Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

D. Manfaat Penelitian

Manfaat–manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan penulis, khususnya dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan. b. Bagi Organisasi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berharga bagi PT PERTAMINA PERSERO, terutama dalam evaluasi penilaian kinerja keuangan agar menjaga stabilitas perusahaan. c. Bagi Peneliti lain. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai salah satu bahan referensi dalam melakukan penelitian yang ada kaitannya dengan laporan keuangan ataupun penilaian kinerja keuangan. 6 BAB II PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan 1. Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia

Pencarian dan penemuan minyak bumi di Indonesia dimulai di penghujung abad XIX pada tahun 1871. Seseorang yang berkebangsaan Belanda yaitu Jans Reering yang melakukan pemboran minyak bumi di lereng Gunung Cermai Jawa Barat selama tiga tahun. Sampai dengan tahun 1875 Reering tidak membuahkan hasil memuaskan. Tetapi, hal tersebut dianggap sebagai eksplorasi pertama minyak bumi di nusantara. Sebelas tahun kemudian setelah kegagalan Reering, seorang Belanda yang bernama Aelko Jans Zijlker menemukan ladang minyak pertama di Indonesia yaitu di sumur Telaga Said, Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Pemboran yang dilakukan Zijlker pada tanggal 15 Juni 1885 itu menjadi sejarah awal produksi minyak bumi di Indonesia. Setelah kesuksesan Zijlker, ladang-ladang minyak bumi lain ditemukan di beberapa tempat di Indonesia. Antara lain, di Wonokromo Jawa Timur, Cepu Jawa Tengah, Muara Enim, Talang Akar, dan Plaju di Sumatera Selatan, Sanga-sanga di Kalimantan Timur, Bunyu dan Jambi, serta Lapangan Teluk Aru di Sumatera Selatan. Dalam kurun waktu selama 60 tahun yaitu dari tahun 1885 sampai dengan 1945, tidak kurang dari 18 perusahaan minyak asing milik bangsa Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat serta bala tentara Jepang berebut untuk menguasai dan menguras minyak bumi Indonesia. 2. Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia Walaupun Indonesia telah merdeka pada tahun 1945, tetapi perjuangan bangsa Indonesia untuk menguasai ladang-ladang minyak terus berjalan. Bangsa asing kini bukan lagi sebagai penjajah tetapi telah berganti peran menjadi mitra kerja. Pada bulan Januari tahun 1951 Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia PTMRI berdiri dengan meliputi daerah kerja Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Tetapi, pada tahun-tahun berikutnya terjadi pertentangan pendapat antara kalangan pemerintah dan golongan politisi mengenai nasib tambang minyak Sumatera Utara. Akhirnya Teuku Mohammad Hassan sebagai Ketua Komisi Perdagangan dan Industri Dewan Perwakilan Rakyat DPR mulai mempelajari masalah perminyakan di Indonesia dan pada bulan Agustus di tahun yang sama mengeluarkan mosi DPR yang isinya : a. Mengusulkan kepada pemerintah agar dalam jangka waktu satu bulan membentuk komisi negara urusan pertambangan. b. Menyarankan kepada pemerintah supaya menunda pemberian izin konsensi dan eksploitasi menunggu hasil kerja komisi negara urusan pertambangan. Pada bulan April tahun 1954, pemerintah menunjuk koordinator dan memutuskan untuk memberikan subsidi guna merehabilitasi lapangan minyak Sumatera Utara dalam rangka mencapai target produksi satu ton per tahun. Pada tahun itu juga lapangan minyak Sumatera Utara, Langkat dan Langsa Aceh digabungkan di bawah satu perusahaan yang diberi nama Tambang Minyak Sumatera Utara TMSU.