2. Pelaksanaan urusan administrasi perkara, administrasi keuangan perkara, dan tugas administrasi lainnya yang ditetapkan berdasarkan ketentuan undang-undang
3. Penyusunan statistik, dokumentasi, laporan serta pengarsipan perkara.
e. Advokat
Advokat memiliki kewenangan dan tugas di semua tingkatan dalam sistem peradilan pidana, dengan satu tujuan, memberikan bantuan hukum kepada
tersangkaterdakwa. Hal ini diatur dalam Pasal 69 KUHAP bahwa penasihat hukum berhak menghubungi tersangka sejak saat ditangkap atau ditahan pada semua tingkat
pemeriksaan menurut tata cara yang ditentukan dalam undang-undang ini. Selain itu, kewenangan advokat untuk melakukan pembelaan dan menjaga hak-hak
tersangkaterdakwa dalam setiap tingkat pemeriksaan dalam sistem peradilan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 70 ayat 1 KUHAP.
f. Petugas Rumah Tahanan Negara RUTAN dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan RUPBASAN dan Lembaga Pemasyarakatan LAPAS
-
RUTAN
Berdasarkan Pasal 1 butir 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 sebagaimana diubah dan ditambah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2010 bahwa RUTAN adalah tempat tersangkaterdakwa ditahan selama proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan.
- RUPBASAN
Di dalam RUPBASAN ditempatkan benda yang harus disimpan untuk keperluan barang bukti dalam pemeriksaan dalam tingkat penyidikan, penuntutan,
dan emeriksaan di sidang pengadilan termasuk barang yang dinyatakan dirampas berdasarkan putusan hakim.
Tujuan dari penyimpanan benda sitaan adalah untuk mengamankan barang bukti serta memudahkan petugas, baik penyidik maupun penuntut umum ketika
membutuhkan untuk keperluan pemeriksaan.
- LAPAS
Berdasarkan Pasal 1 butir 3 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Lembaga Pemasyarakatan, LAPAS adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan
Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.
III.2 Pihak Hukum Acara Pidana karena Keadaannya
Apabila sisi para pihak hukum acara pidana karena kewenangannya merupakan perwakilan korban yang diwakili oleh negara melalui penegak hukumnya, maka sisi para
pihak hukum acara pidana karena keadaannya dapat dikatakan sisi pelaku tindak pidana. a. Tersangka, terdakwa, terpidana, dan narapidana
- Tersangka
Berdasarkan Pasal 1 butir 14 KUHAP, tersangka adalah seorang yang karena perbuatan atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai
pelaku tindak pidana. Berdasarkan defini tersangka tersebut, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Perbuatan Perbuatan ini merupakan perbuatan aktif maupun pasif dari pelaku.
Perbuatan aktif merupakan pelaku melakukan suatu perbuatan yang patut diduga suatu tindak pidana. Perbuatan pasif adalah pelaku tidak melakukan
apa yang padahal dia dapat melakukan sesuatu untuk mencegah atau menghalangi terjadinya suatu tidak pidana.
2. Keadaan Keadaan dapat diartikan karena kondisinya patut diduga terlibat dengan tindak
pidana. 3. Bukti permulaan
Bukti permulaan diatur di dalam Pasal 1 butir 21 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen
Penyidikan Tindak Pidana bahwa bukti permulaan adalah alat bukti berupa Laporan Polisi dan 1 satu alat bukti yang sah, yang digunakan untuk
menduga bahwa seseorang telah melakukan tindak pidana sebagai dasar untuk dapat dilakukan penangkapan.
- Terdakwa
Sesuai dengan Pasal 1 butir 15 KUHAP pengertian terdakwa adalah seorang tersangka yag dituntut, diperiksa, dan diadili di sidang pengadilan.
- Terpidana
Terpidana adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap Pasal 1 butir 32 KUHAP
- Narapidana
Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di LAPAS sebagaimana yang dimaksud di dalam Pasal 1 butir 7 Undang-Undang
Lembaga Pemasyarakatan.
b. Saksi