Berbau Karakteristik Indeks Bias Bobot Jenis Oksidasi Hidrolisis Resinifikasi Penyabunan

sitronelol. Contoh monoterpen alkohol adalah mentol dari peppermint. Contoh seskuiterpen alcohol adalah gingerol. Minyak atsiri aldehid terdiri atas asiklik dan aromatic. Contoh asiklik adalah sitral dan sitronelal. Contoh aromatik adalah sinamaldehid dan vanillin. Minyak atsiri keton terdiri atas terpen monosiklik keton, bisiklik keton dan non terpen keton. Contoh terpen monosiklik keton adalah menton peppermint dan piperton kayu putih, contoh bisiklik keton adalah kamfor. Contoh minyak atsiri fenol adalah eugenol pada minyak cengkeh. Contoh minyak atsiri eter fenol adalah anetol pada minyak adas. Contoh minyak atsiri oksida adalah eucalyptol sineol pada minyak kayu putih. Contoh minyak atsiri ester adalah metal salisilat pada minyak gandapura Tyler et al., 1976. 2.3 Sifat Fisikokimia Minyak Atsiri 2.3.1 Sifat Fisika Minyak atsiri Minyak atsiri mempunyai konstituen kimia yang berbeda, tetapi dari segi fisiknya banyak yang sama. Minyak atsiri yang baru diekstraksi masih segar umumnya tidak berwarna atau berwarna kekuning-kuningan. Sifat-sifat fisika minyak atsiri, yaitu 1 bau yang karakteristik, 2 mempunyai indeks bias yang tinggi, 3 mempunyai bobot jenis, dan 4 mempunyai sudut putar yang spesifik dan bersifat optis aktif. Parameter yang dapat digunakan untuk tetapan fisik minyak atsiri antara lain :

a. Berbau Karakteristik

Minyak atsiri dengan juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang essential oil, volatile oil yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya Ketaren, 1985. Universitas Sumatera Utara

b. Indeks Bias

Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Jika cahaya melewati media kurang padat ke medialebih padat, maka sinar akan membelok atau membias dari garis normal. Penentuan indks bias menggunkan alat Refraktometer. Indeks bias berguna untuk identifikasi suatu zat dan deteksi ketidakmurnian Guenther, 1987.

c. Bobot Jenis

Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25 C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penetuan bobot jenis menggunkan alat Piknometer. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri Guenther, 1987.

d. Putaran Optik

Setiap jenis minyak atsiri mempunyai kemampuan memutar bidang polarisasi cahay ke arah kiri atau kanan. Besarnya pemutaran bidang polarisasi ditentukan oleh jenis minyak atsiri, suhu dan panjang gelombang cahaya yang digunakan. Penentuan putaran optic menggunakan alat Polarimeter Ketaren, 1985.

2.3.2 Sifat Kimia Minyak Atsiri

Perubahan sifat kimia minyak atsiri merupakan cirri dari kerusakan minyak yang mengakibatkan perubahan sifat kimia minyak adalah proses oksidasi, hidrolisa, polimerisasi resinifikasi dan penyabunan.

a. Oksidasi

Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap dalam terpen. Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air, Universitas Sumatera Utara sehingga membentuk senyawa aldehid, asam organic dan keton yang menyebabkan perubahan bau yang tidak dikehendaki Ketaren, 1985.

b. Hidrolisis

Proses hidrolisis terjadi dalam minyak atsiri yang mengandung ester. Proses hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus –OR dalam molekul ester sehingga terbentuk asam bebas dan alcohol. Ester akan terhidrolisis secara sempurna dengan adanya air dan asam sebagai katalisator Ketaren, 1985.

c. Resinifikasi

Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang merupakan senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan ekstraksi minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi serta selama penyimpanan Ketaren, 1985.

d. Penyabunan

Minyak atsiri yang mengandung fraksi monoester dan asam-asam organik dapat bereaksi dengan basa sehingga membentuk sabun Ketaren, 1985.

2.4 Cara Isolasi Minyak Atsiri