keluarga tidak dapat dilihat langsung hasilnya. Namun berkembang secara terus menerus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pendidikan tauhid dalam keluarga harus dilakukan secara terus menerus dan tidak terputus. Para orang tua tidak boleh putus asa dan menyerah,
apalagi sampai menghentikan pendidikan ini. Jika berhenti maka prosespun akan berhenti. Mengutip penjelasa, orang tua harus memiliki
rasa tanggung jawab yang tinggi atas pendidikan tauhid anak. Rasa tanggungjawab akan menjadi motor penggerak untuk memperhatikan dan
memikirkan pendidikan tauhid untuk anak-anaknya.
86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep pendidikan tauhid dalam keluarga, dapat dilihat dari materi dan metodenya. Tidak seorang anakpun yang dilahirkan kecuali ia
dilahirkan menetapi fitrah. Maka kedua orang tuanya lah yang menyebabkan dia menjadi yahudi, nasrani, atau majusi.
Materi ketauhidan terbagi menjadi dua bagian yakni tentang tauhid Rububiyah dan tauhid Uluhiyah. Dari kedua ketauhidan tersebut
melahirkan ketauhidan ketiga yakni tauhid Ubudiyah. Materi tauhid meliputi sesuatu yang ditetapkan dengan jalan berita khabar yang
diperoleh secara benar, berupa hakekat ketauhidan, masalah-masalah gaib, beriman kepada Malaikat, Kitab-kitab samawi, Nabi dan Rasul Allah,
sikasa kubur, surga, neraka, dan seluruh perkara gaib. Metode Pendidikan Tauhid dalam keluarga adalah cara yang dapat
ditempuh dalam memudahkan tujuan pendidikan tauhid dalam keluarga. Metode-metode yang digunakan untuk pendidikan tauhid dalam keluarga
antara lain: kalimat tauhid, keteladanan.,pembiasaan,nasehat, pengawasan. Pendidikan tauhid dalam keluarga membuat anak mampu memiliki
keimanan berdasarkan kepada pengetahuan yang benar, sehingga anak tidak hanya mengikuti saja atau “taklid buta”. Dengan mengajarkan
ketauhidan yang bersumber dari al-Quran dan Hadits, maka ketauhidan yang terbentuk dalam jiwa anak disertai dengan ilmu pengetahuan yang
berdasarkan kepada argumen-argumen dan bukti-bukti yang benar, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Anak bagi keluarga merupakan anugrah yang diberikan Allah SWT yang memiliki dua potensi yakni baik dan buruk. Hal tersebut tergantung
bagaimana pendidikan yang diberikan oleh kedua orng tuanya. Orang tua memiliki peran yang tidak dapat diremehkan bagi masa depan anak.
Anak, memiliki fitrah yang dibawanya, tergantung bagaimana perkembangannya yang banyak tergantung kepada usaha pendidikan dan
bimbingan yang dilakukan kedua orang tuanya. Oleh karena itu diharapkan orang tua menyadari kewajiban serta tanggung jawabnya
terhadap anak-anaknya
B. Saran
Konsep pendidikan tauhid dalam keluarga ternyata membutuhkan sosok orang tua ideal. Orang tua merupakan top figure dalam keluarganya.
Yang berperan sebagai orang tua sekaligus pendidik bagi anak-anaknya. Di era informasi ini media memberikan semua informasi yang
diinginkan termasuk informasi hal-hal gaib dan mistis. Oleh sebab itu, beberapa hal yang harus ada dalam diri orang tua sebagai pelaksana utama
pendidikan tauhid dalam keluarganya: 1.
Orang tua harus menjadi sumber informasi utama dan pokok bagi anak-anaknya karena anak lahir dan hidup pertama sekali dalam
keluarga, ia belajar dari orang tuanya, begitu pula informasi terbaik bahkan terburuk, informasi yang benar bahkan yang salah diterima
pertama kali dalam keluarga 2.
Mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. 3.
Memiliki pengetahuan islam secara integral yang meliputi materi ketauhidan, akhlak dan ibadah serta memiliki wawasan tentang
metode-metode pendidikan. 4.
Memiliki wawasan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. 5.
Memeberikan pendidikan tauhid kepada anak-anak hendaknya secara rutin agar anak terbiasa dan benrar-benar dijaga atau diawasi dengan
baik.
88
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. al- Qur΄an dan Terjemahannya. Jakarta: CV Pustaka
Agung Harapan, 2002 Abdullah, Abdurrahman. Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam,
Rekonstruksi Pemikiran Dalam Tinjauan Filosofis Pendidikan Islam, Yogyakarta :UII Press, 2002
Al Aqli, Muhammad AW. Manhaj Aqidah Imama Assafii. Bogor: Pustaka Imam 1988
Al Faruqi, Ismail Raji. Tauhid. Bandung: Pustaka, 1988 Amini, Ibrahim. Agar Tak Salah Mendidik Jakarta : al-Huda, 2006
Arif, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers 2002
Arifin, Muhammad. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga; Sebagai Pola Pengembangan Metodologi. Jakarta:
Bulan Bintang, 1978 Arifin, Muhammad. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan
Sekolah dan Keluarga; Sebagai Pola Pengembangan Metodologi. Jakarta: Bulan Bintang, 1978
Darajat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, Jakarta, 1970 Darajat, Zakiah. Metode Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
1995 DePorter, Bobbi dkk. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas, Banadung: Kaifa, 2001 Esposito, jhon L. Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern Jilid 5. Bandung :
Mijan, 1995 Hafidz, Nur Abdul. Mendidik Anak Bersama Rasulallah. Bandung: Bayan,1988
Halim Mahmud, Ali Abdullah. Karakteristik Umat Terbaik Telaah Manhaj Aqidah Serta Haraqah, Jakarta: Gema Insani Press, 1996