Tingkat Keberhasilan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Inkuiri dalam Proses Pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014

(1)

TINGKAT KEBERHASILAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DAN INKUIRI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI AKADEMI

KEBIDANAN PEMERINTAH KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

SITI SARAH 135102013

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIDK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

Tingkat Keberhasilan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Inkuiri dalam Proses Pembelajaran di Akademi Kebidanan

Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014 ABSTRAK

Siti Sarah

Latar Belakang : pengajaran yang disampaikan dari strategi pembelajaran yang berbeda akan menghasilkan nilai yang berbeda pada setiap peserta didik. Strategi pembelajaran ekspositori adalah pendekatan belajar yang ditentukan oleh pengajar dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan dengan ceramah. Sedangkan strategi pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan dimana peserta didik sebagai subjek belajar dan dosen sebagai fasilitator.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri dalam proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014.

Metodologi : deskriptif dengan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 39 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling melalui observasi dengan prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. Penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat. Analisis data yang digunakan adalah univariat.

Hasil: dari 19 responden,mayoritas berhasil melakukan strategi pembelajaran ekspositori sebayak 12 orang (63,2%). Sedangkan pada strategi pembelajaran inkuiri dari 20 responden, mayoritas tidak berhasil melakukan strategi pembelajaran inkuiri sebayak 11 orang (55%).

Kesimpulan : hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori lebih tinggi dibandingkan strategi pembelajaran inkuiri. Diharapkan kepada dosen untuk menerapkan kedua strategi ini dalam proses pembelajaran sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Kata kunci : strategi pembelajaran, ekspositori, inkuiri

           


(5)

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri dalam proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014”.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

3. dr. Hemma Yulfi, DAP&E M. Med.ED selaku dosen pembimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah karya tulis ilmiah yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(6)

5. Dahlia Rosa SST, M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat yang telah memberikan izin penelitian.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan, semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

7. Seluruh teman-teman D-IV Bidan pendidik USU yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini selesai.

8. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmih Akhir kata peneliti ucapkan terimahkasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari ALLAH SWT. Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, Juli 2014

Siti Sarah

                     


(7)

   

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Peneliti ... 4

2. Bagi Institusi Pendidikan ... 4

3. Bagi Lahan Pendidikan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan ... 6

B. Strategi Pembelajaran ... 6


(8)

2. Dasar-dasar Strategi Pembelajaran ... 7

3. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Strategi Pembelajaran ... 8

C. Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 9

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 9

2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 9

3. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 9

4. Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 10

5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori .... 12

D. Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 13

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 13

2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 13

3. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 14

4. Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 15

5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran ... 17

E. Proses Pembelajaran ... 18

1. Pengertian Belajar ... 18

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 18

3. Pengertian Proses Pembelajaran ... 19

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran ... 19

5. Kerangka Teoritis ... 21

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 22

B. Defenisi Operasiosional ... 23

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24


(9)

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Tempat Penelitian ... 25

D. Waktu Penelitian ... 25

E. Etika Penelitian ... 25

F. Alat Pengumpulan Data ... 26

G. Uji Validitas dan Realibilitas ... 26

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 26

I. Analisis Data ... 27

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan ... 32

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil ... 32

2. Keterbatasan Penelitian ... 37

3. Implikasi Untuk Pendidikan Kebidanan ... 37

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

             


(10)

       

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 : Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keberhasilan Strategi Pembelajaran Ekspositori dalam Proses Pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014………..……… 30 Tabel 5.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Langkah-langkah Strategi

Pembelajaran Ekspositori dalam Proses Pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014………..………. 30 Tabel 5.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Langkah-langkah Strategi

Pembelajaran Inkuiri dalam Proses Pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014………..………. 31 Tabel 5.1 : Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keberhasilan Strategi

Pembelajaran Inkuiri dalam Proses Pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014………..……… 32

   


(11)

         

DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Kerangka Teoritis………. 21 Skema 2 : Kerangka Konsep……….. 22

                                 


(12)

           

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Observasi Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori Lampiran 4 : Lembar Observasi Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri Lampiran 5 : Master Data Penelitian

Lampiran 6 : Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 8 : Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 9 : Surat Selesai Melakukan Penelitian Lampiran 10 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 11 : Daftar Riwayat Hidup

               


(13)

Tingkat Keberhasilan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Inkuiri dalam Proses Pembelajaran di Akademi Kebidanan

Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014 ABSTRAK

Siti Sarah

Latar Belakang : pengajaran yang disampaikan dari strategi pembelajaran yang berbeda akan menghasilkan nilai yang berbeda pada setiap peserta didik. Strategi pembelajaran ekspositori adalah pendekatan belajar yang ditentukan oleh pengajar dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan dengan ceramah. Sedangkan strategi pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan dimana peserta didik sebagai subjek belajar dan dosen sebagai fasilitator.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri dalam proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014.

Metodologi : deskriptif dengan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 39 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling melalui observasi dengan prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. Penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat. Analisis data yang digunakan adalah univariat.

Hasil: dari 19 responden,mayoritas berhasil melakukan strategi pembelajaran ekspositori sebayak 12 orang (63,2%). Sedangkan pada strategi pembelajaran inkuiri dari 20 responden, mayoritas tidak berhasil melakukan strategi pembelajaran inkuiri sebayak 11 orang (55%).

Kesimpulan : hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori lebih tinggi dibandingkan strategi pembelajaran inkuiri. Diharapkan kepada dosen untuk menerapkan kedua strategi ini dalam proses pembelajaran sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Kata kunci : strategi pembelajaran, ekspositori, inkuiri

             


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak, dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Trianto, 2010).

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat. Perkembangan dan perubahan pendidikan yang maju menuntut tenaga pengajar untuk mengembangkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian untuk mencapai masyarakat madani (Yamin, 2010).

Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di dunia. Menurut tabel liga global yang diterbitkan oleh Firma Pendidikan Pearson, tempat pertama dan kedua diraih oleh Finlandia dan Korea Selatan. Ranking itu memadukan hasil tes internasional dan data seperti tingkat kelulusan antara 2006 dan 2010. Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil, sedangkan Inggris menempati posisi keenam (BBC Indonesia, 2012, ¶ 1).

Salah satu sistem pendidikan tersebut dapat dilihat dari sistem pendidikan tenaga kesehatan. Pengembangan tenaga kesehatan belum memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan untuk pelayanan atau pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan terus meningkat dalam jumlah dan penyebarannya diseluruh wilayah namun, mutu kesehatan belum memiliki daya saing dalam memenuhi permintaan dari luar negeri (Dinkes, 2011).


(15)

Lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan pengajar dewasa ini, menjadi salah satu masalah yang dihadapai dunia pendidikan. Padahal kualitas hasil dan proses pembelajaran sangat mempengaruhi kompetensi yang akan dicapai dalam pendidikan. Masalah pendidikan disebabkan oleh proses pembelajaran yang hanya diarahkan kepada kemampuan anak didik untuk menghapal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. (Sanjaya, 2011).

Masalah pendidikan dapat dipengaruhi oleh kualitas pengajaran, khususnya kompetensi pengajar terhadap hasil belajar anak didik. Hasil penelitian di bidang pendidikan menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar anak didik dipengaruhi oleh kompetensi pengajar, yang terdiri dari kemampuan memberikan pelajaran sebesar 32,43% dan penguasaan materi peajaran 32,58% sedangkan sikap guru terhadap mata pelajaran yang diberikan adalah sebesar 8,60% (Sabri, 2010).

Masalah utama pembelajaran pada pendidikan formal adalah masih rendahnya daya serap peserta didik yang terlihat dari hasil belajar yang sangat memperihatinkan. Hal ini disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional, sehingga mahasiswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik hanya menjelaskan konsep-konsep pada buku ajar. Mahasiswa tidak diajarkan strategi belajar untuk memahami cara belajar, berpikir, dan memotivasi diri, padahal aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan suatu pembelajaran (Trianto, 2010).

Hasil riset National Training Laboratories di Bethel oleh Maine (1954, dalam Warsono & Hariyanto, 2013, hal. 12), pembelajaran berbasis guru (Teacher Centered


(16)

Learning) yang dilakukan dengan ceramah, mahasiswa dapat mengingat materi pembelajaran maksimal 30%. Pembelajaran dengan metode diskusi yang tidak didominasi oleh guru, mahasiswa dapat mengingat sebanyak 50%. Jika mahasiswa diberi kesempatan melakukan (doing something) maka mahasiswa dapat mengingat sebanyak 75% dan jika dilakukan praktik pembelajaran belajar dengan cara mengajar (learning by teaching) maka mahasiswa dapat mengingat materi pelajaran sebanyak 90%.

Keberhasilan mahasiswa dalam belajar ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh dosen. Strategi pembelajarn sangat menentukan kualitas hasil belajar-mengajar. Hasil pengajaran yang disampaikan dari strategi pembelajaran yang berbeda akan menghasilkan nilai yang berbeda pada setiap peserta didik (Djamarah, 2006).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi inkuiri yang diterapkan diawali dengan strategi ekspositori yang menempatkan peranan besar dosen dalam pembelajaran terutama dalam hal membina, mengarahkan, membimbing, memberi tindakan, dan mengevaluasi serta refleksi, dan diakhiri dengan strategi inkuiri yang menuntut kemandirian mahasiswa dalam proses mencari, menemukan, dan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diajukan oleh dosen (Mulyati dan Aman, 2006).

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri tergantung pada menempatkan peranan besar dosen dalam pembelajaran. Sabri (2010) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran ekspositori adalah pendekatan belajar yang ditentukan oleh guru atau pengajar dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan dengan ceramah.


(17)

Sedangkan strategi pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan dimana peserta didik sebagai subjek atau objek belajar dan guru sebagai fasilitator belajar.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap dosen di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat, diketahui bahwa sebagian besar dosen melakukan pengajaran menggunakan metode konvensional dengan ceramah dan hanya sebagian kecil dosen yang menggunakan pembelajaran inovatif. Akan tetapi dalam melakukan metode pembelajaran tersebut, dosen kurang memperhatikan strategi yang harus melakukan dilakukan. Hal ini terlihat dari cara dosen ketika malakukan pengajaran langsung menyampaikan materi yang akan disampaikan tanpa memperhatikan kesiapan dari mahasiswanya.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan strategi pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014.

B. Perumusan Masalah

“Bagaimanakah tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri dalam proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014?”


(18)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri dalam proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014.

b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan strategi pembelajaran inkuiri di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengalaman untuk menerapkan suatu strategi pembelajaran ekspositori maupun pembelajaran inkuiri terhadap mahasiswa kebidanan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi bagi perpustakaan Fakultas Keperawatan yang dapat digunakan bagi peneliti selanjutnya.

3. Bagi Lahan Penelitian

Sebagai bahan masukan bagi pihak pengajar Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat agar dapat meningkatkan strategi pembelajaran kepada


(19)

mahasiswa kebidanan sehingga dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar yang lebih baik.

         


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keberhasilan

Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu penting bagi pertumbuhan dan kehidupan, dan merupakan cara penting untuk mengukur kemajuan (Sabri, 2010).

B. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan oleh pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang berfungsi mempermudah peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai (Hamzah, 2011).

Strategi pembelajaran merupakan pola-pola umum kegiatan dosen dan mahasiswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Djamarah, 2006).

1. Komponen Strategi Pembelajaran

Komponen strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh Hamzah (2011), terdiri atas 5 (lima) komponen yang saling berinteraksi dengan karakter fungsi dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan kegiatan lanjutan.


(21)

Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Cara pengajar memperkenalkan materi pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau meyakinkan pentingnya manfaat pokok bahasan akan sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.

Penyampaian informasi menjadi berarti jika kegiatan pendahuluan yang menarik dapat memotivasi peserta didik dalam belajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah urutan penyampaian, ruang lingkup materi yang di sampaikan, dan materi yang akan disampaikan. Proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.

Setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran dan penyampaian informasi berupa materi pelajaran kegiatan pendahuluan dan penyampaian informasi, maka dilaksanaan tes diakhir kegiatan pembelajaran dan akan dilakukan kegiatan tindak lanjut terhadap hasil tes tersebut.

2. Dasar-dasar Strategi Pembelajaran

Strategi dasar dalam pembelajaran merupakan dasar yang sangat penting yang harus dijadikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Djamarah (2006), terdapat empat dasar strategi pembelajaran yaitu:

a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diharapkan sebagai hasil belajar. Dalam hal ini, sasaran dan kegiatan pembelajaran yang dituju harus jelas dan terarah sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.


(22)

b. Memilih sistem pendekatan belajar bersadarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. Cara pengajar melihat suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori yang digunakan dalam pembelajaran, akan berpengaruh terhadap hasil belajar. c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang tepat

dan efektif. Teknik pembelajaran dapat memotivasi mahasiswa agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya dalam memecahkan masalah. Sedangkan metode pembelajaran, dilakukan untuk mendorong mahasiswa berpikir bebas dan berani dalam mengemukakan pendapatnya sendiri. Metode pembelajaran lebih menekankan pada peranan mahasiswa sedangkan teknik pembelajaran lebih terfokus kepada peranan pengajar dan alat-alat pembelajaran. d. Menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga dapat dijadikan

pedoman oleh pengajar dalam melakukan evaluasi hasil pembelajaran.

3. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Strategi Pembelajaran

Hal pokok yang harus di perhatikan oleh dosen dalam strategi pembelajaran adalah tahapan mengajar dan pendekatan mengajar. Secara umum ada tiga tahapan pokok yang terdapat pada tahapan mengajar. yaitu tahap praintruksional, tahap instruksional dan tahap penilaian atau tindak lanjut. Tahap prainstruksional adalah tahapan yang di tempuh dosen pada saat memulai proses belajar mengajar. Tahap instruksional adalah tahap pembelajaran atau tahap inti yaitu memberikan bahan pelajaran yang telah disusun dosen sebelumnya. Sementara tahap penilaian dan tindak lanjut adalah tahap untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan dari tahap instruksional. Tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar ditentukan oleh pendekatan mengajar yang digunakan oleh dosen. Pendekatan mengajar dapat dilakukan dengan


(23)

pendekatan yang berorientasi pada dosen (teacher centered) dan pendekatan yang berorientasi pada mahasiswa (student centered) (Sabri, 2010).

C. Strategi Pembelajaran Ekspositori

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang dosen kepada sekelompok mahasiswa dengan maksud mahasiswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal (Sanjaya, 2011, hal.179).

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada dosen (teacher centered approach) karena dosen memegang peran yang sangat dominan untuk menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai mahasiswa secara baik (Sanajaya, 2008).

2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi ekspositori dilkasanakan dengan cara menyampaikan materi secara verbal, sehingga strategi ekspositori sering diidentikkan dengan ceramah. Materi yang disampaikan adalah materi yang sudah jadi, seperti data atau fakta dan konsep-konsep yang harus dihafal oleh peserta didik. Tujuan utama pembelajaran ekspositori adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Sehingga di akhir proses pembelajaran peserta didik diharapkan memahami materi dengan benar dan dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan (Kholis, 2012, ¶ 5).


(24)

3. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Sanjaya (2008) mengemukakan bahwa dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu berorientasi pada tujuan, prinsip komunikasi, prinsip kesiapan, dan prinsip berkelanjutan. Penyampaian materi pembelajaran ekspositori dilakukan dengan metode ceramah, namun sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu dosen harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur.

Prinsip komunikasi merupakan proses komunikasi dalam pembelajaran yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan).

Kesiapan merupakan salah satu hukum belajar menurut teori koneksionisme. Dalam prinsip kesiapan, inti dari hukum belajar adalah setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus bila dalam dirinya sudah memiliki kesiapan. Sebaliknya, setiap individu tidak akan merespon setiap stimulus yang muncul bila dirinya belum memiliki kesiapan.

Prinsip berkelanjutan dalam pemebelajaran ekspositori harus dapat mendorong mahasiswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran ekspositori dikatakan berhasil bila proses penyampaian dapat membawa mahasiswa pada situasi ketidak seimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.

4. Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Langkah-langkah dalam penerapan strategi ekspositori berdasarkan Sanjaya (2008) terbagi atas lima langkah, yaitu langkah persiapan (preparation), penyajian


(25)

(presentation), korelasi (correlation), mengaplikasikan (aplication), dan menyimpulkan (generalization).

Persiapan (preparation) merupakan langkah utama dalam strategi pembelajaran. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah mengajak mahasiswa keluar dari mahasiswa yang pasif, membangkitkan motivasi dan minat mahasiswa untuk belajar, merangsang dan membuka rasa ingin tahu mahasiswa serta menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

Penyajian (presentation) adalah langkah penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelakanaan langkah ini diantaranya adalah penggunaan bahasa, intonasi suara dan menjaga kontak mata dengan mahasiswa menggunakan joke agar kelas tetap hidup dan segar melalui penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu.

Korelasi (correlation) adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman mahasiswa atau hal-hal lain yang memungkinkan mahasiswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas kemampuan berfikir dan kemampuan motorik mahasiswa.

Mengaplikasikan (aplication) adalah langkah unjuk kemampuan mahasiswa setelah menyimak penjelasan dosen. Dosen dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh mahasiswa. Tehnik yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah dengan membuat tugas yang relevan dan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah di disajikan.


(26)

Menyimpulkan (generalization) adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi pembelajaran ekspositori sebab melalui langkah ini mahasiswa dapat mengambil intisari dari proses penyajian sehingga memberikan keyakinan mahasiswa tentang suatu pemaparan.

5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori a. Keunggulan

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang sering digunakan. Hal ini tidak terlepas dari keunggulan yang dimiliki oleh strategi pembelajaran ekspositori. Dengan strategi pembelajaran ekspositori dosen bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran sehingga pengajar dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai mahasiswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas. Melalui strategi pembelajaran ekspositori mahasiswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran sekaligus dapat melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi). Strategi pembelajaran ekspositori biasanya digunakan untuk jumlah mahasiswa dan ukuran kelas yang besar (Sanjaya, 2011, hal. 190).

b. Kelemahan

Selain memiliki keunggulan, strategi pembelajaran ekspositori juga memiliki kelemahan, hal ini dikarenakan strategi pembelajaran ini hanya dapat dilakukan terhadap mahasiswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara


(27)

individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat dan bakat serta perbedaan gaya belajar. Strategi pembelajaran ekspositori lebih banyak diberikan melalui ceramah sehingga mahasiswa sulit mengembangkan kemampuannya dalam hal sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung pada apa yang dimiliki dosen, seperti persiapan pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan berkomunikasi dan kemampuan mengelola kelas. Jika salah satu dari kriteria tersebut tidak terpenuhi maka proses pembelajaran tidak mungkin berhasil. Gaya komunikasi strategi pembelajaran ini lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication) sehingga kesempatan untuk mengontrol pemahaman mahasiswa tentang materi pembelajaran akan sangat terbatas. Komunikasi satu arah mengakibatkan pengetahuan mahasiswa terbatas pada apa yang diberikan dosen (Sanjaya, 2011).

D. Strategi Pembelajaran Inkuiri

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi pembelajaran inkuiri adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2011).

2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pelajaran yang berorientasi kepada mahasiswa (studen centerd approach) karena dalam strategi ini mahasiswa memegang peran penting yang sangat dominan dalam proses pembelajaran, tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan


(28)

dosen secara verbal, tetapi mahasiswa berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Seluruh aktivitas yang dilakukan mahasiswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dalam strategi pembelajaran inkuiri, dosen bukan sekedar sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar mahasiswa. Aktivitas pembelajaran dilakukan melalui proses tanya jawab antara dosen dan mahasiswa. Karena itu kemampuan dosen dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat dalam melakukan inkuiri.

Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya (Asri, 2013).

3. Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi pembeajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada pengembangan intektual mahasiswa. Sanjaya (2011) menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap dosen dalam menerapkan strategi pembelajaran inkuiri yaitu berorientasi pada pengembangan intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar untuk berpikir, dan prinsip keterbukaan.

Strategi pembelajaran inkuiri tidak hanya berorientasi pada hasil belajar tetapi juga berorientasi pada proses belajar atau pengembangan intelektual. Kriteria


(29)

keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana mahasiswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana mahasiswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.

Berdasarkan prinsip Interaksi, proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi antara mahasiswa, dosen, dan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi menempatkan dosen sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Dosen perlu mengarahkan (directing) agar mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir melalui interaksinya.

Prinsip bertanya dalam strategi pembelajaran inkuiri mengacu pada peran dosen sebagai penanya. Sebab, kemampuan mahasiswa untuk menjawab setiap pertanyaan merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan dosen untuk menguasai berbagai jenis dan teknik bertanya sangat diperlukan.

Belajar adalah proses berpikir (learning how to think) untuk mengembangkan potensi seluruh otak. Prinsip berpikir dalam strategi pembelajaran inkuiri adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang perlu dibuktikan kebenarannya. Peran dosen pada prinsip keterbukaan ini adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan hipotesis dan membuktikan kebenaran hipotesis secara terbuka.


(30)

4. Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sanjaya (2008), ada beberapa langkah dalam menerapkan strategi inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dan menguji hipotesis.

Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim yang responsif. Pada langkah ini dosen mengondisikan agar mahasiswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Dosen merangsang dan mengajak mahasiswa untuk berpikir memecahkan masalah. Hal-hal yang harus dilakukan dalam langkah orientasi adalah menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa mahasiswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang mahasiswa untuk berpikir memecahkan teka-teki tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah adalah masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh mahasiswa, masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti dan konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh mahasiswa.

Hipotesis adalah masalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Hipotesis perlu diuji kebenarannya. Potensi berpikir dimulai dari kemampuan mahasiswa untuk menebak hipotesis dari suatu permasalahan. Langkah merumuskan hipotesis merupakan langakah untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis yang sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan serta keluasan pengalaman yang dimiliki peserta didik.


(31)

Mengumpulkan data adalah langkah menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses yang sangat penting dalam mengembangkan intelektual. Proses pengumpulan data tidak hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan mengembangkan potensi pikirnya.

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Hal terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan mahasiswa atas jawaban yang diberikan. Menguji hipotesis akan mengembangkan kemampuan berpikir rasional.

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat dosen harus mampu menunjukkan data yang relevan pada mahasiswa

5. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri a. Keunggulan

Strategi pembelajaran inkuiri merupakan salah satu strategi pembelajaran yang inovatif dan banyak dianjurkan karena banyak memiliki keunggulan diantaranya adalah merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, efektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada mahasiswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. Strategi ini dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang dianggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya


(32)

pengalaman. Keunggulan lain dalam strategi pembelajaran inkuiri, dapat melayani kebutuhan mahasiswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, sehingga mahasiswa yang memiliki kemampuan belajar yang bangus tidak akan terhambat oleh siwa yang lemah dalam belajar (Sanjaya, 2011).

b. Kelemahan

Kelemahan strategi pembelajaran inkuiri adalah sulit untuk mengontrol kegiatan dan keberhasilan mahasiswa akibat kebiasaan mahasiswa dalam belajar. Dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran inkuiri, memerlukan waktu yang panjang sehingga sulit menyesuaikan waktu yang telah ditentukan. Strategi pembelajaran inkuiri sulit diimplementasikan jika kritera keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran (Sanjaya, 2011).

E. Proses Pembelajaran 1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berfikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi (Riyanto, 2010).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Terdapat tiga persoalan pokok dalam kegiatan belajar, yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output). Persoalan proses adalah mekanisme atau proses terjadinya perubahan kemampuan pada diri subyek belajar. Dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antara fasilitator belajar, metode yang digunakan, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari. Sedangkan keluaran merupakan hasil


(33)

belajar itu sendiri, yang terdiri kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subyek belajar (Notoatmodjo, 2007).

Proses belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Metode Alat-alat Bantu

Input Output

(Subyek Belajar) (Hasil Belajar)

Fasilitas Belajar Bahan Belajar

J. Guilbert, mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar kedalam empat kelompok besar, yakni faktor materi, lingkungan, instrumental, dan faktor individual subyek belajar. Faktor yang pertama, materi ikut menentukan proses dan hasil belajar. Faktor yang kedua adalah lingkungan yang dikelompokkan menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Faktor yang ketiga, instrumental, yang terdiri dari alat peraga, dan perangkat lunak seperti kurikulum (dalam pendidikan formal), pengajar atau fasilitator belajar serta metode belajar mengajar (Notoatmodjo, 2007).

3. Pengertian Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah kegiatan atau interaksi yang dilakukan antara pengajar dan anak didik untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum

 


(34)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pembelajaran

Sabri (2010) mengemukakan bahwa tinggi atau rendahnya suatu nilai keberhasilan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tujuan, dosen, mahasiswa, kegiatan pengajaran, bahan dan alat

a. Tujuan

Tujuan adalah pedoman atau sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Jika suatu tujuan tercapai maka keberhasilan pengajaran juga akan tercapai. Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh dosen dan secara langsung dosen akan mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik.

b. Pengajar

Pengajar adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada mahasiswa. Setiap dosen memiliki kepribadian sesuai dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Kepribadian tersebut dapat mempengaruhi pola kepemimpinan dalam melaksanakan tugas mengajar. Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar sangat mempengaruhi kompetensi dosen dibidang pendidikan dan pengajaran. Aspek-aspek inilah yang dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa.

c. Mahasiswa

Kepribadian, intelektual dan biologis setiap mahasiswa berbeda-beda. Perbedaan inilah yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Banyak sedikitnya jumlah mahasiswa dalam satu kelas akan mempengaruhi keberhasilan belajar.


(35)

Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara dosen dengan mahasiswa. Pendekatan mengajar yang dilakukan oleh dosen akan mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar mengajar yang berlainan. Strategi dan metode pembelajaran sangat menentukan kualitas hasil belajar mengajar.

e. Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan, karena bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik.

f. Alat

Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Alat berfungsi sebagai pelengkap yang dapat membantu mempermudah usaha mencapai tujuan pembelajaran. Alat bantu yang dapat digunakan dalam pembelajaran berupa globe, papan tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video, dan sebagainya.

                     


(36)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian tentang tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri dalam proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014, dapat dilihat sebagai berikut:

Skema 2. Skema Kerangka Konsep Keberhasilan Strategi

Pembelajaran Ekspositori dan Inkuiri


(37)

B. Defenisi Operasional

No Variabel Penelitian

Defenisi Operasional

Alat

Ukur Cara

Ukur Hasil Ukur

S kala Ukur 1. Strategi Pembelajaran Ekspositori Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh dosen di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat kepada mahasiswa menggunakan

penjelasan materi secara verbal yang dilakukan sesuai dengan prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori. Lembar Observasi

Obserpasi 0 : Berhasil 1 : Tidak

Berhasil Nominal 2. Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh dosen di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat kepada mahasiswa dengan cara pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri.

Lembar Observasi

Obserpasi 0 : Berhasil

1 : Tidak Berhasil


(38)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan cross sectional

untuk menilai tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri dalam proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Popuasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti, dapat berupa orang, benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat tahun 2014, yang berjumlah 46 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari populasi (Notoatmodjo, 2005). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling, yaitu seluruh populasi dijadikan sampel yang berjumlah 46 orang. Ada beberapa kriteria dalam menentukan sampel yaitu:

a.Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2008, hlm. 90). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen yang mengajar di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat dan bersedia menjadi responden.


(39)

b.Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008, hlm. 90). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah dosen yang hanya mengajar praktikum di laboratorium dan tidak mengajar selama dilakukan penelitian.

Setelah dilakukan penelitian ternyata jumlah sampel tidak mencukupi dikarenakan waktu yang terbatas. Akan tetapi, setelah dilaksanakan penelitian pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2014, diperoleh responden sebanyak 39 orang yang sesuai dengan kriteria yaitu 19 orang melakukan strategi pembelajaran ekspositori dan 20 orang melakukan strategi pembelajaran inkuiri. Hal tersebut dikarenakan ada responden yang hanya mengajar dilaboratorium dan ada responden yang menolak menjadi sampel dalam penelitian.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut dengan pertimbangan banyaknya dosen yang bersedia menjadi sampel dalam penelitian.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakasanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2014.


(40)

E. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik yang harus diperhatikan yaitu peneliti harus menyerahkan lembar persetujuan kepada respoden agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia untuk diteliti, maka responden harus menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden (anonymity) pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan (confidentiality) informasi yang diberikan oleh responden akan dijamin oleh peneliti.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar obsevasi yang disusun secara sistematis sesuai dengan prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah baku berdasarkan literatur sehingga tidak perlu lagi di uji validitas dan reliabilitasnya.


(41)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti menerima surat izin penelitian dari Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan telah mendapat izin dari Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat. Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada dosen sesuai kriteria penelitian.

Selanjutnya, peneliti menjumpai responden dan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian. Peneliti meminta persetujuan responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent. Setelah responden bersedia, kemudian peneliti menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri, lalu meminta sebagian dosen untuk melakukan strategi pembelajaran ekspositori dan sebagian lagi diminta untuk melakukan strategi pembelajaran inkuiri. Setelah itu, peneliti melakukan observasi selama dosen mengajar untuk menilai tingkat keberhasilan kedua strategi pembelajaran tersebut. Apabila salah satu langkah dalam strategi pembelajaran ekspositori maupun inkuiri tidak dilakukan oleh responden maka responden dinyatakan tidak berhasil. Apabila semua langkah-langkah dalam strategi pembelajaran ekspositori maupun inkuiri tersebut dilakukan oleh responden maka responden dinyatakan berhasil. Setelah semua responden diobservasi maka peneliti melakukan pengolahan dan analisa data.

I. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa semua kuesioner apakah data dan jawaban sudah lengkap dan benar (editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data


(42)

yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, yang dilakukan menggunakan bantuan program komputer, untuk mencari presentasi tingkat keberhasilan dan distribusi frekuensi responden berdasarkan pelaksanaan langkah-langkah strategi pembelajaran eksposiori dan strategi pembelajaran inkuiri.

                             


(43)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri dalam proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014. Jumlah responden adalah 46 orang. Namun karena keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian, responden yang memenuhi kriteria adalah 39 orang. Dari 39 responden, 19 responden melakukan strategi pembelajaran ekspositori dan 20 responden melakukan strategi pembelajaran inkuiri.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, yang dilakukan menggunakan bantuan program komputer, untuk mencari presentasi tingkat keberhasilan dan distribusi frekuensi responden berdasarkan pelaksanaan langkah-langkah strategi pembelajaran ekspositori dan strategi pembelajaran inkuiri.


(44)

1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keberhasilan Strategi Pembelajaran Ekspositori dalam Proses Pembelajaran  

 

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keberhasilan Pada Strategi Pembelajaran Ekspositori dalam Proses Pembelajaran

di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014

Tingkat

Keberhasilan f %

Berhasil 12 63,2

Tidak

Berhasil 7 36,8

Total 19 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden berhasil melakukan strategi pembelajaran ekspositori dalam proses pembelajaran yaitu sebanyak 12 orang (63,2%).


(45)

2. Distribusi Responden Berdasarkan Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori dalam Proses Pembelajaran

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori dalam Proses Pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah

Kabupaten Langkat Tahun 2014 Langkah-langkah

Strategi Pembelajaran

Ekspositori

Melakukan Tidak

Melakukan

f % f %

Persiapan 12 63,

2 7

36, 8

Penyajian 18 94,

7 1 5,3

Korelasi 18 94,

7 1 5,3

Mengaplikasi

kan 18

94,

7 1 5,3

Menyimpulka

n 18

94,

7 1 5,3

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dalam langkah-langkah strategi pembelajaran ekspositori, mayoritas responden melakukan langkah penyajian, korelasi, mengaplikasikan, dan menyimpulkan sebanyak 18 orang (94,7%) dan sebanyak 12 orang (63,2%) responden melakukan langkah persiapan.


(46)

3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keberhasilan Strategi Pembelajaran Inkuiri dalam Proses Pembelajaran  

 

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keberhasilan Pada Strategi Pembelajaran Inkuiri dalam Proses Pembelajaran

di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014

Tingkat

Keberhasilan f %

Berhasil 9 45

Tidak Berhasil 11 55

Total 20 100

 

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berhasil melakukan strategi pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran yaitu sebayak 11 orang (55%).


(47)

4. Distribusi Responden Berdasarkan Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri dalam Proses Pembelajaran

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri dalam Proses Pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah

Kabupaten Langkat Tahun 2014 Langkah-langkah

Strategi Pembelajaran Inkuiri

Melakukan Tidak

Dilakukan f % f %

Orientasi 13 65 7 3

5 Merumuskan

Masalah 19 95 1 5

Merumuskan

Hopotesis 19 95 1 5

Mengumpulkan Data 11 55 9 4

5

Menguji Hipotesis 19 95 1 5

Merumuskan

Kesimpulan 19 95 1 5

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dalam langkah-langkah strategi pembelajaran inkuiri, mayoritas responden melakukan langkah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan sebanyak 19 orang (95%), Sedangkan responden yang melakukan langkah orientasi sebayak 13 orang (65%) dan responden yang melakukan langkah mengumpulkan data sebanyak 11 orang (55%).

B. Pembahasan

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Dari hasil penelitian yang dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri, diperoleh kesimpulan bahwa mayoritas


(48)

responden berhasil melakukan strategi pembelajaran ekspositori, akan tetapi pada strategi pembelajaran inkuiri, mayoritas responden tidak berhasil melakukannya dalam proses pembelajaran. Berdasarkan langkah-langkahnya, responden yang tidak berhasil dalam strategi pembelajaran ekspositori mayoritas tidak melakukan langkah persiapan. Sedangkan responden yang tidak berhasil melakukan strategi pembelajaran inkuiri, mayoritas tidak melakukan langkah orientasi dan mengumpulkan data.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008), strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada dosen (teacher centered approach). Pada strategi ini, dosen memegang peran yang sangat dominan untuk menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai mahasiswa secara baik. Strategi pembelajaran ini identik dengan ceramah.

Hasil penelitian membuktikan bahwa strategi pembelajaran ekspositori dapat diterapkan pada warga belajar yang memiliki efikasi diri rendah, sebab strategi ekspositori dapat diberikan dalam bentuk penyampaian materi secara keseluruhan berupa pengetahuan, fakta, prosedur, konsep, teori, generalisasi, hukum atau dalil, beserta bukti-bukti yang mendukung. Pelaksanaan pembelajaran akan tercipta secara kondusif, jika dosen memiliki kemampuan dalam menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karkteristik warga belajar, salah satunya efikasi diri masing-masing warga belajar (Waspodo, 2012).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardi (2013), menunjukkan pelaksanaan penerapan metode pembelajaran ekspositori telah 70% berhasil. Sebagian tidak terlaksana karena pengajar kurang memahami sintak metode pembelajaran ekspositori, waktu yang kurang untuk menyampaikan materi.


(49)

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa meskipun strategi pembelajaran eksopitori telah berhasil dilakukan oleh sebagian besar dosen, akan tetapi tidak semua dosen mampu melaksanakannya dengan baik. Padahal, strategi pembelajaran ekspositori yang identikkan dengan ceramah, telah menjadi strategi pembelajaran yang sering diterapkan dosen dalam mengajar. Hal ini juga terlihat dalam hasil penelitian ini, yang menunjukkan dari 19 responden, 7 orang (36,8%) diantaranya tidak berhasil melakukan strategi pembelajaran ekspositori karena tidak melakukan langkah persiapan.

Kecenderungan dosen tidak melakukan langkah persiapan dapat dipengaruhi oleh faktor kebiasaan dalam mengajar yang lebih dominan melakukan pengajaran tanpa melakukan langkah persiapan. Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008), bahwa tujuan persiapan adalah untuk membangkitkan motivasi dan minat mahasiswa untuk belajar, merangsang dan membuka rasa ingin tahu mahasiswa serta menciptakan suasana iklim pengajaran yang terbuka. Persiapan (preparation) merupakan langkah utama dalam strategi pembelajara ekspositori karena keberhasilan pelaksanaannya sangat tergantung pada langkah persiapan. Penggunaan strategi pembelajaran ekspositori tidak terlepas dari beberapa prinsip yang harus diperhatikan, salah satu diantaranya adalah prinsip kesiapan. Dimana kesiapan merupakan salah satu hukum belajar menurut teori koneksionisme, yaitu setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus bila dalam dirinya sudah memiliki kesiapan. Sebaliknya, setiap individu tidak akan merespon setiap stimulus yang muncul bila dirinya belum memiliki kesiapan.

Sesuai dengan teori Connectionism dan hukum-hukum belajar oleh Thorondike dalam Hamalik (2009), yang menyatakan hukum kesediaan atau kesiapan (the law of readiness) yaitu apabila suatu ikatan (bond) siap untuk berbuat, maka perbuatan itu


(50)

memberikan kepuasan, sebaliknya apabila tidak siap maka akan menimbulkan ketidakpuasan atau ketidaksenangan.

Berbeda halnya dengan strategi pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Trianto (2010), strategi pembelajaran inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembalajaran berbasis konstekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri, sehingga pengajar dituntut untuk merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, pada setiap materi yang akan diajarkan.

Sejalan dengan Hamalik (2009), pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada mahasiswa dimana mahasiswa harus menemukan suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural.

Akan tetapi, dilihat dari presentasi tingkat keberhasilan strategi pembelajaran inkuiri, mayoritas dosen tidak berhasil melakukannya yaitu sebayak 11 orang (55%). Distribusi frekuensi pada langkah-langkah strategi pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran, menunjukkan bahwa dari 20 responden, sebagian besar dosen tidak berhasil melakukan langkah orientasi sebanyak 7 responden (35%) dan pada langkah mengumpulkan data sebanyak 9 responden (45%).

Kegagalan dosen dalam melakukan strategi pembelajaran inkuiri dapat pengaruhi oleh ketidakberhasilan dosen dalam melakukan langkah orientasi dan ketidakmampuan dosen menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran sehingga sulit melakukan langkah mengumpulan data. Dikaitkan dengan teori Sanjaya (2008), langkah orientasi adalah langkah utama untuk membina suasana pembelajaran yang responsif karena pengajar dapat mengkondidikan agar peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran. Pengajar menstimulus dan mengajak peserta


(51)

didik untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada kemauan peserta didik untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Sedangkan langkah mengumpulkan data dalam pembelajaran inkuiri merupakan proses yang sangat penting dalam mengembangkan intelektual. Proses pengumpulan data tidak hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan mengembangkan potensi pikirnya. Pada prinsipnya, dalam menerapkan strategi pembelajaran inkuiri yang harus diperhatihan oleh setiap dosen adalah berorientasi pada pengembangan intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar untuk berpikir dan prinsip keterbukaan.

Hasil penelitian dibidang pendidikan menunjukkan bahwa masalah pendidikan dipengaruhi oleh kualitas pengajaran, khususnya kopetensi pengajar terhadap hasil belajar anak didik, hasil belajar anak didik dipengaruhi oleh kompetensi pengajar sebesar 76,6%, yang terdiri dari kemampuan memberikan pelajaran sebesar 32,43% dan penguasaan materi pelajaran 32,58% sedangkan sikap guru terhadap mata pelajaran yang diberikan adalah sebesar 8,60%. Semakin akurat dosen melakukan fungsinya, maka semakin terjamin keberhasilan suatu proses pembelajaran. Kemampuan dasar dosen seperti prilaku, penguasaan bahan, dan keterampilan mengajar, sangat berpengaruh terhadap kualitas pengajaran (Sabri, 2010).

Sejalan dengan Salam (2013), kemampuan atau kompetensi dosen harus memperhatikan perilaku yang memungkinkan mereka menjalankan tugas professional dengan cara yang paling diinginkan, tidak sekedar menjalankan kegiatan pendidikan yang bersifat rutinitas. Spesialisasi dan profesionalisasi dalam pengajaran untuk mengembangkan kompetensi sejalan dengan kemampuan dasar dosen, diantaranya adalah menguasai landasan-landasan pendidikan, menguasai bahan


(52)

pelajaran, mengatur program belajar mengajar, mengelola kelas, mengelola interaksi belajar mengajar, dan menilai hasil belajar peserta didiknya.

Dikaitkan dengan hasil penelitian Mulyati dan Aman (2006), menunjukkan bahwa strategi pembelajaran inkuiri yang diterapkan harus diawali dengan strategi ekspositori yang menempatkan peranan besar dosen dalam pembelajaran terutama dalam hal membina, mengarahkan, membimbing, memberi tindakan, dan mengevaluasi serta refleksi, dan diakhiri dengan strategi inkuiri yang menuntut kemandirian mahasiswa dalam proses mencari, menemukan, dan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diajukan oleh dosen.

2. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dialami peneliti selama melakukan penelitian pada bulan Februari sampai bulan April 2014 dengan jumlah responden 39 orang dosen adalah sulit membagi waktu untuk melakukan observasi terhadap dosen yang mengajar pada waktu yang bersamaan.

3. Implikasi Untuk Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri dapat diterapkan oleh pengajar dalam proses pembelajaran. Meskipun strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri memiliki karakteristik, prinsip, prosedur dan keuntungan yang berbeda, akan tetapi bila dilakukan sesuai dengan prosedur pelaksanaannya maka tujuan pembelajaran dapat tercapai.

     


(53)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat tahun 2014 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat keberhasilan responden untuk melakukan strategi pembelajaran ekspositori dalam proses pembelajaran, diperoleh bahwa dari 19 responden, mayoritas responden berhasil melakukannya sebayak 12 orang (63,2%). Berdasarkan langkah-langkahnya, 18 orang (94,7%) melakukan penyajian, korelasi, mengaplikasikan, menyimpulkan dan 12 orang (63,2%) melakukan langkah persiapan.

2. Tingkat keberhasilan responden untuk melakukan strategi pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran, diperoleh bahwa dari 20 responden, mayoritas responden tidak berhasil melakukannya sebayak 11 orang (55%). Berdasarkan langkah-langkahnya, 19 orang (95%) melakukan perumusan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan, 13 orang (65%) melakukan langkah orientasi dan 11 orang (45%) melakukan langkah mengumpulkan data.


(54)

B. Saran

1. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini perlu di integrasikan dalam proses pembelajaran khususnya pada pendidikan kebidanan sebagai pengembangan strategi pembelajaran.

2. Bagi Penelitian Kebidanan

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan waktu penelitian yang lebih lama dan jumlah responden yang lebih bayak dalam melakukan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal.

3. Bagi Responden

Agar dapat menerapkan strategi penbelajaran ekspositori dan inkuiri dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa sehingga menciptakan bidan yang berkompeten.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Asri, S. (2013), September 6). Pembelajaran Inkuiri (Inquiri Teaching). Retrieved from : http://www.slideshare.net/sapiahasri/pembelajaran-inkuiri.

Ardi, B. (2013). Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ipa Pada Siswa Kelas V Sdn 5 Mayonglor Kabupaten Jepara.

BBC.I. (2012, November 27). Perngkat Pendidikan Indonesia Terendah di dunia.

Retrieved from: http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/11/121127. 

Dinkes. (2011). Rencana Pembangunan Tahun 2011-2025. Retrieved from http://www.who.int/workforcealliance/countries/inidonesia_hrhplan_2011_ 2025.pdf

Djamarah, S.B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

_______(2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hamzah, B.U (2011). Model Pemnelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Ikhsan, F. (2005). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyati, S., dan Aman. (2006). Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sejarah Asia Tenggara Baru Melalui Penerapan Metode Inkuiri di Jurusan Pendidikan Sejarah Fis Uny

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

_______(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurrohmah, A. (2011). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Busana Melalui Metode pembelajaran Ekspositori di SMK Negeri 6 Purwokerto.


(56)

Nursalam. (2008). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Purwandari, A. (2008). Konsep Kebidanan : Sejarah & Profesionalisme. Jakarta : EGC

Riyanto, Y. (2010). Paragdima baru pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Rukiyah, Y. A. (2011). Konsep Kebidanan. Jakarta : 2011

Sabri, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar & Mikro Teaching. Ciputat : Quantum Teaching.

Sagala, S. (2013). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta

Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum, Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.

_______(2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Soepardan, S. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC

Sudiyono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Sukarsih, I.R. (2010). Perbedaan Pengaruh Antara Pembelajaran Inkuiri Dan Pembelajaran Ekspositori Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Mata

Kuliah Asuhan Kebidanan Patologi. Retrieved from:

http://eprints.uns.ac.id/3747/.


(57)

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran inovatif – Progresif: Konsep, landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.

Warsono dan Hariyanto. (2013). Pembelajaran Aktif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Waspodo, M. (2012). Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ipa Pada Siswa Kelas V Sdn 5 Mayonglor Kabupaten Jepara. Vol.1 No.1-2012

Wikipedia. (2013, September 30). Kebidanan. Retrieved from http://id.wikipedia.org/wiki/Kebidanan.

   

                 


(58)

 

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalammuaalaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera Dengan hormat,

Nama saya Siti Sarah, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Keberhasilan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Inkuiri dalam Proses Pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014”.

Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan oleh pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang berfungsi mempermudah pesesta didik menerima dan memahami materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti strategi pembelajaran ekspositori, inkuiri, dan Kooperatif (Hamzah, 2011).

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok mahasiswa. Strategi pembelajaran inkuiri adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.


(59)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri dalam proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014.

Partisipan saudari bersifat sukarela dan tanpa ada paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Siti Sarah

Alamat : Jln.SM. Raja No. 135, Medan No.HP : 085296024530

Terimakasih saya ucapkan kepada saudari yang telah ikut berpatisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Medan, April 2014 Peneliti

( Siti Sarah )

 


(60)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Tingkat Keberhasilan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Inkuiri dalam Proses Pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014 “. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksa menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat digunakan seperlunya.

Medan, April 2014

( )

       


(61)

 

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI

STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

Nomor Responden : Materi yang diajarkan :

o

Langkah-Langkah

Y a

T idak

.

Persiapan (preparation)

a. memberikan sugesti yang positif dan hindari sugesti negatif

b. mengemukakan tujuan yang harus dicapai c. membuka rasa ingin tahu mahasiswa sebelum

menyampaikan materi pelajaran

.

Penyajian (presentation)

a. penggunaan bahasa yang baik b. intonasi suara jelas

c. menjaga kontak mata dengan mahasiswa selama perkuliahan berlangsung

d. menggunakan joke agar kelas tetap hidup dan segar melalui penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu.

.

Korelasi (correlation)

mengkorelasikan atau menghubungkan materi pelajaran dengan berbagai hal


(62)

.

Mengaplikasikan (aplication)

a. membuat tugas yang relevan

b. memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah di disajikan

.

Menyimpulkan (generalization)

a. mahasiswa dapat mengambil intisari dari proses penyajian

b. memberikan keyakinan mahasiswa tentang suatu pemaparan.


(63)

Lampiran 4

LEMBAR CHECLISHT

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI Nomor Responden :

Materi yang diajarkan :

o.

Langkah-Langkah Y

a

T idak

.

Orientasi a. menjelaskan topik b. menjelaskan tujuan

c. menjelaskan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa

d. menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan untuk

e. menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar

.

Merumuskan masalah

a. masalah dirumuskan sendiri oleh mahasiswa b. masalah yang dikaji adalah masalah yang

mengandung teka-teki yang jawabannya pasti

c. konsep-konsep dalam masalah sudah diketahui terlebih dahulu oleh mahasiswa.

.

Merumuskan hipotesis

a. mahasiswa memenebak hipotesis dari suatu permasalahan

b. menguji kebenaran hipotesis dari mahasiswa

.

Mengumpulkan data

a. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan

b. memberikan berbagai jenis pertanyaan secara merata keseluruh mahasiswa untuk merangsang mahasiswa


(64)

berpikir

.

Menguji hipotesis

mencari tingkat keyakinan mahasiswa atas jawaban yang diberikan.

.

Merumuskan kesimpulan

mampu menunjukkan data yang relevan pada mahasiswa

                         


(65)

TABEL MASTER DATA TENTANG TINGKAT KEBERHASILAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DALAM PROSES

PEMBELAJARAN DI AKADEMI KEBIDANAN PEMERINTAH KABUPATEN LANGKAT

TAHUN 2014 No.

Resp

Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori Hasil Observasi

Persiapan Penyajian Korelasi Mengaplikasikan Mengimpulkan

1 √ √ √ √ √ Berhasil

2 √ √ √ √ √ Berhasil

3 √ √ √ √ √ Berhasil

4 √ √ √ √ √ Berhasil

5 - √ √ √ - Tidak Berhasil

6 √ √ √ √ √ Berhasil

7 - √ - - √ Tidak Berhasil

8 - - √ √ √ Tidak Berhasil

9 - √ √ √ √ Tidak Berhasil

10 √ √ √ √ √ Berhasil

11 √ √ √ √ √ Berhasil

12 √ √ √ √ √ Berhasil

13 - √ √ √ √ Tidak Berhasil

14 √ √ √ √ √ Berhasil

15 √ √ √ √ √ Berhasil

16 √ √ √ √ √ Berhasil

17 - √ √ √ √ Tidak Berhasil

18 √ √ √ √ √ Berhasil

19 - √ √ √ √ Tidak Berhasil

     


(66)

TABEL MASTER DATA TENTANG TINGKAT KEBERHASILAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM PROSES

PEMBELAJARAN DI AKADEMI KEBIDANAN PEMERINTAH KABUPATEN LANGKAT

TAHUN 2014

No. Resp

Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri Hasil Observasi Orientasi Merumuskan Masalah Merumuskan Hipotesis Mengumpulkan Data Menguji Hipotesis Merumuskan Kesimpulan

1 √ √ √ √ √ √ Berhasil

2 - √ √ - √ √ Tidak Berhasil

3 - √ √ √ √ √ Tidak Berhasil

4 √ √ √ √ √ √ Berhasil

5 √ √ √ - √ √ Tidak Berhasil

6 √ √ √ - √ √ Tidak Berhasil

7 √ √ √ √ √ √ Berhasil

8 √ √ √ √ √ √ Berhasil

9 √ √ - √ - √ Tidak Berhasil

10 - √ √ - √ √ Tidak Berhasil

11 √ √ √ √ √ √ Berhasil

12 - √ √ - √ - Tidak Berhasil

13 - √ √ - √ √ Tidak Berhasil

14 - √ √ - √ √ Tidak Berhasil

15 √ √ √ √ √ √ Berhasil

16 √ √ √ √ √ √ Berhasil

17 √ - √ - √ √ Tidak Berhasil

18 √ √ √ √ √ √ Berhasil

19 - √ √ - √ √ Tidak Berhasil

20 √ √ √ √ √ √ Berhasil

     


(67)

FREQUENCIES VARIABLES=Langkah1 /ORDER=ANALYSIS. Frequencies

[DataSet0]

Statistics

Persiapan

N Valid 19

Missing 0

Persiapan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 7 36.8 36.8 36.8

dilakukan 12 63.2 63.2 100.0

Total 19 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Langkah2 /ORDER=ANALYSIS. Frequencies

[DataSet0]

Statistics

Penyajian

N Valid 19

Missing 0

Penyajian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 1 5.3 5.3 5.3

dilakukan 18 94.7 94.7 100.0


(68)

FREQUENCIES VARIABLES=Langkah3 /ORDER=ANALYSIS. Frequencies

[DataSet0]

Statistics

Korelasi

N Valid 19

Missing 0

Korelasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 1 5.3 5.3 5.3

dilakukan 18 94.7 94.7 100.0

Total 19 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Langkah4 /ORDER=ANALYSIS. Frequencies

[DataSet0]

Statistics

Mengaplikasikan

N Valid 19

Missing 0

Mengaplikasikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 1 5.3 5.3 5.3

dilakukan 18 94.7 94.7 100.0


(69)

FREQUENCIES VARIABLES=Langkah5 /ORDER=ANALYSIS. Frequencies

[DataSet0]

Statistics

Menyimpulkan

N Valid 19

Missing 0

Menyimpulkan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 1 5.3 5.3 5.3

dilakukan 18 94.7 94.7 100.0

Total 19 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Keterangan /ORDER=ANALYSIS. Frequencies

[DataSet0]

Statistics

Hasil Observasi

N Valid 19

Missing 0

Hasil Observasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak berhasil 7 36.8 36.8 36.8

berhasil 12 63.2 63.2 100.0

Total 19 100.0 100.0

       


(70)

 

SAVE OUTFILE='D:\Data Siti Sarah.sav' /COMPRESSED. FREQUENCIES VARIABLES=Langkah1 /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet0] D:\Data Siti Sarah.sav

Statistics

Orientasi

N Valid 20

Missing 0

Orientasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak melakukan 7 35.0 35.0 35.0

melakukan 13 65.0 65.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Langkah2 /ORDER=ANALYSIS

Frequencies

[DataSet0] D:\Data Siti Sarah.sav

Statistics

Merumuskan Masalah

N Valid 20

Missing 0

Merumuskan Masalah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak melakukan 1 5.0 5.0 5.0

melakukan 19 95.0 95.0 100.0


(71)

FREQUENCIES VARIABLES=Langkah3 /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet0] D:\Data Siti Sarah.sav

Statistics

Merumuskan Hipotesis

N Valid 20

Missing 0

Merumuskan Hipotesis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak melakukan 1 5.0 5.0 5.0

melakukan 19 95.0 95.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Langkah4 /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet0] D:\Data Siti Sarah.sav

Statistics

Mengumpulkan Data

N Valid 20

Missing 0

Mengumpulkan Data

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak melakukan 9 45.0 45.0 45.0

melakukan 11 55.0 55.0 100.0


(72)

FREQUENCIES VARIABLES=Langkah5 /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet0] D:\Data Siti Sarah.sav

Statistics

Menguji Hipotesis

N Valid 20

Missing 0

Menguji Hipotesis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak melakukan 1 5.0 5.0 5.0

melakukan 19 95.0 95.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Langkah6 /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet0] D:\Data Siti Sarah.sav

Statistics

Merumuskan Kesimpulan

N Valid 20

Missing 0

Merumuskan Kesimpulan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak melakukan 1 5.0 5.0 5.0

melakukan 19 95.0 95.0 100.0


(73)

FREQUENCIES VARIABLES=Hasil /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet0] D:\Data Siti Sarah.sav

Statistics

Hasil Observasi

N Valid 20

Missing 0

Hasil Observasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak berhasil 11 55.0 55.0 55.0

berhasil 9 45.0 45.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

                       


(74)

     


(75)

   


(76)

                                                   


(77)

(78)

   


(79)

 

   

   


(80)

 

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Sarah

TTL : Securai, 30 Juni 1991

Agama : Islam

Nama Ayah : Manirin Nama Ibu : Siti Aisyah

Anak Ke : 2 dari 4 bersaudara

Alamat : Jln. Tg. 100, Komplek Perkebunan Rispa, Securai Utara

Pendidikan Formal

Tahun 1997 - 2003 : SD Negeri 056030

Tahun 2003 - 2006 : SMP Negeri 1 Babalan P. Brandan Tahun 2006 - 2009 : SMA Negeri 1 Babalan P. Brandan

Tahun 2009 - 2012 : Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2013- 2014 : D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara

                     


(1)

   


(2)

                                                   


(3)

(4)

   

   


(5)

 

   

   


(6)

 

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Sarah TTL : Securai, 30 Juni 1991 Agama : Islam

Nama Ayah : Manirin Nama Ibu : Siti Aisyah

Anak Ke : 2 dari 4 bersaudara

Alamat : Jln. Tg. 100, Komplek Perkebunan Rispa, Securai Utara

Pendidikan Formal

Tahun 1997 - 2003 : SD Negeri 056030

Tahun 2003 - 2006 : SMP Negeri 1 Babalan P. Brandan Tahun 2006 - 2009 : SMA Negeri 1 Babalan P. Brandan

Tahun 2009 - 2012 : Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2013- 2014 : D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara