Pembelajaran Geografi Teori-teori Pembelajaran

dan memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar dan berpikir inovatif dan mengembangkan potensinya secara optimal. Menurut Gagne dalam M Joko Susilo 2009:18, belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Melalui belajar orang akan memperoleh berbagai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang diperoleh dari interaksi antara guru, siswa, dan sumber belajar dalam pembelajaran. Walker dalam Riyanto, 2002 Belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulasi atau faktor-faktor samar-samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan belajar. Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Winkel 1996:53 Belajar menurut Slameto 2003:2 secara psikologis adalah “Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

2. Pembelajaran Geografi

Pembelajaran geografi adalah pembelajaran tentang ilmu pengetahuan yang mempelajari perbedaan dan persamaan geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan. Pembelajaran geografi adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam atau umat manusia dan variasi kewilayahannya. Dengan kata lain, Pembelajaran geografi adalah pembelajaran tentang hakekat geografi yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing Nursid Sumatmadja, 1997:12.

3. Teori-teori Pembelajaran

a. Teori Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan satu pendekatan pembelajaran yang menyediakan peluang kepada pelajar untuk membina kepahaman terhadap perkara yang telah dipelajari dengan ide dan fakta yang sedang dipelajari. Siswa secara keseluruhannya hendaklah lebih aktif dan melibatkan diri secara langsung. Dalam pengajaran konstruktivisme, para ahli psikologi telah mengemukakan beberapa cadangan untuk mewujudkan pembelajaran yang konstruktivisme. Antaranya ialah pembelajaran penemuan yang telah diperkenalkan oleh Jerome Bruner. Dalam pembelajaran penemuan, pelajar digalakkan untuk belajar sendiri sebahagian konsep atau prinsip melalui penglibatan aktif. Aspek pembelajaran kooperatif dan koloborasi turut ditekankan. Pembelajaran kooperatif ialah penggunaan kumpulan kecil dalam pembelajaran supaya pelajar dapat bekerja bersama-sama dalam memaksimakan pembelajaran sendiri dan rakan yang lain. Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut Nur, 2002 :8.

b. Teori Pembelajaran Behavioristik

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Gage, Berliner, 1984. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon Slavin, 2000. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru stimulus dan apa yang diterima oleh siswa respon harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan reinforcement, bila penguatan ditambahkan positive reinforcement maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangidihilangkan negative reinforcement maka responpun akan semakin kuat.

c. Teori Pembelajaran Modelling dan Observational Learning

Bandura mengembangkan 4 tahap melalui pengamatan atau modeling  tahap perhatian = Individu memperhatikan model yang menarik, berhasil, atraktif dan populer.  tahap retensi = Bila guru telah mendapat perhatian dari siswa, guru memodelkan perilaku yang akan ditiru oleh siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkannya atau mengulangi model yang telah ditampilkan.  tahap reproduksi = Siswa mencoba menyesuaikan diri dengan perilaku model.  tahap motivasional = Siswa akan menirukan model karena merasakan bhwa melakukan pekerjaan yang baik akan meningkatkan kesempatan untuk memperoleh penguatan. Konsep penting lainnya dari teori belajar ini adalah pengaturan diri self-regulation. Dalam kegiatan belajar ini, individu mengamati perilakunya sendiri, menilai perilakunya sendiri dengan standar yang dibuat sendiri, dan memperkuat atau menghukum diri sendiri apabila berhasil ataupun gagal dalam berperilaku.

4. Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 82

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE TPS

0 6 11

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN TIPE NHT BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 18 67

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER MENGGUNAKAN MEDIA PETA TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 12 62

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DAN TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LINGKUNGAN HIDUP KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEKAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 7 88

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 201

0 23 72

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TIPE SNOWBALL DRILLING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 95

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KOTA AGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 7 139

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCAFFOLDING DAN LESSON STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS VII DI SMP NEGERI 8, BANDAR LAMPUNG DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA TAHUN AJARAN 2014/2015

0 5 93

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK SISWA KELAS IV SDN 2 BAKALAN KRAPYAK TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 24