Sekilas Tentang Opera Batak

79 juga dapat dinyanyikan jika ada permintaan lain. Dalam hal ini, musisi diharapkan mengetahui beberapa ende tarombo supaya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terkait, baik dalam konteks hiburan lapo tuak, pertunjukan opera maupun dalam adat perkawinan.

3.4.1.1 Sekilas Tentang Opera Batak

Biasanya Opera Batak menghabiskan waktu antara 1 minggu sd 3 bulan dalam satu kali kunjungan. Mereka menampilkan pertunjukan tersebut setiap malamnya dan ditempat yang terbuka. Bahasa yang digunakan dalam Opera Batak pada awalnya adalah Bahasa Batak Toba. Namun dalam perkembangannya dengan masuknya unsur budaya dari luar Batak Toba sendiri misalnya dari unsur budaya Simalungun, Karo, Pakpak dan lainnya, tentu bahasa yang digunakan juga mengalami perubahan sesuai dengan peran dan tema yang akan dibawakan pada sebuah pertunjukan. Pada hakekatnya Opera Batak disajikan dengan menggunakan cerita dan disertakan dengan pertujukan musik dan tari yang lahir dari budaya musikal Batak Toba. Ada pendapat bahwa opera dibentuk dan diciptakan untuk mengangkat kembali nilai budaya Batak Toba yang hampir hilang akibat dari kristenisasi. Opera Batak memiliki sejarah yang cukup panjang. Opera Batak dimulai dari kelompok Tilhang Opera Batak yang dibentuk sekitar tahun 1928 dan dipimpin oleh Tilhang Gultom. Pada tahun 1931 Opera Batak yang disebut dengan Tilhang Opera Batak terhenti akibat dari situasi politik di Indonesia. Pencabutan surat izin operasional dari pihak colonial merupakan salah satu alasan terhentinya Opera tersebut. Kemudian mereka membuat perjanjian kepada pihak colonial Universitas Sumatera Utara 80 untuk mengganti nama Tilhang Opera Batak menjadi Tilhang Batak India Tonel dan akan mengganti semua lakon dari pemeran Opera tersebut yang dianggap ada hubungannya dengan penjajahan Belanda di Nusantara. Untuk selanjutnya pihak Belanda kemudian memberikan surat izin operasional untuk Tilhang Batak Indian Tonel kembali beroperasi. Dengan perkembangan Tilhang Batak Indian Tonel yang sangat pesat dan semakin popular maka kembali berganti nama menjadi Sandiwara Asia Timur Raya sekitar tahun 1943. Akantetapi pada tahun berikutnya Sandiwara Asia Timur sempat terhenti karena perang dunia ke dua antara tahun 1943-1945. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia Opera Batak kembali dibentuk dengan pengkajian yang lebih condong terhadap ekspresi local dan mengandung unsur- unsur budaya Indonesia. Antara tahun 1946−1947 Opera Batak berganti nama menjadi Tilhang Toneel Gezelschapf dan tidak lama kemudian berganti nama lagi menjadi Ria Top. Pada masa ini, Opera Batak mencoba mewakili lima sub-etnis Batak dan pada tahun 1951 Opera Batak memanfaatkan tradisi kebudayaan yang digunakan untuk mempengaruhi solidaritas kedaerahan di Nusantara. Setahun kemudian Opera Batak berubah menjadi Panca Ragam Tihang yang didalamnya sudah mencakup ke lima sub- etnis Batak. Pada tahun 1956, Opera Batak berubah menjadi SERINDO Seni Ragam Indonesia. Dalam pertunjukan SERINDO mereka telah memasukkan sepenuhnya budaya dari berbagai sub-etnis Batak lainnya. Kemudian Opera Batak pecah dan terbagi kedalam ±35 Opera baru. 71 71 Lihat Gondang Sabangunan Batak Toba tulisan Ritaony dan Irwansyah dan “Analisis Struktural Musik Vokal pada Opera Batak: Dengan Pusat Perhatian Karya Tilang Gultom” skripsi Ritha Ony Hutajulu Universitas Sumatera Utara 81

3.4.2 Ende Tarombo Sonak Malela Salah Satu Nyanyian Silsilah Yang Cukup