 36

2. Jenis – Jenis Laporan Keuangan…..………... 37

3. LaporanKeuangan sebagai Informasi dalam Menilai Kinerja Keuangan……… 38

C. Rasio Keuangan………...…... 38

1. Pengertian Rasio Keuangan………..………. 38

2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan………... 40

3. Perhitungan Kinerja Keuangan menggunakan Rasio Keuangan… 43 D.Analisis Arus Kas.………..………... 45

1. Pengertian Kas……… 45

2. Pengertian Laporan Arus Kas………. 47

3. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas……….. 50

4. Metode Penyajian Laporan Arus Kas………. 51

5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas PT Pertamina (Persero) Periode 31 Desember 2013………. 51

BAB IV KESIMPULAN ……… 57

A. Kesimpulan ………. 57

B. Saran ……… 59


(7)

3.1 Jenis-Jenis Laporan Keuangan………... 37

3.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan………. 40

3.3 Perhitungan Rasio Keuangan………... 43

3.4 Sumber Kas PT Pertamina (Persero)……… 53

3.4.1 Penggunaan Kas PT Pertamina (Persero)……… 54


(8)

2.1 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) ……… 13 2.2 Logo PT Pertamina (Persero)……… 29


(9)

1 Laporan Keuangan PT Pertamina (Persero)……… 60 2 Laporan Laba-Rugi PT Pertamina (Persero)………... 63


(10)

A. Latar Belakang

Menurut Swastha dan Sukotjo (2002:12), Perusahaan adalah suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Menurut Kansil (2001:2) Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa Perusahaan merupakan organisasi atau suatu badan usaha yang memiliki tujuan untuk memperoleh laba di setiap aktivitasnya serta meningkatkan kualitas dan potensi perusahaannya. Untuk mencapai keuntungan juga tujuan dari perusahaan, sebuah perusahaan harus memiliki operasional yang baik. Operasional dari sebuah perusahaan, berpengaruh besar dalam kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Untuk mencapai operasional yang baik, setiap perusahaan haruslah menjaga kinerja setiap divisi atau bagian yang dijalankan oleh karyawannya sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.

Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan disebut dengan prestasi manajemen, yang berarti manajemen dalam perusahaan tersebut beroperasi dengan baik. Perusahaan dengan operasional yang baik akan bertahan dan terlepas dari ancaman kebangkrutan. Penilaian prestasi atau kinerja perusahaan diukur akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian target


(11)

perusahaan, yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan baik bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Untuk pengambilan setiap keputusan, pengelola perusahaan memerlukan informasi khususnya informasi mengenai apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Informasi yang cepat dan berkesinambungan berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan sangat diperlukan perusahaan untuk mengetahui keadaan dan kinerja keuangan suatu perusahaan.

Secara sederhana, laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan bertujuan untuk menyajikan kegiatan operasional serta berhubungan juga dengan prospek perusahaan di masa datang. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan akan memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan kekayaan milik perusahaan. Laporan keuangan dilengkapi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan).

Menurut Munawir (2000:31), Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan akan tergambar didalamnya aktivitas perusahaan tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi dan juga


(12)

Penilaian kinerja keuangan merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui kemampuan dan kelemahaan keuangan suatu perusahan. Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahan agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan haruslah selalu dipantau dan dievaluasi secara kesinambungan untuk menjaga stabilitas juga meningkatkan produktivitas perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan adalah bentuk kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi.

Dengan demikian, pengertian kinerja keuangan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan terhadap laporan keuangan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode tertentu. Menggunakan rasio keuangan ataupun analisis arus kas merupakan salah satu jenis alat ukur kinerja keuangan yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan yang dapat menunjukkan baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.

PT PERTAMINA (PERSERO) sebagai lokomotif perekonomian negara, merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Dalam aktivitasnya tidak terlepas dari pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan, maka perusahaan ini haruslah selalu mengevaluasi laporan keuangannya agar dapat


(13)

Dalam uraian di atas, penulis merasa tertarik unutk membahas masalah penilaian kinerja keuangan pada PT PERTAMINA (PERSERO), sehingga dalam tugas

akhir ini penulis membuat judul mengenai “MENGUKUR KINERJA

KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DAN

ANALISIS ARUS KAS PADA PT PERTAMINA (PERSERO)”.

B. Rumusan Masalah

Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan adalah salah satu syarat untuk perusahaan agar dapat menjaga juga meningkatkan kualitas perusahaan tersebut. Kinerja keuangan sebuah perusahaan juga sebagai penentu kelangsungan kehidupan perusahaan tersebut. Maka PT PERTAMINA (PERSERO) memerlukan pengkajian mengenai kinerja keuangan secara kesinambungan. Berdasarkan hal tersebut, penulis menyimpulkan permasalahan dalam tugas akhir ini ialah, “Bagaimana Kinerja Keuangan pada PT PERTAMINA (PERSERO) dihitung dengan menggunakan rasio keuangan dan analisis arus kas?”

C. Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT PERTAMINA (PERSERO) dihitung dengan menggunakan rasio keuangan dan analisis arus kas.


(14)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat–manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan penulis, khususnya dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan.

b. Bagi Organisasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berharga bagi PT PERTAMINA (PERSERO), terutama dalam evaluasi penilaian kinerja keuangan agar menjaga stabilitas perusahaan. c. Bagi Peneliti lain.

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai salah satu bahan referensi dalam melakukan penelitian yang ada kaitannya dengan laporan keuangan ataupun penilaian kinerja keuangan.


(15)

A. Sejarah Perusahaan

1. Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia

Pencarian dan penemuan minyak bumi di Indonesia dimulai di penghujung abad XIX pada tahun 1871. Seseorang yang berkebangsaan Belanda yaitu Jans Reering yang melakukan pemboran minyak bumi di lereng Gunung Cermai Jawa Barat selama tiga tahun. Sampai dengan tahun 1875 Reering tidak membuahkan hasil memuaskan. Tetapi, hal tersebut dianggap sebagai eksplorasi pertama minyak bumi di nusantara.

Sebelas tahun kemudian setelah kegagalan Reering, seorang Belanda yang

bernama Aelko Jans Zijlker menemukan ladang minyak pertama di Indonesia yaitu di

sumur Telaga Said, Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Pemboran yang dilakukan

Zijlker pada tanggal 15 Juni 1885 itu menjadi sejarah awal produksi minyak bumi di

Indonesia. Setelah kesuksesan Zijlker,ladang-ladang minyak bumi lain ditemukan di

beberapa tempat di Indonesia. Antara lain, di Wonokromo Jawa Timur, Cepu Jawa

Tengah, Muara Enim, Talang Akar, dan Plaju di Sumatera Selatan, Sanga-sanga di

KalimantanTimur, Bunyu dan Jambi, serta Lapangan Teluk Aru di Sumatera Selatan.

Dalam kurun waktu selama 60 tahun yaitu dari tahun 1885 sampai dengan1945, tidak

kurang dari 18 perusahaan minyak asing milik bangsa Belanda, Inggris, dan Amerika

Serikat serta bala tentara Jepang berebut untuk menguasai dan menguras minyak


(16)

2. Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia

Walaupun Indonesia telah merdeka pada tahun 1945, tetapi perjuangan bangsa Indonesia untuk menguasai ladang-ladang minyak terus berjalan. Bangsa asing kini bukan lagi sebagai penjajah tetapi telah berganti peran menjadi mitra kerja. Pada bulan Januari tahun 1951 Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia (PTMRI) berdiri dengan meliputi daerah kerja Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Tetapi, pada tahun-tahun berikutnya terjadi pertentangan pendapat antara kalangan pemerintah dan golongan politisi mengenai nasib tambang minyak Sumatera Utara. Akhirnya Teuku Mohammad Hassan sebagai Ketua Komisi Perdagangan dan Industri Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mulai mempelajari masalah perminyakan di Indonesia dan pada bulan Agustus di tahun yang sama mengeluarkan mosi DPR yang isinya :

a. Mengusulkan kepada pemerintah agar dalam jangka waktu satu bulan membentuk komisi negara urusan pertambangan.

b. Menyarankan kepada pemerintah supaya menunda pemberian izin konsensi dan eksploitasi menunggu hasil kerja komisi negara urusan pertambangan.

Pada bulan April tahun 1954, pemerintah menunjuk koordinator dan memutuskan untuk memberikan subsidi guna merehabilitasi lapangan minyak Sumatera Utara dalam rangka mencapai target produksi satu ton per tahun. Pada tahun itu juga lapangan minyak Sumatera Utara, Langkat dan Langsa (Aceh) digabungkan di bawah satu perusahaan yang diberi nama Tambang Minyak Sumatera Utara (TMSU).


(17)

Pada tanggal 22 Juli 1957 pemerintah memutuskan untuk menyerahkan lapangan minyak Sumatera Utara kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD). Seluruh saham TMSU berdasarkan keputusan pemerintah, pengusahaannya diserahkan kepada KASAD yang kemudian diubah menjadi PT Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara (PT ETMSU).

3. Kronologis Terbentuknya PT Pertamina (Persero)

a. PN Permigan

Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 199 Tahun 1961 (Tanggal 5 Juni 1961) Pemerintah Republik Indonesia membentuk Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Nasional (PN Permigan). Peraturan pemerintah tersebut juga menetapkan PTMRI dilebur ke dalam PN Permigan termasuk hak dan kewajiban, perlengkapan serta kekayaan dan usaha PTMRI ditetapkan beralih kepada PN Permigan.

b. PN Permina

Untuk menegaskan bahwa minyak bumi adalah milik nasional dan bahwa perusahaan yang baru dibentuk itu bukan perusahaan daerah dan tidak bersifat kedaerahan, maka diadakan pergantian nama. Sebuah nama baru diusulkan dan sejak tanggal 10 Desember 1957 PT ETMSU diubah menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional (PT Permina). Pada tanggal itu kemudian ditetapkan sebagai hari lahir perusahaan minyak nasional yang setiap tahun diperingati oleh Pertamina. Kemudian pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 19 Tahun 1960 dan mencabut keputusan Nomor 17/1975, terhitung sejak


(18)

tanggal 1 Juli 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 198 Tahun 1961 agar PT Permina dilebur menjadi Perusahaan Negara Minyak Nasional (PN Permina). Pada tahun 1962 PN Permina membeli aset PT Shell Indonesia, sejak itu bangsa Indonesia memiliki kilang di Plaju dan Balikpapan. Pada bulan Maret tahun 1966 Menteri Minyak Bumi dan Gas telah menetapkan lima daerah eksplorasi dan produksi PN Permina, yaitu:

1. Unit I meliputi daerah Sumatera Utara dan Aceh dengan kantor pusat di Pangkalan Berandan.

2. Unit II meliputi daerah Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Jambi dengan kantor pusat di Plaju.

3. Unit III meliputi daerah Jawa dan Madura dengan kantor pusat di Jakarta.

4. Unit IV meliputi daerah Kalimantan termasuk Tarakan dan Bunyu dengan kantor pusat Balikpapan.

5. Unit V meliputi daerah Irian Jaya, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara dengan kantor pusat di Sorong.

c. PN Pertamin

Perusahaan minyak Pertamin bermula dari perusahaan campuran

Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij (NIAM) yang didirikan pada tahun 1921, yang sahamnya dipegang pemerintah Hindia Belanda dan BPM. Pada tanggal 1 Januari 1959 NIAM diubah namanya menjadi PT Pertambangan Minyak Indonesia (Permindo).


(19)

Pemerintah Indonesia tidak bersedia melanjutkan usaha bersama ketika kegiatan Permindo berakhir. Maka, perusahaan tersebut dilikuidasi dan kekayaan yang menjadi hak pemerintah Indonesia dijadikan sebagai bagian modal perusahaan minyak baru yaitu Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia (PN Pertamin). PN Pertamin ini dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1961 sebagai landasan usaha pertambangan usaha PN Pertamin meliputi eksplorasi pemurnian, pengolahan, pengangkutan dan penjualan.

d. PN Pertamina

Pada tanggal 20 Agustus 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1968 telah dibentuk “Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN Pertamina)” yang menampung segala kegiatan pengurusan dan perusahaan minyak dan gas bumi dari PN Permina dan PN Pertamin. Pada tahun 1969 PN Pertamina berhasil memiliki kilang sungai Gerong. Maksud dan tujuan penyatuan ini adalah agar benar-benar dapat ditingkatkan baik produktivitas maupun efektivitas serta efisiensi di bidang perminyakan nasional dalam wadah suatu integrated oil company dengan suatu manajemen yang sempurna. e. Pertamina

Perkembangan dan kemajuan pesat yang dicapai PN Pertamina mendorong diperlukannya dengan segera landasan kerja baru guna meningkatkan kemampuan dan menjamin usaha.


(20)

Pada tanggal 15 September 1971 telah diundangkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1971 mengenai Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (Undang-Undang Pertamina). Sejak itu PN Pertamina berubah menjadi Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina). Modal Pertamina adalah kekayaan negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar yang ditanam dalam PN Pertamina sampai saat diundangkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1971.

Perjalanan rekonstruksi Pertamina sejak tahun 1994 telah menghasilkan

milestone dan yang terakhir adalah tumbuh dan berkembang menuju Pertamina baru di tahun 2010. Untuk itu setiap langkah, daya, dan upaya rekonstruksi yang dilakukan harus membantu mewujudkan visi, misi, dan tata nilai Pertamina yang dicita-citakan dan telah disahkan oleh Direksi Pertamina melalui surat keputusan Direksi Nomor 120/C0000/2000-SO pada tanggal 8 Desember 2000.

f. PT Pertamina (Persero)

Terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 adalah yang mengubah status Badan Hukum Pertamina menjadi Persero dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2003 yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 18 Juni 2003. Tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien serta memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan


(21)

ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Konsekuensi lain dari Undang-undang ini adalah bidang hilir penjualan bahan bakar minyak (BBM) akan mengalami era liberalisasi mulai November 2005, karena Undang-undang baru ini mengubah posisi Pertamina yang monopolistik ke posisi persaingan bebas. Organisasi perusahaan akan berubah sesuai dengan karakteristik sebuah holding company. Visi dan misi perusahaan semakin global, paradigma bisnis lebih mengedepan.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat dikatakan sebagai kerangka suatu hubungan

satuan-satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas dan wewenang yang masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh. Organisasi di Indonesia tumbuh cepat dengan berbagai menifestasi, oleh karena itu setiap pemimpin perusahaan dituntut untuk dapat mengelola organisasi dengan baik karena perkembangan zaman yang begitu cepat, pemikiran tentang kegiatan manusia yang semakin berkembang dan meningkatkan persaingan yang semakin tajam. Dalam keadaan seperti ini suatu organisasi memerlukan pemimpin yang berkualitas. Adapun struktur organisasi PT Pertamina (Persero) adalah sebagai berikut :


(22)

STRUKTUR ORGANISASI

PT Pertamina (Persero)

Gambar 2.1

Sumber : PT Pertamina (Persero) (2015)

President Director & CEO

VP Integrated Supply Chain

Direktur Energi Baru & Terbarukan

Internal Audit Corporate Secretary

Legal Counsel & Compliance

Direktur Hulu Direktur SDM

& Umum Direktur

Pemasaran Direktur

Pengolahan

Direktur Keuangan


(23)

C. Uraian Pekerjaan

Berikut ini penulis akan menguraikan secara garis besar tugas, sebutan jabatan, fungsi dan tugas pokok dari setiap bagian :

1. President Director & CEO (Direktur Utama)

Tugas dan Wewenang :

a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di bidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan. b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan

peralatan perlengkapan.

c. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

d. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan.

e. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.

f. Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerja sama dengan MD atau CEO)

g. Memimpin rapat umum, dalam hal: untuk memastikan pelaksanaan tata-tertib; keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat; menyesuaikan alokasi waktu per item masalah; menentukan urutan agenda; mengarahkan diskusi ke arah konsensus; menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.


(24)

h. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar.

i. Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan sub-komite, sehingga tercapainya keselarasan dan efektivitas.

1.1. Corporate Secretary (Sekretaris Perseroan)

Kedudukan dan kualifikasi :

a. Sekretaris Perseroan diangkat, diberhentikan, dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

b. Sekretaris Perseroan harus memiliki kualifikasi akademis, kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan penyelenggaraan RUPS;

2. Menghadiri rapat Direksi dan rapat gabungan antara Komisaris dengan Direksi;

3. Mengelola dan menyimpan dokumen yang terkait dengan kegiatan Perusahaan meliputi dokumen RUPS, risalah rapat Direksi, risalah rapat gabungan antara Direksi dengan Komisaris, dan dokumen-dokumen Perusahaan yang penting lainnya;


(25)

4. Mencatat Daftar Khusus berkaitan dengan Direksi dan keluarganya serta Komisaris dengan Keluarganya baik dalam perusahaan maupun afiliasinya yang mencakup kepemilikan saham, hubungan bisnis dan peranan lain yang menimbulkan benturan kepentingan dan kepentingan Perusahaan;

5. Melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direktur Utama secara berkala;

6. Menghimpun semua informasi yang penting mengenai Perusahaan dari setiap unit kerja;

7. Menentukan kriteria mengenai jenis dan materi informasi yang dapat disampaikan kepada stakeholders, termasuk informasi yang dapat disampaikan sebagai public document;

8. Memelihara dan memutakhirkan informasi tentang Perusahaan yang disampaikan kepada stakeholders, baik dalam website, buletin atau media informasi lainnya;

9. Memastikan bahwa Laporan Tahunan Perusahaan (Annual Report) telah mencantumkan penerapan GCC di Lingkungan Perusahaan.


(26)

1.2. Legal Counsel & Compliance (Kepala Hukum Korporat)

Tugas dan tanggung jawab :

a. Memastikan seluruh rancangan, pembuatan dan pelaksanaan segala peraturan jasa kustodian sentral : Peraturan operasional serta perjanjian-perjanjian resmi yang telah ditetapkan oleh Perusahaan dilakukan sesuai dengan standar dan kaidah yang benar serta mengikuti peraturan perundangan yang berlaku.

b. Memastikan Peraturan dan Pengembilan keputusan: bahwa dalam pengambilan keputusan, penerapan kebijakan, penanganan kasus-kasus dengan para pelanggan, seluruh Divisi di KSEI menerapkan ketentuan-ketentuan, prosedur dan peraturan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Penanganan Penyelesaian Perselisihan Perusahaan: menangani penyelesaian perselisihan KSEI dengan pihak ketiga dengan memastikan bahwa Perusahaan memegang kebenaran serta memiliki kelengkapan dokumen-dokumen untuk penyelesaian perselisihan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. d. Berkoordinasi dalam pengelolaan dokumen-dokumen Peraturan:

pengelolaan dokumen-dokumen yang erat hubungannya dengan peraturan perundangan seperti peraturan dan prosedur pengelolaan jasa kustodian sentral, perjanjian-perjanjian dengan para pemegang rekening, serta bertanggung jawab dalam administrasi saham,


(27)

daftar pemegang saham dan dokumen-dokumen perusahaan yang lain.

1.3. Satuan Pengawasan Internal (SPI)

Kedudukan dan Kualifikasi :

a. mempunyai kedudukan langsung di bawah Direktur Utama untuk menjamin independensinya dari kegiatan atau unit kerja yang diaudit.

b. Kepala SPI harus memiliki kualifikasi akademis dan

kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

c. Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab SPI :

a. Membuat strategi, kebijakan, serta rencana kegiatan pengawasan; b. Memonitor pencapaian tujuan dan strategi pengawasan secara

keseluruhan serta melakukan kajian secara berkala;

c. Memastikan sistem pengendalian internal Perusahaan berfungsi efektif termasuk melakukan kegiatan yang dapat mencegah terjadinya penyimpangan serta melakukan assessment terhadap sistem tersebut secara berkala;

d. Melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh aktivitas usaha yang meliputi antara lain bidang akuntansi, keuangan, sumber daya manusia dan operasional;


(28)

e. Melakukan audit guna mendorong terciptanya kepatuhan baik pekerja maupun manajemen perusahaan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku;

f. Melakukan audit khusus (investigasi) untuk mengungkapkan kasus yang mempunyai indikasi terjadinya penyalahgunaan wewenang, penggelapan, penyelewengan, dan kecurangan (fraud);

g. Memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diaudit kepada semua tingkatan manajemen;

h. Memberikan konsultasi terhadap seluruh jajaran manajemen mengenai upaya peningkatan efektivitas pengendalian internal, peningkatan efesiensi, manajemen resiko, dan kegiatan lainnya terkait dengan peningkatan kinerja;

i. Mendukung penetapan GCG di lingkungan perusahaan.

j. Menyiapkan dukungan data, informasi dan analisis untuk Direksi dalam rangka penyampaian laporan Direksi kepada Komisaris. k. Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung

kepada Direktur Utama dan memberikan tembusan kepada Komisaris melalui Komite Audit.


(29)

2. Direktur Hulu

Direktur Hulu membawahi: Deputi Direktur Perencanaan dan Evaluasi, Deputi Direktur Pengembangan Usaha serta General Manajer terkait kegiatan hulu, sementara untuk Legal Consultan dan Sekretariat Direktorat Hulu bertanggung jawab langsung kepada Direktur Hulu.

3. Direktur Energi Baru & Terbarukan

Tugas dan Tanggung Jawab :

a. Memimpin semua kegiatan dan perencanaan mengenai

pengembangan proyek-proyek infrastruktur pemanfaatan gas domestik sekaligus jaringan pasar dan niaga gas.

b. Memimpin semua kegiatan dan perencanaan mengenai riset energi baru dan terbarukan untuk masa depan.

c. Menggali riset untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga gas. d. Perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan dari riset, juga

pengembangan – pengembangan terbaru.

e. Mengatur dan mengembangkan staf langsung (yang melakukan

direct report kepadanya).

f. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan Direktur Utama.

4. Direktur Pengolahan

Tugas dan Tanggung Jawab :

a. Memimpin semua kegiatan dan perencanaan mengenai pengolahan dan distribusi, pemeliharaan sumber-sumber dan distribusi air.


(30)

b. Menyetujui rencana kerja masing-masing bagian yang dibawahnya dan menetapkan dalam bidangnya;

c. Memberikan keputusan untuk menyelesaikan soal prinsipil dalam bidangnya;

d. Perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan dari Bagian Produksi, Perawatan, Transmisi & Distribusi, Perencanaan Teknik & Evaluasi;

e. Persiapan perencanaan dan design pekerjaan yang akan dilaksanakan, penyusunan rencana kerja dan pelaksanaannya;

f. Pengawasan pelaksanaan konstruksi dan perbaikan perpipaan di bawah instansi lokal;

g. Menyiapkan kontrak dengan pemborong/pelaksana pekerjaan, pengawasan pelaksanaanya dan pemeriksaan di lapangan;

h. Pengaturan dan pengawasan distribusi air, persetujuan pemasangan/penutupan sumber air ke langganan;

i. Mengusahakan agar semua kegiatan di bagian-bagian yang dibawahi berjalan lancar dan mengusulkan penyesuaian terhadap kebijaksanaan perusahaan dalam bidang distribusi, sambungan-sambungan baru dan sebagainya sesuai dengan perkembangan dan kemampuan perusahaan;


(31)

j. Memelihara hubungan baik dengan kalangan industri dan pembangunan, perusahaan swasta dan Instansi Pemerintah Daerah dan Pusat, menghadiri pertemuan umum yang menyangkut bidangnya;

k. Melaksanakan fungsi-fungsi lain yang diberikan Direktur Utama;

l. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; m. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.

5. Direktur Keuangan

Tugas dan tanggung jawab :

a. Menetapkan rencana pendapatan dan pengeluaran jangka panjang juga jangka pendek berdasarkan anggaran yang telah disetujui dalam rapat Direktur Utama.

b. Mengawasi semua masalah yang menyangkut kelancaran

penyediaan keuangan dan semua dana perusahaan.

c. Mengawasi pengalokasian dana-dana yang tersedia agar sesuai dengan taksiran kebutuhan, serta mengambil keputusan dalam pemindahan dan dana-dana yang diperlukan.

6. Direktur SDM & Umum

Tugas dan tanggung jawab :

a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan. b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan


(32)

c. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

d. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan.

e. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.

f. Merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi di bidang pengelolaan dan pengembangan SDM (termasuk perekrutan dan pemilihan kebijakan/practices, disiplin, keluhan, konseling, upah dam pernyataannya, kontrak-kontrak, pelaihan dan pengembangan, perencannan suksesi, moril dan motivasi, kultur dan pengembangan, perencanaan sikap dan moral kerja, manajemen penimbangan prestasi dan hal seputar manajemen mutu dan lain-lain (ditambahkan selama masih relevan).

g. Menetapkan dan memelihara sistem yang sesuai untuk mengukur aspek penting dari pengembangan SDM.

h. Memonitor, mengukur dan melaporkan tentang permasalahan, peluang, rencana pengembangan yang berhubungan dengan SDM dan pencapaiannya dalam skala waktu dan bentuk/format yang sudah disepakati.

i. Mengatur dan mengembangkan staf langsung (yang melakukan

direct report kepadanya).

j. Mengelola dan mengendalikan pembelanjaan SDM per departemen sesuai anggaran-anggaran yang disetujui.


(33)

k. Bertindak sebagai penghubung (liaison) dengan para manajer

functional/manajer department yang lain agar memahami semua aspek-aspek penting dalam pengembangan SDM, dan untuk memastikan mereka telah mendapatkan informasi yang tepat dan mencukupi tentang sasaran, tujuan/obyektif dan pencapaian-pencapaian dari pengembangan SDM.

l. Memelihara kesadaran dan pengetahuan tentang teori

pengembangan HR yang sesuai zaman dan metode-metode dan menyediakan penafsiran yang pantas untuk para direktur, para manajer dan staf di dalam organisasi.

m. Berperan untuk evaluasi dan pengembangan strategi pengelolaan SDM dan kinerja dalam pengimplementasian strategi tersebut, dengan bekerja sama dengan tim eksekutif.

n. Memastikan setiap aktivitas mempunyai benang merah serta terintegrasikan dengan persyaratan-persyaratan organisasi (organizational requirements) untuk bidang-bidang manajemen mutu, kesehatan dan keselamatan kerja, syarat-syarat hukum, kebijakan-kebijakan dan tugas umum kepedulian lingkungan.

o. Jika merupakan jabatan direktur formal, melaksanakan tanggung-jawab dari seorang direktur utama/Board of Director (BOD)

menurut patokan-patokan etis dan hukum yang berlaku, seperti yang dituangkan di dalam kebijakan direktur atau dokumen standar (lain) yang biasa digunakan.


(34)

7. Direktur Pemasaran

Tugas Perencanaan :

a. Melakukan perencanaan strategi pemasaran hasil produksi yang terpadu dan efisien dengan memperhatikan sumber daya perusahaan.

b. Menyusun perencanaan program kerja untuk jangka pendek dan jangka panjang dalam menunjang terlaksananya tujuan pemasaran. c. Merencanakan dan menganggarkan biaya pemasaran/marketing

seefisien mungkin dengan koordinasi bersama atasan.

d. Melakukan perencanaan prosedur kerja yang efektif di Bagian

Marketing sehingga dapat mendukung perkembangan perusahaan. e. Melakukan perencanaan pengembangan dan alokasi sumber daya

manusia di bagiannya, dengan melakukan koordinasi bersama Bagian lain yang terkait sehingga tercipta efisiensi sumber daya.

Tugas Pelaksanaan :

a. Melakukan koordinasi kerja dan pembagian/pendelegasian tugas, tanggung jawab di lingkungan internal Bagian Marketing untuk menghasilkan pola kerja yang lebih baik.

b. Melakukan koordinasi dengan Bagian lain untuk mendukung kelancaran proses kerjadi perusahaan.

c. Menjalin relasi dan kerja sama yang baik dengan


(35)

d. Melakukan analisa penerapan prosedur yang berlaku di Bagian

Marketing sebagai bahan evaluasi atas prosedur yang sudah ada. e. Melakukan analisa laporan kondisi dan situasi pasar beserta analisa

pesaing.

f. Menetapkan kalkulasi harga jual produksi sebagai patokan harga yang ditawarkan kepasar/pelanggan.

g. Menyusun Prosedur dan Instruksi Kerja untuk Bagian Marketing

sehingga membantu kelancaran proses kerja di bagiannya.

h. Menyampaikan laporan hasil kerja ke Marketing Manager untuk dilakukan evaluasi dan analisa.

i. Melakukan koordinasi dengan Bagian PPIC dan Produksi sehubungan dengan perencanaan, proses dan hasil produksi.

j. Melakukan koordinasi dengan Bagian terkait untuk mendukung kelancaran cara kerjadi Bagian Marketing.

k. Melakukan penilaian karya kepada para bawahan dengan memberikan pembinaan dan pengarahan kepada bawahan.

l. Memantau potensi-potensi bawahan untuk dilakukan pembinaan sehingga menjadi lebih baik.

m. Memeriksa dan atau menandatangani dokumen-dokumen/ formulir/data-data yang berkaitan dengan bidang tugas Bagian

Marketing.

n. Mengerjakan tugas – tugas yang diminta oleh atasan sehubungan dengan fungsi kerja di Bagian Marketing.


(36)

D. Maksud dan Tujuan Perusahaan

Maksud dan tujuan Perusahaan adalah sesuai Akta Perubahan Anggaran Dasar PT Pertamina (Persero) No. 1 tanggal 1 Agustus 2012 adalah: Melakukan usaha energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan terbarukan, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan terbarukan.

1. Pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat.

2. Meraih keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

1. Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan

Visi :

Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia. Misi :

Menjalankan usaha Minyak, Gas, Serta Energi Baru Dan Terbarukan Secara Terintegrasi, Berdasarkan Prinsip-Prinsip Komersial Yang Kuat.


(37)

Tata Nilai :

Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan Perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut, 6C :

1. Clean (Bersih)

Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

2. Confidence (Percaya diri)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

3. Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

4. Competitive (Kompetitif)

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

5. Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)

Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.


(38)

6. Capable (Berkemampuan)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

2. Logo Perusahaan

Gambar 2.2 Logo PT Pertamina (Persero)

Pada 10 Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi persaingan bisnis, PT Pertamina (Persero) mengubah logo dari lambang kuda laut menjadi anak panah dengan tiga warna dasar hijau-biru-merah. Logo baru yang diakui sekarang mempunyai makna tersendiri bagi perusahaan, yaitu :

1. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang bergerak maju dan progresif.

2. Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis, dimana:


(39)

a. Biru mencerminkan: Andal, dapat dipercaya dan bertanggungjawab.

b. Hijau mencerminkan: Sumber daya energi yang berwawasan

lingkungan.

c. Merah mencerminkan: Keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam

menghadapi berbagai macam kesulitan.

E. Kinerja Terkini

Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan

petrokimia, terbagi ke dalam dua sektor, yaitu Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh

kegiatan kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan petungan. Kegiatan

usaha Pertamina Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas dan panas

bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas dilakukan di

beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Perusahaan di dalam negeri

dikerjakan oleh Pertamina Hulu dan melalui kegiatan kerjasama dengan mitra

sedangkan untuk pengusahaan di luat negeri dilakukan melalui aliansi strategis

bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas

bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam

negeri. Untuk medukung kegiatan intinya, Pertamian Hulu juga memiliki usaha di

bidang pemboran minyak dan gas.

Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan penemuan cadangan

migas baru sebagai pengganti hidrokarbon yang telah diproduksikan. Upaya ini


(40)

dan konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak

dan gas berupa JOB-EOR (Joint Operation Body for Enhanced Oil Recovery),

JOB-PSC (Joint Operating Body for Production Sharing Contract), TAC (Technical Assistance Contract), BOB (Badan Operasi Bersama), Penyertaan berupa IP (Indonesian Participation) dan PPI (Pertamina Participating Interest), serta proyek pinjaman; sedangkan pengusahaan panas bumi berbentuk JOC (Joint Operating Contract).

Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh)

Daerah Operasi Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah:

1. DOH Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatera Bagian Utara yang

berpusat di Rantau Parapat,

2. DOH Sumatera Bagian Tengah berpusat di Jambi,

3. DOH Sumatera Bagian Selatan berpusat di Prabumulih,

4. DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu,

5. DOH Jawa Bagian Barat berpusat di Cirebon,

6. DOH Kalimantan berpusat di Balikpapan

7. DOH Papua berpusat di Sorong.

Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 4 (empat) area panas bumi dengan

total kapisitas terpasang sebesar 402 MW. Keempat area panas bumi tersebut


(41)

1. Area Komajang – Jawa Barat (200 MW),

2. Lahendong – Sulawesi Utara (80MW),

3. Sibayak – Sumatera Utara (12MW),

4. Ulubelu – Lampung (110MW).

Sampai akhir tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas bersama dengan

mitra sebanyak 92 kontrak yang terdiri dari 6 JOB-EOR, 15 JOB-PSC, 44 TAC,

27 IP/PPI (termasuk BOB-CPP) dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk bidang

panas bumi terdapat 8 JOC.

Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan

usahanya baik di dalam dan di luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra.

Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak

dan gas melalui Pertamina Drilling Services (PDS) yang memiliki 7 rig pemboran.

Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan

panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.

Kegiatan usaha Pertamina Hilir meliputi pengilahan, pemasaran & niaga

dan perkapalan serta distribusi produk Hilir baik di dalam maupun keluar negeri

yang berasal dari kilang Pertamina maupun impor yang didukung oleh sarana

transportasi darat dan laut. Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan,

Usaha Pemasaran, Usaha Niaga dan Usaha Perkapalan.

Bidang Pengolahan mempunyai 7 (tujuh) unit kilang dengan kapasitas total

1.041,20 Ribu Barel. Beberapa kilang minyak terintegrasi dengan kilang


(42)

juga mempunyai kilang LNG di Arun dan di Bontang. Kilang LNG Arun dengan

6 train dan kilang LNG Badak di Bontang dengan 8 train. Kapasitas LNG Arun

sebesar 12,5 Juta Ton sedangkan LNG Badak 18,5 Juta Ton per tahun.

Beberapa kilang tersebut juga menghasilkan LPG, seperti di Pangkalan Berandan,

Dumai, Musi, Cilacap, Balikpapan, Balongan dan Mundu. Kilang Cilacap adalah

satu-satunya penghasil lube base oil dengan HVI-60, HVI-95, HVI-160 S, dan HVI-650. Produksi lube base oil ini disalurkan ke Lube Oil Blending Plant


(43)

1. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2000 : 332) istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan yang harus dicapai setiap perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap perusahaan. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005 : 111), Kinerja adalah tingkat pencapaian dan tujuan perusahaan, tingkat pencapaian misi perusahaan, tingkat pencapaian pelaksanaan tugas secara aktual. Kinerja juga dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat diartikan Kinerja Keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mengukur prestasi perusahaan dan menggunakan modal secara efektif dan efesien demi tercapainya tujuan perusahaan.

2. Tujuan Kinerja Perusahaan

Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2000:31), adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.


(44)

2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

3. Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan

Menurut Sucipto (2003) penilaian kinerja keuangan dimanfaatkan oleh manajemen untuk hal-hal sebagai berikut :

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efesien melalui pemotivasian karyawan maksimum.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian berdasarkan penilaian kinerja.


(45)

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan, juga menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan

mereka menilai kinerja mereka.

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

B. Laporan Keuangan Perusahaan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia yang tertulis dalam Standar Akuntansi Keuangan/SAK (2004:4), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan dan beberapa pihak untuk mengambil keputusan.

Menurut Bodie & Merton (2000), laporan keuangan mempunyai fungsi ekonomi, yaitu menyediakan tentang status perusahaan, laporan keuangan akan memberikan cara yang tepat untuk mempersiapkan target kinerja yang akan ditugaskan kepada manajer perusahaan.


(46)

2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:2) dalam bukunya yang berjudul “Standar Akuntansi Keuangan” menyatakan bahwa Laporan yang lengkap biasany’a meliputi Neraca, Laporan laba Rugi, Laporan Perubahan Posisi Keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Berikut dijelaskan mengenai jenis-jenis dari Laporan Keuangan, yaitu :

Tabel 3.1

Jenis – jenis laporan keuangan

No. Jenis Laporan Keuangan Pengertian

1. Neraca

Neraca disebut juga dengan laporan posisi keuangan, menyajikan informasi meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada periode tertentu.

2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi menyajikan perhitungan laba/rugi perusahaan selama 1 (satu) periode tertentu.

3. Laporan Ekuitas Pemilik

Laporan Ekuitas Pemilik merekonsiliasi saldo awal dan akhir semua akun yang ada dalam seksi ekuitas pemegang saham pada neraca.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan tentang arus kas masuk dan keluar dari kegiatan operasi, pendanaan dan investasi selama satu periode akuntansi.

5.

Catatan dan laporan lain sebagai penjelasan bagi laporan keuangan

Catatan dan laporan lain merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari laporan keuangan. Catatan-catatan ini tergantung pada kebijakan akuntansi yang digunakan pada waktu mempersiapkan laporan keuangan dan member tambahan detail mengenai beberapa bagian di laporan keuangan.


(47)

3. Laporan Keuangan sebagai Informasi dalam Menilai Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan yang baik adalah perusahaan yang hasil kerjanya di

atas perusahaan pesaingnya atau di atas rata-rata perusahaan sejenis. Menurut

Darsono dan Ashari (2005 : 5) laporan keuangan yang disusun dan disajikan

kepada semua pihak yang berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan,

pada hakikatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah

suatu alat yang penting yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi

keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang

berkepentingan dengan perusahaan tersebut.

Salah satu kegunaan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan

informasi kinerja keuangan perusahaan yang sangat berperan penting dalam

penentuan keputusan dan pengavaluasian atas pencapaian perusahaan tersebut.

Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat disajikan dengan beberapa perhitungan,

salah satunya adalah dengan rasio keuangan dan analisis arus kas.

C. Rasio Keuangan

1. Pengertian Rasio Keuangan

Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan perlu diadakan interprestasi atau analisa terhadap data keuangan dari suatu perusahaan, dan data keuangan tersebut tercermin dalam laporan keuangan. Menurut Simamora (2002:357), analisis rasio merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna di antara


(48)

komponen-Rasio Keuangan adalah alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai

kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat

pada pos laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau

perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Menurut Sawir (2009:6), Rasio keuangan merupakan salah satu alat untuk menilai

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Menurut Harahap (2008:298), Rasio

keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos

laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan

dan signifikan (berarti). Analisis rasio mempunyai keunggulan dan keterbatasan.

Keunggulan analisis rasio, sebagai berikut :

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah

dibaca dan ditafsirkan.

2. Rasio merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perubahan di tengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan mengisi model-model pengambilan

keputusan dan model proteksi.

5. Memudahkan untuk membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain

atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.

6. Memudahkan untuk melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.


(49)

Keterbatasan analisis rasio adalah :

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik.

3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan untuk menghitung rasio.

4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama.

2. Jenis - Jenis Rasio Keuangan

Menurut Harmono (2009:106) jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Jenis – Jenis Rasio Keuangan

No. Jenis – jenis Rasio

Keuangan Rumus Pengertian

1. Rasio Likuiditas. - Rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

a. Current Ratio ������������ = aktiva lancar hutang lancar

Rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk menutupi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.

b. Cash Ratio ���ℎ�����

= kas + efek hutang lancar

Rasio yang menggambarkan

kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.


(50)

No. Jenis–Jenis Rasio

Keuangan Rumus Pengertian

c. Quick Ratio ����������

=aktiva lancar−persediaan utang lancar

Rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutup hutang lancar.

2. Rasio Solvabilitas - Rasioyang mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban nya apabila perusahaan dilikuidasi.

a. Total Debt to Asset Ratio

��������������������� =total hutang

total aktivax100%

Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya.

b. Total Debt to Equity Ratio

���������������������� = total hutang

modal sendirix100%

Rasio ini untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar dana yang di ambil dari luar

3. Rasio Profitabilitas

- Profitabilitas merupakan pencerminan

efisiensi suatu perusahaan di dalam menggunakan modal kerja, maka cara menggunakan tingkat profitabilitas untuk ukuran efisiensi suatu perusahaan merupakan cara baik. a.Return On

Investment

������������������ =laba bersih setelah pajak

total aktiva x100%

Merupakan ukuran kemampuan perusahaan dengan menghasilkan laba yang diperoleh dari kekayaan (aktiva) perusahaan

b. Return on Equity

��������������

= laba bersh setelah pajak

ekuitas pemegang sahamx100%

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan

keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.

c. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin :

penjualan−harga pokok penjualan penjualan

Rasio ini menunjukkan seberapa laba kotor yang diperoleh perusahaan unutk seluruh penjualannya. Semakin besar nilai rasionya, maka semakin besar laba kotor yang diperoleh perusahaan. d. Net Profit

Margin

Net Profit Margin :

Laba setelah bunga dan pajak

penjualan x100

Rasio ini menunjukkan besarnya pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan dari seluruh penjualannya. Semakin besar nilai rasionya, maka semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan.


(51)

Sumber : Harmono (2009)

No. Jenis - jenis Rasio keuangan

Sumber Pengertian

4. Rasio Aktivitas - Rasio yang digunakan untuk

mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki dalam memperoleh penghasilan.

a. Total Asset Turn Over

=

������������������ Penjualan Netto

Total aktiva

Rasio yang menggambarkan tingkat perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.

b. Working Capital Turn Over

Penjualan

Aktiva lancar−utang lancar

Working Capital Turn Over : Rasio yang mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk modal kerja.

c. Fixed Assets

Turn Over Penjualan

Aktiva Tetap

Fixed Assets Turn Over : Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti peralatan, untuk menghasilkan penjualan.


(52)

3. Perhitungan Kinerja Keuangan menggunakan Rasio Keuangan

Berikut, perhitungan rasio keuangan yang telah dihitung dengan menggunakan laporan keuangan dan laporan laba rugi PT Pertamina (Persero) (data telampir) :

Tabel 3.3

Perhitungan Rasio Keuangan No

.

Jenis Rasio Rumus

Tahun

Keterangan

2012 2013

1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio Aktiva Lancar

Hutang Lancar =

22.025.632 14.150.099 = 1,55 =24.146.361 16.445.834 = 1,46

Ini berarti current ratio pada PT Pertamina (Persero) mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya hutang lancar.

b. Cash Ratio Kas+Efek

Hutang Lancar = 4.295.373 14.150.099 0,30 = 4.686.040 16.445.834 = 0,28

Ini berarti Cash Ratio PT Pertamina (Persero) mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya hutang lancar.

c. Quick Ratio �ktiva lancar-Persediaan Hutang Lancar =13.064.421 14.150.099 = 0,92 =15.041.874 16.445.834 = 0,91

Ini berarti Quick Ratio PT Pertamina Persero mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya hutang lancar. 2. Rasio Solvabilitas

a. Total Debt to Asset Ratio (%)

total hutang total aktiva

=25.765.860 40.958.641 = 62,9%

�100% =32.052.579 49.341.871 = 64,9%

�100%

Ini berarti Total Debt to Asset Ratio PT Pertamina (Persero) mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya total hutang.

b. Total Debt to Equity Ratio(%) total hutang modal sendiri = 25.765.860 200.000.000 = 12,8%

�100% = 32.052.579 200.000.000

= 16%

�100%

Ini berarti Total Debt to Equity Ratio PT Pertamina (Persero) mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya total hutang.


(53)

No. Jenis Rasio Rumus

Tahun

Keterangan

2012 2013

3. Rasio Profitabilitas

a. Return on Investment

laba bersih setelah pajak total aktiva

= 2.765.710 40.958.641�100%

= 6,75%

= 3.067.055 49.341.871�100%

= 6,21%

Ini berarti Return on Investment PT Pertamina (Persero) mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya laba bersih bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan.

b. Return on Equity (%)

laba bersih setelah pajak ekuitas pemegang saham

= 2.765.710 15.115.738

= 18,29%

�100% = 3.067.055 17.213.213

= 17,81% �100%

Ini berarti Return on Equity PT Pertamina (Persero) mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya laba bersih bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan juga meningkatnya ekuitas pemegang saham.

c. Gross Profit Margin (%)

Penjualan-harga pokok penjualan Penjualan

=70.924.4406.936.266 = 9,78%

� 100% =71.102.1026.999.251 = 9,84%

�100%

Ini berarti Gross Profit Margin PT Pertamina (Persero) mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. d. Net Profit

Margin (%)

Laba bersih setelah pajak Penjualan

=70.924.4402.765.710 = 3,9%

�100% =71.102.1023.067.055 = 4,31%

�100%

Ini berarti Net Profit Margin PT Pertamina (Persero) mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. 4. Rasio Aktivitas

a. Total Asset Turn Over Penjualan Netto Jumlah aktiva =70.924.440 40.958.641 = 1,73 =71.102.102 49.341.871 = 1,44

Ini berarti Total Aseet Turn Over PT Pertamina (Persero) mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. b. Working

Capital Turn Over

Penjualan

Aktiva lancar-utang lancar =

70.924.440 7.875.533 = 9 =71.102.102 7.700.527 = 9,23

Ini berarti Working Capital Turn Over PT Pertamina (Persero) mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. c. Fixed Assets

Turn Over

Penjualan

Aktiva Tetap =

70.924.440 7.927.593 = 8,94 =71.102.102 9.187.367 = 7,73

Ini berarti Fixed Asset Turn Over PT Pertamina (Persero) mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan.


(54)

D. Analisis Arus Kas

1. Pengertian Kas

Kas merupakan bagian dari aktiva lancar atau current assets, contoh dari kas diantaranya uang kertas, uang logam, dan sejenisnya yang dapat dimanfaatkan sebagai alat tukar yang memiliki dasar pengukuran akuntansi. Manajemen kas yang baik sangat diperlukan untuk mengontrol hal-hal yang bisa saja merugikan perusahaan. Ini dikarenakan, kas adalah aset yang memiliki resiko paling tinggi dan paling lancar (likuid), merupakan salah satu unsure modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Surat berharga merupakan investasi jangka pendek yang bersifat temporal, bila perusahaan memerlukan kas dengan segera dapat dijual atau diubah dalam bentuk kas.

Maka kas dapat diartikan sebagai alat pembayaran yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegitan umum atau operasional perusahaan. Menurut Harahap (2010:258), kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas. 2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat.


(55)

Pengendalian kas, dapat dilihat sebagai berikut :

1. Perencanaan untuk arus kas – cash budget. 2. Pengendalian dari penerimaan arus kas. 3. Pengendalian dari pengeluaran arus kas. 4. Melakukan rekonsiliasi bank.

5. Penerapan sistem dana tetap kas kecil.

Prosedur penerimaan kas, adalah sebagai berikut :

1. Adanya pembagian tugas, petugas yang menyimpan, menerima dan mencatat penerimaan uang.

2. Laporan kas dibuat setiap hari, untuk perusahaan kecil pembuatan laporan kas dibuat oleh pemilik perusahaan

3. Uang langsung disetorkan ke bank setelah uang diterima.

Prosedur pengeluaran kas, adalah sebagai berikut :

1. Segala pengeluaran menggunakan cek. Sedangkan pengeluaran yang jumlahnya kecil melalui kas kecil.

2. Segala pengeluaran kas harus mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang.

3. Dibentuk kas kecil dengan pengawasan yang ketat

4. Penulisan cek harus didukung dengan bukti yang otentik, akurat atau memakai sistem voucher.


(56)

5. Adanya pembagian tugas, antara yang menyetujui pengeluaran kas, menyimpan uang kas, mengeluarkan uang kas dan yang melakukan pencatatan atas pengeluaran kas.

2. Pengertian Laporan Arus Kas

Menurut PSAK No. 2 (2002:5), arus kas adalah arus kas masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku). Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua jenis aliran/arus kas, yaitu:

1. Cash Inflow

Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow), terdiri dari :

a. Hasil penjualan produk/jasa perusahaan. b. Penagihan piutang dari penjualan kredit. c. Penjualan aktiva tetap yang ada.

d. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.

e. Pinjaman/hutang dari pihak lain f. Penerimaan sewa dan pendapatan lain.


(57)

2. Cash out flow

Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari :

a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.

b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan. c. Pembelian aktiva tetap.

d. Pembayaran hutang-hutang perusahaan.

e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.

f. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.

Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Menurut PSAK No. 2 (2002:9), laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

1. Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Karena itu, aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi yang dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas


(58)

Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk kas kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.

2. Aktivitas Investasi

Aktivitas Investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung atau peralatan merupakan investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain. Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.

3. Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham pebendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan.


(59)

3. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas

Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode, juga memberikan informasi atas dasar mengenai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Menurut Harahap (2006:257) selain mempunyai tujuan, laporan arus kas juga bermanfaat untuk :

1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan,

mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar pada masa lalu.

2. Menilai kemampuan keadaaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas bersih perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang akan datang.

3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditur, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.

4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang.

5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaaan dan pengeluaran kas.

6. Menilai pengaruh investasi baik secara kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.


(1)

PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF

KONSOLIDASIAN FINANCIAL POSITION

31 DESEMBER 2013 DAN 2012 AS AT 31 DECEMBER 2013 AND 2012

(Dinyatakan dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, (Expressed in thousands of US Dollars,

kecuali dinyatakan lain) unless otherwise stated)

Catatan/

Notes 2013 2012

LIABILITAS LIABILITIES

LIABILITAS JANGKA PENDEK SHORT-TERM LIABILITIES

Pinjaman jangka pendek 14 4,994,964 3,843,002 Short-term loans

Utang usaha Trade payables

Pihak berelasi 2d,2o,39c 89,217 148,027 Related parties

Pihak ketiga 2o,15 4,993,723 4,597,349 Third parties

Utang Pemerintah Due to the Government

- bagian lancar 16 2,417,590 2,166,793 -current portion

Utang pajak 2t,38b Taxes payable

Pajak penghasilan 319,533 305,385 Income taxes

Pajak lain-lain 314,100 228,492 Other taxes

Beban masih harus dibayar 17 1,849,931 1,752,472 Accrued expenses

Liabilitas jangka panjang Long-term liabilities

- bagian lancar 2m,18 746,397 489,347 - current portion

Utang lain-lain Other payables

Pihak berelasi 2d,2o,39d 9,080 72,668 Related parties

Pihak ketiga 2o 572,566 469,019 Third parties

Pendapatan tangguhan Deferred revenue

- bagian lancar 138,733 77,545 - current portion

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 16,445,834 14,150,099 Total Short-Term Liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG LONG-TERM LIABILITIES

Utang Pemerintah - Due to the Government

dikurangi bagian lancar 16 155,426 196,002 -net of current portion

Liabilitas pajak tangguhan 2t,38e 2,026,083 1,163,410 Deferred tax liabilities

Liabilitas jangka panjang - Long-term liabilities

dikurangi bagian lancar 2m,18 2,038,525 1,383,916 - netof current portion

Utang obligasi 2f,19 7,185,525 3,937,935 Bond payables

Liabilitas imbalan kerja karyawan 2r,20b 2,685,889 3,302,530 Employee benefits liabilities

Provision for decommissioning

Provisi pembongkaran dan restorasi 2p,21 1,218,563 1,440,567 - and site restoration

Pendapatan tangguhan - Deferred revenue dikurangi bagian lancar 203,691 92,456 - net ofcurrent portion

Utang jangka panjang lain-lain 93,043 98,945 Other non-current payables

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 15,606,745 11,615,761 Total Long-Term Liabilities


(2)

PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF

KONSOLIDASIAN FINANCIAL POSITION

31 DESEMBER 2013 DAN 2012 AS AT 31 DECEMBER 2013 AND 2012

(Dinyatakan dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, (Expressed in thousands of US Dollars,

kecuali dinyatakan lain) unless otherwise stated)

Catatan/

Notes 2013 2012

EKUITAS EQUITY

Ekuitas yang dapat diatribusikan Equity attributable to

kepada pemilik entitas induk owners of the parent

Modal saham Share capital

Modal dasar - 200.000.000 Authorised - 200,000,000

saham biasa - nilai nominal ordinary shares at par

Rp1.000.000 (nilai penuh) value of Rp1,000,000

per saham; (full amount) per share;

ditempatkan dan disetor - Issued and paid up -

83.090.697 saham 23 9,864,901 9,864,901 83,090,697 shares

Tambahan modal disetor 3,791 - Additional paid in capital

Penyesuaian akun ekuitas 24 (2,647,666) (2,647,666) Equity adjustments

Bantuan Pemerintah Government contributed

yang belum ditentukan assets pending final

statusnya 1,361 1,361 clarification of status

Komponen ekuitas lainnya (175,128) (10,930) Other equity components

Saldo laba Retained earnings

- Ditentukan penggunaannya 6,772,928 4,875,239 Appropriated - - Belum ditentukan penggunaannya 3,393,026 3,032,833 Unappropriated

17,213,213 15,115,738

Kepentingan non-pengendali 2c,22 76,079 77,043 Non-controlling interest JUMLAH EKUITAS 17,289,292 15,192,781 TOTAL EQUITY JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 49,341,871 40,958,641 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY


(3)

LAMPIRAN 2 LAPORAN LABA-RUGI

PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

.

LAPORAN LABA-RUGI KOMPREHENSIF CONSOLIDATED STATEMENTS OF

KONSOLIDASIAN COMPREHENSIVE INCOME

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED

31 DESEMBER 2013 DAN 2012 31 DECEMBER 2013 AND 2012

(Dinyatakan dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, (Expressed in thousands of US Dollars,

kecuali dinyatakan lain) unless otherwise stated)

Catatan/

Notes 2013 2012

Penjualan dan Pendapatan Sales and Other Operating

Usaha Lainnya 2q Revenues

Penjualan dalam negeri minyak Domestic sales of crude oil,

mentah, gas bumi, energi panas natural gas, geothermal energy

bumi dan produk minyak 26 44,736,285 43,764,013 and oil products

Penggantian biaya subsidi Subsidy reimbursements

dari Pemerintah 27 20,303,734 21,923,958 from the Government

Penjualan ekspor minyak mentah, Export of crude oil,

gas bumi dan produk minyak 28 5,502,922 4,714,261 natural gas and oil products

Imbalan jasa pemasaran 107,317 110,930 Marketing fees

Pendapatan usaha dari aktivitas Revenues in relation to

operasi lainnya 29 451,844 411,278 other operating activities

JUMLAH PENJUALAN DAN TOTAL SALES AND OTHER

PENDAPATAN USAHA LAINNYA 71,102,102 70,924,440 OPERATING REVENUES

Beban Pokok Penjualan dan Cost of Sales and

Other

Beban Langsung Lainnya 2q

Direct Costs

Beban pokok penjualan 30 (60,910,208) (60,699,253) Cost of goods sold

Upstream production and

Beban produksi hulu dan lifting 31 (2,468,081) (2,390,961) lifting costs

Beban eksplorasi 32 (209,826) (376,030) Exploration costs Expenses in relation to

Beban dari aktivitas operasi lainnya 33 (514,736) (521,930) - other operating activities

JUMLAH BEBAN POKOK PENJUALAN TOTAL COST OF SALES

DAN BEBAN LANGSUNG LAINNYA (64,102,851) (63,988,174) AND OTHER DIRECT COSTS LABA KOTOR 6,999,251 6,936,266 GROSS PROFIT Beban penjualan dan pemasaran 34 (1,165,603) (1,150,825) Selling and marketing expenses General and

Beban umum dan administrasi 35 (995,394) (1,021,223) administrative expenses

Pembalikan/(penyisihan) Reversal/(provision) for

penurunan nilai piutang (450,865 ) (38,827) impairments of receivables

(Rugi)/laba selisih kurs (195,611) 40,452 Foreign exchange (loss)/gain

Pembalikan penurunan nilai Reversal for impairment

aset minyak dan gas bumi 12 - 108,760 of oil and gas properties

Penghasilan keuangan 36 126,759 132,040 Finance income

Beban keuangan 36 (478,536) (329,303) Finance costs

Bagian atas rugi bersih

entitas asosiasi 2k,10 (975) (1,693) Share in net loss of associates

Penghasilan lain-lain - bersih 37 292,125 126,641 Other income – net

(1,966,370) (2,133,978)

LABA SEBELUM BEBAN INCOME BEFORE INCOME


(4)

PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

LAPORAN LABA-RUGI KOMPREHENSIF CONSOLIDATED STATEMENTS OF

KONSOLIDASIAN COMPREHENSIVE INCOME

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED

31 DESEMBER 2013 DAN 2012 31 DECEMBER 2013 AND 2012

(Dinyatakan dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, (Expressed in thousands of US Dollars,

kecuali dinyatakan lain) unless otherwise stated)

Catatan/

Notes 2013 2012

LABA SEBELUM BEBAN INCOME BEFORE INCOME

PAJAK PENGHASILAN 5,032,881 4,802,288 TAX EXPENSE

Beban pajak penghasilan 2t,38c (1,965,826) (2,036,578) Income tax expense

LABA TAHUN BERJALAN 3,067,055 2,765,710 INCOME FOR THE YEAR Penghasilan komprehensif lainnya 2c,2k (21,439) (537) Other comprehensive income

Selisih kurs penjabaran Differences arising from

laporan keuangan dalam translation of foreign currency

mata uang asing (149,153) (13,631) financial statements

Penghasilan komprehensif Other comprehensive

lainnya, bersih setelah pajak (170,592) (14,168) income, net of tax

JUMLAH PENGHASILAN TOTAL COMPREHENSIVE

KOMPREHENSIF 2,896,463 2,751,542 INCOME Laba yang dapat diatribusikan

kepada: Income attributable to:

Pemilik entitas induk 3,061,625 2,760,654 Owners of the parent

Kepentingan non-pengendali 2c 5,430 5,056 Non-controlling interest

Laba tahun berjalan 3,067,055 2,765,710 Income for the year

Jumlah penghasilan komprehensif Total comprehensive income

yang dapat diatribusikan kepada: attributable to: Pemilik entitas induk 2,897,427 2,749,373 Owners of the parent

Kepentingan non-pengendali 2c (964) 2,169 Non-controlling interest


(5)

LAMPIRAN 3

LAPORAN ARUS KAS

PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOW

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED

31 DESEMBER 2013 DAN 2012 31 DECEMBER 2013 AND 2012

(Dinyatakan dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, (Expressed in thousands of US Dollars,

Kecuali dinyatakan lain) Unless otherwise stated)

2013 2012

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM OPERATING

OPERASI: ACTIVITIES:

Penerimaan kas dari pelanggan 50,860,781 46,519,820 Cash receipts from customers

Penerimaan kas dari Pemerintah Cash receipts from Government

terkait subsidi dan imbalan in relation to subsidy

jasa pemasaran 18,410,050 21,508,605 and marketing fee

Pembayaran kas kepada pemasok (48,910,369) (44,204,230) Cash paid to suppliers

Pembayaran kas kepada Pemerintah (14,741,064) (18,746,608) Cash paid to Government

Pembayaran pajak penghasilan badan (2,513,021) (2,369,577) Corporate income tax paid

Pembayaran kas kepada pekerja Cash paid to employees

dan manajemen (1,250,483) (1,353,929) and management

Penerimaan dari restitusi pajak 641,367 477,300 Tax restitution received

Penempatan dari kas yang Placement from

dibatasi penggunaannya (58,172) (109,099) restricted cash

Penerimaan bunga 43,928 70,618 Interest income received

Arus kas bersih yang diperoleh Net cash generated from

dari aktivitas operasi 2,483,017 1,792,900 operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTING

INVESTASI: ACTIVITIES:

Pembelian aset minyak dan gas Purchases of oil & gas and

serta panas bumi (2,311,478) (1,577,376) geothermal properties

Pembelian aset tetap (1,425,198) (729,338) Purchases of fixed assets

Pembayaran aset eksplorasi Payments for exploration

dan evaluasi (296,852) (159,580) and evaluation assets

Pembayaran uang muka akuisisi Advance payments for business

bisnis (15,000) (283,725) acquisitions

Pengembalian Returns on cash advances

uang muka akuisisi bisnis 108,783 - for business acquisition

Pelunasan dari investasi Repayments from investments

Medium Term Notes (MTN) 91,907 104,650 in Medium Term Notes (MTN)

Hasil dari pelepasan investasi jangka Proceeds from disposal of

pendek 30,539 100,022 short-term investments

Penempatan investasi jangka pendek (117,309) - Placements in short-term investments

Penempatan investasi jangka panjang (34,779) (108,834) Placements in long-term investments

Penerimaan bunga dari investasi 82,831 63,859 Interest received from investments

Hasil dari penjualan aset tetap 20,851 11,519 Proceeds from sale of fixed assets

Penerimaan dividen dari Dividends received from

perusahaan asosiasi 8,728 725 associated companies

Akuisisi entitas anak setelah dikurangi Acquisition of subsidiary

kas yang diperoleh (1,853,548) - - net of cash acquired

Akuisisi dan penambahan Participating Acquistion and addition of participating interest aset minyak dan gas (293,331) - interests in oil and gas properties

Arus kas bersih yang digunakan


(6)

PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOW

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS ENDED

31 DESEMBER 2013 DAN 2012 31 DECEMBER 2013 AND 2012

(Dinyatakan dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, (Expressed in thousands of US Dollars,

Kecuali dinyatakan lain) Unless otherwise stated)

2013 2012

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM FINANCING

PENDANAAN: ACTIVITIES:

Penerimaan dari pinjaman jangka pendek 18,692,983 11,856,432 Proceeds from short-term loans

Penerimaan dari penerbitan obligasi 3,250,000 2,500,000 Proceeds from issue of bonds

Penerimaan dari pinjaman jangka panjang 1,522,384 696,383 Proceeds from long-term loans

(Penempatan)/penerimaan dari kas Cash (placement)/receipts

yang dibatasi penggunaannya (34,102) 64,320 from restricted cash

Pembayaran beban keuangan (472,047) (304,005) Finance cost payments

Pembayaran dividen (754,241) (763,697) Dividend payments

Pelunasan pinjaman jangka panjang (546,582) (1,083,757) Long-term loan repayments

Pelunasan pinjaman jangka pendek (17,541,021) (10,955,949) Short-term loan repayments

Arus kas bersih yang diperoleh dari Net cash generated from financing aktivitas pendanaan 4,117,374 2,009,727 activities

KENAIKAN BERSIH NET INCREASE IN CASH AND

KAS DAN SETARA KAS 596,535 1,224,549 CASH EQUIVALENTS Efek perubahan nilai kurs pada Effect of exchange rate changes

kas dan setara kas (205,868) (128,501) on cash and cash equivalents

SALDO KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT

PADA AWAL TAHUN 4,295,373 3,199,325 THE BEGINNING OF THE YEAR

SALDO KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT