Analisis Dampakstock Split Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei (Sektor manufaktur, pertambangan, finansial dan agrikulturdari tahun 2010-2013)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS DAMPAKSTOCK SPLIT TERHADAP HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI

BEI

(Sektor manufaktur, pertambangan, finansial dan agrikulturdari tahun 2010-2013)

OLEH

Togi Lumban Tobing

100501047

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

ABSTRAK ... iv

ABSTRACK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemecahan Saham (Stock Split) ... 6

2.1.1 Pengertian Pemecahan Saham ... 6

2.1.2 Jenis Pemecahan Saham ... 7

2.1.3 Teori Pemecahan Saham ... 8

2.1.4 Tujuan Pemecahan Saham ... 11

2.2 Harga Saham dan Stock Split ... 12

2.2.1 Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham di Bursa ... 13

2.2.2 Perubahan Harga Saham ... 13

2.3 Frekuensi Perdagangan Saham dan Stock Split ... 15

2.4 Volume Perdagangan ... 15

2.5 Likuiditas Saham ... 16


(3)

2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

2.8 Kerangka Pemikiran ... 21

2.9 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Batasan Operasional ... 24

3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 24

3.3.1 Variabel Independen (Bebas) ... 24

3.3.2 Variabel Dependen (Terikat) ... 24

3.3.2.1 Perubahan Harga Saham ... 25

3.3.2.2 Volume Perdagangan ... 25

3.4 Populasi dan Sampel ... 26

3.5Jenis dan Sumber Data ... 27

3.6 Metode Analisis Data ... 27

3.6.1 Analisis Deskriptif ... 27

3.6.2 Uji Normalitas ... 28

3.6.3 Uji Beda Rata-rata Berpasangan (Paired Sample t-test) ... 28

BAB IV : PEMBAHASAN dan HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum ... 29

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 31

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 31

4.2.1.1 Harga Saham (closing price) ... 31

4.2.1.2 Volume Perdagangan Saham ... 35

4.2.2 Uji Normalitas ... 40

4.2.2.1 Harga Saham ... 40


(4)

4.2.3 Hasil Hipotesis ... 43

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 46

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 49

5.3 Saran ... 50

Daftar Pustaka ... 52


(5)

ABSTRAK

ANALISIS DAMPAK STOCK SPLIT TERHADAP HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI

BEI

(Sektor manufaktur, pertambangan, finansial dan agrikulturdari tahun 2010-2013)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemecahan saham terhadap perubahan harga saham dan volume perdagangan saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2010-2013. Desain penelitian yang digunakan adalah event study. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan jumlah sampel sebanyak 30 perusahaan dilakukan dengan purposive sampling.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda dua sampel berpasangan. Sebelum uji dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan kolmogorov-sminorv. Alat uji yang digunakan yaitu dengan SPSS 19.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemecahan saham memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham dan volume perdagangan saham. Dampak yang diberikan oleh pemecahan saham yaitu dampak negatif yang ditunjukkan dengan penurunan tingkat rata-rata perubahan harga saham dan rata-rata volume perdagangan saham.


(6)

ABSTRACT

ANALYSIS OF STOCK SPLIT INFLUENCE TO STOCK PRICE CHANGES AND STOCK TRADE VOLUME ON COMPANIES LISTED IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE

(Manufacture, Mines, Financial dan AgriculturFrom 2010 to 2013)

This study aimed to analyze the effect of stock splits on stock price changes and stock trade volumeon companies listed in the Indonesia Stock Exchange (BEI) from 2010 to 2013. The study design used is event study. The data used are secondary data with a sample size of 30 companies conducted by purposive sampling.

Hypothesis testing is done with Paired Sample T-Test. Before the test is done, normality test was done by using the Kolmogorov-sminorv, firstly. The tools which is used with SPSS 19.0 version.

Results of this study indicate that the stock split has significant effect on stock price changes and trade volume. The effect of stock splits is negative, which is shown up by decrising of average stock price changes and average trade volume.


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, yang senantiasa memberikan hikmat, pengetahuan dan kekuatan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan, isi, dan penyajian skripsi ini.Namun demikian penulis tetap berharap skripsi ini dapat berguna sebagai bahan masukan bagi pembaca, khususnya pembelajar ekonomi.

Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materil sehingga skripsi ini bisa diselesaikan, terutama kepada :

1. Kedua orang tua yang penulis cintai Batara Saul Lumban Tobing dan Ernawati Saragih yang senantiasa mendukung dalam kasih dan doa.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(8)

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc, Sc, Ph.D, selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai dosen pembimbing.

5. Seluruh Staff Pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah mendidik dan mengajarkan berbagai disiplin ilmu kepada Penulis.

6. Seluruh Staff Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah mendukung penyelesaian dalam hal proses administrasi yang selama ini dibutuhkan.

Akhir kata penulis menyadari akan keterbatasan yang dimiliki dan sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

Penulis


(9)

Lampiran

Lampiran 1

Daftar Perusahaan Stock Split

NO Kode Saham Nama Emiten Tanggal

1 CTRA Ciputra Development Tbk. 6/15/2010

2 TURI Tunas Redean Tbk. 6/17/2010

3 DILD Intiland Development Tbk. 7/26/2010 4 CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk. 12/8/2010 5 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 1/11/2011 6 LSIP London Sumatera Plantation Tbk. 2/25/2011 7 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 3/28/2011

8 INTA Intraco Penta Tbk. 6/6/2011

9 PBRX Pan Brothers Tbk. 6/15/2011

10 MAIN Malindo Feedmill Tbk. 6/15/2011

11 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk. 7/7/2011 12 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. 7/26/2011

13 MTSM Metro Realty Tbk. 10/18/2011

14 DKFT Central Omega Resources Tbk. 12/2/2011

15 PTRO Petrosa Tbk. 3/6/2012

16 PWON Pakuwon Jati Tbk. 3/30/2012

17 ASII Astra International Tbk. 6/5/2012 18 IMAS Indomobil Sukses International Tbk. 6/7/2012 19 MDRN Modern International Tbk. 7/3/2012 20 DKFT Central Omega Resources Tbk. 8/3/2012 21 KREN Kresnas Graha Sekurindo Tbk. 8/7/2012 22 IDKM Indosiar Karya Media Tbk. 10/3/2012

23 KLBF Kalbe Farma Tbk. 10/8/2012

24 JPFA Japfa Comfeed Tbk. 4/19/2013

25 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk. 7/8/2013

26 TOWR Sarana Menara Nusantaran Tbk. 7/22/2013 27 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. 7/29/2013

28 JRPT Jaya Real Property Tbk. 8/1/2013

29 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk. 8/28/2013


(10)

Lampiran 2

Statistik Deskriptif Harga Saham

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

h_10 30 3683.5000 5960.42395 .00 27000.00

h_9 30 3075.0000 4499.17157 .00 17750.00

h_8 30 3821.0000 4348.17607 .00 16950.00

h_7 30 5787.5000 5730.96019 205.00 28000.00

h_6 30 4964.0000 5878.51427 .00 28000.00

h_5 30 3702.1667 5810.09625 .00 28000.00

h_4 30 3320.1667 5868.37440 .00 28000.00

h_3 30 4003.6667 6043.60219 .00 27850.00

h_2 30 3191.8333 4182.25222 .00 15000.00

h_1 30 3513.3333 4072.47327 .00 16000.00

h0 30 1686.5000 1905.30482 205.00 7750.00

h1 30 4682.5000 13501.48745 .00 62400.00

h2 30 802.6667 1130.97740 .00 5100.00

h3 30 789.0000 1160.76105 .00 5150.00

h4 30 4497.3333 13793.96374 .00 63350.00

h5 30 4420.6667 13969.49754 .00 64300.00

h6 30 4658.1667 14030.54165 .00 66000.00

h7 30 4935.3333 13788.42468 220.00 65200.00

h8 30 4650.5000 13764.78286 .00 66000.00

h9 30 769.6667 1068.82947 .00 4775.00

h10 30 777.0000 1093.12081 .00 4700.00

h_sblm 30 3906.2167 3750.43528 124.00 16685.00 h_ssdh 30 3098.2833 8210.94371 178.00 38725.00


(11)

Lampiran 3

Statistik Deskriptif Volume Perdagangan

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

v_10 30 9081250.4333 18603893.56241 .00 75282500.00

v_9 30 10249566.6667 24756060.01071 .00 130175000.00

v_8 30 24677283.3333 66233019.30680 .00 293055000.00

v_7 30 20669017.1000 41419880.93268 .00 202245000.00

v_6 30 19053912.9333 30143198.58031 .00 145652500.00

v_5 30 11185516.6667 18276445.50228 .00 84685000.00

v_4 30 11271700.0000 26334440.67435 .00 120914000.00

v_3 30 10918066.6667 28154646.36112 .00 146262500.00

v_2 30 10544500.0000 21593167.31890 .00 81722500.00

v_1 30 18237550.0000 39822160.18478 .00 181789000.00

v0 30 20018550.0000 29748206.77422 1500.00 140114000.00

v1 30 13327500.0000 23100899.13424 .00 105664500.00

v2 30 14350100.0000 26469398.49029 .00 109446500.00

v3 30 10798741.1000 18771536.50495 .00 79284000.00

v4 30 8225771.8000 13504694.94607 .00 49952500.00

v5 30 9039416.6667 17246470.05366 .00 63655500.00

v6 30 18070483.3333 36598356.21532 .00 143457500.00

v7 30 22583561.0000 40243742.07837 .00 172295000.00

v8 30 16304628.4333 30094081.56524 .00 147371000.00

v9 30 16573593.0000 37957168.15767 .00 198064000.00

v10 30 10058454.5667 18592536.75660 .00 70350000.00

v_sblm 30 14588836.3750 21248343.98312 3600.00 100223750.00 v_ssdh 30 13933224.9850 17664334.89773 50.00 78116400.00


(12)

Lampiran 4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Harga Saham

h_ssdh h_sblm

N 30 30

Normal Parametersa,b Mean 3098.2833 3906.2167

Std. Deviation 8210.94371 3750.43528

Most Extreme Differences Absolute .406 .191

Positive .406 .191

Negative -.361 -.157

Kolmogorov-Smirnov Z 2.223 1.047

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .223

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Harga Saham Setelah Transformasi Logaritma Natural

h_sblm LNh_ssdh

N 30 30

Normal Parametersa,b Mean 3906.2167 6.7778

Std. Deviation 3750.43528 1.28168

Most Extreme Differences Absolute .191 .170

Positive .191 .170

Negative -.157 -.107


(13)

Asymp. Sig. (2-tailed) .223 .353 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Lampiran 6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Volume Perdagangan v_sblm v_ssdh

N 30 30

Normal Parametersa,b Mean 14588836.3750 13933224.9850 Std. Deviation 21248343.9831

2

17664334.8977 3

Most Extreme Differences Absolute .252 .215

Positive .252 .191

Negative -.246 -.215

Kolmogorov-Smirnov Z 1.380 1.178

Asymp. Sig. (2-tailed) .044 .124

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Volume Perdagangan Saham Setelah Transformasi Logaritma Natural

v_ssdh LNv_sblm

N 30 30

Normal Parametersa,b Mean 13933224.9850 15.3423

Std. Deviation 17664334.8977 3


(14)

Most Extreme Differences Absolute .215 .158

Positive .191 .094

Negative -.215 -.158

Kolmogorov-Smirnov Z 1.178 .866

Asymp. Sig. (2-tailed) .124 .441

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 8

Paired Samples Test Harga Saham

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair

1

Harga sebelum– harga sesudah

3899.439 3749.732 684.604 2499.266 5299.612 5.696 29 .000

Lampiran 9

Paired Samples Test Volume Perdagangan Saham

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 volume sebelum– volume sesudah -13933209 .64 17664333. 74 3225051.3 52 -20529180. 26 -7337239.02 1


(15)

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada umumnya perusahaan yang mulai berkembang sangat membutuhkan tambahan modal. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan cara menawarkan saham perusahaan kepada masyarakat (go public). Dengan melakukan go public perusahaan memiliki keuntungan yaitu mendapatkan kemudahan untuk meningkatkan modal di masa yang akan datang. Dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan likuiditas perdagangan sahamnya, perusahaan dapat melakukan beberapa cara, salah satunya adalah melalui pemecahan saham (stock split) yang akhir-akhir ini banyak digunakan oleh perusahaan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pada umumnya stock split merupakan tindakan memecah saham menjadi sebanyak n lembar dengan harga per lembar saham baru sebesar 1/n harga saham sebelumnya, yang dilakukan oleh manajer perusahaan untuk menata kembali harga pasar saham dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar (Wahyu Anggraini dan Jogiyanto, 2000).

Harga merupakan salah satu faktor yang paling diperhatikan karena harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham. Bila harga saham tersebut terlalu tinggi, maka jumlah permintaan akan berkurang dan sebaliknya apabila saham tersebut dinilai rendah, maka jumlah permintaan akan saham tersebut akan meningkat. Tingginya harga saham


(17)

akanmengurangi kemampuan para investor untuk membeli saham tersebut. Investor mengharapakan keuntungan yang setinggi-tingginya dari pembelian saham tersebut, maka disini hukum permintaan dan penawaran akan kembali berlaku. Sebagai konsekuensinya adalah harga saham yang tinggi akan menurun sampai tercipta posisi keseimbangan yang baru atau dengan kata lain dicapainya harga kesepakatan dari perusahaan dan para investor.

Cara yang dilakukan oleh emiten untuk mempertahankan agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal sehingga daya beli investor meningkat yaitu melalui pemecahan saham ini (stock split). Keown, Scoot Martin dan Petty dalam Rohana dkk (2003) menyebutkan beberapa alasan manajer perusahaan melakukan stock split antara lain:

a. Supaya harga saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang saham dan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.

b. Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata saham kepada kisaran yang telah ditargetkan.

c. Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa peningkatan laba dan deviden kas.

Stock split pada umumnya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Dengan dilakukannya stock splitmaka harga saham turun dan diharapkan akan menarik investor-investor kecil untuk membeli saham-saham tersebut. Tindakan


(18)

stock split menyebabkan jumlah saham yang beredar bertambah, sehingga para investor yang berhubungan dengan aktivitas tersebut dapat melakukan penyusunan kembali portofolio investasinya. Oleh karena itu, informasi mengenai stock split menjadi suatu hal yang penting untuk dipertimbangkan oleh investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau melepaskan saham yang mereka miliki berdasarkan analisis mengenai informasi yang terkandung dalam stock split.

Penelitian yang dilakukan oleh Rohanna, Jeannet dan Mukhlasin (2003) dengan penelitian berjudul “ Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Stock Split dan Dampak yang ditimbulkannya”, menyatakan bahwa harga saham berhubungan dengan keputusan perusahaan melakukan stock split, berarti bahwa semakin tinggi harga saham maka akan semakin banyak perusahaan yang memutuskan untuk melakukan stock split. Sedangkan frekuensi perdagangan saham tidak mempunyai hubungan dengan keputusan perusahaan melakukan stock split. Likuiditas pasar cenderung menjadi lebih rendah setelah stock split dimana frekuensi perdagangan secara proporsional lebih rendah daripada saat sebelum stock split dan terdapat perbedaan perdagangan saham yang signifikan antara dua kuartal sebelum stock split dan dua kuartal sesudah stock split. Kondisi ini menunjukkan bahwa stock split tidak memberikan suatu signal mengenai kenaikan laba di masa yang akan datang.


(19)

Kondisi diatas mengindikasikan bahwa stock split merupakan alat yangpenting dalam praktik pasar modal yang merupakan suatu kosmetika saham yangdilakukan oleh perusahaan sebagai upaya pemolesan saham agar kelihatan lebihmenarik di mata investor meskipun kenyataannya tidak meningkatkankemakmuran bagi pemegang saham.

Apabila stock split dinilai oleh investor sebagai peristiwa yang positif, maka harga saham akan mengalami peningkatan dan selanjutnya akan meningkatkan return yang diterima para pemegang saham. Dengan demikian, stock split akan meningkatkan kekayaan atau kesejahteraan para pemegang saham. Dari penelitian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham (closing price) dan Volume Perdagangan”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pokok permasalahan yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Apakah stock split memiliki dampak terhadap harga saham perdagangan saham?

2. Apakah terdapat korelasi antara harga saham sebelum stock split dengan harga saham setelah terjadi stock split?

3. Apakah terdapat perbedaan volume perdagangan saham relatif (relative trading volume) sebelum dan setelah perusahaan melakukan stock split?


(20)

1.3Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi atas stock split yang dilakukan dengan cara pemecahan naik (split up).

1.4Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh harga saham dan volume perdagangan saham terhadap stock split.

2. Untuk mengetahui korelasi antara harga saham sebelum stock split dengan harga sesudah stock split.

3. Untuk mengetahui adanya perbedaan volume perdagangan saham relatif (relative trading volume) sebelum dan setelah perusahaan melakukan stock split.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Memberi masukan kepada investor sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi.

2. Memberi masukan kepada perusahaan mengenai pengaruh stock split untuk dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam keputusan stock split. 3. Memberikan informasi bagi investor bagaimana harga saham mampu


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pemecahan Saham (Stock Split)

Kegiatan stock split pada umumnya dilakukan apabila harga pasar saham dirasakan terlalu tinggi dan perusahaan merasa bahwa harga saham yang lebih rendah akan menghasilkan pasaran yang lebih baik dan distribusi kepemilikan yang lebih luas. Dengan kondisi ini maka perusahaan dapat mengesahkan untuk mengganti saham yang beredar dengan cara yang dikenal sebagai pemecahan saham atau stock split. Stock split merupakan kegiatan memecah selembar saham menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split adalah 1/n dari saham per lembar sebelumnya. (Jogiyanto, 2003).

Atau dengan kata lain stock split adalah pemecahan nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil, misalnya dari nominal Rp 1.000 per saham menjadi nominal Rp 500 per saham. Pemecahan nominal saham ini mengakibatkan jumlah lembar saham menjadi banyak (Basir dan Fakhrudin, 2005).

2.1.1 Pengertian pemecahan saham

Pemecahan saham (stock split) adalah penerbitan saham tambahan

bagipemegang saham sesuai dengan persentase kepemilikan.Melakukanpemecahan saham berarti menurunkan nilai nominal atau


(22)

Menurut Brigham (1999:95), “pemecahan saham (stock split) adalah tindakan suatu perusahaan untuk menambah jumlah saham yang beredar dengan memberikan kepada setiap pemegang saham dua lembar saham baru untuk satu saham yang sebelumnya dipegang”. Pemecahan saham biasanya digunakan untuk menurunkan harga secara besar-besaran setelah saham mengalami kenaikan harga yang tajam.

Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil (Darmadji, 2001:131). Menurut Brigham and Gapeski (dalam Lestari dan Sudaryono, 2008) stock split adalah aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan publik untuk menaikkan jumlah saham yang beredar.

2.1.2 Jenis Pemecahan Saham

Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan yaitu pemecahan naik (split up) dan pemecahan turun (split down atau reverse split). Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan turun dengan faktor pemecah 1:2; 1:3; dan 1:4. Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecah 2:1; 3:1; dan 4:1. Perbandingan antara jumlah lembar saham yang bernominal lama dengan jumlah lembar saham yang bernominal baru disebut dengan rasio stock split. Misalnya 2:1 berarti 1 lembar saham nominal lama dipecah menjadi 2 lembar saham nominal baru (Basir dan Fakhrudin, 2005).


(23)

2.1.3 Teori Pemecahan Saham

Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan stock split serta dampak yang ditimbulkannya sejalan dengan teori-teori dibawah ini (Mason, Helen B and Roger M. Shelor dalam Rohana dkk, 2003):

a. Trading range theory

Teori ini menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split di dorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal, dimana saham dipecah karena ada batas harga yang optimal untuk saham dan untuk meningkatkan daya beli investor sehingga tetap banyak orang yang mau memperjualbelikannya, yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.

Mc. Gough dalam Rohana dkk (2003), mengemukakan bahwa manfaat yang diperoleh dari stock split adalah penurunan harga saham yang selanjutnya menambah daya tarik untuk memiliki saham tersebut sehingga membuat saham menjadi lebih likuid untuk diperdagangkan dan mengubah investor odd lot menjadi investor round lot. Investor odd lot adalah kondisi dimana investor membeli saham dibawah 500 lembar (1 lot), sedangkan investor round lot yaitu adalah investor yang membeli saham minimal 500 lembar (1 lot).

Selain itu stock split juga dapat mengakibatkan terjadinya penataan kembali harga saham pada rentang yang lebih rendah. Dan alasan utama manajer malakukan stock split yaitu untuk alasan likuiditas (Ikenberry dkk, dalam Rohana dkk, 2003).


(24)

Menurut teori ini, harga saham yang terlalu tinggi (overprice) menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan. Dengan adanya pemecahan saham, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi (Marwata, 2001).

b. Signalling theory

Signalling theory telah digunakan dalam banyak penelitian untuk menjelaskan reaksi pasar terhadap pengumuman perubahan kebijakan suatu perusahaan. Dalam kegiatan pemecahan saham teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. Alasan sinyal ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang mempunyai kondisi kinerja yang baik. Jadi jika pasar bereaksi terhadap pengumuman stock split, reaksi ini tidak semata-mata karena informasi stock split yang tidakmempunyai nilai ekonomis tetapi karena mengetahui prospek masa depanperusahaan yang bersangkutan.

Bar- Josef dan Brown dalam Marwata (2001) menyebutkan bahwa dalam signalling theory ini pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substansial. Retrun yang meningkat tersebut dapat diprediksi dan merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan laba jangka panjang.

Doran dalam Khomsiyah dan Sulistyo (2001), menyebutkan bahwa analis akan menangkap sinyal tersebut dan menggunakannya untuk memprediksi


(25)

peningkatan earning jangka panjang. Reaksi pasar terhadap pemecahan saham sebenarnya bukan terhadap tindakan pemecahan saham itu sendiri yang tidak memiliki nilai ekonomis, tetapi terhadap prospek perusahaan di masa depan yang disinyalkan oleh aktivitas tersebut.

Tidak semua perusahaan dapat melakukan stock split. Hanya perusahaan yang sesuai dengan kondisi yang disinyalkan yang akan bereaksi positif. Perusahaan yang memberikan sinyal yang tidak valid akan mendapat dampak negatif. Perusahaan yang tidak mempunyai prospek yang bagus dan mencoba memberikan sinyal lewat stock split, justru akan mengakibatkan menurunnya harga sekuritas jika pasar mengetahui bahwa perusahaan tersebut tidak mempunyai prospek kinerja yang bagus atau dengan kata lain perusahaan tidak mampu menanggung biaya yang timbul jika perusahaan akan melakukan stock split (Wahyu Anggraini dan Jogianto, 2000).

2.1.4 Tujuan Pemecahan Saham

Menurut Weygandt (2008:191), “tujuan pemecahan saham adalah meningkatkan daya jual saham dengan cara menurunkan nilai pasar perlembarnya”. Menurut Sinaga (1994:64), “tujuan utama pemecahan adalahuntuk menempatkan saham dalam suatu keadaan perdagangan yang lebih populer, sehingga dengan demikian menarik lebih banyak pembeli”. Menurut Darmadji (2001:131), “stock split bertujuan agar perdagangan suatu saham menjadi lebih likuid, karena jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harganya menjadi lebih murah”.


(26)

Stock split akan efektif jika dilakukan terhadap saham-saham yang harganya sudah cukup tinggi. Mengambil keputusan stock split dalam suatu perusahaan harus didasarkan atas persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham. Ketika keputusan untuk melakukan stock split dilakukan, maka jumlah saham yang dimiliki olehpemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil. Tetapi pada saat yang bersamaan, harga saham tersebut secara teoritis akan turun secara proporsional. Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan nilai kapitalisasi saham tersebut tidak mengalami perubahan.Dalam stock split, pemegang saham harus menukarkan sahamnya yang memiliki nilai nominal lebih kecil sebab setelah batas periode penukaran yang ditetapkan telah kadaluarsa, saham dengan nilai nominal lama tidak bisa diperdagangkan di bursa.

2.2Harga Saham dan Stock Split

Harga pasar saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan terjadi sebaliknya. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerjaperusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi dapat mengurangiminat investor untuk berinvestasi sehingga harga saham sulit untuk meningkatlagi.

Informasi yang sepenuhnya tercermin pada harga saham akan sangatberharga bagi para perilaku pasar modal dan institusi yang berkaitan seperti BEJ,Bapepam dan IAI. Para pelaku pasar modal, khususnya investor sangatdipengaruhi oleh


(27)

pergerakan harga saham suatu perusahaan dan informasi yangmenyebabkan perubahan harga saham tersebut. Beaver (1989) dalam Ewijaya danIndriantoro (1999), mengatakan bahwa harga saham menjadi sangat penting bagiinvestor, karena mempunyai konsekuensi ekonomi. Perubahan harga saham akanmengubah nilai pasar kesejahteraan investor, dan selanjutnya akan mengubahkesempatan yang akan diperoleh investor di masa depan. Secara umum perubahanharga saham dapat mengakibatkan perubahan perilaku konsumsi dan investasiinvestor.

Harga saham yang tinggi (mahal) menjadi alasan bagi perusahaan untukmelakukan pemecahan saham. Hal tersebut dapat dipahami karena apabila hargapasar saham terlalu mahal maka menjadi tidak menarik bagi investor, terutamainvestor kecil, dan akhirnya saham menjadi tidak likuid. Dengan alasan tersebut,semakin mahal harga saham dan semakin rendah likuiditas saham maka semakinbesar kemungkinan perusahaan untuk melakukan pemecahan saham (Widyastutidan Usmara, 2005).

2.2.1 Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham di Bursa

Saat perdagangan saham dimulai dengan nilai nominal yang baru, maka harga saham yang ada dibursa akan dikoreksi dengan rasio dari stock split atas dasar harga terakhir perdagangan dengan nilai nominal yang lama. Contohnya, nilai nominal suatu saham dipecah dari Rp 500 menjadi Rp 100. Harga terakhir perdagangan saham tersebut dengan nilai nominal lama adalah Rp 750, maka harga pembukaan pada perdagangan dengan nilai nominal yang baru adalah


(28)

100/500 dikalikan dengan Rp 750 yang hasilnya sama dengan Rp 150. Stock split juga dipengaruhi oleh waktu dan rasio atau pemecahan harga nominal.

2.2.2 Perubahan Harga Saham

Salah satu faktor yang memotivasi investor untuk melakukan investasi adalah return.Return merupakan keuntungan yang diperoleh investor atas investasinya. Return dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi.Return realisasi adalah yang telah terjadi yang dihitung bedasarkan data historis, sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang.

Return realisasi penting diketahui karena dapat digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan serta sebagai dasar penentu expected return untuk mengukur risiko di masa yang akan datang. Apabila kinerja suatu perusahaan baik, maka tingkat return yang akan diperoleh pemegang saham akan semakin besar, hal ini akan memberi dampak pada harga saham yang kemungkinan akan naik. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa harga pasar saham mencerminkan nilai suatu perusahaan.

Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan perusahaan tersebut dan sebaliknya.Meskipun begitu, harga saham yang terlalu tinggi tidak selamanya memberikan keuntungan pada perusahaan.Harga saham yang terlalu tinggi dapat menurunkan minat investor untuk berinvestasi sehingga harga saham sulit untuk meningkat lagi.Pergerakan saham tersebut sangat mempengaruhi para pelaku pasar modal, khususnya investor. Perubahan harga


(29)

saham yang dinamis dapat mengubah nilai kesejahteraan investor dan selanjutnya akan mengubah kesempatan yang akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa perubahan harga saham menyebabkan perubahan perilaku konsumen dan investasi investor.

2.3Frekuensi Perdagangan Saham dan Stock Split

Frekuensi perdagangan saham adalah berapa kali terjadinya transaksi jual beli pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu (Rohana dkk, 2003). Dalam aktivitas bursa efek ataupun pasar modal, aktivitas frekuensi perdagangansaham merupakan salah satu elemen yang menjadi salah satu bahan untuk melihatreaksi pasar terhadap sebuah informasi yang masuk pada pasar modal.

Perkembangan harga saham dan aktivitas frekuensi perdagangan saham dipasar modal merupakan indikasi penting untuk mempelajari tingkah laku pasarsebagai acuan pasar modal dalam menentukan transaksi di pasar modal. Biasanyainvestor akan mendasarkan keputusan pada berbagai informasi dalam pasar modalatau lingkungan luar dari pasar modal tersebut (Sunartri, 2004 dalam Gunawandan Yulia Indah, 2005).

Dalam hubungannya dengan stock split, rencana pemecahan saham padaumumnya ditujukan untuk meningkatkan frekuensi transaksi atas saham-sahamyang mengalami stock split karena harganya lebih murah. Kemungkinan ataukeuntungan lain yang diterima yaitu dengan stock split yaitu dengan adanyakenaikan frekuensi transaksi yang tinggi seringkali diikuti dengan naiknya hargasaham karena semakin likuid (Basir dan Fakhrudin, 2005).


(30)

2.4Volume Perdagangan

Volume perdagangan dapat diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan atau ditransaksikan pada kurun waktu tertentu.Volume perdagangan dapat volume perdagangan dapat menjadi ukuran besarnya volume saham tertentu yang diperdagangkan dan dapat juga mngindikasikan kemudahan dalam memperdagangkan saham tersebut.

Edward (2011) menjelaskan bahwa Trading Volume Activity merupakan sautu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal.Besarnya variabel volume perdagangan dapat diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham yang harian dengan melihat aktivitas volume perdagangan.

2.5Likuiditas saham

Likuiditas menurut Bursa Efek Indonesia (informasi umum pasar modal, stock exchange) adalah kelancaran yang menunjukkan tingkat kemudahan dalam mencairkan modal investasi. Koentin menyatakan bahwa likuiditas saham adalah mudahnya saham yang dimiliki seseorang dapat diubah menjadi uang tunai melalui mekanisme pasar modal, likuiditas saham baik berarti bahwa setiap saat ia dapat datang ke pialang dan menjual sahamnya (dalam Deden Mulyana, 2011).

Parameter yang sering digunakan untuk mengukur likuiditas suatu saham, menurut Conroy et.al., (dalam Mulyana, 2011) adalah sebagai berikut:


(31)

b. Tingkat spread

c. Information flow (aliran informasi) d. Jumlah pemegang saham

e. Jumlah saham yang beredar

f. Transaction cost (besarnya biaya transaksi) g. Harga saham

h. Volatilitas harga saham

2.6Return Saham

Return merupakan salah satu aspek terpenting dalam analisis investasi. Ketika investor menanamkan modalnya, mereka mengharapkan suatu tingkat keuntungan tertentu. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2003).

Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasidan juga merupakan imbalan atas keberanian investor untuk menanggung resikoatas investasi yang dilakukan. Return dapat dibagi dalam dua macam yaitu:

1. Return realisasi yaitu hasil keuntungan yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur dari kinerja perusahaan dan berguna juga untuk menentukan expected return dan resiko dimasa datang.

2. Return ekspektasi yaitu return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya mudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.


(32)

Untuk menghitung besarnya return saham digunakan rumus:

�� =��+1− �� �

Keterangan: Ri = return saham

Wt-1= harga saham pada akhir periode Wt = harga saham pada awal periode

Untuk menghitung besarnya return market digunakan rumus sebagai berikut:

��� =��������� − �����−1 �−1

Keterangan:

Rmt = return market

IHSGt = IHSG periode t IHSGt-1 = IHSG periode t-1

Expected return dihitung dengan menggunakan rumus:

�(�) =∑�(�)

� Keterangan:

n merupakan banyaknya periode saham.

2.7Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Ewijaya dan Nur Indriantoro (1999), dengan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap Perubahan Harga Saham, menyimpulkan bahwa pemecahan saham berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan saham relatif. Harga saham setelah 4,5 bulan pemecahan saham akan menurun sehingga bila para investor memegang saham tersebut


(33)

sejak 7,5 bulan sebelum tanggal pemecahan saham sampai 4,5 bulan stelah pemecahan saham akan mengalami kerugian. Oleh karena itu sebaiknya para investor menjual saham yang dipecah tersebut sebelum 4,5 bulan setelah tanggal pemecahan saham agar tidak mengalami kerugian. Sedangkan untuk investor potensial baru sebaiknya membeli saham yang dipecah tersebut setelah 4,5 bulan setelah tanggal pemecahan saham karena harga pasarnya akan lebih rendah bila dibandingkan pada saat pemecahan. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia keputusan untuk melakukan pemecahan saham akan merugikan para investor lama yang telah memiliki saham yang dipecah sejak 8,5 bulan sebelum pemecahan. Variabel deviden dan perubahan deviden memberikan pengaruh yang positif signifikan pada perubahan harga saham relatif. Artinya informasi mengenai deviden memberikan pengaruh yang positif kepada investor. Oleh karena itu dianjurkan bagi perusahaan yang melakukan pemecahans saham sebaiknya juga meningkatkan deviden yang akan dibayarkan sehingga penurunan harga saham setelah pemecahan tidak mencapai posisi harga yang terlalu rendah. Variabel laba per saham dan perubahan laba per saham tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada perubahan harga saham relatif. Hasil ini menunjukkan bahwa pada periode pengamatan dalam penelitian ini informasi laba per saham tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi para investor. Variabel indeks harga industri menunjukkan pengaruh yang signifikan pada perubahan harga relatif.


(34)

2. Harjanti Widiastuti dan Usmara (2005), dengan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stock Split dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan, menyimpulkan bahwa tingkat kemahalan harga saham yang diukur dengan PBV (Price to Book Value) berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan stock split. Namun penilaian ini tidak berhasil menunjukkan bahwa tingkat kemahalan harga saham yang diukur dengan PER (Price to Earning Ratio) merupakan variabel yang berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan stock split. Likuiditas yang diukur dengan bid- ask spread tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan stock split. Nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s q menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah stock split, sedangkan nilai perusahaan yang diukur dengan Earning tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah stock split. Penelitian ini menyarankan perpanjangan periode penelitian, jumlah sampel yang mewakili jenis industri secara proporsional dan penggunaan variabel independen lain yang mempengaruhi kegiatan pemecahan saham seperti kinerja perusahaan.

3. Rohana, Jeannet dan Mukhlasin (2003) dengan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stock Split dan Dampak yang ditimbulkannya, menemukan bahwa: (1) harga saham mempunyai hubungan yang signifikan dengan keputusan perusahaan melakukan stock split. Hal ini


(35)

berarti semakin tinggi harga saham maka semakin banyak perusahaan yang memutuskan untuk melakukan stock split. Dengan stock split manajemen dapat menata harga saham pada rentang tertentu sehingga investor kecil dapat membuat pasar saham lebih stabil perdagangannya. (2) frekuensi perdagangan saham tidak mempunyai hubungan dengan keputusan perusahaan melakukan stock split. Hal ini menyatakan bahwa likuiditas pasar cenderung menjadi lebih rendah setelah stock split dimana frekuensi perdagangan secara proporsional lebih rendah daripada saat sebelum stock split. (3) terdapat perbedaan frekuensi perdagangan saham yang signifikan antara dua kuartal sebelum stock split dan dua kuartal sesudah stock split, (4) earning perusahaan yang diproksi dengan operating income setelah stock split tidak lebih tinggi dari earning sebelum stock split. Kondisi ini menunjukkan bahwa stock split tidak memberikan suatu signal mengenai kenaikan laba di masa yang akan datang. Hal ini diduga karena penelitian stock split dilakukan di Indonesia dimana pasar modalnya merupakan pasar yang inefisien.

4. Winda Sari Lubis (2010), menguji pengaruh stock split terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham. Hasil dari penelitian Winda Sari Lubis adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan return saham antara sebelum dan sesudah stock split, terdapat perbedaan signifikan Bid-Ask Spread antara sebelum dan sesudah stock split, dan tidak terdapat perbedaan signifikan Trading Volume Activity antara sebelum dan sesudah stock split.


(36)

2.8Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Stock split sebagai tindakan memecah saham menjadi n lembar saham dengan harga per lembar saham baru sebesar 1/n harga saham sebelumnya, dilakukan oleh manajer perusahaan dengan tujuan untuk menata kembali harga pasar saham supaya harga saham tidak terlalu mahal, dapat meningkatkan jumlah pemegang saham atau likuiditas perdagangan saham pada ukuran perdagangan rata-rata saham serta membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa laba dan deviden kas.

Dari kerangka pemikiran diatas hal yang akan diuji adalah harga saham yang dapat dilihat dari harga saham penutupan (closing price) dan volume perdagangan saham. Untuk mengetahui apakah stock split memiliki dampak terhadap harga saham dan volume perdagangan, maka hal yang dilakukan adalah dengan uji beda

Stock Split

Harga Saham

Harga Saham Sebelum Stock Split

Harga Saham Setelah Stock Split

Volume Perdagangan

Volume Perdagangan Sebelum Stock Split

Volume Perdagangan Setelah Stock Split


(37)

rata-rata berpasangan antara sebelum terjadinya stock split dan sesudah terjadinya stock split dari masing-masing variabel harga saham dan volume perdagangan.

2.9Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis penelitian dapat disusun sebagai berikut :

• H1: terdapat perbedaan pada harga saham sebelum dan sesudah dilakukan stock split

• H2: terdapat perbedaan pada volume perdagangan saham sebelum dan sesudah dilakukan stock split


(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Mudrajat Kuncoro (2009), penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terkahir dari subjek penelitian.

3.2 Batasan Operasional

Penelitian ini memiliki batasan masalah karena cakupan penelitian tidak terlalu luas. Pada penelitian ini sampel yang diteliti adalah perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 2010-2013. Penelitian ini membahas tentang pengaruh stock split pada harga saham dan volume perdagangan.

3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.3.1 Variabel Independen (Bebas)

Menurut Sekaran (dalam Sangadji 2010:136) “variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain”.Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemecahan saham (stock split).Stock split adalah perubahan nilai nominal per lembar saham dengan menambah atau mengurangi jumlah saham yang beredar menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya.

3.3.2 Variabel Dependen (Terikat)

Menurut Sekaran (dalam Sangadji 2010:136) “variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen”. Variabel


(39)

dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham dan volume saham.

3.3.2.1Perubahan Harga Saham

Harga saham dapat didefenisikan sebagai harga pasar yang dapat dilihat dari harga penutupan (closing price) selama periode 10 hari sebelum dan 10 hari setelah pengumuman stock split.

3.3.2.2Volume Perdagangan

Volume perdagangan dapat didefenisikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan selama periode 10 hari sebelum dan 10 hari setelah tanggal pengumuman stock split.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat dalam BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun 2010-2013. Sampel yang digunakan berasal dari populasi yang ditentukan berdasarkan kriteria saham perusahaan go public yang tergabung dalam beberapa sektor industri.

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan carapurposive sampling untuk sampel bersyarat yang ditentukan berdasarkankriteria-kriteria tertentu atau judgement sampling. Kriteria perusahaan yangmenjadi sampel adalah:

1. Perusahaan yang melakukan stock split pada periode 2000- 2012 dan hanya melakukan dengan cara pemecahan naik (split up).

2. Harga saham dari perusahaan terdaftar di BEI minimal 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman pemecahan saham (stock split).


(40)

3. Perusahaan yang hanya melakukan kebijakan pemecahan saham (stock split) dan tidak melakukan corporate action lain selama periode pengamatan (event window), seperti right issue, warrant, additional shares, pengumuman dividen, saham bonus, merger, dana pengumuman perusahaan lainnya.

4. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang memiliki data yang lengkap.

3.5Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series yang bersifat kuantitatif yakni berupa angka-angka yang bersumber dari www.yahoofinance.com pada tahun 2010–2013. Adapun data yang diperlukan adalah data harga saham dan volume perdagangan selama 10 hari sebelum dan sesudah pengumuman stock split.

3.6Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.Peneliti melakukan uji statistik deskriptif dan uji normalitas data sebelum melakukan uji hipotesis.Semua pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 17.0.

3.6.1 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menceritakan/ menjabarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan untuk berlaku umum/generalisasi. Dalam penelitian ini menjabarkan statistik deskriptif berupa mean dan standar deviasi.


(41)

Data yang diteliti harus diketahui dulu apakah terdistribusi normal atau tidak normal.Fungsi pengujian suatu data dikategorikan sebagai distribusi normal atau tidak adalah sebagai alat untuk membuat kesimpulan populasi berdasarkan data sampel. Pengujian normalitas ini akan dapat menentukan alat uji selanjutnya yang digunakan dalam penelitian. Uji normalitas yang digunakan adalah uji kolmogorov-smirnov.Kriteria yang dapat digunakan adalah dengan pengujian dua arah (two-tailed test) yaitu dengan membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan. Nilai p ditentukan sebesar 0,05, apabila nilai p > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika nilai p < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

3.6.3 Uji Beda Rata-rata Berpasangan (Paired Sample t-test)

Uji beda dua rata-rata berpasangan (Paired Sample t-test) pertama dilakukan untuk membandingkan closing price (harga penutupan) masing-masing saham sebelum dan setelah pengumuman stock split. Sampel beda uji rata-rata berpasangan yang kedua dilakukan untuk membandingkan volume perdagangan sebelum dan setelah pengumuman stocksplit.

Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada :

- Jika t hitung > t tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig.(2-tailed) < 0,05, maka Ha diterimaberarti tidak terdapat perbedaan sebelum dan setelah pengumuman stock split.


(42)

- Jika Jika t hitung < t tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig.(2-tailed) > 0,05 maka Ha ditolakberarti terdapat perbedaan sebelum dan setelah pengumuman stock split.

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 GambaranUmum


(43)

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dalam bentuk data time series. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkanoleh pihak sebelumnya. Populasi data yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa harga penutupan saham (closing price) dan volume perdagangan saham yang diperoleh dari website

data yaitu uji analisis deskriptif, uji normalitas dan uji beda rata-rata berpasangan (paired t-test) dengan menggunakan program SPSSfor windows versi 19.0. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan stock split dari tahun 2010-2013 yang terdiri dari perusahaan manufaktur, pertambangan, finansial dan agrikultur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan dari kriteria yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, maka diperoleh 30 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam peneltian ini.

Tabel 4.1

Daftar Perusahaan Stock Split

NO Kode Saham Nama Emiten Tanggal

1 CTRA Ciputra Development Tbk. 6/15/2010

2 TURI Tunas Redean Tbk. 6/17/2010

3 DILD Intiland Development Tbk. 7/26/2010 4 CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk. 12/8/2010 5 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 1/11/2011 6 LSIP London Sumatera Plantation Tbk. 2/25/2011


(44)

7 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 3/28/2011

8 INTA Intraco Penta Tbk. 6/6/2011

9 PBRX Pan Brothers Tbk. 6/15/2011

10 MAIN Malindo Feedmill Tbk. 6/15/2011

11 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk. 7/7/2011 12 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. 7/26/2011

13 MTSM Metro Realty Tbk. 10/18/2011

14 DKFT Central Omega Resources Tbk. 12/2/2011

15 PTRO Petrosa Tbk. 3/6/2012

16 PWON Pakuwon Jati Tbk. 3/30/2012

17 ASII Astra International Tbk. 6/5/2012 18 IMAS Indomobil Sukses International Tbk. 6/7/2012 19 MDRN Modern International Tbk. 7/3/2012 20 DKFT Central Omega Resources Tbk. 8/3/2012 21 KREN Kresnas Graha Sekurindo Tbk. 8/7/2012 22 IDKM Indosiar Karya Media Tbk. 10/3/2012

23 KLBF Kalbe Farma Tbk. 10/8/2012

24 JPFA Japfa Comfeed Tbk. 4/19/2013

25 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk. 7/8/2013

26 TOWR Sarana Menara Nusantaran Tbk. 7/22/2013 27 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. 7/29/2013

28 JRPT Jaya Real Property Tbk. 8/1/2013

29 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk. 8/28/2013

30 JKON Jaya Konstruksi Tbk. 9/26/2013

Sumber : data diolah penulis 4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

Tabel berikut menyajikan statistik deskriptif dari variable penelitian, yaitu harga saham (closing price) dan volume perdagangan saham pada periode penelitian.

4.2.1.1 Harga saham (closing price)

Deskriptif statistik untuk harga saham selama periode pengamatan dapat disajikan seperti pada tabel berikut ini:


(45)

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Harga Saham

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

h_10 30 3683.5000 5960.42395 .00 27000.00

h_9 30 3075.0000 4499.17157 .00 17750.00

h_8 30 3821.0000 4348.17607 .00 16950.00

h_7 30 5787.5000 5730.96019 205.00 28000.00

h_6 30 4964.0000 5878.51427 .00 28000.00

h_5 30 3702.1667 5810.09625 .00 28000.00

h_4 30 3320.1667 5868.37440 .00 28000.00

h_3 30 4003.6667 6043.60219 .00 27850.00

h_2 30 3191.8333 4182.25222 .00 15000.00

h_1 30 3513.3333 4072.47327 .00 16000.00

h0 30 1686.5000 1905.30482 205.00 7750.00

h1 30 4682.5000 13501.48745 .00 62400.00

h2 30 802.6667 1130.97740 .00 5100.00

h3 30 789.0000 1160.76105 .00 5150.00

h4 30 4497.3333 13793.96374 .00 63350.00

h5 30 4420.6667 13969.49754 .00 64300.00

h6 30 4658.1667 14030.54165 .00 66000.00

h7 30 4935.3333 13788.42468 220.00 65200.00

h8 30 4650.5000 13764.78286 .00 66000.00

h9 30 769.6667 1068.82947 .00 4775.00

h10 30 777.0000 1093.12081 .00 4700.00

h_sblm 30 3906.2167 3750.43528 124.00 16685.00 h_ssdh 30 3098.2833 8210.94371 178.00 38725.00 Sumber: Data diolah penulis

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dijelaskan bahwa: 1) Jumlah data sebanyak 30.


(46)

2) Pada t-10, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 27.000 yang dimiliki oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 12 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 5960,42395 dan nilai mean sebesar Rp 3.683,5. Pada t-9, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 17.750 yang dimiliki oleh PT Indomobil Sukses International Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 15 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 449,17157 dan nilai mean sebesar Rp 3.075. Pada t-8, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 16.950 yang dimiliki oleh PT Indomobil Sukses International Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 9 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 4348,17607 dan nilai mean sebesar Rp 3.821. Pada t-7, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 28.000 yang dimiliki oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk, nilai terendah sebesar Rp 205 yang dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk, dengan standar deviasi sebesar 5730,96019 dan nilai mean sebesar Rp 5.787,5. Pada t-6, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 28.000 yang dimiliki oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 4 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 5878,51427 dan nilai mean sebesar Rp 4.964. Pada t-5, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 28.000 yang dimiliki oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 11 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 5810,09625 dan nilai mean sebesar Rp 3.702,1667. Pada t-4, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 28.000 yang dimiliki oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 13


(47)

perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 5868,37440 dan nilai mean sebesar Rp 3.320,1667. Pada t-3, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 27.850 yang dimiliki oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 12 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 6043,60219 dan nilai mean sebesar Rp 4.003,6667. Pada t-2, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 15.000 yang dimiliki oleh PT Indombil Sukses International Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 14 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 4182,25222 dan nilai mean sebesar Rp 3.191,8333. Pada t-1, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 16.000 yang dimiliki oleh PT Indomobil Sukses International Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 9 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 4072,47327 dan nilai mean sebesar Rp 3.513,333. Pada t0 (tanggal dilakukan stock split), harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 7.750 yang dimiliki oleh PT Indomobil Sukses International Tbk, nilai terendah sebesar Rp 205 yang dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk, dengan standar deviasi sebesar 1905,30482 dan nilai mean sebesar Rp 1.686,5. Pada t+1, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 62.400 yang dimiliki oleh PT Astra International Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 4 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 13501,48745 dan nilai mean sebesar Rp 4.682,5. Pada t+2, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 5.100 yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 11 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 1130,97740 dan nilai mean sebesar Rp 802,6667. Pada t+3, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 5.150 yang


(48)

dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 12 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 1160,76105 dan nilai mean sebesar Rp 789. Pada t+4, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 63.350 yang dimiliki oleh PT Astra International Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 11 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 13793,96374 dan nilai mean sebesar Rp 4.497,3333. Pada t+5, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 64.300 yang dimiliki oleh PT Astra International Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 14 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 13969,49754 dan nilai mean sebesar Rp 4.420,6667. Pada t+6, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 66.000 yang dimiliki oleh PT Astra International Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 8 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 14030,54165 dan nilai mean sebesar Rp 4.658,1667. Pada t+7, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 65.200 yang dimiliki oleh PT Astra International Tbk, nilai terendah sebesar Rp 220 yang dimiliki oleh PT Kresna Graha Sekurindo Tbk, dengan standar deviasi sebesar 13788,42468 dan nilai mean sebesar Rp 4.935,3333. Pada t+8, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 66.000 yang dimiliki oleh PT Astra International Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 5 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 13764,78286 dan nilai mean sebesar Rp 4.650,5. Pada t+9, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 4.775 yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 11 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 1068,82947 dan nilai mean sebesar Rp 769,6667.


(49)

Pada t+10, harga saham dengan nilai tertinggi sebesar Rp 4.700 yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar Rp 0 yang dimiliki oleh 11 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 1093,12081 dan nilai mean sebesar Rp 777.

3) Rata-rata harga saham setelah stock split mengalami penurunan sebesar Rp 807,9334. Sebelum terjadinya stock split, rata-rata harga saham adalah sebesar Rp 3.906,2167, akan tetapi setelah terjadinya stock split rata-rata harga saham menjadi Rp 3.098,2833.

4.2.1.2 Volume Perdagangan Saham

Deskriptif statistik untuk volume perdagangan saham selama periode pengamatan dapat disajikan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Volume Perdagangan

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

v_10 30 9081250.4333 18603893.56241 .00 75282500.00

v_9 30 10249566.6667 24756060.01071 .00 130175000.00

v_8 30 24677283.3333 66233019.30680 .00 293055000.00

v_7 30 20669017.1000 41419880.93268 .00 202245000.00

v_6 30 19053912.9333 30143198.58031 .00 145652500.00

v_5 30 11185516.6667 18276445.50228 .00 84685000.00

v_4 30 11271700.0000 26334440.67435 .00 120914000.00

v_3 30 10918066.6667 28154646.36112 .00 146262500.00

v_2 30 10544500.0000 21593167.31890 .00 81722500.00

v_1 30 18237550.0000 39822160.18478 .00 181789000.00

v0 30 20018550.0000 29748206.77422 1500.00 140114000.00

v1 30 13327500.0000 23100899.13424 .00 105664500.00

v2 30 14350100.0000 26469398.49029 .00 109446500.00


(50)

v4 30 8225771.8000 13504694.94607 .00 49952500.00

v5 30 9039416.6667 17246470.05366 .00 63655500.00

v6 30 18070483.3333 36598356.21532 .00 143457500.00

v7 30 22583561.0000 40243742.07837 .00 172295000.00

v8 30 16304628.4333 30094081.56524 .00 147371000.00

v9 30 16573593.0000 37957168.15767 .00 198064000.00

v10 30 10058454.5667 18592536.75660 .00 70350000.00

v_sblm 30 14588836.3750 21248343.98312 3600.00 100223750.00 v_ssdh 30 13933224.9850 17664334.89773 50.00 78116400.00 Sumber: Data diolah penulis

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan bahwa: 1) Jumlah data sebanyak 30.

2) Pada t-10, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 75.282.500 yang dimiliki oleh PT Kalbe Farma Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 12 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 18603893,56 dan nilai mean sebesar 9.081.250,433. Pada t-9, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 130.175.000 yang dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 14 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 24756060,01071 dan nilai mean sebesar 10.249.566,6667. Pada t-8, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 293.055.000 yang dimiliki oleh PT Charoen Pokphan Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 9 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 66233019,30690 dan nilai mean sebesar 24.677.283,3333. Pada t-7, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 202.245.000 yang dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk,


(51)

dengan standar deviasi sebesar 41419880,93268 dan nilai mean sebesar 20.669.017,1. Pada t-6, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 145.652.500 yang dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 4 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 30143198,58031 dan nilai mean sebesar 19.053.912,9333. Pada t-5, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 84.685.000 yang dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 11 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 18276445,50228 dan nilai mean sebesar 11.185.516,6667. Pada t-4, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 120.914.000 yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 14 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 26334440,67435 dan nilai mean sebesar 11.271.700. Pada t-3, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 146.262.500 yang dimiliki oleh PT Centra Omega Resources Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 12 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 28154646,36112 dan nilai mean sebesar 10.918066,6667. Pada t-2, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 81.722.500yang dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 14 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 21593167,31890 dan nilai mean sebesar 10.544.500. Pada t-1, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 181.789.000 yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 10 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 39822160,18478 dan nilai mean


(52)

sebesar 18.237.550. Pada t0 (tanggal dilakukan stock split), volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 140.114.000 yang dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 1.500 yang dimiliki oleh PT Metro Realty Tbk, dengan standar deviasi sebesar 29748206,77422 dan nilai mean sebesar 20.018.550. Pada t+1, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 105.664.500 yang dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 4 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 23100899,13424 dan nilai mean sebesar 13.327.500. Pada t+2, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 109.446.500 yang dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 11 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 26469398,49029 dan nilai mean sebesar 14.350.100. Pada t+3, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 79.284.000 yang dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 12 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 18771536,50495 dan nilai mean sebesar 10.798.147,1. Pada t+4, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 49.952.500 yang dimiliki oleh PT Central Omega Resources Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 13 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 13504694,94607 dan nilai mean sebesar 8.225.771,8. Pada t+5, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 63.655.500 yang dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 15 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 17246470,05366 dan nilai mean sebesar 9.039.416,6667. Pada t+6,


(53)

volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 143.457.500 yang dimiliki oleh PT Central Omega Resources Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 9 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 36598356,21532 dan nilai mean sebesar 18.070.483,333. Pada t+7, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 172.295.000 yang dimiliki oleh PT Central Omega Resources Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 3 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 40243742,07837 dan nilai mean sebesar 22.583.561. Pada t+8 volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 147.371.000 yang dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 7 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 30094081,5654 dan nilai mean sebesar 16.304.628,4333. Pada t+9, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 198.064.000 yang dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 12 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 37957168,15767 dan nilai mean sebesar 16.573.593. Pada t+10, volume perdagangan saham dengan nilai tertinggi sebesar 70.350.000 yang dimiliki oleh PT Central Omega Resources Tbk, nilai terendah sebesar 0 yang dimiliki oleh 13 perusahaan, dengan standar deviasi sebesar 18592536,75660 dan nilai mean sebesar 10.058.454,5667.

3) Rata-rata volume perdagangan saham setelah stock split mengalami penurunan sebesar 655.611,39. Sebelum terjadinya stock split, rata-rata harga saham adalah sebesar 14.588.836,3750, akan tetapi setelah terjadinya stock split rata-rata harga saham menjadi 13.933.224,9850.


(54)

4.2.2 Uji Normalitas

Untuk menentukan alat uji statistik yang tepat bagi hipotesis yang telah dibuat, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji non parametrik one-sample kolmogorov–sminorv test untuk masing-masing variable yang digunakan dalam penelitian ini.Kolmogorov Sminorv adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Jadi, sebenarnya uji Kolmogorov Sminorv adalah uji beda antara uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data baku. Kriteria pengujian yang digunakan dengan pengujian dua arah (two tailed test) yaitu dengan membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan.

1. Nilai signifikan probabilitas ditentukan sebesar 0,05 apabila p (probabilitas)> 0,05 maka data berdistribusi normal.

2. Nilai signifikan probabilitas ditentukan sebesar 0,05 apabila p (probabilitas)< 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

4.2.2.1 Harga Saham

Uji normalitas data rata-rata untuk harga saham sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split) ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Harga Saham

h_ssdh h_sblm

N 30 30

Normal Parametersa,b Mean 3098.2833 3906.2167

Std. Deviation 8210.94371 3750.43528


(55)

Positive .406 .191

Negative -.361 -.157

Kolmogorov-Smirnov Z 2.223 1.047

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .223

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Data diolah Penulis

Dari tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata harga saham sesudah dilakukan stock split tidak berdistribusi normal, dapat dilihat dari signifikansi sebesar 0,00 (0,00<0,05) sedangkan rata-rata harga saham sebelum dilakukannya stock split berdistribusi normal karena signifikansi sebesar 0,223 (0,223>0,005). Oleh karena itu untuk rata-rata harga saham sesudah stock split harus dilakukan transformasi logaritma natural.

Berikut adalah tabel hasil uji normalitas data rata-rata harga saham setelah ditransformasi:

Tabel 4.5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Harga Saham Setelah Transformasi Logaritma Natural

h_sblm LNh_ssdh

N 30 30

Normal Parametersa,b Mean 3906.2167 6.7778

Std. Deviation 3750.43528 1.28168

Most Extreme Differences Absolute .191 .170

Positive .191 .170


(56)

Kolmogorov-Smirnov Z 1.047 .930

Asymp. Sig. (2-tailed) .223 .353

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Data diolah penulis

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa harga saham telah berdistribusi normal karena nilai dari signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,223>0,05 dan 0,353>0,05). Oleh karena itu, untuk pengujian hipotesis pertama digunakan uji parametrik dengan paired samples t-test.

4.2.2.2 Volume Perdagangan Saham

Uji normalitas data rata-rata untuk volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split) ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Volume Perdagangan v_sblm v_ssdh

N 30 30

Normal Parametersa,b Mean 14588836.3750 13933224.9850 Std. Deviation 21248343.9831

2

17664334.8977 3

Most Extreme Differences Absolute .252 .215

Positive .252 .191

Negative -.246 -.215

Kolmogorov-Smirnov Z 1.380 1.178

Asymp. Sig. (2-tailed) .044 .124

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data diolah penulis


(57)

Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa rata-rata volume perdagangan saham sebelum dilakukannya stock split tidak berdistribusi secara normal karena nilai signifikansi sebesar 0,044 (0,044<0,05), sedangkan rata-rata volume perdagangan saham sesudah stock split berdistribusi secara normal dengan nilai signifikansi sebesar 0,124 (0,124>0,05). Oleh karena itu, rata-rata volume perdagangan saham sebelum stock split harus dilakukan transformasi logaritma natural.

Berikut adalah tabel hasil uji normalitas data rata-rata volume perdagangan saham setelah ditransformasi:

Tabel 4.7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Volume Perdagangan Saham Setelah Transformasi Logaritma Natural

v_ssdh LNv_sblm

N 30 30

Normal Parametersa,b Mean 13933224.9850 15.3423

Std. Deviation 17664334.8977 3

2.05249

Most Extreme Differences Absolute .215 .158

Positive .191 .094

Negative -.215 -.158

Kolmogorov-Smirnov Z 1.178 .866

Asymp. Sig. (2-tailed) .124 .441

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Data diolah penulis

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa volume perdagangan saham telah berdistribusi normal karena nilai dari signifikansi lebih besar dari 0,05


(58)

(0,124>0,05 dan 0,441>0,05). Oleh karena itu, untuk pengujian hipotesis kedua digunakan uji parametrik dengan paired samples t-test.

4.2.3 Hasil Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan, pengujian dilakukan dengan metode uji beda dua rata-rata berpasangan (t-paired two test). Metode ini digunakan karena data yang dianalisis adalah data yang saling berhubungan. Melalui metode ini rata-rata harga saham penutupan (closing price) dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split dapat dilihat apakah kedua kondisi saling berdampak pada variabel pada penelitian ini. Dengan melihat nilai signifikansi dari hasil pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa stock split berdampak terhadap perubahan harga saham dan volume perdagangan saham. Besarnya tingkat signifikansi adalah sebesar 5% (0,05).

a) Hipotesis Pertama

Ha: terdapat perbedaan pada harga saham sebelum dan sesudah dilakukan stock split.

Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji hipotesis terhadap harga saham:

Tabel 4.8

Paired Samples Test Harga Saham Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper


(59)

Tabel 4.8

Paired Samples Test Harga Saham

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair

1

Harga sebelum– harga sesudah

3899.439 3749.732 684.604 2499.266 5299.612 5.696 29 .000

Sumber: Data diolah penulis

Dari tabel 4.8 diatas menunjukkan nilai dari t hitung sebesar 5,696 dan dengan membandingkannya dengan nilai t tabel (α = 5% dan df = 29) sebesar 2.045 berarti nilai dari t hitung > t tabel ( 5,696>2.045). Dari tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa nilai dari sig. (2- tailed) sebesar 0,00, berarti nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (0,00<0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split). Dari tabel 4.2 diketahui bahwa rata-rata harga saham setelah stock split mengalami penurunan sebesar Rp 807,9334. Sebelum terjadinya stock split, rata-rata harga saham adalah sebesar Rp 3.906,2167, akan tetapi setelah terjadinya stock split rata-rata harga saham menjadi Rp 3.098,2833. Harga saham menunjukkan penurunan yang signifikan secara statistik, maka dapat disimpulkan bahwa pemecahan saham (stock split) berpengaruh negatif terhadap harga saham secara signifikan.Oleh karena itu, hipotesis pertama yang menyatakan terdapat perbedaan signifikan


(60)

terhadap harga saham sebelum dan sesudah terjadinya pemecahan saham (stock split), dapat diterima.

b) Hipotesis Kedua

Ha: terdapat perbedaan pada volume perdagangan saham sebelum dan sesudah dilakukan stock split.

Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji hipotesis terhadap volume perdagangan saham:

Tabel 4.9

Paired Samples Test Volume Perdagangan Saham

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 volume sebelum– volume sesudah -13933209 .64 17664333. 74 3225051.3 52 -20529180. 26 -7337239.02 1

-4.320 29 .000

Sumber: Data diolah penulis

Dari tabel 4.9 diatas menunjukkan nilai dari t hitung sebesar -4.320 dan dengan membandingkannya dengan nilai t tabel (α = 5% dan df = 29) sebesar 2.045 berarti nilai dari t hitung > t tabel (-4.320<2.045). Dari tabel 4.9 juga dapat dilihat bahwa nilai dari sig. (2- tailed) sebesar 0,00, berarti nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (0,00<0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split). Dari tabel 4.3 diketahui bahwa rata-rata volume perdagangan saham setelah stock


(61)

split mengalami penurunan sebesar 655.611,39. Sebelum terjadinya stock split, rata-rata harga saham adalah sebesar 14.588.836,3750, akan tetapi setelah terjadinya stock split rata-rata harga saham menjadi 13.933.224,9850.Volume perdagangan saham menunjukkan penurunan yang signifikan secara statistik, maka dapat disimpulkan bahwa pemecahan saham (stock split) berpengaruh negatif terhadap volume perdagangan saham secara signifikan.Oleh karena itu, hipotesis kedua yang menyatakan terdapat perbedaan signifikan terhadap volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terjadinya pemecahan saham (stock split), dapat diterima.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian kedua hipotesis diatas diketahui bahwa kedua hipotesis tersebut diterima.Pada hipotesis pertama ditemukan adanya perbedaan yang signifikan terhadap harga saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split). Rata-rata harga saham setelah stock split mengalami penurunan signifikan secara statistik. Artinya bahwa pemecahan saham (stock split) memiliki dampak terhadap perubahan harga saham perusahaan go public yang didalam penelitian ini merupakan perusahaan jenis industri manufaktur, pertambangan, financial dan agrikultur yang terdaftar di BEI untuk periode 2010-2013. Pada hipotesis kedua ditemukan adanya perbedaan yang signifikan terhadap volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split). Rata-rata volume perdagangan saham setelah stock split mengalami penurunan signifikan secara statistik. Artinya bahwa pemecahan saham (stock split) memiliki dampak


(62)

terhadap perubahan volume perdagangan saham.Dari kedua hipotesis menunjukkan bahwa stock split memberikan dampak yang negatif terhadap kedua variabel didalam penelitian ini. Stock split dilakukan pada saham-saham yang memiliki harga saham tinggi sehingga harus dilakukan pemecahan saham agar harga saham-saham tersebut menjadi turun. Untuk hipotesis pertama, hal ini berlaku karena terjadi penurunan harga saham setelah terjadinya pemecahan saham (stock split). Namun pada hipotesis kedua yaitu terjadinya penurunan terhadap volume perdagangan saham, hal ini mengindikasikan bahwa harga saham tidak memberikan pengaruh terhadap volume perdagangan. Tujuan dilakukan stock split agar harga saham menjadi turun, dengan begitu para investor atau para pembeli saham diharapkan meningkatkan volume didalam membeli saham. Dengan kata lain dengan turunnya harga saham maka jumlah lembar saham yang diambil oleh pembeli meningkat (berpengaruh positif).

BAB V


(63)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan secara signifikan pada harga saham penutupan (closing price) sebelum dan sesudah dilakukannya pemecahan saham (stock split). Hal ini berarti pemecahan saham (stock split) memberikan dampak yang signifikan pada perubahan harga saham. Dari hasil yang diolah dengan menggunakan SPSS 19.0, didapat nilai dari t hitung sebesar 5,696 dan dengan membandingkannya dengan nilai t tabel (α = 5% dan df = 29) sebesar 2.045 berarti nilai dari t hitung > t tabel ( 5,696>2.045). Dari tabel 4.8 menunjukkan nilai dari sig. (2- tailed) sebesar 0,00, berarti nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (0,00<0,05). Perubahan rata-rata harga saham terjadi penurunan sebesar Rp 807,9334. Hal ini sesuai dengan tujuan dilakukannya pemecahan saham (stock split) agar harga saham-saham yang terlalu tinggi dapat diturunkan. Berarti informasi dilakukannya pemecahan saham bermanfaat terhadap investor dan juga memberikan kesempatan kepada investor-investor yang memiliki modal yang tidak terlalu tinggi untuk membeli saham yang telah dipecah tersebut.

2. Terdapat perbedaan secara signifikan pada volume perdagangan saham sebelum dan sesudah dilakukannya pemecahan saham (stock split). Hal ini berarti pemecahan saham (stock split) memberikan dampak yang signifikan


(64)

pada volume perdagangan saham. Dari tabel 4.9 menunjukkan nilai dari t hitung sebesar -4.320 dan dengan membandingkannya dengan nilai t tabel (α = 5% dan df = 29) sebesar 2.045 berarti nilai dari t hitung > t tabel (-4.320<2.045). Dari tabel 4.9 juga dapat dilihat bahwa nilai dari sig. (2- tailed) sebesar 0,00, berarti nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (0,00<0,05). Rata-rata volume perdagangan saham mengalami penurunan sebesar 655.611,39, artinya saham yang diperdagangkan tidak semakin likuid.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Didalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan didalam melakukan penelitian, yaitu:

1. Penelitian ini hanya menganalisis ada atau tidaknya dampak pemecahan saham (stock split) terhadap perubahan harga saham penutupan (closing price) dan volume perdagangan saham, tanpa melihat variabel-variabel lain yang mungkin mempengaruhi perubahan harga saham dan volume perdagangan saham pada masing-masing perusahaan yang diteliti.

2. Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini relative kecil yaitu dari tahun 2010-2013 dengan jumlah populasi sebanyak 30 perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, manufaktur, financial dan agrikultur. Sehingga hasil dari penelitian ini belum tentu dapat digunakan secara umum pada semua jenis perusahaan.


(65)

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi investor

Bagi investor yang akan mengambil keputusan jual atau beli saham di BEI (Bursa Efek Indonesia), hendaknya keputusan tidak hanya didasarkan pada ada tidaknya peristiwa pemecahan saham (stock split) yang dilakukan emiten. Hal ini disebabkan bahwa stock split ternyata terbukti secara empiris tidak memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perubahan harga saham maupun volume perdagangan saham.

2. Bagi peneliti lain

a. Pemilihan sampel dalam penelitian ini hanya mempertimbangkan perusahaaan yang melakukan stock split selama periode 4 tahun (2010-2013). Diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk menambah periode penetilian agar mendapatkan jumlah sampel yang lebih banyak dan mendapatkan hasil yang lebih baik.

b. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan pengelompokkan perusahaan berdasarkan jenis industrinya sehingga industry effect dapat dihindari. c. Pada penelitian ini menggunakan jendela waktu 10 hari sebelum dan 10

hari sesudah, bagi penelitian berikutnya diharapkan untuk menambahkan jendela waktu didalam penelitian yang dilakukan. Sehingga dapat dilihat seberapa jauh dampak yang diberikan oleh pemecahan saham (stock split).


(1)

Lampiran 2

Statistik Deskriptif Harga Saham

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum h_10 30 3683.5000 5960.42395 .00 27000.00

h_9 30 3075.0000 4499.17157 .00 17750.00

h_8 30 3821.0000 4348.17607 .00 16950.00

h_7 30 5787.5000 5730.96019 205.00 28000.00

h_6 30 4964.0000 5878.51427 .00 28000.00

h_5 30 3702.1667 5810.09625 .00 28000.00

h_4 30 3320.1667 5868.37440 .00 28000.00

h_3 30 4003.6667 6043.60219 .00 27850.00

h_2 30 3191.8333 4182.25222 .00 15000.00

h_1 30 3513.3333 4072.47327 .00 16000.00

h0 30 1686.5000 1905.30482 205.00 7750.00

h1 30 4682.5000 13501.48745 .00 62400.00

h2 30 802.6667 1130.97740 .00 5100.00

h3 30 789.0000 1160.76105 .00 5150.00

h4 30 4497.3333 13793.96374 .00 63350.00

h5 30 4420.6667 13969.49754 .00 64300.00

h6 30 4658.1667 14030.54165 .00 66000.00

h7 30 4935.3333 13788.42468 220.00 65200.00

h8 30 4650.5000 13764.78286 .00 66000.00

h9 30 769.6667 1068.82947 .00 4775.00

h10 30 777.0000 1093.12081 .00 4700.00

h_sblm 30 3906.2167 3750.43528 124.00 16685.00 h_ssdh 30 3098.2833 8210.94371 178.00 38725.00


(2)

Lampiran 3

Statistik Deskriptif Volume Perdagangan

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

v_10 30 9081250.4333 18603893.56241 .00 75282500.00 v_9 30 10249566.6667 24756060.01071 .00 130175000.00 v_8 30 24677283.3333 66233019.30680 .00 293055000.00 v_7 30 20669017.1000 41419880.93268 .00 202245000.00 v_6 30 19053912.9333 30143198.58031 .00 145652500.00 v_5 30 11185516.6667 18276445.50228 .00 84685000.00 v_4 30 11271700.0000 26334440.67435 .00 120914000.00 v_3 30 10918066.6667 28154646.36112 .00 146262500.00 v_2 30 10544500.0000 21593167.31890 .00 81722500.00 v_1 30 18237550.0000 39822160.18478 .00 181789000.00 v0 30 20018550.0000 29748206.77422 1500.00 140114000.00 v1 30 13327500.0000 23100899.13424 .00 105664500.00 v2 30 14350100.0000 26469398.49029 .00 109446500.00 v3 30 10798741.1000 18771536.50495 .00 79284000.00

v4 30 8225771.8000 13504694.94607 .00 49952500.00

v5 30 9039416.6667 17246470.05366 .00 63655500.00

v6 30 18070483.3333 36598356.21532 .00 143457500.00 v7 30 22583561.0000 40243742.07837 .00 172295000.00 v8 30 16304628.4333 30094081.56524 .00 147371000.00 v9 30 16573593.0000 37957168.15767 .00 198064000.00 v10 30 10058454.5667 18592536.75660 .00 70350000.00 v_sblm 30 14588836.3750 21248343.98312 3600.00 100223750.00 v_ssdh 30 13933224.9850 17664334.89773 50.00 78116400.00


(3)

Lampiran 4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Harga Saham

h_ssdh h_sblm

N 30 30

Normal Parametersa,b Mean 3098.2833 3906.2167 Std. Deviation 8210.94371 3750.43528

Most Extreme Differences Absolute .406 .191

Positive .406 .191

Negative -.361 -.157

Kolmogorov-Smirnov Z 2.223 1.047

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .223

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Harga Saham

Setelah Transformasi Logaritma Natural

h_sblm LNh_ssdh

N 30 30

Normal Parametersa,b Mean 3906.2167 6.7778

Std. Deviation 3750.43528 1.28168

Most Extreme Differences Absolute .191 .170

Positive .191 .170

Negative -.157 -.107


(4)

Asymp. Sig. (2-tailed) .223 .353 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Lampiran 6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Volume Perdagangan

v_sblm v_ssdh

N 30 30

Normal Parametersa,b Mean 14588836.3750 13933224.9850 Std. Deviation 21248343.9831

2

17664334.8977 3

Most Extreme Differences Absolute .252 .215

Positive .252 .191

Negative -.246 -.215

Kolmogorov-Smirnov Z 1.380 1.178

Asymp. Sig. (2-tailed) .044 .124

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Volume Perdagangan Saham

Setelah Transformasi Logaritma Natural

v_ssdh LNv_sblm

N 30 30

Normal Parametersa,b Mean 13933224.9850 15.3423 Std. Deviation 17664334.8977

3


(5)

Most Extreme Differences Absolute .215 .158

Positive .191 .094

Negative -.215 -.158

Kolmogorov-Smirnov Z 1.178 .866

Asymp. Sig. (2-tailed) .124 .441

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 8

Paired Samples Test Harga Saham

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair

1

Harga sebelum– harga sesudah

3899.439 3749.732 684.604 2499.266 5299.612 5.696 29 .000

Lampiran 9

Paired Samples Test Volume Perdagangan Saham

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 volume sebelum– volume sesudah -13933209 .64 17664333. 74 3225051.3 52 -20529180. 26 -7337239.02 1


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI Tahun 2006 – 2011

5 132 59

Pengaruh Pengumuman Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2006-2011

2 56 59

Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI Tahun 2006 – 2011

2 39 59

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEi Tahun 2010-2012.

0 1 15

Perbedaan Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Berdasarkan Stock Split yang Terjadi pada Perusahaan Manufaktur di Tahun 2012.

0 0 21

Dampak Stock Split Terhadap Harga Saham dan Aktivitas Volume Perdagangan pada Perusahaan Terdaftar pada Bei Tahun 2016.

0 3 23

Dampak Aktivitas Stock Split terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Relatif pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013.

0 2 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemecahan Saham (Stock Split) - Analisis Dampakstock Split Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei (Sektor manufaktur, pertambangan, finansial dan agrikulturdari tahun 2010-2013)

0 2 17

Pengaruh Pengumuman Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2006-2011

0 0 10

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014) SKRIPSI

0 0 17