3
Lingkungan tempat tinggal masyarakat berpengaruh terhadap penularan filariasis pada suatu wilayah. Karena merupakan tempat
kelangsungan hidup pejamu yang akan berinteraksi dengan agen penyebab penyakit.
10
Lingkungan yang berupa dataran rendah, rawa dan sawah merupakan tempat paling banyak ditemukannya cacing penular filariasis.
11
Lingkungan tersebut sangat mendukung kejadian filariasis yang ditularkan oleh vektor nyamuk. Oleh karena itu, Pemerintah perlu melakukan
program intervensi filariasis kepada masyarakat. Intervensi filariasis dilakukan dengan pengobatan massal kepada
masyarakat terutama penderita. Pengobatan juga dilakukan untuk mencegah infeksi filariasis pada masyarakat yang masih sehat. Program pengobatan
massal yang dilakukan dari tahun 2005-2009 baru mencapai 28-59,48.
11
Target pengobatan massal yang harus dicapai untuk memutus rantai penularan adalah sebesar 85. Hal ini tentunya masih jauh dari tujuan.
Oleh karena itu, penting untuk dilakukan analisis kejadian filariasis pada masyarakat di Kota Tangerang Selatan berdasarkan distribusi orang,
tempat dan waktu. Berdasarkan masalah yang tertulis pada latar belakang, penulis akan
meneliti tentang gambaran distribusi epidemiologi filariasis di Kota Tangerang Selatan tahun 2008-2012.
1.2 Rumusan Masalah
Didapatkan penderita filariasis setiap tahun. Dampak jangka panjang dari penyakit ini akan menimbulkan cacat fisik permanen yang bersifat
menahun pada setiap penderitanya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengamatan terhadap penyebaran filariasis di Kota Tangerang Selatan 2008-
2012. Sehingga dapat dilakukan intervensi dari penyakit.
4
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran kejadian filariasis berdasarkan orang usia, jenis kelamin di Kota Tangerang Selatan
2. Bagaimana gambaran kejadian filariasis berdasarkan tempat puskesmas, kelurahan di Kota Tangerang Selatan
3. Bagaimana gambaran kejadian filariasis berdasarkan waktu tahun di Kota Tangerang Selatan
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran distribusi epidemiologi filariasis di Kota Tangerang Selatan dari tahun 2008-2012.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran distribusi kejadian filariasis berdasarkan orang usia dan jenis kelamin di Kota Tangerang Selatan 2008-2012
2. Mengetahui gambaran distribusi kejadian filariasis berdasarkan tempat
puskesmas, kelurahan
di Kota Tangerang Selatan 2008-2012 3. Mengetahui gambaran distribusi kejadian filariasis berdasarkan
waktu tahun di Kota Tangerang Selatan 2008-2012 4. Mengetahui tren filariasis di Kota Tangerang Selatan 2008-2012
1.5 Manfaat Penelitian
1. Pengetahuan peneliti tentang gambaran distribusi kejadian filariasis berdasarkan orang, tempat dan waktu.
2. Informasi kepada masyarakat tentang gambaran distribusi kejadian filariasis berdasarkan orang, tempat dan waktu.
3. Informasi kepada institusi kesehatan tentang gambaran distribusi kejadian filariasis di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008-2012,
sebagai upaya dilaksanakannya pencegahan sedini mungkin. 4. Sebagai referensi penelitian bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Segitiga Epidemiologi
Distribusi atau penyebaran penyakit transmission of disease umumnya terjadi pada penyakit infeksi yang menular sehingga penyakit ini
disebut communicable disease. Penyakit terjadi disebabkan oleh transmisi agen infeksi dari satu orang ke orang lain.
12
Berdasarkan hukum kesetimbangan John Gordon Model Gordon kesehatan
individu digambarkan
dalam keseimbangan
Host-Agent- Environment.
10
Ketiga komponen ini saling berinteraksi sehingga terjadi keadaan sehat ataupun sakit pada setiap individu.
Gambar 2.1 Segitiga Konsep Epidemiologi Penyakit
Selain dari ketiga komponen yaitu Host-Agent-Environment, penyebaran epidemiologi penyakit yang ditemukan pada suatu komunitas
atau masyarakat dapat disebabkan oleh beberapa keadaan tertentu lainnya.
13
Beberapa keadaan tertentu tersebut cukup banyak contohnya. Secara ringkas keadaan-keadaan tersebut diantaranya adalah orang, tempat dan waktu.