Model Pengambilan Keputusan Komponen Sistem Pengambilan Keputusan Algoritma

2.5. Model Pengambilan Keputusan

Model adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru jika perlu. Hasan, 2002. Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain: 1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu memiliki relevansi dengan masalah yang akan dipecahkan. 2. Untuk memperjelas secara eksplisit mengenai hubungan signifikan di antara unsur-unsur itu. 3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antara variable. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematik. 4. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan. Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau sistem yang kompleks. Permodelan sistem adalah proses membangun atau membentuk sebuah model dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu.Ginting, 2014. Secara skematis dapat dilihat pada Gambar 2.3. Model Model Yang diuji Sistem Nyata A Sampel Im ag e A Gambar 2.3. Skematis Model Ginting, 2014 Universitas Sumatera Utara

2.6. Komponen Sistem Pengambilan Keputusan

Sistem pengambilan keputusan dapat didekomposisikan menjadi beberapa Fitriyani, 2012. a. Data Management. Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Systems DBMS b. Model Management. Melibatkan model finansial, statistikal, management science , atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan. c. Commication dialog subsystem. User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka. d. Knowledge Management. Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

2.7. Algoritma

Abu Ja’far Muhammad Ibnu Musa Al-Kwarizmi, penulis buku “Aljabar wal muqabala ” beberapa abad yang lalu pada abad IX, dianggap sebagai pencetus pertama Algoritma karena di dalam buku tersebut Abu Ja’far menjelaskan langkah- langkah dalam menyelesikan berbagai persoalan aritmetika aljabar. Algoritma adalah suatu prosedur yang jelas untuk menyelesaikan suatu persoalan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu dan terbatas jumlahnya. Donald E. Knuth, seorang penulis beberapa buku algoritma abad XX, menyatakan bahwa ada beberapa ciri algoritma, yaitu: Suarga, 2004. 1. Algoritma mempunyai awal dan akhir. Suatu algoritma harus berhenti setelah mengerjakan serangkaian tugas. 2. Setiap langkah harus didefinisikan dengan tepat sehingga tidak memiliki makna ganda. 3. Memiliki masukan atau kondisi awal. 4. Memiliki keluaran atau kondisi akhir. 5. Algoritma harus efektif. Universitas Sumatera Utara 2.7.1. Sifat Algoritma Sifat utama algoritma adalah : 1. Input: Suatu algoritma memiliki kondisi awal sebelum algoritma dilaksanakan. 2. Output: Suatu algoritma akan mengubah kondisi awal menjadi kondisi akhir, dimana nilai awal diperoleh dari nilai input yang telah diproses melalui algoritma. 3. Definiteness: Langkah-langkah yang dituliskan dalam algoritma terdefinisi dengan jelas sehingga mudah dilaksanakan oleh pengguna algoritma. 4. Finiteness: Suatu algoritma harus memberi kondisi akhir setelah melakukan sejumlah langkah yang terbatas jumlahnya untuk kondisi awal yang diberikan. 5. Effectiveness: Setiap langkah dalam algoritma bisa dilaksanakan dalam suatu selang waktu tertentu sehingga pada akhirnya memberikan solusi sesuai yang diharapkan. 6. Generality: Langkah-langkah algoritma berlaku untuk setiap himpunan input yang sesuai dengan persoalan yang akan diberikan, tidak hanya untuk himpunan tertentu. 2.7.2. Time Complexity Thomas H. Cormen et al dalam buku yang berjudul Introduction to Algorithms pada edisi ketiga menyebutkan bahwa Algoritma adalah urutan langkah-langkah mengubah input menjadi output. Menganalisis algoritma berarti memprediksi sumber daya yang dibutuhkan algoritma, sumber daya yang menjadi perhatian utama seperti memori, bandwith komunikasi dan perangkat keras komputer yang biasanya sering digunakan untuk mengukur waktu komputasi. Algoritma memiliki kompleksitas, dimana ukuran kompleksitas tersebut merupakan acuan utama, untuk mengetahui kecepatan dari algoritma tersebut. Time Complexity Kompleksitas waktu adalah hubungan waktu komputasi dan jumlah input. Running time adalah sejumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi setiap baris pseudocode. Satu baris statement memiliki jumlah waktu yang berbeda dengan baris yang lain maka dari itu akan diasumsikan bahwa setiap pelaksanaan i garis membutuhkan waktu ci, di mana ci adalah konstan. Running time dari sebuah Universitas Sumatera Utara algoritma adalah jumlah dari running time dari setiap statement yang dieksekusi Claudia, 2014. Big Ɵ Big Theta adalah bagian dari kompleksitas waktu dari sebuah algoritma. Big Ɵ Big Theta didefinisikan bahwa fn merupakan Theta dari gn dan dinotasikan fn = Ɵgn jika dan hanya jika terdapat tiga konstanta positif n , c 1 dan c 2 sedemikian berlaku Claudia, 2014: | C 1 gn | = | fn | = |C 2 gn |; ∀n n 0. 2.1

2.8. Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Methods