bilangan oktan bensin tersebut, sehingga bensin murah dapat digunakan dan aman untuk mesin dengan menambahkan timbal ini. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat
menjadi gas pada bensin yang mengandung TEL dibutuhkan etilen bromida C
2
H
5
Br. Kerugiannya, lapisan tipis timbal terbentuk pada atmosfer dan membahayakan makhluk
hidup, termasuk manusia. Di negara-negara maju, timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin Anonim, 2010b.
2.4.1 Tetra Ethyl Lead TEL dan Tetra Methyl Lead TML
TEL dan TML adalah organologam yang secara bersama-sama ditambahkan ke dalam bensin sebagai zat aditif antiketukan mesin dengan menaikkan bilangan oktan
bensin. TEL berbentuk cairan dengan berat jenis 1,659 gml, titik didih 200
o
C =390
o
F dan larut dalam bensin Anonim, 2010c.
Bahan aditif yang biasa ditambahkan ke dalam bahan bakar kendaraan bermotor terdiri dari 61,45 TEL dan TML, 17,85 etilendibromida C
2
H
4
Br
2
, 18,80 etilenklorida C
2
H
4
Cl
2
, dan 1,90 bahan-bahan lain. Etilendibromida C
2
H
4
Br
2
dan etilenklorida C
2
H
4
Cl
2
adalah bahan scavenger yaitu senyawa yang dapat mengikat residu Pb yang dihasilkan setelah pembakaran, sehingga di dalam gas buangan terdapat
Pb dan halogen Anonim, 2010c.
Gambar 1. Struktur Molekul Tetra Ethyl Lead TEL
Universitas Sumatera Utara
Bahan utama pembuatan senywa TML dan TEL adalah metil klorida CH
3
Cl dan etil klorida C
2
H
5
Cl, dengan reaksi pembentukkan sebagai berikut: 4 CH
3
Cl + 4 NaPb → 4 NaCl + 3 Pb + CH
3 4
Pb Metil klorida
Tetra Methyl Lead TML 4 C
2
H
5
Cl + 4 NaPb → 4 NaCl + 3 Pb + C
2
H
5 4
Pb Etil klorida
Tetra Ethyl Lead TEL Sukowati, 2010
Pada saat pembakaran internal mesin, TEL akan mengalami dekomposisi secara thermis. Mekanisme pemutusan rantai Pb diperkirakan sebagai berikut:
C
2
H
5 4
Pb + 13O
2
→ 8CO
2
+ 10H
2
O + Pb 2Pb
+ O
2
→ 2PbO Sukowati, 2010 Pb sebagian akan terdeposit dalam ruang bakar, sebagian kecil Pb masuk ke
dalam minyak pelumas dan sisanya dibawa bersama gas buang ke dalam sistem pembuangan. Rata-rata 60-70 dari Pb yang terdapat dalam TEL dilepaskan ke
atmosfer Sukowati, 2010. Berdasarkan analisis yang pernah dilakukan, dapat diketahui kandungan
bermacam-macam senyawa Pb yang ada dalam asap kendaraan bermotor yaitu: PbBrCl, PbBrCl.2PbO, PbCl
2
, PbOHCl, PbBr
2
, PbCl
2
.2PbO, PbOHBr, PbO
x
, PbCO
3
, PbBr
2
.2PbO, PbCO
3
.2PbO. Senyawa-senyawa Pb tersebut dalam keadaan kering dapat terdispersi di dalam udara Palar, 2004.
2.4.2 Methyl Tertiary Butyl Ether MTBE
MTBE murni berbilangan setara oktan 118 yang dibuat dari etanol. Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen pada campuran
gas di dalam mesin sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan gas CO. Belakangan diketahui bahwa MTBE juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air,
sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin, MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya Anonim,
2010c.
Gambar 2. Struktur Molekul Methyl Tertiary Butyl Ether MTBE 2.5 Spektrofotometri Serapan Atom
Metode spektrofotometri serapan atom didasarkan pada prinsip absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
tergantung pada sifat unsurnya. Sebagai contoh, natrium menyerap pada 589 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat
elektronik suatu atom yang mana transisi elektronik suatu atom bersifat spesifik. Dengan menyerap suatu energi, maka atom akan memperoleh energi sehingga suatu
atom pada keadaan dasar dapat ditingkatkan energinya ke tingkat eksitasi. Natrium mempunyai konfigurasi elektron 1s
2
, 2s
2
, 2p
6
, dan 3s
1
. Tingkat dasar untuk elektron valensi 3s
1
ini dapat mengalami eksitasi ke tingkat 3p atau ke tingkat 4p Rohman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Dalam analisis secara spektrofotometri serapan atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan dasar.
Ada berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom yaitu dengan nyala atau dengan tanpa nyala. Teknik atomisasi dengan
nyala dinilai kurang peka sehingga muncullah suatu teknik atomisasi yang baru yaitu teknik atomisasi tanpa nyala atau elektrotermal spektrofotometri serapan atom atau
spektrofotometri graphite furnace Rohman, 2007. Sistem peralatan spektrofotometer serapan atom graphite furnace dapat dilihat
pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram Skematis Spektrofotometer Serapan Atom Graphite Furnace
Komponennya terdiri dari: a.
Sumber sinar Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga. Lampu ini terdiri
atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda dan anoda. b.
Grafit Grafit berfungsi untuk mengubah zat yang dianalisis menjadi bentuk atom-atom
netral. Sistem elektris melewatkan arus listrik pada grafit. Akibat pemanasan ini, maka zat yang akan dianalisis berubah menjadi atom-atom netral dan pada fraksi
Universitas Sumatera Utara
atom ini dilewatkan suatu sinar yang berasal dari lampu katoda berongga sehingga terjadilah proses penyerapan energi sinar yang memenuhi kaidah analisis kuantitatif.
c. Monokromator
Monokromator dimaksudkan untuk memisahkan dan memilih panjang gelombang yang digunakan dalam analisis.
d. Detektor
Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat pengatoman Rohman, 2007.
2.6 Proses Pengatoman Pada Spektrofotometer Serapan Atom Graphite Furnace