Pembahasan 1. Pembahasan analisis Deskriptif

b Hal yang sama juga dapat dilihat pada variabel komitmen organisasi X 2 . Dengan menggunakan t-test, diperoleh nilai t hitung variabel komitmen organisasi X 2 c Adapun faktor yang paling dominan terhadap kinerja pegawai adalah motivasi kerja X sebesar 4,785 sedangkan t tabel pada taraf kepercayaan 95 signifikansi 5 atau 0,05 dan derajat bebas df = N-k-2 = 38-2-1 = 35 dimana N adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen bebas adalah sebesar 1,695 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 sig 0,05. Berdasarkan analisis di atas disimpulkan bahwa komitmen organisasi juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara, sehingga hipotesis nol Ho ditolak dan Ha diterima. 1 dimana variabel ini memiliki t hitung yang lebih tinggi dibandingkan variabel komitmen organisasi X 2 Tabel 4.13. Uji Parsial . Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 12,763 18,789 6,477 ,002 Motivasi Kerja X 1 3,579 ,498 2,017 7,193 ,011 Komitmen Organisasi X 2 2,289 ,478 1,342 4,785 ,003 Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah 4.2. Pembahasan 4.2.1. Pembahasan analisis Deskriptif Universitas Sumatera Utara Bila ditelaah lebih jauh preferensi jawaban responden terkait dengan variabel kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara diketahui bahwa mayoritas responden relatif memiliki kinerja yang baik. Baiknya kinerja pegawai ditandai dengan kecenderungan jawaban responden yang menyatakan sikap positif seperti, mengutamakan pekerjaan di dinas, melakukan dan menyelesaikan pekerjaan tertentu setiap harinya, menghasilkan kualitas kerja yang baik, mengerjakan tugas sesuai kewajiban, mendukung program pimpinan, bersikap jujur dalam menjalankan pekerjaan, selalu bekerjasama dengan pegawai lainnya, bersikap jujur, dan memiliki inisiatif kerja. Jawaban-jawaban ini mengindikasikan bahwa pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM telah sesuai dalam menerapkan prinsip-prinsip kinerja pegawai sesuai dengan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3 yang meliputi penerapan aspek kesetiaan, hasil kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, dan prakarsa dalan lingkungan kerja organisasi secara baik. Kedati demikian sejumlah hal yang perlu dicermati jajaran pimpinan di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara dalam hal ini adalah, disebagian kecil responden masih memiliki sikap yang perlu diperbaiki, seperti relatif rendahnya tingkat kesetiaan para pegawai dalam mentaati, melaksanakan dan mengamalkan tugas dan tanggung jawab yang diberikan instansi sebagaimana dikemukakan pada fenomena penelitian, khususnya para pegawai yang memiliki pola kerja yang santai dan mengedepankan kepentingan pribadi. Bagi para pegawai yang kurang mampu mencapai kinerja yang maksimal dalam berbagai tugas yang dikerjakan, pimpinan perlu memberikan sentuhan Universitas Sumatera Utara motivasi pegawai untuk meningkatkan pengetahuan, kecakapan, keterampilan serta pelaksanaan supervisi yang lebih baik. Mengenai kecenderungan berbagai pekerjaan hanya dikerjakan sekelompok orangpegawai saja hal ini dapat diatasi bilamana atasan mencoba memberikan kepercayaan pada pegawai-pegawai lain atau dengan cara menginduksi pegawai- pegawai yang selama ini dianggap belum memiliki kinerja yang baik dalam tim-tim kerja yang diawasi dengan baik. Selain itu sikap sebagian kecil pegawai yang hanya menunjukkan kedisiplinan hanya pada saat pimpinan berada di tempat dapat diatasi dengan penerapan monitoring secara terpadu. Monitoring kedisiplinan sebaikanya tidak hanya menjadi perhatian pimpinan puncak kepala dinas namun juga selayaknya menjadi perhatian para kepala bidang yang ada. Dalam kegiatan wawancara secara mendalam indepth interview dengan kepala dinas, diakui bahwa unsur prakarsa para pegawai dalam mengerjakan berbagai tugas dan menyelesaikan masalah-masalah pekerjaan juga cenderung rendah. Banyak pekerjaan yang terhenti ketika mengalami kendala dan baru akan dilanjutkan setelah ada arahan langsung dari atasan kepala dinas. Mengenai indikasi adanya unsur relatif tingginya keluhan masyarakat terhadap kinerja aparat pemerintahan khususnya Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM yang terindikasi dari sejumlah pemberitaan media massa cetak lokal yang beredar di Batu Bara harus disikapi secara arif dengan melihat persoalannya secara komprehensif. Keluhan-keluhan yang ada terkait dengan masalah perizinan yang ada di bawah dinas memang harus ditingkatkan kualitas dan tata kelolanya. Dalam hal ini profesionalisme yang peningkatan pelayanan memang harus Universitas Sumatera Utara menjadi perhatian dan senantiasa dilakukan. Berbagai hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini antara lain, membuat standar operasi dan prosedur SOP berbagai hal teknis pelayanan perizinan yang ada, memberikan pelatihan kepada pegawai yang terkait secara langsung dalam melayani masyarakat, menjalin komunikasi yang baik dengan mass media untuk menghindari kemungkinan terjadinya miss communication dan penginformasian berita-berita yang keliru, serta menerapkan aspek-aspek lain yang dapat meningkatkan motivasi kerja para pegawai. Adapun terkait dengan variabel motivasi yang terbagi menjadi faktor ekstrinsik hygiene factors dan intrinsik motivation foctors diketahui bahwa mayoritas responden memiliki preferensi bahwa aspek motivasi kerja telah diterapkan di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM dengan relatif baik. Hal-hal yang menurut preferensi pegawai yang perlu ditingkatkan lebih cenderung mengarah pada aspek motivasi pada hygiene foctors seperti, preferensi para pegawai yang menganggap masih minimnya penerapan pengawasan atas tugas-tugas yang dikerjakan, hubungan kerja antar pegawai yang masih perlu ditingkatkan, rasa bangga akan posisi mereka saat ini yang bagi sebagian pegawai tidak mereka dapatkan, dan berbagai kebijakan dan peraturan organisasi yang dianggap masih berlum diterapkan dengan baik. Sementara untuk motivasi dari aspek motivation factors menurut para pegawai sudah relatif terakomodir dengan baik, namun beberapa hal yang patut menjadi perhatian untuk diperbaiki antara lain adanya prefrensi para pegawai bahwa mereka kurang yakinsetuju bahwa pekerjaan mereka saat ini dapat memperbaiki taraf hidup mereka, sebagai kecil pegawai juga merasa mereka tidak mendapat penempatan Universitas Sumatera Utara sesuai dengan kompetensi yang mereka miliki sehingga kurang merasa menyenangi pekerjaan mereka saat ini dan adanya indikasi masih lemahnya rasa tanggung jawab para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik. Sedangkan terkait dengan varibel komitmen organisasi mayoritas responden memiliki preferensi yang positif bahwa Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM telah memenuhi dan melaksanakan komitmen organisasi dengan relatif baik. Dari ketiga aspek komitmen organisasi seperti affective commitment, continuance commitment dan normative commitment yang paling perlu ditingkatkan menurut preferensi pegawai adalah aspek continuance commitment dan normative commitment, dimana minoritas pegawai merasa dinas belum memberikan banyak hal yang berharga buat mereka, dan sebagian mereka juga merasa kurang yakin akan tetap bekerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM pada jangka waktu yang lama.

4.2.2. Pembahasan Analisis Regresi

Sebagaimana dikemukakan pada Bab 3, variabel motivasi kerja pada penelitian ini bersandar pada teori dua faktor Herzberg, dimana dalam teori tersebut faktor motivasi dibagi ke dalam dua kelompok yakni faktor ekstrinsik hygiene factors dan faktor intrinsik motivation factors. Selanjutnya berdasarkan deskripsi Tabel 4.5. sebelumnya diketahui bahwa para pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara menilai bahwa, tata kerja mereka di instansi tersebut telah memenuhi kriteria motivasi kerja X 1 yang meliputi Universitas Sumatera Utara hygiene factors dan motivation factors secara kondusif dimana motivasi kerja ini dipercaya memberikan pengaruh positif pada kinerja. Hal ini tercermin dari jawaban responden yang mayoritas setujusangat setuju pada seluruh aspek yang dipertanyakan. Untuk motivation factors intrinsik di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara mengindikasikan tata kerja telah memenuhi aspek penghargaan atas prestasi achievement, pengakuan recognition, tanggungjawab responsibility, kepuasan kerja itu sendiri the work itself, peluang karier promotion dan kemungkinan untuk bisa lebih maju the posibility of growth. Demikian pula halnya dengan pemenuhan aspek hygiene factors extrinsik, dimana para pegawai telah merasa menerima kompensasi pay and benefit yang layak, kebijakan dan administrasi organisasi company policy and administration telah berjalan sebagaimana mestinya, hubungan antar pekerja relationship with co-worker berlangsung dengan baik, mutu dari supervisi supervision cukup terlaksana dengan baik, adanya rasa bangga dengan status yang disandang, keamanan dan keselamatan kerja job security sudah cukup baik, kondisi kerja working conditions yang nyaman serta kehidupan pribadi personal life yang mendukung pekerjaan di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara. Selanjutnya dengan memperhatikan hasil regresi, menunjukkan bahwa, nilai koefisen regresi variabel motivasi kerja X 1 sebesar 3,579. Tanda koefisien yang positif mengindikasikan bahwa hasil regresi ini sesuai dengan teori yang ada, dimana Universitas Sumatera Utara motivasi kerja mempengaruhi kinerja pegawai atau dengan kata lain motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara. Ini dapat diartikan bahwa, jika motivasi kerja naik maka kinerja pegawai juga akan naik, dimana motivasi kerja akan meningkatkan kinerja sebesar 3,579 bila faktor motivasi kerja meningkat sebesar 1. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukan dalam sejumlah penelitian terdahulu baik oleh Saydan dalam Sayuti 2007, Andrianto 2008, Ariani 2009 dan lain-lain yang menyimpulkan bahwa motivasi kerja seseorang di dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal yang berasal dari proses psikologis dalam diri seseorang, dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri environment factors. Adapun mengenai pengaruh komitmen organisasi X 2 Dengan bersandar pada Tabel 4.5. diketahui bahwa pendidikan, kompetensi dan pengalaman kerja sebagai indikator aspek affective commitment bagi para pegawai sangat membantu mereka dalam menangani berbagai pekerjaan yang mereka lakukkan sehingga dapat mendukung kinerja pegawai. Di samping itu para pegawai juga yakin bahwa mereka akan bekerja pada Dinas Perindustrian Perdagangan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara, bersandar pada teori yang dikemukakan oleh Luthans dalam Yuli 2003, dimana Luthans menyatakan bahwa komitmen organisasi dipengaruhi oleh affective commitment, continuance commitment dan normative commitment. Universitas Sumatera Utara Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara dalam jangka waktu yang lama yang menegaskan bahwa tata kerja mampu memenuhi aspek continuance commitment, demikian pula dengan aspek normative commitment dimana para pegawai merasa bahwa Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara telah memberikan banyak hal yang berharga bagi para pegawai. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa nilai koefisien regresi varibel komitmen organisasi adalah 2,289. Tanda koefisien yang positif mengindikasikan bahwa hasil regresi ini sesuai dengan teori yang ada, dimana komitmen organisasi mempengaruhi kinerja pegawai atau dengan kata lain komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara. Hasil penelitian menunjukkan, bila komitmen organisasi meningkat maka kinerja pegawai juga akan meningkat. Bila pengaruh kedua variabel tersebut dibandingkan, maka pengaruh motivasi kerja cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan komitmen organisasi. Hal ini berarti, kendati keduanya berpengaruh signifikan, secara umum kinerja para pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara lebih dipengaruhi oleh motivasi kerja dibandingkan dengan komitmen organisasi. Hal ini antara lain disebabkan karena hygiene factors dan motivation factors cukup terimplementasi dengan baik pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara. Selain itu juga dapat dimaklumi mengingat, eksistensi dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara Universitas Sumatera Utara relatif belum lama berdiri. Dengan usia organisasi yang baru berkisar 4 tahun berjalan dipercaya bahwa aspek motivasi cenderung lebih meresap pada tata kelola dan perjalanan keorganisasian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara dibandingkan dengan komitmen organisasi. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab iv ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Hasil uji F uji simultan dapat disimpulkan bahwa kedua variabel bebas tersebut yaitu variabel motivasi kerja dan variabel komitmen organisasi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara. Hal ini sesuai dengan penelitian Raiser 2006, Yuliani 2007, Windy 2009 dan Sari 2010. 2 Hasil uji t uji parsial Disiepulian bahwa kedua variabel bebas yaitu variabel motivasi kerja dan variabel komitmen organisasi secara parsial barpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja pegawai. Adapun yang dominan berpengaruh pasitif dan siglifiian terhadap variabel kinerja pegawai adalah variabel motivasi kerja. Universitas Sumatera Utara