39 •
Terdapat tunggakan akibat penarikan yang jangka waktunya telah melampaui 15 hari kerja tetapi belum melampaui 30 hari kerja.
b. Kredit dengan angsuran utuk KPR terdapat tunggakan angsuran pokok yang
telah melampaui 4 bulan tetapi belum melampaui 4 bulan tetapi belum melampaui 6 bulan.
c. Kredit tanpa angsuran, terdapat tunggakan bunga yang melampaui 4 bulan
tetapi belum melampaui 6 bulan. 4.
Diragukan doubtful
a. Kredit yang diragukan adalah kredit yang tidak termasuk kurang lancar, tetapi
kredit tersebut dapat diselamatkan dan agunannya ≥
75 utang debitur, atau b.
Kredit yang tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih ≥
100 utang debitur.
5. Macet loss
a. Kredit macet adalah kredit yang sejak
± 21 bulan dikategorikan diragukan,
b. Belum ada pelunasan atau upaya penyelamatan kredit,
c. Kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri
atau Badan Urusan Piutang Negara BUPN, atau d.
Telah diajukan penggantian rugi kepada perusahaan asuransi kredit.
40
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi NPF
Munculnya pembiayaan bermasalah dapat disebabkan oleh berbagai faktor
38
, diantaranya :
1. Faktor Internal Bank
a. Manajeman
• Lemahnya sistem manajemen informasi,
• Ketidakjelasan aturan main,
• Adanya pimpinan atau kelompok pimpinan yang dominan,
• Hubungan yang terlalu dekat dan melampaui batas antara debitur dan pihak
bank, dan •
Penekanan yang berlebihan pada upaya peningkatan aset dan target pencapaian laba.
b. Sumber Daya Manusia SDM
• Penilaian yang terlalu tinggi atas barang jaminan atau agunan,
• Kesalahan dalam analisis kredit,
• Ketidakmampuan melakukan monitoring setelah kredit disalurkan dan
ketidakmampuan mendiagnosis masalah yang dihadapi debitur. 2.
Faktor Internal Perusahaan Perorangan a.
Terlalu berani memasuki bisnis baru yang belum pernah ditangani, b.
Ketidakdisiplinan dalam penggunaan dana kredit,
38
Mandala Manurung dan Prathama Rahardja, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter: Kajian Kontekstual Indonesia, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2004, hlm. 198-199.
41 c.
Banyaknya campur tangan pemilik perusahaan dalam pengambilan keputusan.
d. Pencegahan dan Penanganan Pembiayaan Bermasalah
Pencegahan dan penanganan pembiayaan bermasalah bermanfaat untuk mencegah kondisi yang lebih buruk dan meminimalkan potensi kerugian.
1. Pencegahan Pembiayaan Bermasalah NPF
39
Jika faktor-faktor eksternal dapat diprediksi dengan sangat tepat, maka pembiayaan bermasalah dapat dicegah. Namun dalam dunia nyata manusia tidak
mampu secara akurat memprediksi masa depan, maka yang dapat dilakukan adalah menurunkan presentase kemungkinan terjadinya pembiayaan bermasalah.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kredit bermasalah adalah sebagai berikut :
a. Penyempurnaan Organisasi dan Manajemen mencakup penyederhanaan,
namun merupakan penguatan organisasi karena mekanisme pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan efisien.
b. Peningkatan Kualitas SDM, yang perlu ditingkatkan adalah SDM yang
banyak berkomunikasi dengan nasabah dalam rangka memonitor pembiayaan. c.
Strategi Out Sourcing, bank dapat menggunakan tenaga-tenaga luar dengan sistem sewa atau kontrak. Dengan demikian bank dapat menekan biaya tetap.
2. Penanganan Pembiayaan Bermasalah NPF
39
Mandala Manurung dan Prathama Rahardja, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter: Kajian Kontekstual Indonesia, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2004, hlm. 200.
42 Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menangani pembiayaan bermasalah
adalah sebagai berikut : a.
Konsultasi dan Bantuan Teknis, dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan debitur dalam pengelolaan usaha.
b. Penjadwalan Ulang Rescheduling, bank memberikan kelonggaran waktu
pelunasan dengan cara menyusun ulang jadwal pelunasan. Penjadwalan kembali sebaiknya dilakukan untuk usaha-usaha yang masih punya prospek.
c. Rekondisi Reconditioning, dilakukan dengan cara mengubah syarat-syarat
pembiayaan dalam rangka meningkatkan kemampuan membayar pembiayaan. d.
Restrukturisasi Restructuring, dapat dilakukan antara lain dengan peninjauan kembali syarat-syarat pembiayaan, pembatasan rencana ekspansi perusahaan,
memperbaiki struktur pendanaan, menekan biaya-biaya tetap, penambahan modal, dan penambahan pinjaman.
e. Merjer Merger, merupakan salah satu pilihan untuk menangani pembiayaan
bermasalah. Melalui merjer debitur yang bermasalah digabung dengan perusahaan yang lain.
f. Penyitaan Jaminan, dilakukan bila usaha debitur sudah tidak dapat
diselamatkan lagi.
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Penelitian Pustaka library research, dalam hal ini penulis menelaah data tertulis yang berhubungan dengan topik permasalahan penelitian baik dalam bentuk
buku, artikel makalah, majalah dan lain-lain untuk menemukan kajian teoritis. 2.
Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris kuantitatif yaitu pendekatan
yang memungkinkan pencatatan hasil penelitian dalam bentuk angka. Populasi dan Universal adalah keseluruhan dari objek penelitian yang cirri-cirinya akan diduga.
Populasi adalah objek penelitian. Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian populasi yang di pelajari dan diamati.
1
3. Sumber Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data-data berupa data kuantitatif yang dikeluarkan oleh Bank
Syariah Mandiri dan BI.
1
Sanapsiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial Bandung: Rajawali press, 1992 h 86.