VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di agroindustri bihun tapioka di Kota Metro, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kinerja agroindustri bihun tapioka di Kota Metro secara keseluruhan sudah baik. Produktivitas rata-rata sebesar 69,02 kgHOK, kapasitas rata-rata
sebesar 62 persen, dan RC rasio rata- rata diperoleh sebesar 1,56.
2. Identifikasi lingkungan internal dan eksternal agroindustri bihun tapioka di Kota Metro didapatkan bahwa :
a. Kekuatan yang dimiliki agroindustri bihun tapioka adalah kebutuhan input produksi mudah diperoleh, bihun tapioka bermutu baik, telah ada
pembagian tugas yang jelas dalam organisasi perusahaan, lokasi usaha strategis, dan sistem pemasaran yang tertata.
b. Kelemahan yang dimiliki agroindustri bihun tapioka adalah sulit menambah teknologi karena terkendala modal, dan rata-rata pendidikan
yang rendah pada tenaga kerja. c. Peluang yang dimiliki agroindustri adalah bihun tapioka dapat diterima
oleh masyarakat Indonesia khususnya Provinsi Lampung, tersedianya teknologi untuk meningkatkan produktivitas agroindustri, permintaan
bihun tapioka tidak terpengaruh musim dan cuaca
d. Ancaman yang dihadapi agroindustri berupa perekonomian yang belum stabil terutama gejolak harga Bahan Bakar Minyak BBM, mahalnya
pengembangan teknologi produksi, adanya produk substitusi berupa bihun jagung dan mi terigu, proses produksi kadang terganggu cuaca
hujan, masih minimnya kerjasama dan dukungan pemerintah Kota Metro.
B. Saran
1. Pengusaha agroindustri bihun tapioka di Kota Metro sebaiknya melakukan pencatatan keuangan dan investasi yang terperinci dan membangun
kemitraan dengan lembaga keuangan yang dapat membantu menambah modal usaha dan menyelesaikan masalah permodalan jika sewaktu-waktu
dibutuhkan.
2. Pemerintah diharapkan dapat memberikan perhatian berupa pemberian akses menambah pendanaan, membantu menambah kemitraan pengusaha
bihun tapioka dengan pihak-pihak yang dapat membantu usaha, dan memudahkan alur birokrasi usaha bagi pengusaha agroindustri bihun
tapioka.
3. Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini mengenai analisis resiko usaha dan efisiensi pemasaran guna pengembangan agroindustri
bihun tapioka agar menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, B. P. 2012. Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal Agrista Volume 1 Nomor 2. http:agribisnis.fp.uns.ac.idcategorynaskah-publikasi-mahasiswa-2012.
Diakses 14 Mei 2013
Andika, M. S. 2012. Kinerja Usaha dan Strategi Pengembangan Agroindustri Skala Kecil Kopi Bubuk di Kota Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Lampung
Anoraga, P. 2000. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta Astawan, M. 2006. Membuat Mie dan Bihun. Jakarta: Penebar Swadaya
Badan Pusat Statistik. 2009. Profil Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga. Badan Pusat Statistik. Jakarta
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2012. Lampung Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung
Badan Pusat Statistik Kota Metro. 2014. Metro Dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Kota Metro. Metro
Downey, W. D, dan P.S Ericson. 1992. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Erlangga Hernanto, F. 1991. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya
Hunger, J.D dan T.L Wheelen. 2003. Manajemen Strategi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Iryanti, D. 2010. Analisis Kinerja, Nilai Tambah, dan Strategi Pengembangan Agroindustri Kecil Kelanting di Kecamatan Pekalongan Kabupaten
Lampung Timur. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.
Kemenperin Republik Indonesia. Direktori Perusahaan Industri. http:www.kemenperin.go.iddirektoriperusahaan?what=tepungprov=18
. Diakses tanggal 28 Oktober 2014
Kuncoro, M. 2006. Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga