4
Kondisi diatas mengindikasikan bahwa stock split merupakan alat yangpenting dalam praktik pasar modal yang merupakan suatu kosmetika saham
yangdilakukan oleh perusahaan sebagai upaya pemolesan saham agar kelihatan lebihmenarik di mata investor meskipun kenyataannya tidak
meningkatkankemakmuran bagi pemegang saham. Apabila stock split dinilai oleh investor sebagai peristiwa yang positif, maka
harga saham akan mengalami peningkatan dan selanjutnya akan meningkatkan return yang diterima para pemegang saham. Dengan demikian, stock split akan
meningkatkan kekayaan atau kesejahteraan para pemegang saham. Dari penelitian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Pengaruh Stock
Split Terhadap Harga Saham closing price dan Volume Perdagangan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pokok permasalahan yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Apakah stock split memiliki dampak terhadap harga saham perdagangan saham?
2. Apakah terdapat korelasi antara harga saham sebelum stock split dengan harga saham setelah terjadi stock split?
3. Apakah terdapat perbedaan volume perdagangan saham relatif relative trading volume sebelum dan setelah perusahaan melakukan stock split?
Universitas Sumatera Utara
5
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi atas stock split yang dilakukan dengan cara pemecahan naik split up.
1.4 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh harga saham dan volume perdagangan saham
terhadap stock split. 2. Untuk mengetahui korelasi antara harga saham sebelum stock split dengan
harga sesudah stock split. 3. Untuk mengetahui adanya perbedaan volume perdagangan saham relatif
relative trading volume sebelum dan setelah perusahaan melakukan stock split.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: 1. Memberi masukan kepada investor sebagai salah satu pertimbangan dalam
mengambil keputusan berinvestasi. 2. Memberi masukan kepada perusahaan mengenai pengaruh stock split untuk
dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam keputusan stock split. 3. Memberikan informasi bagi investor bagaimana harga saham mampu
mempengaruhi keputusan untuk melakukan stock split.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemecahan Saham Stock Split
Kegiatan stock split pada umumnya dilakukan apabila harga pasar saham dirasakan terlalu tinggi dan perusahaan merasa bahwa harga saham yang lebih
rendah akan menghasilkan pasaran yang lebih baik dan distribusi kepemilikan yang lebih luas. Dengan kondisi ini maka perusahaan dapat mengesahkan untuk
mengganti saham yang beredar dengan cara yang dikenal sebagai pemecahan saham atau stock split. Stock split merupakan kegiatan memecah selembar saham
menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split adalah 1n dari saham per lembar sebelumnya. Jogiyanto, 2003.
Atau dengan kata lain stock split adalah pemecahan nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil, misalnya dari nominal Rp 1.000 per saham menjadi
nominal Rp 500 per saham. Pemecahan nominal saham ini mengakibatkan jumlah lembar saham menjadi banyak Basir dan Fakhrudin, 2005.
2.1.1 Pengertian pemecahan saham
Pemecahan saham stock split adalah penerbitan saham tambahan bagipemegang saham sesuai dengan persentase
kepemilikan.Melakukanpemecahan saham berarti menurunkan nilai nominal atau nilai tertera disaham Weygandt, 2008:191.
Universitas Sumatera Utara
7
Menurut Brigham 1999:95, “pemecahan saham stock split adalah tindakan suatu perusahaan untuk menambah jumlah saham yang beredar dengan
memberikan kepada setiap pemegang saham dua lembar saham baru untuk satu saham yang sebelumnya dipegang”. Pemecahan saham biasanya digunakan untuk
menurunkan harga secara besar-besaran setelah saham mengalami kenaikan harga yang tajam.
Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil Darmadji, 2001:131. Menurut Brigham and Gapeski dalam Lestari
dan Sudaryono, 2008 stock split adalah aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan publik untuk menaikkan jumlah saham yang beredar.
2.1.2 Jenis Pemecahan Saham
Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan yaitu pemecahan naik split up dan pemecahan turun split down atau reverse split.
Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan turun dengan faktor
pemecah 1:2; 1:3; dan 1:4. Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar.
Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecah 2:1; 3:1; dan 4:1. Perbandingan antara jumlah lembar saham yang bernominal lama dengan jumlah
lembar saham yang bernominal baru disebut dengan rasio stock split. Misalnya 2:1 berarti 1 lembar saham nominal lama dipecah menjadi 2 lembar saham nominal
baru Basir dan Fakhrudin, 2005.
Universitas Sumatera Utara
8
2.1.3 Teori Pemecahan Saham
Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan stock split serta dampak yang ditimbulkannya sejalan dengan teori-teori dibawah ini
Mason, Helen B and Roger M. Shelor dalam Rohana dkk, 2003:
a. Trading range theory
Teori ini menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split di dorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan
stock split dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal, dimana saham dipecah karena ada batas harga yang optimal untuk saham dan untuk meningkatkan daya
beli investor sehingga tetap banyak orang yang mau memperjualbelikannya, yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.
Mc. Gough dalam Rohana dkk 2003, mengemukakan bahwa manfaat yang diperoleh dari stock split adalah penurunan harga saham yang selanjutnya
menambah daya tarik untuk memiliki saham tersebut sehingga membuat saham menjadi lebih likuid untuk diperdagangkan dan mengubah investor odd lot
menjadi investor round lot. Investor odd lot adalah kondisi dimana investor membeli saham dibawah 500 lembar 1 lot, sedangkan investor round lot yaitu
adalah investor yang membeli saham minimal 500 lembar 1 lot. Selain itu stock split juga dapat mengakibatkan terjadinya penataan kembali
harga saham pada rentang yang lebih rendah. Dan alasan utama manajer malakukan stock split yaitu untuk alasan likuiditas Ikenberry dkk, dalam Rohana
dkk, 2003.
Universitas Sumatera Utara
9
Menurut teori ini, harga saham yang terlalu tinggi overprice menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan. Dengan adanya pemecahan
saham, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi Marwata, 2001.
b. Signalling theory Signalling theory telah digunakan dalam banyak penelitian untuk menjelaskan
reaksi pasar terhadap pengumuman perubahan kebijakan suatu perusahaan. Dalam kegiatan pemecahan saham teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan
sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya.
Alasan sinyal ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang mempunyai kondisi kinerja yang
baik. Jadi jika pasar bereaksi terhadap pengumuman stock split, reaksi ini tidak semata-mata karena informasi stock split yang tidakmempunyai nilai ekonomis
tetapi karena mengetahui prospek masa depanperusahaan yang bersangkutan. Bar- Josef dan Brown dalam Marwata 2001 menyebutkan bahwa dalam
signalling theory ini pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substansial. Retrun yang
meningkat tersebut dapat diprediksi dan merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan laba jangka panjang.
Doran dalam Khomsiyah dan Sulistyo 2001, menyebutkan bahwa analis akan menangkap sinyal tersebut dan menggunakannya untuk memprediksi
Universitas Sumatera Utara
10
peningkatan earning jangka panjang. Reaksi pasar terhadap pemecahan saham sebenarnya bukan terhadap tindakan pemecahan saham itu sendiri yang tidak
memiliki nilai ekonomis, tetapi terhadap prospek perusahaan di masa depan yang disinyalkan oleh aktivitas tersebut.
Tidak semua perusahaan dapat melakukan stock split. Hanya perusahaan yang sesuai dengan kondisi yang disinyalkan yang akan bereaksi positif. Perusahaan
yang memberikan sinyal yang tidak valid akan mendapat dampak negatif. Perusahaan yang tidak mempunyai prospek yang bagus dan mencoba memberikan
sinyal lewat stock split, justru akan mengakibatkan menurunnya harga sekuritas jika pasar mengetahui bahwa perusahaan tersebut tidak mempunyai prospek
kinerja yang bagus atau dengan kata lain perusahaan tidak mampu menanggung biaya yang timbul jika perusahaan akan melakukan stock split Wahyu Anggraini
dan Jogianto, 2000.
2.1.4 Tujuan Pemecahan Saham
Menurut Weygandt 2008:191, “tujuan pemecahan saham adalah meningkatkan daya jual saham dengan cara menurunkan nilai pasar
perlembarnya”. Menurut Sinaga 1994:64, “tujuan utama pemecahan adalahuntuk menempatkan saham dalam suatu keadaan perdagangan yang lebih populer,
sehingga dengan demikian menarik lebih banyak pembeli”. Menurut Darmadji 2001:131, “stock split bertujuan agar perdagangan suatu saham menjadi lebih
likuid, karena jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harganya menjadi lebih murah”.
Universitas Sumatera Utara
11
Stock split akan efektif jika dilakukan terhadap saham-saham yang harganya sudah cukup tinggi. Mengambil keputusan stock split dalam suatu perusahaan
harus didasarkan atas persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham. Ketika keputusan untuk melakukan stock split dilakukan, maka
jumlah saham yang dimiliki olehpemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil. Tetapi pada saat yang
bersamaan, harga saham tersebut secara teoritis akan turun secara proporsional. Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan nilai kapitalisasi saham tersebut
tidak mengalami perubahan.Dalam stock split, pemegang saham harus menukarkan sahamnya yang memiliki nilai nominal lebih kecil sebab setelah batas
periode penukaran yang ditetapkan telah kadaluarsa, saham dengan nilai nominal lama tidak bisa diperdagangkan di bursa.
2.2 Harga Saham dan Stock Split
Harga pasar saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan terjadi
sebaliknya. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerjaperusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi dapat
mengurangiminat investor untuk berinvestasi sehingga harga saham sulit untuk meningkatlagi.
Informasi yang sepenuhnya tercermin pada harga saham akan sangatberharga bagi para perilaku pasar modal dan institusi yang berkaitan seperti BEJ,Bapepam
dan IAI. Para pelaku pasar modal, khususnya investor sangatdipengaruhi oleh
Universitas Sumatera Utara
12
pergerakan harga saham suatu perusahaan dan informasi yangmenyebabkan perubahan harga saham tersebut. Beaver 1989 dalam Ewijaya danIndriantoro
1999, mengatakan bahwa harga saham menjadi sangat penting bagiinvestor, karena mempunyai konsekuensi ekonomi. Perubahan harga saham akanmengubah
nilai pasar kesejahteraan investor, dan selanjutnya akan mengubahkesempatan yang akan diperoleh investor di masa depan. Secara umum perubahanharga saham
dapat mengakibatkan perubahan perilaku konsumsi dan investasiinvestor. Harga saham yang tinggi mahal menjadi alasan bagi perusahaan
untukmelakukan pemecahan saham. Hal tersebut dapat dipahami karena apabila hargapasar saham terlalu mahal maka menjadi tidak menarik bagi investor,
terutamainvestor kecil, dan akhirnya saham menjadi tidak likuid. Dengan alasan tersebut,semakin mahal harga saham dan semakin rendah likuiditas saham maka
semakinbesar kemungkinan perusahaan untuk melakukan pemecahan saham Widyastutidan Usmara, 2005.
2.2.1 Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham di Bursa
Saat perdagangan saham dimulai dengan nilai nominal yang baru, maka harga saham yang ada dibursa akan dikoreksi dengan rasio dari stock split atas
dasar harga terakhir perdagangan dengan nilai nominal yang lama. Contohnya, nilai nominal suatu saham dipecah dari Rp 500 menjadi Rp 100. Harga terakhir
perdagangan saham tersebut dengan nilai nominal lama adalah Rp 750, maka harga pembukaan pada perdagangan dengan nilai nominal yang baru adalah
Universitas Sumatera Utara
13
100500 dikalikan dengan Rp 750 yang hasilnya sama dengan Rp 150. Stock split juga dipengaruhi oleh waktu dan rasio atau pemecahan harga nominal.
2.2.2 Perubahan Harga Saham
Salah satu faktor yang memotivasi investor untuk melakukan investasi adalah return.Return merupakan keuntungan yang diperoleh investor atas
investasinya. Return dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi.Return realisasi adalah yang telah terjadi yang dihitung bedasarkan data historis,
sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang.
Return realisasi penting diketahui karena dapat digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan serta sebagai dasar penentu expected return untuk
mengukur risiko di masa yang akan datang. Apabila kinerja suatu perusahaan baik, maka tingkat return yang akan diperoleh pemegang saham akan semakin
besar, hal ini akan memberi dampak pada harga saham yang kemungkinan akan naik. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa harga pasar saham mencerminkan
nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan
perusahaan tersebut dan sebaliknya.Meskipun begitu, harga saham yang terlalu tinggi tidak selamanya memberikan keuntungan pada perusahaan.Harga saham
yang terlalu tinggi dapat menurunkan minat investor untuk berinvestasi sehingga harga saham sulit untuk meningkat lagi.Pergerakan saham tersebut sangat
mempengaruhi para pelaku pasar modal, khususnya investor. Perubahan harga
Universitas Sumatera Utara
14
saham yang dinamis dapat mengubah nilai kesejahteraan investor dan selanjutnya akan mengubah kesempatan yang akan diperoleh investor di masa yang akan
datang. Dapat disimpulkan bahwa perubahan harga saham menyebabkan perubahan perilaku konsumen dan investasi investor.
2.3 Frekuensi Perdagangan Saham dan Stock Split
Frekuensi perdagangan saham adalah berapa kali terjadinya transaksi jual beli pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu Rohana dkk, 2003. Dalam
aktivitas bursa efek ataupun pasar modal, aktivitas frekuensi perdagangansaham merupakan salah satu elemen yang menjadi salah satu bahan untuk melihatreaksi
pasar terhadap sebuah informasi yang masuk pada pasar modal. Perkembangan harga saham dan aktivitas frekuensi perdagangan saham
dipasar modal merupakan indikasi penting untuk mempelajari tingkah laku pasarsebagai acuan pasar modal dalam menentukan transaksi di pasar modal.
Biasanyainvestor akan mendasarkan keputusan pada berbagai informasi dalam pasar modalatau lingkungan luar dari pasar modal tersebut Sunartri, 2004 dalam
Gunawandan Yulia Indah, 2005. Dalam hubungannya dengan stock split, rencana pemecahan saham
padaumumnya ditujukan untuk meningkatkan frekuensi transaksi atas saham- sahamyang mengalami stock split karena harganya lebih murah. Kemungkinan
ataukeuntungan lain yang diterima yaitu dengan stock split yaitu dengan adanyakenaikan frekuensi transaksi yang tinggi seringkali diikuti dengan naiknya
hargasaham karena semakin likuid Basir dan Fakhrudin, 2005.
Universitas Sumatera Utara
15
2.4 Volume Perdagangan