Gambar 2. Kerangka Pemikiran Analisis Kinerja dan Lingkungan Agroindustri Bihun Tapioka di Kota Metro Pendapatan
AGROINDUSTRI BIHUN TAPIOKA
Proses Produksi Bihun Tapioka
Produktivitas Kapasitas
Lingkungan Agroindustri
Lingkungan Internal : 1. Produksi
2. Manajemen dan pendanaan 3. Sumber daya Manusia
4. Lokasi agroindustri 5. Pemasaran
Lingkungan Eksternal : 1. Ekonomi, sosial, budaya
2. Teknologi 3. Sosial
4. Iklim, cuaca 5. Kebijakan pemerintah
Kinerja Pendapatan
III. METODE PENELITIAN
A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional
Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan
penelitian.
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagiannya subsistem yang berorientasi untuk memberikan hasil akhir berupa produk dari sistem
yang bersangkutan.
Pengembangan usaha adalah upaya-upaya untuk mengembangkan dengan melihat kondisi lokasi suatu wilayah, prospeknya dimasa yang akan datang dan
komponen-komponen lain yang mendukung.
Agroindustri adalah subsistem dari sistem agribisnis yang memanfaatkan dan mempunyai kaitan langsung dengan produk-produk pertanian yang akan
ditransformasikan menjadi produk bernilai ekonomis tinggi.
Proses produksi adalah suatu proses mentransformasikan bahan baku tepung tapioka hingga menghasilkan output berupa produk bihun tapioka dalam
kemasan.
Produksi bihun adalah kegiatan produksi yang dilakukankan oleh agroindustri bihun selama satu bulan dan dihitung dari setiap proses produksi dikalikan
dengan frekuensi produksi masing-masing agroindustri pada bulan tersebut.
Kinerja adalah hasil kerja dari suatu agroindustri yang dilihat dari aspek teknis juga ekonomis produksi yang meliputi produktivitas kgHOK, kapasitas ,
dan pendapatan Rp.
Masukan Input adalah sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi bihun. Masukan berupa bahan baku kg, peralatan, tenaga kerja HOK, dan
bahan penolong.
Bahan baku adalah jumlah tepung tapioka yang digunakan dalam kegiatan pembuatan bihun tapioka selama proses produksi dan diukur dengan satuan
kilogram kg.
Bahan penolong adalah bahan produksi selain dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi untuk membantu agar bahan baku tepung tapioka
dapat diproses lebih lanjut misalnya plastik yang diukur dalam satuan kilogram kg, bahan bakar minyak diukur dalam liter l, tali rafia dalam kilogram kg,
dan kayu bakar diukur dalam meter kubik .
Keluaran Output adalah hasil dari proses produksi yaitu berupa bihun tapioka, diukur dalam jumlah satuan kilogram kg.
Harga produk output adalah harga bihun yang diterima oleh pengusaha agroindustri dan diukur dengan satuan rupiah per kilogram Rpkg.
Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja, baik didalam maupun luar anggota keluarga, yang digunakan dalam proses produksi bihun yang diukur
dalam satuan hari orang kerja HOK.
Biaya produksi adalah korbanan sejumlah sumber daya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan dinyatakan dalam satuan rupiah Rp. Biaya
produksi terdiri atas biaya tetep dan biaya variabel.
Biaya tetap yaitu korbanan yang dikeluarkan dalam usaha agroindustri yang besarnya tidak terpengaruh oleh jumlah sarana produksi tiap tahun atau biaya
yang tiap tahunnya selalu tetap yang dihitung dari besarnya penyusutan peralatan yang digunakan per bulan Rp.
Biaya variabel yaitu biaya yang dikeluarkan dalam usaha agroindustri yang jumlahnya selalu berubah sesuai dengan perubahan volume produksi bihun
tapioka. Biaya variabel dalam industri bihun tapioka berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku per bulan Rp.
Penerimaan adalah jumlah uang yang diterima produsen dari penjualan bihun hasil produksi. Penerimaan total diperoleh dengan mengalikan jumlah
produksi bihun dengan harga jual, diukur dengan satuan rupiah Rp.
Pendapatan adalah balas jasa yang diterima perusahaan dari pengolahan tepung tapioka menjadi bihun. Besarnya pendapatan dihitung dengan mengurangi
penerimaan agroindustri bihun dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, diukur dengan satuan rupiah Rp.