Bunyi Dan Mekanisme Kebisingan Jenis Kebisingan

Terdiri dari osside yaitu 3 tulang kecil tulang pendengaran yang halus. Martil landasan-sanggurdi yang berfungsi memperbesar getaran dari membran timpani dan meneruskan getaran yang telah diperbesar ke oval window yang bersifat fleksibel. Oval window ini terdapat pada ujung dari cochlea. 3. Telinga Bagian Dalam Yang juga disebut cochlea dan berbentuk rumah siput. Cochlea mengandung cairan, di dalamnya terdapat membran basiler dan organ corti yang terdiri dari sel-sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Getaran dari oval window akan diteruskan oleh cairan dalam cochlea, mengantarkan membran basiler. Getaran ini merupakan implus bagi organ corti yang selanjutnya diteruskan ke otak melalui syaraf pendengar Buchari, 2007.

2.3. Defenisi Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan Kep MENLH No : Kep-48MENLH111996. Kebisingan adalah suara atau bunyi yang tidak dikehandaki atau dapat diartikan pula sebebagai suara yang salah pada tempat dan waktu yang salah Chandra, 2007.

2.3.1. Bunyi Dan Mekanisme Kebisingan

Bunyi dinyatakan sebagai sensasi pendengaran yang lewat telinga dan timbul karena penyimpangan tekanan udara. Penyimpangan ini biasanya disebabkan oleh beberapa benda yang bergetar, misalnya dawai gitar yang dipetik atau garpu tala yang dipukul. Sewaktu fluktuasi tekana udara ini membentur gendang pendengaranmembran timpani dari telinga Universitas Sumatera Utara kita maka membran ini akan bergetar sebagai jawaban pada fluktuasi tekanan udara tersebut. Getaran ini melalui saluran dan proses tertentu akan sampai diotak kita dimana hal ini diinterprestasikan sebagai suara. Pada kondisi atau aktifitas tertentu, misalnya saat seseoarang berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dengan perbedaan tingkat ketinggian lokasi cukup besar dalam waktu relatif singkat, akan timbul perbedaan tekanan udara antara bagian depan dan belakang gendang telinga. Akibatnya gendang telinga tidak dapat bergetar secara efisien, dan sudah barang tentu pendengaran akan terganggu Tambunan, 2005. Suara bising akan dapat terjadi apabila ada 3 tiga hal yaitu : sumber bising, mediaudara, dan penerima. Dari sumber bising, suara akan merambat melalui udara dalam bentuk gelombang sampai suara tersebut diterima oleh pendengarpenerima. Kebisingan tidak akan terjadi tanpa adanya mediaudara. Pengurangan kebisingan dapat dilakukan dengan jalan penggunaan isolasiisolator antara sumber dan penerima Doelle, 1993. Telinga manusia hanya mampu menangkap suara yang ukuran intensitasnya bekisar antara 20-20.000Hz dan dengan frekuensi suara sekitar 80 dB batas aman Chandra, 2007. Lebar responden telinga manusia diantara 0 dB-140 dB yang dapat didengar. Dan batas intensitas suara tertinggi adalah 140 dB dimana untuk mendengarkan suara itu sudah timbul perasaan sakit pada alat pendengaran Doelle, 1993. Pajanan terhadap suara atau bunyi yang melampaui batas aman di atas dalam waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya ketulian sementara atau permanen Chandra, 2007.

2.3.2. Jenis Kebisingan

Kebisingan diklasifikasikan ke dalam dua jenis golongan besar yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Kebisingan tetap steady noise 2. Kebisingan tidak tetap non steady noise 2.3.2.1.Kebisingan Tetap steady noise Kebisingan tetap steady noise dibedakan menjadi dua, yaitu : Tambunan, 2005 a. Kebisingan dengan frekuensi terputus discrete frekuensi noise Kebisingan ini berupa “nada-nada” murni pada frekuensi yang beragam,contohnya suara mesin, suara kipas dan sebagainya. b. Broad Band Noise c. Kebisingan dengan frekuensi terputus dan broad band noise sama-sama digolongkan sebagai kebisingan tetap steady noise. Perbedaannya adalah broad band noise terjadi pada frekuensi yang lebih bervariasi bukan nada murni. 2.3.2.2.Kebisingan Tidak Tetap Kebisingan tidak tetap non steady noise dibedakan menjadi tiga, yaitu : a. Kebisingan fluktuatif fluctuating noise Kebisingan yang selalu berubah-ubah selama rentang waktu tertentu. b. Intermitten noise Sesuai dengan terjemahannya, intermitten noise adalah kebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat berubah-ubah, contohnya kebisingan lalu lintas. c. Impulsive noise Kebisingan impulsive dihasilkan oleh suara-suara berintensitas tinggi memekakkan telinga dalam waktu relative singkat, misalnya suara ledakan senjata api dan alat-alat sejenisnya. Universitas Sumatera Utara

2.3.3. Sumber-Sumber Bising