Kerangka Konseptual dan Hipotesis

38 memperlemah atau tidak berpengaruh terhadap hubungan ROE, DAR, dan NPM terhadap income smoothing pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI dan Bursa Malaysia.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis

2.3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan bagaimana hubungan teori dengan faktor faktor penting yang telah diketahui dalam masalah tersebut. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut ini H3 H2 H 5 H 3 H 2 Ukuran Perusahaan Z H 1 Return on Equity ROE X 1 Debt to Total Assets DAR X 2 Net Profit Margin NPM X 3 H 4 Income Smoothing Y 39 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Return on equity ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan menggunakan total ekuitas perusahaan. Semakin besar nilai ROE menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki profitabilitas yang tinggi berarti kinerja perusahaan yang baik. Perusahaan yang memiliki nilai ROE tinggi mengakibatkan manajemen cenderung melakukan tindakan perataan laba income smoothing karena manajemen yakin akan kemampuan perusahaan mendapatkan laba di masa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa return on equity berpengaruh positif terhadap income smoothing. Debt to total assets DAR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar total aset perusahaan yang dibiayai oleh total utang perusahaan. Semakin besar nilai DAR menunjukkan bahwa rata- rata total aset perusahaan dibiayai total utang yang mengakibatkan resiko perusahaan tinggi di mata investor. Dengan kondisi seperti itu, para kreditur dan investor akan berusaha menghindar untuk meminjamkan atau berinvestasi di dalam perusahaan tersebut yang akan mengakibatkan sumber dana perusahaan tersebut menurun drastis. Sehingga, perusahaan dengan nilai DAR yang besar terdorong untuk melakukan tindakan perataan laba income smoothing untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak investor 40 maupun pihak kreditur. Dapat disimpulkan bahwa debt to total assets berpengaruh positif terhadap income smoothing. Net profit margin NPM merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan laba bersih sesudah pajak dengan total penjualan. Perusahaan yang memiliki nilai NPM yang tinggi cenderung melakukan income smoothing karena manajemen pada umumnya dituntut untuk memperoleh laba yang besar walaupun laba tidak berasal dari penjualan. Dapat disimpulkan bahwa net profit margin berpengaruh positif terhadap income smoothing. Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi income smoothing. Ukuran perusahaan juga mampu digunakan untuk melihat kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Apabila ukuran perusahaan kecil maka total aset relatif lebih rendah dan laba kecil sehingga sumber pendanaan perusahaan kemungkinan besar berasal dari pinjaman kepada pihak luar. Pada umumnya, nilai return on equity dan net profit margin pada perusahaan berukuran kecil akan lebih rendah, dan nilai debt to total assets lebih besar. Namun, perusahaan yang berukuran besar lebih cenderung melakukan tindakan income smoothing dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Perusahaan yang berukuran besar otomatis memiliki nilai total aset lebih besar dan kinerja lebih baik sehingga perusahaan cenderung meminimalkan laba agar terhindar dari kebijakan pemerintah. Perusahaan yang berukuran besar juga lebih menarik perhatian investor dan masyarakat sehingga perusahaan akan lebih berhaati-hati dalam pengelolaan 41 laporan keuangan dibandingkan perusahaan berukuran kecil. Nilai return on equity dan net profit margin pada perusahaan berukuran besar akan lebih besar, dan nilai debt to total assets lebih kecil. Dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan dapat menjadi variabel moderating.

2.3.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Erlina 2007:41 adalah hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris.

2.3.2.1 Keterkaitan antaraReturn On EquityROE terhadap

Income Smoothing Berdasarkan bonus plan hypothesis, perusahaan yang memiliki perjanjian bonus dengan kinerja yang baik lebih tertarik untuk melakukan tindakan income smoothing dibandingkan dengan perusahaan yang kinerjanya rendah. Ini disebabkan perusahaan yang memiliki perjanjian bonus dengan kinerja yang baik dapat menunda ataupun mempercepat perolehan laba sesuai dengan kebutuhan manajemen karena manajemen tahu akan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba di masa yang akan datang. Sedangkan apabila perusahaan yang memiliki perjanjian bonus dengan kinerja rendah melakukan tindakan income smoothing, pihak manajemen akan cenderung lebih susah untuk menutupi kenaikan laba tahun 42 berjalan yang dimasukkan ke laba tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Assih dan Gudono 2000 yang menyatakan bahwa perusahaan dengan nilai profitabilitas yang tinggi cenderung melakukan income smoothing dibandingkan perusahaan dengan nilai profitabilitas rendah.Lubis 2012 menyatakan bahwa return on equity ROE berpengaruh secara signifikan terhadap income smoothing. Dengan demikian, hipotesis penelitian pertama adalah sebagai berikut: H 1 : Return on equity ROE berpengaruh terhadap income smoothing

2.3.2.2 Keterkaitan antara Debt to Total Assets DAR terhadap

Income Smoothing Berdasarkan debt covenant hypothesis, perusahaan yang memiliki nilai leverage yang tinggi akan cenderung melakukan tindakan income smoothing dibandingkan perusahaan dengan nilai leverage yang rendah. Ini disebabkan oleh perusahaan tidak mau melanggar syarat dalam perjanjian utang dengan pihak kreditur karena nilai leverage yang tinggi mencerminkan perusahaan tersebut terancam tidak sehat atau bangkrut. Sehingga, perusahaan dengan nilai leverage rendah akan cenderung berusaha meningkatkan pendapatan mereka agar tetap dipercaya oleh pihak kreditur. Leverage dapat diukur dengan menggunakan rasio total debt to total assets. Hal ini sejalan dengan penelitian Aji dan Mita 2010 yang 43 menyatakan bahwa debt to total assets berpengaruh positif terhadap income smoothing. Dengan demikian, hipotesis penelitian kedua adalah sebagai berikut: H 2 : Debt to total assets DAR berpengaruh terhadap income smoothing.

2.3.2.3 Keterkaitan antara Net Profit Margin NPM terhadap

Income Smoothing Berdasarkan teori sinyal, laporan keuangan merupakan sinyal yang digunakan oleh pihak luar untuk mengetahui kondisi dan nilai perusahaan saat ini dan masa yang akan datang. Hal penting dari laporan keuangan adalah akun penjualan dan laba. Laba mencerminkan kinerja perusahaan dimana laba yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Begitu pula, penjualan yang tinggi pada umumnya menunjukkan perolehan laba yang tinggi pula. Adapun rasio yang membandingkan laba dengan penjualan yaitu rasio net profit margin NPM. Nilai NPM tinggi kemungkinan menunjukkan adanya indikasi income smoothing karena pihak manajemen dituntut untuk menaikkan angka laba walaupun laba tidak berasal dari penjualan. Azhari 2010 menyatakan bahwa net profit margin NPM berpengaruh secara signifikan terhadap income smoothing. Dengan demikian, hipotesis penelitian ketiga adalah sebagai berikut: 44 H 3 : Net profit margin NPM berpengaruh terhadap income smoothing. H 4 : Return on equity ROE, debt to total assets DAR, dan net profit margin NPM berpengaruh secara simultan terhadap income smoothing.

2.3.2.4 Keterkaitan antara Ukuran Perusahaan terhadap

hubungan antara Return On Equity ROE, Debt to Total Assets DAR, dan Net Profit Margin NPMdengan Income Smoothing Berdasarkan political cost hypothesis, perusahaan yang berukuran besar cenderung melakukan income smoothing diakibatkan perusahaan tersebut diharapkan mampu memberikan perhatian yang lebih terhadap lingkungan sekitarnya khususnya masyarakat. Jadi, perusahaan besar dengan laba yang tinggi cenderung memilih metode akuntansi yang mampu menurunkan laba perusahaannya. Ini disebabkan oleh tuntutan masyarakat yang meningkat serta pemerintah yang dapat segera mengambil kebijakan regulator. Ukuran perusahaan juga dapat mengambarkan bagaimana kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dimana nilai ROE, DAR, dan NPM dapat diperkirakan. Dengan demikian, hipotesis penelitian kelima adalah sebagai berikut: 45 H 5a : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap hubungan antara retutn on equity ROE dan income smoothing. H 5b : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap hubungan antara debt to total assets DAR dan income smoothing. H 5c : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap hubungan antara net profit marginNPM dan income smoothing. 46 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Judgement dengan Task Complexity Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

9 34 136

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

1 3 20

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INCOME SMOOTHING PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

2 3 22

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia m.anas

0 0 109

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia IMG 20151207 0024

0 0 1

SKRIPSI DEWI LESTARI

0 0 100

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing Dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing Dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia

0 1 13

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing Dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia)

0 0 13