BAB II KERANGKA TEORI
A. Bimbingan Islam 1. Pengertian Bimbingan Islam
Secara harfiah kata bimbingan yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “to guide” ini mempunyai arti menunjukan atau lebih
lenqkapnya adalah memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah
tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan di
masa mendatang.
3
Menurut I. Djumhur dan Muhammad Surya bimbingan adalah suatu proses pemberi bantuan yang terus menerus dan sistematis
kepada individu dalarn memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai
kemampuan untuk
dapat memahami
dirinya self
understanding, kemampuan
menerima dirinya
self direction,
kemampuan untuk merealisasikan dirinya self realization, sesuai dengan potensi atau kernampuannya dalam mencapai menyesuian diri
dengan lingkungan, baik sekolah, keluarga ataupun masyarakat, dan bantuan pun diberikan oleh orang-oranq yang memiliki pengalaman
khusus dibidang tersebut.
4
3
H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: PT. Golden Trayen Press, 1994, h. 1.
4
Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan Sekolah, Bandung: CV. Ilmu, 1975, h. 28.
Secara terminologi, Rahman Natawijaya mengemukakan
bahwa bimbingan adalah suatu proses penberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinamb
,
ingan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan
dirinya dan dapat bertindak secara walar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah. Dengan demikian la dapat menqecap
kebahagian hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat. Bimbingan membantu individu mencapai
perkembangan diri secara optimal sebagai mahluk sosial.
5
Islam dalarn kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
melalui malaikat perantara, malaikat Jibril dengan mukjizat terbesarnya yaitu al-Quran al-Karim yang dijadikan sebagai pedoman utama ajaran
Islam untuk kebaikan seluruh umat manusia, baik di dunia maupun akhirat.
6
Sedangkan Islam secara lughowi etimologi adalah berasal dari kata aslamu-yuslimu-assalam, yang artinya selamat. Namun secara
doktinair terminologi mempunyai arti bahwa Islam adalah agama yang membirnbing umat manusia rnenuju jalan yang diridhai Allah SWT. Siapa
5
Rahman Natawijaya, Peranan Guru dalam Bimbingan di Sekolah, Bandung: CV. Arbarqir, 1998, hal. 7
6
Poerwanto, makalah, Bimbingan dan Konselor di Perguruan Tinggi, Jakarta: fakultas Ekonomi UI, h. 8-9
10
saja mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, rnaka ia akan selamat dunia dan akhirat karena kata Islam itu sendiri mempunyai arti
selamat.
7
Dan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama Tuhan Allah yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW
dengan dua pokok ajarannya yakni Alquran dan Assunnah untuk membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
8
Bimbingan Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dari petunjuk
Allah, sehingga dapat mencapai kebahagian hidup dunia dan akhirat. Dengan demikian bimbingan Islam merupakan proses bimbingan
lain, tetapi dalam seluruh seginya berlandaskan ajaran Islam, artinya berdasarkan al-Quran dan Sunnah Rasul.
Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan Islam merupakan proses pemberian bantuan yang tidak menentukan atau
rnengharuskan, melainkan sekedar mernbantu individu dan dibimbing agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah.
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Islam 1
Tujuan Bimbingan Islam
Pada dasarnva tujuan dari bimbingan Islam sama halnya
7
M. Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990, h. 186
8
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta : UII Press, 2000, h. 4.
dengan tujuan bimbingan secara umum. Dalam hal ini penulis akan kemukakan tujuan-tujuan bimbingan antara lain sebagai berikut :
1.1. Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku. Para ahii
psikologi sepakat
bahwa bimbingan
bertujuan untuk
rnengadakan perubahan pads kelakuan individu, agar klien hidup lebih produktif dan menikmati kepuasan hidup dengan
menghilangkan kelernahan dan ketidak puasannya dengan cara menggunakan semua kemungkinannya.
1.2. Meningkatkan keterampilan untuk menghadapi sesuatu realita.
Kehidupan manusia membuktikan bahwa hampir sernua orang mengalami kesulitan, untuk itu diperlukannya kemampuan,
keterampilan dan juga kemauan serta kesanggupan untuk menghadapi masalah tersebut. Hal itu tergantung dari
kemampuan dan keterampilan dasar yang dimiliki, apakah ia bisa mengatasi atau tidak.
1.3. Meningkatkan kemampuan dalam menentukan keputusan-
keputusan akhir dari masalah klien harus rnerupakan keputusan yang ditentukan oleh klien itu sendiri dengan
bantuan konselor. Membuat suatu keputusan sering kali harus mempertimbangkan
berbaqai faktor
berpengaruh dan
memperhatikan cara-cara dalam me
i
akukan penilaian. Namun sering kali cara peninjauan terhadap faktor-faktor yang
berpengaruh dan sistematika berpikir, rrasih sering perlu diiatih dan ditunjukan oleh orang lain dalam hal ini konselor atau
pembimbing. Padahal dalam kehidupan ini kita harus mengambil keputusan, tentunya dari yang paling ringan dan
sederhana, sampai yang berat dan rumit dan beresike besar.
1.4. Meningkatkan dalam hubungan antar perorangan. Sebagai
mahluk sosial, seseorang diharapkan mampu membina hubungan yang harmonis dengan lingkungan sosialnya mulai
dari ketika kecil di sekolah dengan teman sebayanya, rekan seprofesi dan dalam keluarga. Kegagalan dalam hubungan
antar perorangan adalah kegagalan dalam penyesuaian diri yang antara lain disebabkan oleh kurang tepatnya memandang
atau menilai diri sendiri atau kurangnya keterampilan untuk menyesuaikan diri.
1.5. Menyediakan fasilitas untuk pengembangan kemampuan klien.
Setiap orang pada hakikatnya memiliki kemampuan namun terkadang kemampuan tersebut kurang berfungsi atau
berfungsi tapi tidak maksimal sebagaimana keadaan yang sebenarnya yang mungkin dicapai, disinilah tugas konselor
atau pembimbing untuk membantu memfungsikan kemampuan klien agar dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan
potensi yang dimiliki.
9
Dari beberapa tujuan bimbingan di atas secara singkat dapat dikaitkan bahwa tujuan bimbingan adalah suatu usaha yang diberikan
seseorang kepada orang lain dengan maksud agar ia memiliki kemampuan untuk :
1. Mengenal dan memahami dirinya secara pribadi dengan lebih
bijaksana, termasuk di dalamnya kelebihan dan kekurangannya. 2. Mengenal dan menerima lingkungannya dengan baik.
3. Menyesuaikan diri secara sehat terhadap lingkungannya
4. Berusaha sebaik mungkin dengan kekuatan yang ada pada
dirinya untuk mengatasi masalahnya.
5. Mencapai serta meningkatkan kesejahteraan mentalnya.
10
Mengacu pada tujuan bimbingan secara, umum, maka dapat diketahui kemampuan dan kernatangan individu baik secara sosial,
emosional, intelektual dan spiritual untuk menjadi diri yang terbaik insan kamil dan mengusahakan yang terbaik ikhtiar sesuai
dengan potensi yang dimilikinya berdasarkan
9
Singgih D. Gunarsa, koseling dan Psikoterapi, Jakarta : PT. Bpk Gunung Mulya, 1992, h.10
10
Ibid., h. 15.
ajaran-ajaran Islam. Hal ini juga merupakan suatu proses untuk meneliti dan lebih mengenal diri sendiri dalam upaya nya meraih kunci
rahasia kesuksesan untuk lebih mengenal marifat Allah SWT.
11
2. Fungsi Bimbingan Islam
Dalam rangka mennsukseskan tugas dan fungsi bimbingan Islam maka, seseorang pembimbing perlu memahami dan mengenal
sasaran kegiatan yang diprograrnkan rnencakup bagaimana watak klien, kehidupan keluarganya dan situasi serta kondisi yang
dialaminya. Maka fungsi dari bimbingan Islam adalah :
2.1. Mengusahakan agar klien terhindar dari gangguan dan
hambatan yang mengancam kelanjutan proses perkembangan dan pertumbuhan.
2.2. Mengarahkan klien agar dapat mengenali dan memahami
masalah yang sedang dihadapi. 2.3.
Mengungkapkan kenyataan tentang psikologis dari klien yang bersangkutan menyangkut kemampuan diri sendiri, minat dan
bakat yang dimiliki serta berhubungan dengan cita-cita yang ingin dicapai.
2.4. Membantu
individu dalam
menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan agar berani dalam memikul tanggung jawab
sendiri dalam mengatasi kesukarannya sehingga menghasilkan berupa kemajuan dari keseluruhan orang yang bersangkutan.
2.5. Bimbingan Islam juga dapat memberikan psikoterapi dari sudut
keagamaan melalui tuntunan al-Quran dan al-Hadits. 2.6.
Bimbingan Islam dalam fungsinya juga lebih bersifat protektif melindungi dan pencegahan dalam bentuk terapi. Bimbingan
Islam sangat signifikan sebagai upaya
11
Aunur rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta : UII Press, 2001,h.4
praktis selain psikoterapi psikiatrik karena bimbingan Islam mengandung kekuatan spiritual yang membangkitkan rasa
percaya diri dan sikap optimis untuk memperoleh kesembuhan rohaninya.
12
Menurut Yusak Burhanuddin dalam bukunya kesehatan mental, menyatakan bahwa bimbingan Islam juga berfungsi sebagai pendamai
diri dan pengendali moral. Disebut pendamai diri karena seseorang yang merasa bersalah dan berdosa dapat mencapai kedamaian batin
melalui bimbingan Islam yang diberikan. Disebut pengendali moral, karena moral adalah kelakuan yang disesuaikan dengan nilai-nilai
masyarakat yang timbul dari hati dan disertai oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan tersebut, sehingga dengan bimbingan Islam
orang dapat mengatur dan mengendalikan tingkah laku dan sikap yang diridhai Allah SWT.
13
Aunur Rahim pun meriambahkan. secara ingkas fungi dan birribingan Islam adalah sebagai berikut :
Fungsi preventif atau pencegahan kepada seseorang agar terhindar dari masalah.
Fungsi kuratif atau korektif yakni membantu seseorang memecahkan masalah yang dihadapi atau dialaminya.
Fungsi preservatif yakni membantu seseorang menjaga situasi dan kondisi agar yang semula tidak baik mengandung masalah
menjadi baik terpecahkan dan kebaikan itu bertahan lama.
Fungsi developmental atau pengembangan yakni membantu seseorang mernelihara dan rnengembangkan situasi dan
kondisi yang telah baik atau menjadi lebih baik.
14
12
Jalaludin dan Rahmayus, pengantar Ilmu Jiwa Agama, Jakarta, Jakarta : Kalam Mulia, 1993,cet
13
Yusak Burhanudin, kesehatan mental, bandung : pusataka mulia, 1999, cet.1, hal.37
14
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, yogyakarta : UII Press, 2004,h.4.
3. Metode Bimbingan Islam.
Dalam hal ini metode akan diklasifikasikan berdasarkan segi komunikasi, pengelompokan menjadi :
1 Metode komunikasi langsung atau metode langsung. 2 Metode komunikasi tidak langsung atau metode tidak langsung.
1. Metode Langsung Adalah
metode dimana
pembimbing melakukan
komunikasi lansung bertatap muka dengan orang yang membimbingnya, metode ini dapat dirinci menjadi :
a. Metode Individual Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi
langsung secara individual dengan pihak yang dibimbingnya. Hal ini dapat dapat diilakukan dengan mempergunakan
teknik : 1. Percakapan pribadi, yakni pembimbing melakukan dialog
langsung tatap muka dengan pihak yang dibimbingnya. 2. Kunjungan ke rumah home visit, yakni pembimbing
mengadakan dialog dengan kliennya tetapi dilaksanakan dirumah klien sekaligus untuk mengamati keadaaan
rumah klien dan lingkungannya. 3. Kunjungan dan observasi kerja, yakni pembimbing atau
konseling jabatan melakukan percakapan individual sekaligus mengamati kerja klien dan lingkungannya.
b. Metode Kelompok Pembimbing
melakukan komunikasi
langsung dengan klien dalam kelompok. Hal ini dapat dilakukan
dengan teknik-teknik : 1. Diskusi kelompok, yakni pembimbing melaksanakan
bimbingan dengan cara mengadakan diskusi dengan atau
bersama kelompok klien yang mempunyai masalah yang sama.
2. Karyawisata, yakni bimbingan kelompok yang dilakukan secara langsung daengan mempergunakan karya wisata
sebagai forumnya. 3. Sosiodrama, yakni bimbingan atau konseling yang
dilakukan dengan cara bermain peran untuk memecahkan atau mencegah tirnbulnya masalah psikologis.
4. Psikodrama, yakni bimbingan atau konseling yang dilakukan dengan cara bermain peran untuk memecahkan
atau mencegah timbulnya masalah psikologis. 5. Group Teaching, yakni memberikan bimbingan konseling
dengan memberikan rnataeri bimbingan atau konseling tertentu ceramah kepada kelompok yang telah
disiapkan.
15
2. Metode Tidak Langsung Metode tidak langsung metode komunikasi tidak
langsung adalah metode bimbingan atau konseling yang dilakukan melalui media komunikasi massa. Hal ini dapat
dilakukan secara individual maiipun kelompok, bahkan massal.
15
Ibid.,h.54.
a. Metode Individual
1
Melalui surat menyurat;
2
Melalui telepon dsb; b. Metode Kelompok atau massal
1
Melalui papan bimbingan;
2
Melalui surat kabar atau majalah;
3
Melalui brosur;
4
Melalui radio media audio;
5
Melalui televisi;
16
Metode dan teknik yang dipergunakan dalam melaksanakan bimbingan atau konseling tergsantung pada :
a. Masalahproblem yang sedang dihadapidigarap b. Tujuan penggarapan masalah
c. Keadaan yang dibirnbingklien d. Kemampuan pembimbingkonselor menggunakan rnetode atau
teknik e. Sarana dan prasana tersedia
f. Kondisi dan situasi lingkungan sekitar g. Organisasi dan administrasi layanan dan bimbingan konseiing
h. Biaya yang tersedia
17
B. Kaum Dhuafa 1. Pengertian Kaum Dhuafa