Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

Direncanakan rumah sakit tipe C ini akan didirikan di setiap kabupatenkota regency hospital yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas. 4. Rumah Sakit Kelas D Rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Maka dari itu pada saat ini kemampuan rumah sakit tipe D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi saja. Sama halnya dengan rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D juga menampung pelayanan yang berasal dari puskesmas. 5. Rumah Sakit Kelas E Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus special hospital yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja. Pada saat ini banyak tipe E yang didirikan pemerintah, misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit jantung, dan rumah sakit ibu dan anak. Rumah sakit tipe E ini merupakan suatu kegiatan yang mempunyai potensi besar menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama yang berasal dari aktivitas medik

2.2. Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

2.2.1. Definisi Sistem Sistem adalah suatu kumpulan atau susunan atau benda yang berhubungan sedemikian rupa sehingga membentuk kesatuan atau keseluruhan. Sistem dibagi menjadi tiga bagian berbeda: input, proses dan output. Bagian-bagian tersebut dikelilingi oleh sebuah lingkungan dan sering melibatkan sebuah mekanisme umpan balik. Selain itu, pengambil keputusan juga dianggap sebagai bagian dari sistem. Ginting, 2014. Terdapat lima unsur utama yang terdapat dalam sistem: • Elemen-elemen atau bagian-bagian • Interaksi atau hubungan antar elemen-elemen tersebut • Ikatan antar elemen-elemen tersebut yang mengikatnya menjadi suatu kesatuan • Tujuan bersama sebagai hasil akhir Universitas Sumatera Utara • Lingkungan yang kompleks. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan prosedur atau komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya bekerja bersama sama sesuai dengan aturan yang diterapkan sehingga membentuk suatu tujuan yang sama, dimana dalam sebuah sistem bila terjadi satu bagian saja yang tidak bekerja atau rusak maka suatu tujuan bisa terjadi kesalahan hasilnya atau outputnya. Fitriyani, 2012. Sistem merupakan sekumpulan objek seperti orang-orang, sumber daya, konsep dan prosedur untuk memberikan performansi dalam pencapaian tujuan tersebut. Sandy, 2002. 2.2.2. Definisi Keputusan Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari pada alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif tersebut. Kemampuan mengambil keputusan yang cepat dan cermat akan menjadi kunci keberhasilan dalam persaingan global di waktu mendatang. Nilai sebuah keputusan sangat dipengaruhi oleh kelengkapan dan keakuratan informasi yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan itu sendiri. Maka peranan sistem informasi sangat penting dalam menyediakan informasi untuk memberikan dukungan dalam pembuatan keputusan. Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Turban Aronson 1998, pembuatan keputusan merupakan suatu proses atau kegiatan memilih diantara beberapa alternatif tertentu. Kegiatan pembuatan keputusan berbeda dengan pemecahan masalah, hal ini dikarenakan dalam pemecahan masalah tidak hanya menyelesaikan suatu masalah saja tetapi juga melakukan indentifikasi peluang. Sandy, 2002. Menurut Suryadi Ramdhani 1998 dalam tulisan Sandy, 2002 terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan pembuatan keputusan, antara lain menggunakan pendekatan rasional analitis, pendekatan intuitif dan pendekatan prilaku politis. Pendekatan rasional analitis dilakukan dengan mempertimbangkan semua alternatif dengan segala akibat dari pilihan yang diambilnya, menyusun segala akibat dan memperhatikan skala pilihan yang pasti dan memilih alternatif yang memberikan hasil maksimum. Namun model ini sering dikritik karena dianggap kurang realistis. Pendekatan intuitif emosional dilakukan Universitas Sumatera Utara dengan menitikberatkan pada kebiasan dan pengalaman, perasaan yang mendalam, pemikiran yang reflektif dan naluri dengan menggunakan proses alam bawah sadar. Pendekatan prilaku politis dilakukan secara individual dengan melakukan pendekatan kolektif. Suatu keputusan diambil kalau beberapa orang yang terlibat dalam proses tersebut menyetujui bahwa mereka telah menemukan pemecahan. 2.2.3. Definisi Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan diperkenalkan pada awal 1970-an oleh Michael Scott Morton, yang selanjutnya dikenal dengan istilah “Management Decision System”. Sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuat keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. Turban, 2005. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahap mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan, sampai data kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif. Sistem Keputusan tidak bisa dipisahkan dari sistem fisik maupun sistem informasi. Kompleksitas sistem fisik menuntut adanya sistem keputusan yang kompleks pula.

2.3. Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan