Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
21
digunakan. Contoh definisi operasional dari variabel prestasi aritmetika ialah kompetensi dalam bidang aritmetika yang meliputi menambah,
mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal. Dapat pula ditambahkan hal-hal lain sesuai dengan disiplin ilmu.
Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan, karena dengan teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki, maka akan
memudahkan untuk
mengukurnya. Di
samping itu,
membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakuan hal yang
serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. Dalam definisi operasional dimuat objek
penelitian, skala, instrumen dan cara mengukurnya.
h. Hal-hal Lain yang Diperlukan sesuai Disiplin Ilmu
Bila perlu dapat ditembahkan hal-hal lain yang berkaitan dengan konsep penelitian sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing.
2. Kajian Pustaka
Pada bab Kajian Pustaka sekurang-kurangnya membahas empat sub-bab yaitu teori yang mendukung veriabel bebas X, teori yang mendukung
veriabel terikat Y, kerangka berpikir, dan rumusan hipotesis. Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik, maka langkah
berikutnya dalam metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis, yaitu dugaan atau jawaban sementera terhadap permasalahan yang diajukan. Namun
harus dicatat bahwa tidak setiap penelitian kuantitatif memuat hipotesis. Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu
masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah ilmu sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh
jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis penelitian wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan
masalah yang teliti. Dengan demikian tidak sepenuhnya benar kalau ada orang yang menganggap bahwa dalam penelitian ilmiah boleh diajukan
hipotesis tanpa dukungan teori danatau kerangka berpikir yang jelas dan mantap.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kajian pustaka memuat 2 hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang objek variabel yang diteliti, dan
argumentasi atas hipotesis yang diajukan. Untuk dapat memberikan deskripsi
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
22
teoretis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan
menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan-temuan penelitian yang
relevan. Tegasnya, pembahasan terhadap hasil-hasil penelitian itu tidak dilakukan secara terpisah dalam 1 sub-bab tersendiri.
Berdasarkan deskripsi teoretis dan argumentasi tersebut, barulah dirumuskan hipotesis penelitian. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat
dari barbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar den diskusi ilmiah, terbitan-
terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretik dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan
pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat
dipergunakan sebagai penunjang. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji biasanya didasarkan
kepada 2 kriteria, yaitu: 1 prinsip kemutakhiran recency kecuali untuk penelitian historis, dan 2 prinsip relevansi relevance. Prinsip kemutakhiran
ini penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ketinggalan pada periode yang lain.
Dengan prinsip kemutakhiran ini, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa
berlaku juga terhadap penelaahan laporan-laporan penelitian. Kemudian, prinsip relevansi diperlukan karena sangat kecil manfaatnya menguraikan
teori atau hasil penelitian yang paling mutakhir dalam suatu cabang ilmu yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang diteliti.
3. Metode Penelitian