h. Tidak mampu beli daging susu ayam minimal sekali dalam
seminggu. i.
Tidak mampu membeli pakaian baru minimal membeli satu stel dalam setahun.
j. Makan kurang dari dua kali dalam sehari.
k. Tidak sanggup membayar biaya untuk berobat ke sarana kesehatan
modern. l.
Luas sawah ˂ 0,5 ha atau pendapatan ˂Rp. 600.000 per rumah tangga perbulan.
m. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah tidak tamat
SD hanya SD. n.
Tidak memiliki tabungan barang yang mudah dijual dengan minimal Rp.500.000,00 seperti sepeda motor kredit non kredit, emas, ternak,
kapal motor, atau barang modal lainnya. i.
Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga dikategorikan sebagai rumah tangga miskin BPS:2010.
B. Penelitian Yang Relevan
Tabel. 1
Penelitian-penelitian Terdahulu tentang Tingkat Kesejahteraan.
Peneliti Tahun
Judul Penelitian Metode
Penelitian Hasil
Yang diperoleh
Hendra Dwi
Nugroho
2009 Tingkat
Kesejahteraan Nelayan Pantai
Bugel Desa Bugel Kecamatan Panjatan
Kabupaten Kulon Progo Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
Deskriptif Kuantitatif
Sebanyak 12 responden atau
16 termasuk rumah tangga
sejahtera tahap II dan 41
responden atau 54 termasuk
dalam kategori rumah tangga
sejahtera tahap III
Maria Yossi
2011 Tingkat
Kesejahteraan Rumah Tangga
Petani Kelapa Sawit di Desa
KematasPemekaran Desa Amboyo Utara
Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak
Propinsi Kalimantan Barat
Deskriptif Kuantitatif
Usaha Pertanian
Sayuran memberikan
Kontribusi yang
signifikan terhadap
pendapatan bagi
perekonomian rumah tangga
petani yang mengusahakan
pertanian kelapa sawit
C. Kerangka Berpikir
Kegiatan usahatani sayuran mentimun saat ini di Desa Gerantung sangat penting karena dapat memberikan penghasilan petani sayuran tersebut. Faktor fisik
dan non fisik dapat mempengaruhi usahatani. Selain itu, pengelolaan usaha tani sayuran dengan benar dapat memberikan hasil yang maksimal bagi petani tersebut.
Pengelolaan tersebut meliputi perencanaan dan pengolahan tanah, pembibitan dan penanamannya, pemeliharaan, pemupukan, dan panen.
Usahatani sayuran mentimun dan non-pertanian dapat memberikan dampak sosial terhadap rumah tangga petani sayuran mentimun baik secara langsung
maupun tidak langsung. Dengan usahatani tersebut menghasilkan penghasilan atau pendapatan bagi petani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan
adanya pendapatan tersebut maka akan terlihat tingkat kesejahteraan rumah tangga petani sayuran dari kegiatan usahatani yang telah dilakukan.