ditunda sampai terdakwa hadir, dan apabila terdakwa tidak mau hadir di persidangan harus dihadirkan secara paksa ke pengadilan.
II.9 Persidangan Terbuka untuk Umum
Prinsip ini merupakan kelanjutan dari prinsip pemeriksaan dengan hadirnya terdakwa. Setelah terdakwa hadir di persidangan, sidang dibuka oleh hakim ketua majelis dan
menyatakan terbuka untuk umum.
II.10 Hakim Pengawas dan Pengamat
Lembaga baru ini disebut dengan Hakim Pengawas dan Pengamat KIMWASMAT. Lembaga ini merupakan hakim yang memiliki tugas dan fungsi
terbatas pada pengawasan dan pengamatan pelaksanaan putusan pengadilan perampasan kemerdekaan pidana penjara. Di dalam KUHAP, dasar hukum tentang tugas dang
fungsi KIMWASMAT dilihat dalam Pasal 277 KUHAP, yang berbunyi: 1 Pada setiap pengadilan harus ada hakim yang diberi tugas khusus untuk membantu
ketua dalam melakukan pengawasan dan pengawatan terhadap putusan pengadilan yang menjatuhkan pidana perampasan kemerdekaan.
2 Hakim sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 yang disebut hakim pengawas dan pengamat, ditunjuk oleh ketua pengadilan untuk paling lama dua tahun.
III. Para Pihak dalam Hukum Acara Pidana
III.1 Pihak Hukum Acara Pidana karena Kewenangannya
Para pihak hukum acara pidana karena kewenangan yang dimiliki berdasarkan peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut:
a. Penyelidik dan Penyidik
Tugas dan kewenangan masing-masing berdasarkan penafsiran otentik yang tercantum dalam KUHAP, yakni:
- Penyelidik
Berdasarkan Pasal 1 angka 4 KUHAP bahwa penyelidik adalah pejabat polisi Negara Republik Indonesia yang dibei wewenang oleh undang-undang ini untuk
melakukan penyelidikan. Diperjelas dalam Pasal 4 KUHAP bahwa penyelidik adalah setiap pejabat polisi Negara Republik Indonesia.
Tugas dan wewenang penyidik berdasarkan Pasal 5 ayat 1 KUHAP, yakni: a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak
pidana; b. Mencari keterangan dan barang bukti;
c. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri;
d. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab Penyelidik atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa:
a. Penangkapan, larangan meninggalkan tempat penggeledaan dan penyitaan;
b. Pemeriksaan dan penyitaan surat; c. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
d. Membawa dan menghadapkan seseorang kepada penyidik.
- Penyidik
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 KUHAP bahwa penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan Kemudian diperjelas dalam Pasal 6 KUHAP:
1 Penyidik adalah: a. Pejabat polisi negara Republik Indonesia;
b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khsus oleh undang-undang.
2 Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana dmaksud dalam ayat 1 akan diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.
Penyedik karena kewajibannya memiliki kewenangan Pasal 7 KUHAP antara lain:
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana;
b. Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri
tersangka; d. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;
e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; f. Mengambil sidik jarid dan memotret seseorang;
g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara; i. Mengadakan penghentian penyidikan;
j. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab
TABEL 1
Perbedaan penyelidik dan Penyidik
Kriteria Pembeda Penyelidik
Penyidik Subjek
Seluruh pejabat POLRI dari semua tingkat kepangkatan
a. Pejabat POLRI dengan syarat kepangkatan
tertentu b. Pejabat Pegawai Negeri
Sipil dengan syarat kepangkatan tertentu
Kewenangan Melakukan penyelidikan
Melakukan penyidikan Garis koordinasi
Melaporkan hasil penyelidikan Melaporkan hasil
kepada Penyelidik penyidikan
kepada Penuntut Umum
b. Jaksa dan Penuntut Umum -