5. Penyelesaian berkas perkara 6. Pelimpahan berkas ke Penuntut Umum
IV.4 Penuntutan
a. Ruang Lingkup Penuntutan
Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur
danlam undang-undang ii dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan. Hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang
tersebut diterjemahkan sebagai ruang lingkup penuntutan. Ruang lingkup penuntutan diatur dalam Pasal 138-140 KUHAP, yaitu:
1. Penghentian penuntutan Penghentian penuntutan dapat dilakukan setelah penuntut umum menerima atau
menerima kembali hasil penyidikan yang lengkap dari penyidik, ketentuan mana masih menjadi pertanyaan hasil penyidikan. Adapun alasan-alasan dilakukanya
penghentian penuntutan, yakni:
- Alasan tidak cukup bukti
- Alasan bukan merupakan suatu tindak pidana
- Perkara ditutup demi kepentingan hukum
2. Penyusunan surat dakwaan
- Pengertian surat dakwaan
M. Yahya Harahap membuat pengertian umum tentang surat dakwaan sebagai sebuah surat akta yang memuat rumusan tindak pidana yang
didakwakan kepada terdakwa, perumusan mana ditarik dan disimpulkan dari pemeriksaan penyidikan dihubungkan dengan unsur delik pasal tindak pidana
yang dilanggar dan didakwakan para terdakwa dan surat dakwaan tersebut menjadi dasar pemeriksaan bagi hakim dalam sidang pengadilan
- Syarat surat dakwaan
a. Syarat formal Pasal 143 ayat 2 huruf a KUHAP menyebutkan bahwa penuntut
umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis
kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan terdakwa. Hal ini untuk menghindari error in persona dalam penuntutan dan pemeriksaan
persidangan. b. Syarat materiil
Pasal 143 ayat 2 huruf a KUHAP menyebutkan bahwa surat dakwaan harus memuat secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana tersebut dilakukan oleh terdakwa. Surat dakwaan dianggap tidak
memenuhi syarat materiil apabila surat dakwaan tidak terang atau tidak jelas dalam merumuskan tindak pidana atau mencampur unsur tindak
pidana obscuur libel dan surat dakwaan mengandung pertentangan antara satu dengan yang lain.
- Penyusunan dan bentuk surat dakwaan
a. Penyusunan surat dakwaan 1. Penggabungan perkara
Ketentuan dalam Pasal 141 KUHAP menentukan, bahwa penggabungan perkara dapat dilakukan dengan cara:
i. Beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang
sama dan kepentingan pemeriksaan tidak menjadikan halangan terhadap penggabungannya concurcus realis, concurcus idealis,
perbuatan berlanjut ii.
Beberapa tindak pidana yang bersangkut paut satu dengan yang lain penyertaan dan pembantuan
iii. Beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut satu dengan yang
lain, akan tetapi satu dengan yang lain itu ada hubungannya, yang dalam hal ini penggabungan tersebut perlu bagi kepentingan
penyidikan 2. Pemisahan perkara
Pemisahan perkara diatur dalam Pasal 142 KUHAP dimana pemisahan perkara dapat dilakukan dengan membuat berkas perkara
baru dimana para terdakwa saling menjadi saksi, sehingga untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan baru, baik terdakwa maupun saksi.
Pemisahan perkara dilakukan sehubungan dengan kurangnya saksi yang menguatkan dakwaan penuntut umum, sedangkan saksi lain sulit
untuk diketemukan sehingga satu-satunya jalan adalah mengajukan sesama terdakwa sebagai saksi untuk terdakwa lainnya.
b. Bentuk surat dakwaan 1. Surat dakwaan tunggal
Surat dakwaan tunggal disusun apabila penuntut umu yakin dengan perbuatan terdakwa, keyakinan tersebut muncul karena perkara
yang dihadapi adalah perkara yang sederhana dan tindak pidana yang dilakukan jelas dan sederhana sehingga kemungkinan dakwaan tidak
tepat dikenakan sangat kecil. 2. Surat dakwaan alternatif
Dakwaan ini disusun apabila tindak pidana yang didakwakan hanya satu tindak pidana, tetapi penuntut umum ragu tentang tindak
pidana apa yang paling tepat karena terdakwa memiliki kemiripan unsur atau kedekatan unsur dengan tindak pidana lain, tetapi bukanlah
suatu perbarengan tindak pidana. Ciri utama dakwaan ni diberikan kata “atau” sebagai bentuk pilihan.
3. Surat dakwaan subsidair Dalam surat dakwaan ini, penuntut umum ragu akan kualifikasi
dari tindak pidana yang didakwakan apakah tindak pidana tersebut termasuk kualifikasi berat atau ringan.
4. Surat dakwaan kumulatif Surat dakwaan ini dibuat apabila ada beberapa tindak pidana yang
tidak ada hubungan antara tindak pidana yang satu dengan yang lainnya berdiri sendiri.
5. Surat dakwaan kombinasi atau campuran Surat dakwaan kombinasi dibuat untuk memenuhi kebutuhan
dalam praktik penuntutan agar terdakwa tidak bebas dari dakwaan yakni karena kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh penuntut
umum. Di dalam dakwaan kombinasi, penuntut umum dapat menyusun surat dakwaan dengan berbagai macam bentuk surat dakwaan dalam
satu surat dakwaan seperti: dakwaan alternatif-dakwaan subsidair- dakwaan tunggal-dakwaan alternatif, dan lain sebagainya.
3. Pelimpahan berkas perkara ke pengadilan negeri
IV.5 . Pemeriksaan Persidangan dan Pembuktian