Syarat-Syarat Pernikahan. Rukun dan Syarat Sah Perkawinan

kepada hamba-Nya, di mana Dia tidak menghendaki kesulitan dan kemudaratan

2. Syarat-Syarat Pernikahan.

Selain adanya lima hal dalam rukun pernikahan yang sudah dijabarkan diatas, dalam perkawinan ada syarat lain yang harus dipenuhi oleh kedua calon mempelai agar perkawinan tersebut sah sesuai hukum yang berlaku yang berlaku dan tidak merugikan orang lain, syarat sah nikah adalah: a. Syarat bagi mempelai laki-laki : 1. Calon istri tersebut bukan mahramnya baik secara sepertalian darahnasab, maupun sepersusuan dan hubungan kekeluargaan; 2. Tidak beristri empat; 3. Tidak dipaksa kehendak sendiri; 4. Jelas seorang laki-laki bukan banci; 5. Mengetahui siapa calon istrinya; 6. Tidak sedang melaksanakan ihram; 7. Minimal telah berumur 19 tahun UU No.1 Tahun 1974 dan PMA No. 11 2007; dan 8. Seorang muslim. 76 b. Syarat bagi mempelai wanita: 1. Calon suami tersebut bukan mahramnya baik secara sepertalian darahnasab, maupun sepersusuan dan hubungan kekeluargaan; 76 Abdul Rahman Gazali, Fiqih Munakahat, Bogor: Kencana, 2003, h. 50. 2. Tidak atau bukan istri orang lain; 3. Tidak dalam masa iddah suaminya; 4. Tidak dipaksa kehendak sendiri; 5. Seorang muslimah; 6. Jelas seorang perempuan; 7. Minimal telah berumur 19 tahun UU No.1 Tahun 1974 dan PMA No. 11 2007; dan 8. Tidak sedang melaksanakan ihram. 77 c. Syarat bagi Wali Nikah: 1. Dewasa; 2. Berakal sehat jasmani dan rohani; 3. Laki-laki; 4. Seorang Muslim; 5. Tidak sedang Ihram; dan 6. Harus adil. 78 d. Syarat Saksi: 1. Dewasa; 2. Seorang muslim; 3. Laki-laki; 4. Adil; 5. Tidak tuli; 6. Tidak buta; 77 Ahmad Rafiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998, h. 71. 78 Asmin, Status Perkawinan Antar Agama, Jakarta: PT. Dian Karya, 1986, h. 32. 7. Tidak bisu; 8. Tidak Ghafil pelupapikun; 9. Berakal tidak gila; 10. Mengerti dan memahami maksud dan tujuan ijab kabul; 11. Tidak sekaligus ditentukan jadi wali. 79 Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam KHI pada bab IV pasal14, menyebutkan bahwa rukun dan syarat dalam perkawinan adalah sebagai berikut: 1. Calon Suami; 2. Calon Istri; 3. Wali Nikah; 4. Dua Orang Saksi; dan 5. Ijab dan Kabul. Adapun syarat yang merupakan suatu yang mesti ada dalam perkawinan dan merupakan salah satu bagian dari hakikat perkawinan tersebut. Misalnya saja syarat bahwa wali itu laki-laki, baligh, berakal sehat jasmani dan rohani, seorang muslim, tidak sedang ihram, dan harus adil. Ini menjadi penting karena disini selain menjadi saksi pernikahan wali mempunyai posisi atau hak penuh untuk mengizinkan kedua mempelai tersebut boleh nikah atau tidak. 79 Ahmad Rafiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998, h. 72. Dari uraian diatas menjelaskan bahwa akad nikah atau perkawinan yang tidak dapat memenuhi syarat dan rukunnya menjadikan perkawinan tersebut tidak sah menurut hukum.

D. Tujuan dan Hikmah

1. Tujuan Perkawinan Tujuan perkawinan pada umumnya tergantung pada masing- masing individu yang akan melakukannya, karena lebih bersifat subjektif. Tetapi tujuan perkawinan menurut agama Islam adalah untuk memenuhi petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang cinta, kasih sayang, sejahtera dan bahagia. Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban anggota keluarga. Sejahtera untuk terciptanya ketenangan lahir dan batin disebabkan terpenuhinya kebutuhan hidup dan batinnya sehingga timbullah kebahagiaan, yakni kasih sayang antara anggota keluarga. Selain itu dalam Kompilasi Hukum Islam KHI di pasal 3 menyebutkan bahwa perkawinan bertujuan untuk menghidupkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. 80 Nikah dalam Islam sebagai landasan pokok dalam pembentukan keluarga. Kenapa nikah harus dilakukan, karena nikah merupakan salah satu tujuan syari‟at yakni kemaslahatan dalam kehidupan. Bila diurutkan ada tiga sumber tujuan pokok kenapa pernikahan harus dilakukan. 80 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, Cetakan Pertama, h. 8.