Perhitungan Kinerja Keuangan menggunakan Rasio Keuangan

No. Jenis Rasio Rumus Tahun Keterangan 2012 2013 3. Rasio Profitabilitas a. Return on Investment laba bersih setelah pajak total aktiva = 2.765.710 40.958.641 �100 = 6,75 = 3.067.055 49.341.871 �100 = 6,21 Ini berarti Return on Investment PT Pertamina Persero mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya laba bersih bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan. b. Return on Equity laba bersih setelah pajak ekuitas pemegang saham = 2.765.710 15.115.738 = 18,29 �100 = 3.067.055 17.213.213 = 17,81 �100 Ini berarti Return on Equity PT Pertamina Persero mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya laba bersih bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan juga meningkatnya ekuitas pemegang saham. c. Gross Profit Margin Penjualan-harga pokok penjualan Penjualan = 6.936.266 70.924.440 = 9,78 � 100 = 6.999.251 71.102.102 = 9,84 �100 Ini berarti Gross Profit Margin PT Pertamina Persero mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. d. Net Profit Margin Laba bersih setelah pajak Penjualan = 2.765.710 70.924.440 = 3,9 �100 = 3.067.055 71.102.102 = 4,31 �100 Ini berarti Net Profit Margin PT Pertamina Persero mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. 4. Rasio Aktivitas a. Total Asset Turn Over Penjualan Netto Jumlah aktiva = 70.924.440 40.958.641 = 1,73 = 71.102.102 49.341.871 = 1,44 Ini berarti Total Aseet Turn Over PT Pertamina Persero mengalami penurunan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. b. Working Capital Turn Over Penjualan Aktiva lancar-utang lancar = 70.924.440 7.875.533 = 9 = 71.102.102 7.700.527 = 9,23 Ini berarti Working Capital Turn Over PT Pertamina Persero mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. c. Fixed Assets Turn Over Penjualan Aktiva Tetap = 70.924.440 7.927.593 = 8,94 = 71.102.102 9.187.367 = 7,73 Ini berarti Fixed Asset Turn Over PT Pertamina Persero mengalami peningkatan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan. Sumber : Hasil penelitian 2015 data diolah

D. Analisis Arus Kas 1. Pengertian Kas

Kas merupakan bagian dari aktiva lancar atau current assets, contoh dari kas diantaranya uang kertas, uang logam, dan sejenisnya yang dapat dimanfaatkan sebagai alat tukar yang memiliki dasar pengukuran akuntansi. Manajemen kas yang baik sangat diperlukan untuk mengontrol hal-hal yang bisa saja merugikan perusahaan. Ini dikarenakan, kas adalah aset yang memiliki resiko paling tinggi dan paling lancar likuid, merupakan salah satu unsure modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Surat berharga merupakan investasi jangka pendek yang bersifat temporal, bila perusahaan memerlukan kas dengan segera dapat dijual atau diubah dalam bentuk kas. Maka kas dapat diartikan sebagai alat pembayaran yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegitan umum atau operasional perusahaan. Menurut Harahap 2010:258, kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas. 2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat. 3. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga Pengendalian kas, dapat dilihat sebagai berikut : 1. Perencanaan untuk arus kas – cash budget. 2. Pengendalian dari penerimaan arus kas. 3. Pengendalian dari pengeluaran arus kas. 4. Melakukan rekonsiliasi bank. 5. Penerapan sistem dana tetap kas kecil. Prosedur penerimaan kas, adalah sebagai berikut : 1. Adanya pembagian tugas, petugas yang menyimpan, menerima dan mencatat penerimaan uang. 2. Laporan kas dibuat setiap hari, untuk perusahaan kecil pembuatan laporan kas dibuat oleh pemilik perusahaan 3. Uang langsung disetorkan ke bank setelah uang diterima. Prosedur pengeluaran kas, adalah sebagai berikut : 1. Segala pengeluaran menggunakan cek. Sedangkan pengeluaran yang jumlahnya kecil melalui kas kecil. 2. Segala pengeluaran kas harus mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang. 3. Dibentuk kas kecil dengan pengawasan yang ketat 4. Penulisan cek harus didukung dengan bukti yang otentik, akurat atau memakai sistem voucher.