9
2.1.4 Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri Gram positif berbentuk bulat berdiameter 0,7-
1,2 μm, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur, non motil, tidak membentuk spora, dapat
tumbuh pada berbagai media pada suasana aerob dan memproduksi katalase yang merupakan bakteri patogen bagi manusia. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum
37 ºC, tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar 20-25 ºC. Koloni pada perbenihan padat berwarna abu-abu sampai kuning keemasan, berbentuk
bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Bakteri ini dapat memfermentasikan beberapa karbohidrat dan dapat menghasilkan pigmen yang berwarna, tidak larut
dalam air.
17
Sistematika Staphylococus aureus adalah sebagai berikut :
17
Divisi : Protophyta Kelas : Schizomycetes
Bangsa : Eubacteriales Suku : Micrococcaceae
Marga : Staphylococcus Jenis : Staphylococcus aureus
Gambar 2.2. Koloni S.aureus pada Mueller Hinton Agar
Gambar 2.3. Hasil Pewarnaan Gram S.aureus
10
Staphylococcus aureus mengandung polisakarida dan protein yang bersifat antigenik. Antigen ini merupakan kompleks peptidoglikan asam teikhoat dan
dapat menghambat fagositosis dan bagian ini yang diserang bakteriofaga. Staphylococcus aureus bersifat lisogenik yaitu yang mengandung faga yang tidak
berpengaruh pada dirinya sendiri, tetapi menyebabkan lisis pada anggota dari spesies sama. S.aureus merupakan kuman patogen yang bersifat invasif, penyebab
hemolisis, membentuk koagulase, mencairkan gelatin, membentuk pigmen kuning emas.
24
Staphylococcus aureus biasanya memfermentasi manitol dan
menghemolisis sel darah merah. Hampir tiap orang akan mengalami beberapa tipe infeksi Staphylococcus aureus sepanjang hidupnya. Setiap jaringan ataupun alat
tubuh dapat terinfeksi dan menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-tanda khas yaitu peradangan lokal, nekrosis, dan pembentukan abses. Pada penyebaran
ke bagian tubuh lain melewati pembuluh getah bening dan pembuluh darah.
24
Infeksinya dapat berupa furunkel yang ringan pada kulit sampai berupa suatu piemia yang fatal, serta keracunan makanan, dan toxic shock syndrome.
Umumnya bakteri ini menimbulkan penyakit yang bersifat sporadik.
9
2.1.5 Mekanisme Kerja Antibakteri
Target antibakteri adalah sebagai berikut:
a. Dinding sel
Bakteri memiliki lapisan luar yang kaku, disebut dinding sel yang dapat mempertahankan bentuk bakteri dan melindungi membran protoplasma di
bawahnya.
17
Struktur dinding sel dapat dirusak dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk. Antibiotik yang
bekerja dengan mekanisme ini diantaranya adalah penisilin.
25
b. Perubahan permeabilitas sel Membran sitoplasma mempertahankan bahan-bahan tertentu di dalam sel serta
mengatur aliran keluar masuknya bahan-bahan lain. Membran memelihara integritas komponen-komponen seluler. Kerusakan pada membran ini akan
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel.
25
Polimiksin bekerja dengan merusak struktur dinding sel, dan kemudian antibiotik tersebut
dengan membran sel, sehingga menyebabkan disorientasi komponen-komponen lipoprotein serta mencegah berfungsinya membran sebagai penghalang osmotik.
25