2 Pemimpin yang berorientasi produksiProduction-oriented
Para pemimpin yang menekankan aspek-aspek teknis atau tugas dari suatu pekerjaan tertentu.
Kesimpulan yang didapat, para peneliti di Universitas of Michigan menganjurkan kepemimpinan yang berorientasi karyawan dalam perilaku mereka. Pemimpin
yang berorientasi karyawan terkait dengan produktivitas kelompok yang lebih tinggi dan kepuasan kerja yang lebih baik kebalikan dari pemimpin yang
berorientasi produksi.
Teori kemungkinan
Kasus: Setelah memimpin Hewlett-Packard sebagai CEO selama 6 tahun, Carly Fiorina
diminta oleh dewan direktur HP untuk mengundurkan diri, dengan alasan bahwa ia kurang memiliki keterampilan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk
memajukan perusahaan tsb. Meskipun bergabung dengan HP dengan membawa sederet pengalaman dan keahlianna dalam pemasaran dan
penjualan, Fiorina gagal menjalankan strategi HP untuk meningkatkan laba dan harga saham perusahaan.
Kegagalan Fiorina dalam memimpin HP mengilustrasikan premis dari teori kemungkinan bahwa efektivitas kepemimpinan bergantung kepada pengaruh-
pengaruh situasional zaman berubah.
Apa yang berhasil dan berjalan baik pada tahun 1990 ternyata tidak berhasil atau berjaan baik di tahun 2000. Perhatian harus dipusatkan pada berbagai pengaruh
situasional.
Hubungan antara gaya dan efektivitas kepemimpinan menunjukkan bahwa: dalam kondisi a, gaya x tepat
sementara gaya y lebih sesuai untuk kondisi b dan gaya z untuk kondisi c
Jadi efektivitas kepemimpinan bergantung pada situasi. Berikut lima untuk mengisolasi variabel-variabel situasinal yang utama telah terbukti berhasil dan
medapat pengakuan yang luas:
1. Model Fiedler Model kemungkinan kepemimpinan oleh Fred Fiedler.
Model kemungkinan FiedlerFiedler Contingency Modelmenyatakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada kesesuaian antara gaya
64
pemimpin dan sejauh mana situasi tsb. memberikan kendali kepada pemimpin tsb.
Mengidentifikasi gaya kepemimpinan
Fiedler meyakini bahwa salah satu faktor utama bagi kepemimpinan yang berhasil adalah gaya kepemimpinan dasar seorang individu.
Fiedler menyusun suatu suatu kuesioner rekan kerja yang paling tidak disukai Least prefered coworker-LPC-questinnaire, ia mengukur apakah seseorang
berorientasi tugas atau hubungan.
Kuesioner LPC merupakan kumpulan sifat yang saling berlawanan seperti menyenangkan-tidak menyenangkan, efisien-tidak efisien, terbuka-tertutup,
suportif-bermusuhan.
Fiedler mengasumsikan bahwa seorang pemimpin yang berorientasi tugas dan orang yang berada daam posisi kepemimpinan adalah orang yang berotientasi
hubungan, maka situasi tsb harus diubah dan pemimpin tsb. harus diganti bila efektivitas yang optimal ingin dicapai.
Memahami situasinya
Setelah gaya kepemimpinan seseorang diketahui melalui LPC, selanjutnya adalah mencocokkan si pemimpin dengan situasi.
Fiedler mengidentifikasi tiga dimensi kemungkinan yang menentukan efektivitas kepemimpinan:
a. Hubungan pemimpin-anggota: tingkat kepatuhan, kepercayaan, dan rasa hormat para anggota terhadap pemimpin mereka.
Apakah hubungan pemimpin-anggota baik atau buruk. b. Struktur tugas: tingkat sejauh mana penentuan pekerjaan diproseduralkan
yaitu terstruktur atau tidak terstruktur. Apakah struktur tugas tinggi atau rendah.
c. Kekuatan posisi: tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seorang pemimpin atas variabel-variabel kuasa seperti perekrutan, pemecatan, pendisiplinan,
promosi, dan kenaikan gaji. Apakah kekuatan posisi kuat atau lemah.
Fiedler menyatakan bahwa bila hubungan pemimpin-anggota lebih baik, struktur pekerjaan lebih tinggi, dan kekuatan posisi lebih kuat, kontrol yang dimiliki oleh
pemimpi tsb lebih besar. Contoh: manajer keuangan yang amat dihormati dan dipercaya oleh para
karyawan hubungan pemimpin-anggota yang baik, karena berbagai aktivitas 65
seperti perhitungan gaji, pembuatan laporan, penulisan cek yang spesifik dan jelas struktur tugas yang tinggi, serta pekerjaan tsb. menawarkan kebebasan
untuk memberi penghargaan dan hukuman kepada para karyawannya posisi yang kuat.
Mencocokkan pemimpin dan situasi
Menurut Fiedler, pemimpin yang berorientasi tugas bekerja sangat baik dalam situasi-situasi dengan tingkat kontrol yang tinggi-rendah, sementara pemimpin
yang berorientasi hubungan bekerja sangat baik dalam situasi-situasi dengan tingkat kontrol yang moderattengah-tengah.
Evaluasi
Secara keseluruhan model Fiedler menghasilkan kesimpulan yang umumnya positif.
Teori sumber daya kognitif
Fiedler dan Joe Garcia berfokus pada peran stres sebagai salah satu bentuk situasional yang kurang menguntungkan. Stres merupakan musuh rasionalitas.
Suit bagi para pemimpin atau siapapun untuk berpikir secara logis ketika sedang stres.
Sebuah kajian menegaskan bahwa: Ketika tingkat stres rendah, pemimpin bersifat direktif bersedia memberi tahu
orang megenai apa yang harus dilakukan, kecerdasan memiliki peran penting terhadap efektivitas seorang pemimpin.
Ketika tingkat stres tinggi, kecerdasan hanya sedikit membantu karena pemimpin terlalu terbebani secara kognitif dan takut untuk menggunakan kecerdasannya
dengan sebaik-baiknya.
2. Teori situasional Hersey dan Blanchard