Nilai Potensial Biogas Kegunaan Biogas

Fermentasi anaerob berarti selama proses fermentasi tidak ada udara yang masuk di dalam reaktor. Fermentasikan anaerob, memiliki beberapa keuntungan dan kerugian, yaitu : Tabel 2.3 Keuntungan dan kerugian Fermentasi Anaerobik No Keuntungan Kerugian 1. 2. 3. 4. 5. Energi yang dibutuhkan sedikit Produk samping yang dihasilkan sedikit Nutrisi yang dibutuhkan sedikit Dapat menghasilkan senyawa methana yang merupakan sumber energi yang potensial Hanya membutuhkan reaktor dengan volume kecil Membutuhkan waktu pembiakan yang lama Membutuhkan penambahan senyawa alkalinity Tidak mendegradasi senyawa nitrogen dan fosfor Sangat sensitif terhadap efek dari perubahan temperatur Menghasilkan senyawa yang beracun seperti H 2 S Metcalf Eddy, 2003

2.6 Nilai Potensial Biogas

Biogas yang bebas pengotor H 2 O, H 2 S, CO 2 , dan partikulat lainnya dan telah mencapai kualitas setara dengan gas alam. Dalam bentuk ini. Gas dapat digunakan sama seperti penggunaan gas alam. Pemanfaatannya pun telah layak sebagai bahan baku pembangkit listrik, pemanas ruangan, dan pemanas air. Jika dikompresi, biogas dapat menggantikan gas alam terkompresi yang digunakan pada kendaraan. Di Indonesia nilai potensial pemanfaatan biogas ini akan terus meningkat karena adanya jumlah bahan baku biogas yang melimpah dan rasio antara energi biogas dan energi minyak bumi yang menjanjikan. 10 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan sumber Departemen Pertanian, nilai kesetaraan biogas dengan sumber energi lain adalah sebagai berikut : Tabel 2.4 Kesetaraan Biogas dengan Sumber lain Bahan bakar Jumlah Biogas Elpiji Minyak tanah Minyak solar Bensin Gas kota Kayu Bakar 1 m 3 0,46 kg 0,62 liter 0,52 liter 0,8 liter 1,5 m 3 3,5 kg Hermawan, dkk, 2007

2.7 Kegunaan Biogas

Biogas terutama digunakan sebagai bahan bakar, seperti halnya gas alam, sementara campuran lumpur atau cairan biologis hasil fermentasi dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk tumbuhan Li dan Ho, 2006. Biogas hanya dapat terbakar apabila kandungan metana di dalamnya mencapai 45 atau lebih Garcelon dan Clark, 2007. Alasan penggunaan biogas didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut ini: 1. Gas metan merupakan salah satu gas rumah kaca yang utama, dengan urutan kedua setelah karbon dioksida dalam hal jumlah emisi, namun dengan potensi pemanasan global 22 kali lipat dibandingkan karbon dioksida. Menggunakan biogas tidak hanya menghilangkan limbah polutan, tapi juga mengurangi pemanasan global. 11 Universitas Sumatera Utara 2. Penggunaan biogas juga memberi solusi untuk masalah penyediaan energi di pedesaan di mana penduduk masih menebang hutan untuk mencari kayu sebagai bahan bakar. Digester berukuran 10m 3 setara dengan 2000 kg bahan bakar kayu, yang ekivalen dengan penebangan 0,26 – 4 ha hutan. 3. Berbeda dengan bahan bakar kayu, biogas terbakar tanpa menghasilkan asap, karenanya mengurangi resiko gangguan pernapasan dari pemakainya. Untuk memaksimalkan manfaat biogas sebagai sumber energi, diperlukan teknologi untuk memurnikan dan mengkompresikan metana, juga untuk mengembangkan mesin-mesin baru yang menggunakan metana secara efektif dan efisien, misalnya untuk menjalankan mobil atau mesin-mesin pertanian. Kegunaan biogas antara lain: - Bahan bakar untuk memasak - Bahan pembantu generasi listrik dan panas - Bahan bakar untuk kendaraan yang merupakan biofuel terbersih saat ini - Digunakan pada oven dan lampu untuk menghangatkan rumah kaca dan meningkatkan konsentrasi karbon dioksida untuk membantu fotosintesis tanaman dalam rumah kaca serta meningkatkan hasil tanaman - Lampu biogas memberikan penerangan sekaligus kehangatan untuk mengerami telur ulat sutra, meningkatkan laju penetasan dan pembentukan kepompong yang biasanya menggunakan pemanasan dengan batubara - Biogas metan dapat digunakan untuk membuat metanol - Memperpanjang waktu penyimpanan buah-buahan dan biji-bijian. Ini dimungkinkan oleh karena atmosfer metan dan karbon dioksida dapat menghambat metabolisme, sehingga mengurangi pembentukan etilen, membunuh serangga perusak, jamur dan bakteri penyebab penyakit Li dan Ho, 2006.

2.8 Proses Pencairan Biogas