Stuktur Musik KAJIAN STUKTUR MUSIK DAN TEKSTUAL

115

BAB IV KAJIAN STUKTUR MUSIK DAN TEKSTUAL

ENDE TAROMBO SONAK MALELA

4.1 Stuktur Musik

Ende Tarombo Sonak Malela 4.1.1 Teknik Transkripsi Dalam proses menotasikan bunyi dari yang tidak tampak menjadi symbol bunyi yang dapat dilihat lazim disebut dengan transkripsi Nettl;1964,48. Metode transkripsi ende tarombo Sonak Malela dilakukan untuk lebih terintegrasi dengan analisis musiknya secara umum, transkripsi dilakukan dengan notasi balok, supaya dapat dipahami masyarakat lokal, nasional juga internasional. Sejalan dengan kelebihan transkripsi dalam bentuk notasi balok daripada notasi angka adalah bahwa dalam notasi kontur garis lintasan melodi dalam notasi angka tidak tampak secara eksplisit. 1. Nada-nada ditulis pada garis birama staff notation yang terdiri dari lima garis dan empat spasi, ditambah dengan garis-garis bantu di atas dan di bawah jika diperlukan. Contoh; 2. Kunci clef yang dipergunakan adalah kunci G ,karena wilayah nada ambitus nada sebenarnya, yang disajikan oleh Nahum Situmorang sebagai pencipta ende tarombo Sonak Malela berkisar ditanda kunci ini. Universitas Sumatera Utara 116 3. Tanda birama ditulis pada setiap baris garis birama di sebelah kanan kunci G, yang berlaku untuk setiap baris. Tanda birama ini dipergunakan untuk membantu mengidentifikasi sekmen-sekmen ritmik berdasarkan aksen-aksen kuatnya. Ende tarombo Sonak Malela mempergunakan meter empat dalam konteks penulisan ditulis dengan tanda birama 44 4. Garis birama dibuat tegak lurus seperti lazimnya garis birama pada notasi balok. 5. Transkripsi ditulis berdasarkan tentative waktu, dan perulangan-perulangan frasa dan bentuk tidak ditulis dalam tanda ulang | | : : | |, gunanya adalah untuk melihat sejauh apa ornamentasivariasi setiap frase atau bentuk yang disajikan. dalam etnomusikologi juga teknik ini dipergunakan terutama untuk melihat variasi-variasi melodi pada musik yang mengutamakan improvisasi – teknik ini lazim disebut dengan istilah comparative score “perbandingan notasi”. 6. Tempo, yaitu cepat lambatnya suatu lagu diidentifikasi dengan tanda metronom Maelzel, dengan cara, menuliskannya di sebelah kiri judul. Tanda metronom ini berfungsi untuk mengidentifikasi jumlah ketukan dasar rata-rata permenitnya. Universitas Sumatera Utara 117 7. Untuk menotasikan suara melismatik dengan gaya legato disajikan dalam satu nafas, yaitu satu suku kata yang diwakili oleh beberapa buah nada dipergunakan tanda lengkung legato. 8. Untuk suatu nada diperpanjang, tetapi harus ditulis menjadi dua not atau lebih tetapi sebenarnya mencerminkan satu nada, ditulis dengan tanda suspensi. 9. Letak tangkai not disesuaikan dengan posisi dimana nada tersebut berada. Nada yang berada diatas garis ketiga garis paranada tangkainya kebawah dan dibawah garis ketiga atau tepat dibawah garis ketiga tangkainya ke atas. 10. Selain itu penulisan tangkai not juga tergantung dari kuantitas nada yang paling banyak dipergunakan dalam satu birama. 11. Identifikasi frase dan bentuk melodi, disusun berdasarkan analisis semiotik yaitu memperlihatkan waktu dan blok-blok melodi. 12. Teks ditulis dibawah notasi balok, setiap suku kata dalam satu kata dipisah oleh tanda pisah. Universitas Sumatera Utara 118 Universitas Sumatera Utara 119 Universitas Sumatera Utara 120

4.1.1.1 Tangga Nada

Nada-nada yang digunakan pada ende tarombo Sonak Malela, terdiri dari: a, b, Cis, D, E, Fis, G, A, B, Cis’ dan D’. Nyanyian ini selalu mengikuti sistem musik barat maka disesuaikan dengan alat musik keyboard maka tangga nadanya sebagai berikut;

4.1.1.2 Jumlah Nada

Dari jumlah penggunaan terbanyak sampai yang paling sedikit dimulai dari nada A yaitu 115 kali, nada G yaitu 35 kali, Fis yaitu 31 kali, nada B yaitu Universitas Sumatera Utara 121 29 kali, nada D yaitu 22 kali, nada Cis’ dan E masing-masing digunakan 19 kali, nada D’ yaitu 11 kali, Nada a yaitu 6 kali, nada b yaitu 3 kali, nada Cis yaitu 2 kali. Jadi jumlah keseluruhan nada yang digunakan pada ende tarombo Sonak Malela adalah 292 nada. Juga terlihat dari tabel berikut ini, Nada Jumlah Persentase D’ 11 4 Cis’ 19 6 B 29 10 A 115 39 G 35 12 Fis 31 11 E 19 6 D 22 8 Cis 2 1 B 3 1 A 6 2 Total 292 100

4.1.1.3 Wilayah Nada

Wilayah nada range diketahui dengan melihat rentang jarak antara nada terendah ke nada tertinggi yang dipergunakan dalam suatu komposisi. Dengan konsep tersebut maka wilayah nada pada ende tarombo Sonak Malela sebagai berikut; Nada terendah yang digunakan adalah nada a dibawah nada D tengah. Sedangkan nada tertinggi adalah nada D. Universitas Sumatera Utara 122 Jadi wilayah nadanya adalah sebesar delapan setengah laras atau 1700 sent 83 .

4.1.1.4 Nada Dasar

Sistem weighteed scale, dalam sebuah penentuan nada dasar tonal center dipergunakan beberapa kriteria, khususnya pada musik yang tidak memiliki konsep tangga nada dasar eksplisit seperti musik Barat. Menurut Nettl 1964:164, ada tujuh cara dalam mendeskripsikan dan menentukan tangga nada dasar yaitu; Pertama, Hal yang paling mutlak adalah memperhatikan nada yang paling sering dan nada yang paling jarang dipakai dalam komposisi musik yang akan dibahas. Kedua, Nada yang ritmenya besar dianggap sebagai nada dasar meskipun nada tersebut jarang digunakan. Ketiga, Nada yang dipakai pada awal, tengah dan akhir komposisi dianggap mempunyai fungsi yang penting dalam penentuan tonalitas musik yang berkenaan. Keempat, Nada yang posisinya paling rendah atau posisi yang paling tengah juga dianggap sebagai manifestasi nada dasar. Kelima, intervar-interval yang terdapat antara nada, bisa juga dianggap sebagai acuan untuk menentukan nada dasar. Jikalau ada satu nada pada tangga nada dalam sebuah komposisi musik yang digunakan bersama oktafnya. Keenam, adanya tekanan ritem pada sebuah nada dapat juga dipergunakan sebagai salah satu patokan tonalitas. 83 Laras adalah padanan kata tone atau step dalam terminology musik dalam bahasa inggris , Sedangkan sent adalah unsure serapan dari bahasa inggris cent. Universitas Sumatera Utara 123 Ketujuh, Akantetapi harus diperhatikan bahwa kemungkinan ada gaya-gaya musik yang mempunyai sistem tonalitas yang tidak dapat dideskripsikan dengan keenam acuan diatas. Untuk mendeskripsikan system tonalitas termasuk nada dasar seperti itu, cara baiknya dengan pendekatan pengalaman akrab dengan gaya musik tersebut diterjemahkan oleh Perlman 1990 Sesuai dengan pengaplikasian teori dalam menentukan tonalitas tersebut maka ende tarombo Sonak Malela, sebagai berikut: 1. Nada yang sering digunakan adalah nada A yaitu sebanyak 115 atau 39 dari jumlah semua nada. 2. Nada yang harga ritmenya besar adalah nada G 3. Nada awal yang dipakai adalah nada a dan nada akhir adalah nada D. 4. Nada pada posisi paling rendah adalah nada a dan tengah adalah nada Fis. 5. Nada yang digunakan bersama duplikasi oktafya adalah nada A, B, Cis dan D 6. Tekanan ritme terdapat pada nada G 7. Melihat musik ende tarombo Sonak Malela, nada dasarnya adalah nada D. Nyanyian yang menyangkut silsilah marga ini, sudah akrab ditelinga masyarakat Batak Toba. Sistem musiknya sama dengan lagu populer Batak Toba lainnya yang sudah menggunakan notasi barat. Didukung lagi dari pencipta lagu ini yaitu Nahum Situmorang yang cederung mencipta lagu dengan penggarapan musik Barat. Oleh penulis juga, dengan melihat ende Tarombo Sonak Malela, yang disajikan dalam upacara adat Batak Toba Universitas Sumatera Utara 124 menggunakan nada dasar D. Hal itu, disesuaikan juga dengan nada pada alat musik keyboard.

4.1.1.5 Interval

Ende tarombo Sonak Malela mempergunakan delapan jenis interval, dengan rincian jumlah sebagai berikut; Interval Jumlah Persentase Prime 107 37 Sekunda Mayor 101 34 Sekunda Minor 29 10 Ters Mayor 14 5 Ters Minor 15 5 Kuart Prime 20 7 Kwint Prime 5 2 Oktaf 1 0,3 Jumlah 292 100 Dari analisis interval yang digunakan bahwa dikatakan bahwa nyanyian ini digarap dengan cukup sederhana melalui perjalanan melodi yang dominan kumpulan pada jenis melodi yang sama dan melangkah naik ataupun turun. Prima murni sebanyak 107, Sekunde minor 29, Sekunde mayor 101, Ters minor 15, ters mayor 14, kuart murni 20, kuint murni 5 dan oktaf 1.

4.1.1.6 Formula Melodi

Bentuk melodi yang dipergunakan dalam ende tarombo Sonak Malela berbentuk binary yaitu teridentifikasi sebagai A dan B. Bentuk ende tarombo Sonak Malela dimulai dari perjalanan melody bentuk A yang kebanyakan dimulai dari nada d rendah yang melompat ke nada D netral menuju ke nada d. Universitas Sumatera Utara 125 Melody ende tarombo Sonak Malela terdapat lebih banyak nada d. Dari nada d menuju nada D melalui nada Fis dan kembali ke nada d awal. Pada bentuk A ende tarombo Sonak Malela konturnya berbentuk conjunct. Lintasan melodi dari nada a- Fis- D dan kembali a. Akantetapi perjalanan melodi ini hanya sekali saja dalam bentuk A. Kemudian kembali ke nada a dan dilanjutkan ke nada G, Fis dan pada akhir lintasan kedua ini diakhiri oleh nada E. Selanjutnya perjalanan melodi dalam bentuk A dilanjutkan dengan nada a bawah menuju nada D, Fis dan A dengan jumlah yang lebih banyak, kembali ke nada Fis di birama berikutnya, Setelah itu nada G di birama berikut dan di nada B memakai durasi not setengah menuju nada D dan kembali ke nada a, kemudian ke D melalui nada G, E dan Cis dibawah nada D. Selanjutnya bentuk B dimulai dari nada D atas kemudian turun ke bawah yakni ke nada b pada birama berikutnya dengan menggunakan kebanyakan nada b, kemudian menuju ke nada G. Kemudian diulang dan dimulai dari nada D diatas birama berikutnya menuju nada A. Perjalanan melodi selanjutnya adalah dari nada B ke nada Cis dengan memakai durasi yang banyak, kemudian ke nada B dan A. Perjalanan melodi ini diakhiri dengan nada Fis dengan durasi not setengah. Kemudian diulang dari nada D menuju ke nada b dengan jumlah yang banyak dan perjalanan melodi ini memakai durasi yang lebih panjang not setengah yakni pada nada G. Dilanjutkan ke dari nada D menuju nada A dengan jumlah yang relative banyak menuju nada Fis menggunakan durasi not setengah. Universitas Sumatera Utara 126 Selanjut dimulai dari nada A menuju ke nada Cis dengan jumlah yang relative banyak kemudian menuju D satu septim ke bawah dengan durasi not penuh melalui nada B, A, G dan E. Perjalanan melodi ini dilanjutkan kepada nada D atas menuju A dibawahnya kemudian kembali ke D antara tanda istirahat menuju ke nada B dan A. Kemudian ke nada Cis dengan jumlah yang relative banyak menuju nada D sebesar septim ke bawah dan berdurasi not penuh melalui nada B, A, G, Fis dan E. Setelah istirahat sebesar not lima perdelapan dilanjutkan nada D menuju nada A melalui nada B kembali ke D atas dan ke nada A dibawahnya ke nada Cis yang relative banyak dan memakai ritme dupel dan kuadrupel 1 dan 4, diakhiri nada D sebesar not penuh melalui nada B, A, G, Fis dan D. Itulah bentuk B ende tarombo Sonak Malela. Berdasarkan penjelasan diatas maka ende tarombo Sonak Malela memiliki bentuk A-B-A-B.

4.1.1.7 Pola Kadensa

Dari kacamata Etnomusikologi istilah kadensa diartikan sebagai pola penyelesaian atau akhir untaian melodi baik itu dalam frase ataupun bentuk. Yang terutama adalah yang mengadung unsure-unsur akord. Pada materi ini, kadensa yang dimaksud adalah hanya berhubungan dengan melodi dan bukan akord, yang terdapat dan dianggap relevan pada ende tarombo Sonak Malela. Kadensa frasa A Kadensa frasa B Kadensa frasa C Kadensa frasa D Universitas Sumatera Utara 127 Kadensa frasa E Kadensa frasa F Kadensa frasa G Kadensa frasa H Kadensa frasa I Kadensa frasa J

4.1.1.8 Kontur

Berdasarkan pendapat William P. Malm 1964;8, bahwa kontur adalah garis melodi dalam sebuah lagu. Kontur merupakan pendeskripsian pada sebuah garis alur melodi yang disajikan dalam dua bidang garis tegak lurus. Secara umum pola kontur dapat dibedakan ke dalam 7 jenis, sebagai berikut: 1. Ascending menaik, yaitu garis melodi yang bentuknya bergerak naik dari nada yang rendah ke nada yang lebih tinggi. 2. Descending menurun, yaitu garis melodi yang bentuknya bergerak turun dari nada yang tinggi ke nada yang rendah. Universitas Sumatera Utara 128 3. Pendulous, yaitu garis melodi yang bergerak dengan membentuk lengkungan. 4. Terraced, yaitu garis melodi yang membentuk gerakan berjenjang seperti anak tangga. 5. Statis, melodi yang gerakan-gerakan intervalnya terbatas atau garis melodi yang bergerak datar atau statis. 6. Conjunct adalah garis melodi yang bentuknya melompat dari satu nada ke nada yang lain secara melangkah. 7. Disjunct adalah garis melodi yang bentuknya melompat dari satu nada ke nada yang lain, dengan menggunakan interval diatas sekunder. 1 Kontur Frasa A D cis ’ B A G Fis E D cis b a Universitas Sumatera Utara 129 2 Kontur frase B cis ’ B A G Fis E D cis b a 3 Kontur frase C D cis ’ B A G Fis E D cis b a Universitas Sumatera Utara 130 4 Kontur frase D D cis ’ B A G Fis E D cis b a 5 Kontur frase E D cis ’ B A G Fis E D cis b a Universitas Sumatera Utara 131 6 Kontur Frase F D cis ’ B A G Fis E D cis b a 7 Kontur Frase G D cis ’ B A G Fis E D cis b a Universitas Sumatera Utara 132 8 Kontur Frase H D cis ’ B A G Fis E D cis b a 9 Kontur Frase I D cis ’ B A G Fis E D cis b a Universitas Sumatera Utara 133 10 Kontur Frase J D cis ’ B A G Fis E D cis b a Keterangan: Satu buah kotak keatas bawah bernilai ½ laras Satu buah kotak kesamping menunjukkan satu jumlah nada Dari diangram kesepuluh kontur frase diatas maka dapat disimpulkan jenisnya dalam table berikut ini: NO Kontur Setiap Frase Jenis Kontur 1 Kontur Frase A Conjunct 2 Kontur Frase B Conjunct 3 Kontur Frase C Conjunct 4 Kontur Frase D Descending 5 Kontur Frase E Conjunct 6 Kontur Frase F Descending Universitas Sumatera Utara 134 7 Kontur Frase G Descending 8 Kontur Frase H Conjunct 9 Kontur Frase I Conjunct 10 Kontur Frase J Pendulous

4.1.1.9 Frase

Frase dalam ende tarombo Sonak Malela akan dideskripsikan secara umum yaitu dengan melihat nada yang digunakan pada awal, akhir dan nada pada bagian tengah. Terdapat beberapa jenis frase yang terdapat dalam ende tarombo Sonak Malela. 1 Frase A dimulai dari nada a dibawah nada D tengah atau nada C kemudian diakhiri oleh nada b dibawah nada D tengah, E, B diatas D tengah, B atau E. Selanjutnya nada-nada bagian tengahnya adalah Cis dibawah D tengah, D tengah, E, Fis, G, A dan D diatasnya. 2 Frase B dimulai dari nada a Selanjutnya diakhiri oleh nada E. Kemudian diantarai oleh nada-nada tengah D, Fis, G, dan Cis. 3 Frase C dimulai nada a kemudian diakhiri nada B tengah. Selanjutnya diantarai oleh nada bagian tengahnya yaitu nada D, Fis, A, B, E, dan G. Universitas Sumatera Utara 135 4 Frase D dimulai dari nada Cis kemudian diakhiri dengan nada D tengah. Selanjutnya diantara beberapa nada pada bagian tengahnya yaitu nada B, A, G, Fis dan E. 5 Frase E dimulai dari nada D kemudian diakhiri dengan nada G tengah. Selanjutnya diantarai beberapa nada pada bagian tengahnya yaitu G, A, dan B. 6 Frase F dimulai dari nada B kemudian diakhiri dengan nada Fis. Kemudian diantara beberapa nada pada bagian tengahnya terdapat nada Cis, D, A, dan G. 7 Frase G dimulai dari nada A kemudian diakhiri dengan nada D. Kemudian diantara beberapa nada pada bagian tengahnya terdapat nada A, G, E, Fis, dan D. Universitas Sumatera Utara 136 8 Frase H dimulai dari nada E kemudian diakhiri dengan nada A. Kemudian diantara beberapa nada pada bagian tengahnya terdapat nada Fis, G, A, dan E. 9 Frase I dimulai dari nada D’ kemudian diakhiri dengan nada Fis. Kemudian diantara beberapa nada pada bagian tengahnya terdapat nada Cis, D, B, A, G, dan Fis. 10 Frase J dimulai dari nada E kemudian diakhiri dengan nada D. Kemudian diantara beberapa nada pada bagian tengahnya terdapat nada G, A, Cis , D’, G, Fis, dan E. Susunan Frasa pada ende tarombo Sonak Malela secara keseluruhan adalah: A1 – B1 – C1 – D1 – A2 – B2 – C2 – D2 – E1 – F1 – G1 – H1 – E2 – F2 – G2 – H2 – I – J – I – J Ket: Pada dasarnya alur melodi pada Frasa A1 dan Frasa A2 hampir sama, hanya ada sedikit perbedaan not dan teks lagu, demikian juga dengan frasa-frasa yang lain. Itulah sebabnya dibuat dengan nama frasa A1 dan frasa A2. Universitas Sumatera Utara 137

4.1 Kajian Teks Ende Tarombo Sonak Malela