Kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda

4. Kriteria Level

Level Criterion Hd = 2.6 Keterangan: Hd = fungsi selisih kriteria antara alternatif p = nilai kecenderungan atas q = harus merupakan nilai yang tetap Kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan preferensi p adalah ditentukan secara simultan. Jika d berada di antara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah Hd = 0.5 Brans, 1984. Gambar 2.8. Kriteria Level

5. Kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda

Hd = 2.7 0 jika d ≤ q 0,5 jika q d ≤ p 1 jika d p q p Hd -p -q 1 d 0 jika d ≤ q d-qp-q jika q d ≤ p 1 jika d p Universitas Sumatera Utara Keterangan: Hd = fungsi selisih kriteria antara alternatif d = selisih nilai kriteria { d = fa - fb } p = nilai kecenderungan atas q = harus merupakan nilai yang tetap Pengambilan keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan q dan p. dua parameter tersebut telah ditentukan. Gambar 2.9. Kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda 6. Kriteria Gaussian Gaussian Criterion Hd = 2.8 Fungsi ini bersyarat apabila ditentukan nilai , dimana dapat dibuat berdasarkan distribusi normal dalam statistik Brans, 1998. -p -q p q Hd 1 d 0 jika d ≤ 0 1 – exp- jika d 0 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.10. Kriteria Gaussian 2.10.1. Langkah – Langkah PROMETHEE Diperlukan tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh pembuat keputusan untuk mendapatkan hasil penyeleksian dengan metode PROMETHEE. Claudia, 2014. 1. Menentukan beberapa alternatif Alternatif adalah obyek yang akan diseleksi obyek seleksi. Pada perhitungan penyeleksian dengan PROMETHEE diperlukan penentuan beberapa obyek yang akan diseleksi minimal 2 obyek. Obyek yang satu dengan obyek lainnya akan dibandingkan. 2. Menentukan beberapa kriteria Setelah melakukan penentuan obyek yang akan diseleksi, maka dalam perhitungan penyeleksian PROMETHEE juga diperlukan penentuan beberapa kriteria, penentuan kriteria disini sebagai syarat atau ketentuan dalam penyeleksian. 3. Menentukan dominasi kriteria Ketika menentukan kriteria, pengambil keputusan harus menentukan bobot atau dominasi kriteria dari kriteria lainnya. Setiap kriteria boleh memiliki nilai bobot yang sama atau berbeda. 4. Menentukan tipe preferensi untuk setiap kriteria yang paling cocok didasarkan pada data dan pertimbangan dari pengambil keputusan. Tipe Hd 1 d Universitas Sumatera Utara preferensi ini berjumlah Enam Usual, Quasi, Linear, Level, Linear Quasi dan Gaussian. 5. Memberikan nilai threshold atau kecenderungan untuk setiap kriteria berdasarkan preferensi yang telah dipilih. Nilai kecenderungan tersebut adalah nilai indifference, preference, dan Gaussian. 6. Perhitungan Leaving Flow , Entering Flow dan Net Flow Dony, 2009. 1. Leaving flow adalah jumlah dari yang memiliki arah menjauh dari node a. dan hal ini merupakan pengukuran outrangking. Adapun persamaannya: = ∑ , ∈ 2.9 Keterangan : = Leaving Flow 2. Nilai Entering Flow adalah jumlah dari yang memiliki arah mendekat dari node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outranking. Untuk semua nilai node a dalam grafik nilai outranking ditentukan berdasarkan entering flow dengan persamaan: = ∑ , ∈ 2.10 Keterangan : a = Entering Flow 3. Nilai Net Flow adalah penilaian secara lengkap. Penilaian yang didapat dari nilai Entering Flow yang dikurangi nilai Leaving Flow. Hasil yang didapat dari nilai positif yang dikurangi nilai negatif dari sebuah node. Adapun persamaannya ialah: Universitas Sumatera Utara = − 2.11 Keterangan : a = Leaving Flow a = Entering Flow

2.11. Fl owchart