Serangga Penyerbuk Polinator TINJAUAN PUSTAKA

13 kelamin betina pada bunga. Polinasi ini sangat penting untuk proses fertilisasi pembuahan yang akhirnya akan menghasilkan bunga, buah dan biji Rusfidra, 2006a. Penyerbukan dapat terjadi dengan bantuan polinator penyerbuk. Polinator terbagi dua yaitu: polinator abiotik angin, air dan gravitasi dan polinator biotik serangga, burung dan beberapa mamalia. Serangga merupakan salah satu jenis hewan yang sangat membantu dalam proses penyerbukan. Penyerbukan yang dilakukan oleh serangga disebut entomofili. Kupu-kupu merupakan salah satu polinator, ketika kupu-kupu sedang mengambil makanannya, secara tidak sengaja serbuk sari akan menempel pada tubuhnya sehingga memungkinkan menempelnya serbuk sari ke kepala putik ketika kupu- kupu hinggap pada bunga. Proses ini membantu dalam penyerbukan tanaman Syafei, 1990. Tabel 1. Hubungan Warna Bunga terhadap Polinator Putra, 2006 Warna Penyerbuk Coklat Kumbang, tawon, lalat Kelabu Kumbang, lalat, kelelawar Putih Kumbang, kelelawar, lebah, ngengat Kuning Lebah, kupu-kupu Biru Lebah, kupu-kupu, burung Merah Kupu-kupu, burung Hijau Burung Pencarian makanan oleh serangga polinator dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, seperti: morfologi bunga dan kandungan nektar. Salah satu morfologi bunga yang menarik perhatian hewan polinator adalah warna mahkota bunga. 14 Warna sangat berhubungan dengan polinator seperti: lebah biasanya menyerbuki bunga yang berwarna kuning, ungu, biru atau beberapa kombinasi warna tersebut sedangkan kupu-kupu menyerbuki bunga yang berwarna merah, biru cerah, kuning atau oranye dapat dilihat pada Tabel 1 Levetin dan Mc Mahon, 1999. Pola warna yang berbeda pada bagian daun mahkota petal menunjukkan letak nektar pada bunga. Letak nektar sering kali tidak terlihat oleh mata manusia tetapi sering tampak dalam cahaya ultraviolet UV yang dapat terlihat oleh serangga. Pada beberapa jenis tanaman hanya menampakkan petunjuk letak nektar pada cahaya UV Stern dkk., 2003. Kupu-kupu akan mengunjungi tanaman karena ada isyarat makanan yang diberitahu melalui bau dan nektar. Tidak semua bau bunga menarik bagi manusia misalnya bau bunga bangkai, bagi lalat bau bunga bangkai sangat menarik perhatiannya Levetin dan Mc Mahon, 1999. Kumbang cenderung mengunjungi bunga dengan bau busuk dan kupu-kupu lebih menyukai bunga dengan bau yang harumwangi Stern dkk., 2003. Nektar adalah larutan gula yang dihasilkan tanaman biasanya mengandung sukrosa, glukosa dan fruktosa. Persentase kandungan air pada nektar berkisar antara 40-80 Lamerkabel, 2004. Hewan polinator memerlukan energi yang besar sehingga akan lebih memilih tanaman yang memproduksi nektar dalam jumlah banyak. Tanaman yang memproduksi nektar akan memiliki perlindungan tersendiri seperti bentuk tabung mahkota yang panjang, yang hanya dapat dijangkau oleh beberapa jenis hewan polinator saja seperti lebah dan kupu-kupu yang memiliki probosis untuk menjangkau nektar tersebut Price, 1989. Kupu- 15 kupu dan ngengat biasanya memilih tanaman yang memproduksi nektar dalam jumlah yang cukup besar sekitar 29 dengan komposisi 10-70 gula, lipid, asam amino dan protein Schooven dan van Loon, 1998 dalam Fitriana, 2008; Romoser dan Stoffolano, 1998.

2.3 Hubungan Tanaman dengan Kupu-kupu

Kupu-kupu memerlukan tanaman sebagai sumber nektar dan sumber air untuk kelangsungan hidupnya serta untuk meletakkan telur-telurnya pada bagian- bagian tanaman yaitu daun dan batang. Aktivitas kupu-kupu dimulai pada pagi menjelang siang menyesuaikan dengan kesiapan tanaman untuk menyediakan makanannya. Dengan demikian terdapat hubungan antara kehadiran kupu-kupu dengan waktu berbunga Loveless, 1989. Nektar dihasilkan oleh kelenjar tanaman dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang bervariasi. Kelenjar ini dapat berasal dari suatu bagian khusus suatu alat tambahan pada bunga nectary internal floral atau dari salah satu bagian bunga yang telah mengalami modifikasi dan telah berubah fungsinya nectary extra floral. Kelenjar nektar yang merupakan modifikasi salah satu bagian bunga dapat berasal dari: dasar bunga, daun kelopak, daun mahkota, dan benang sari Hidayat, 1995; Rusfidra, 2006b; Tjitrosoepomo, 2003. Sekresi nektar dimulai pada pagi hari. Proses sekresi nektar maksimal terjadi pada saat bunga mekar pertama kali dan produksinya terus menurun hingga bunga layu. Sekresi nektar pada jenis bunga yang berbeda memiliki kandungan yang berbeda pula, baik dari segi komposisinya, kuantitasnya maupun 16 kualitatifnya. Hal ini karena secara tidak langsung proses pembentukan nektar bersifat khas, pada jenis tumbuhan yang berbeda akan memiliki proses fisiologi yang unik dan khas sehingga berbeda dengan jenis lain Fahn, 1979 dalam Tricahyadi, 2007. Intensitas sekresi nektar bervariasi pada setiap bunga. Faktor internal dan eksternal mempengaruhi jumlah nektar yang dihasilkan. Sekresi nektar sering terjadi pada periode yang sangat terbatas Cutter, 1978. Faktor internal yang mempengaruhi produksi nektar diantaranya morfologi dan fisiologi. Jika jumlah floem lebih menonjol daripada xilem maka konsentrasi nektar dapat mencapai 50 dan jika xilem yang lebih dominan maka konsentrasi gula mungkin turun sampai 8. Faktor eksternal yang berpengaruh diantaranya kelembaban dan suhu udara. Meskipun nektar terletak di bagian yang terlindung hujan tetapi karena sifatnya yang higroskopis menyebabkan nektar akan encer pada suhu udara dan intensitas cahaya yang tinggi Esau, 1977. Kelembaban udara dapat menyebabkan terjadinya evaporasi atau absorbsi air pada nektar. Keadaan ini mempengaruhi kenaikan atau pun penurunan konsentrasi gula pada nektar Kevan dan Baker, 1984 dalam Tricahyadi, 2007.

2.4 Bunga Objek Penelitian

Menurut Fitriana 2008 terdapat 11 jenis tanaman berbunga yang sering dikunjungi oleh serangga di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun hanya 9 jenis tanaman berbunga saja yag dikunjungi oleh Lepidoptera kupu-kupu dan ngengat, yaitu: Ixora sp., Ageratum conyzoides, B. spectabilis,