LAPORAN KASUS Komplikasi Oral Pada Pasien yang Menjalani Radioterapi Kanker Nasofaring Di RSUP. Haji Adam Malik

BAB 3 LAPORAN KASUS

Seorang pasien, laki-laki berusia 36 tahun, pekerja lepas, datang ke RSUP Haji Adam Malik, Medan dengan keluhan utama adanya benjolan di leher sebelah kanan dan kiri sudah ±1 tahun. Dari anamnese, pasien mengeluhkan telinganya berdengung ±6 bulan, riwayat hidung berdarah ±2 bulan terakhir, mempunyai penglihatan ganda, dan sakit kepala. Pemeriksaan klinis pasien ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening KGB. Dari hasil anamnese, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang lainnya, pasien didiagnosa karsinoma nasofaring NPC stadium IV. Pengobatan awal yang diterimanya berupa IVFD R. laktat 30 gtti, inj. Cefotaxine 1gr12 jam, inj. Ranitidine 1 amp8 jam, dan inj. Ketorolac 1 amp8 jam. Kemudian pasien diberikan radioterapi sebanyak 35x dengan dosis 200 cGy lima kali dalam seminggu dengan dosis total 7000 cGy. Dari hasil pemeriksaan fisik pasien, didapatkan status presens tanda vital pasien dengan tingkat kesadaran yang baik, yaitu : • Suhu tubuh : 36,8° • Tekanan darah : 11080 mmHg • Heart rate HR : 80x • Respitatory rate RR : 20x Hasil pemeriksaan darah lengkap laboratorium di bagian patologi klinik RSUP Haji Adam Malik, didapat hasil sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Unit Hasil Nilai Normal Hemoglobin g 11.20 13.20-17.3 Hematokrit 34.60 43-49 Leukosit 10 3 mm 3 4.63 4.5-11.0 Trombosit 10 3 mm 3 281 150-450 Efek samping radioterapi yang terlihat pada pasien ini yaitu yang pertama adalah kulit mengelupas pada daerah yang diradiasi, yang timbul setelah radiasi yang ke 13. Kemudian pasien dikonsultasikan ke bagian kulit dan kelamin, yang didiagnosa sebagai dermatitis radiasi. Yang kedua adalah pasien mengeluhkan rasa sakit pada mulutnya, yang menyebabkan pasien menjadi tidak mau makan sehingga pasien diberikan nasogastric feeding tube NGT. Sayangnya, keluhan ini tidak dikonsultasikan ke bagian gigi dan mulut, hanya diberikan pengobatan oral dengan nystatin drop. Dari anamnese yang dilakukan, pasien mengeluhkan mulutnya kering xerostomia, sulit untuk membuka mulut, sulit untuk makan dan minum, dan kehilangan rasa pengecapan dysgeusia. Pada pemeriksaan ekstra oral tidak dijumpai adanya kelainan. Pada pemeriksaan klinis rongga mulut, dijumpai adanya ulser pada mukosa bukal dan jelas terlihat pada bagian dalam bibir pasien, kemudian dijumpai adanya bercak-bercak putih yang dapat diangkat pada bagian palatum, gingiva, mukosa bukal, dan juga lidah pasien. Berdasarkan anamnese dan pemeriksaan klinis Universitas Sumatera Utara rongga mulut, pasien didiagnosa mengalami mukositis dan kandidiasis oral. Penegakan diagnosa kandidiasis oral ditunjang dengan pemeriksaan mikologi, tetapi pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan mikologi langsung. Gambar 7. Kandidiasis pada bagian palatum dan gingiva. Gambar 8. Mukositis oral. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 DISKUSI