Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dan terpatri dalam jiwa dan menjadi kepribadian sehingga
dari situlah timbul berbagai macam perbuatan dengan spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Dan pendidikan akhlak merupakan
usaha yang di lakukan oleh pendidik terhadap anak didik untuk diarahkan pada aspek jasmani dan rohaninya kepada suatu kebiasaan yang baik dan mulia.
Akhlak karimah akhlak yang mulia ialah ridho kepada Allah, cinta dan beriman kepada-Nya, beriman kepada malaikat, kitab, rasul, hari akhir, takdir, taat
beribadah, selalu menepati janji, melaksanakan amanah, berlaku sopan dalam ucapan dan perbuatan, qona’ah, tawakal, sabar, syukur, tawadhu dan segala perbuatan yang
baik menurut ukuran pandangan islam.
26
2. Dasar-dasar Akhlak
Kita telah mengetahui bahwa akhlak Islam adalah merupakan sistem moralakhlak yang berdasarkan Islam, yakni bertitik tolak dari aqidah yang
diwahyukan Allah pada NabiRasul-Nya yang kemudian agar disampaikan kepada umatnya.
Akhlak Nabi Muhammad saw yang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia disebut akhlak Islam, karena bersumber dari wahyu Allah yang kini terdapat
26
A. Zainuddin, S.Ag, Muh. Jamhari, S.Ag, Al-Islam II, Muamalah dan Akhlak, Bandung: Pustaka Setia, 1999, cet ke 1, h.77
di dalam Al-Qur’an yang menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam. Firman Allah dalam surat Al-Ahzab: 21
ﺮ ا مﻮ او ﷲا ﻮﺟﺮ نﺎآ ﺔ ةﻮ أ ﷲا لﻮ ر ﻜ نﺎآ ﺪ
اﺮ آ ﷲا ﺮآﺬ
Artinya: “Sesungguhnya talah ada pada diri Rasulullah itu suritauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
Ayat di atas memberikan petunjuk dan mengingatkan kepada manusia bahwa pada diri Rasulullah itu sudah terdapat contoh akhlak yang mulia. Jika hal tersebut
dinyatakan di dalam Al-Qur’an, maka maksudnya agar dapat diikuti dan diamalkan oleh umatnya. Caranya antara lain dengan mengikuti perintahnya dan mencintainya.
Persoalan “akhlak” dalam agama Islam banyak dimuat pada Al-Qur’an dan Al-Hadist, sumber tersebut merupakan batasan-batasan dalam tindakan sehari-hari
bagi manusia. Akhlak Islam karena merupakan sistem akhlak yang berdasarkan kepercayaan
kepada Tuhan, maka tentunya sesuai dengan sumber dari pada agama itu sendiri. Dengan demikian, dasarsumber pokok dari pada akhlak Islam adalah Al-Qur’an dan
Al-Hadist yang merupakan sumber utama dari agama Islam, karena sumberdasar merupakan suatu bagian dari bangunan yang menjadi sumber kekuatan dan keteguhan
tetap berdirinya bangunan tersebut. Demikian pula halnya dengan akhlak dalam Islam harus memiliki sumber atau dasar yang kuat.
Al-Qur’an dan Al-Hadist merupakan sumber dari segala sumber hukum Islam, karena itu Al-Qur’an dan Al-Hadist dijadikan dasar alat ukur tingkah laku seseorang
dalam hal kebaikan dan keburukan. Apa yang baik menurut Al-Qur’an dan Al-Hadist, maka baik pula perbuatan tersebut, dan sebaliknya apa yang menurut Al-Qur’an dan
Al-Hadist jelek, maka jeleklah perbuatan tersebut dan harus ditinggalkan. Di dalam Islam yang menjadi dasar pendidikan akhlak adalah Al-Qur’an dan
Al-Hadist. Dengan kata lain dasar-dasar yang lain selalu dikembalikan kepada sumber tersebut, kalau sesuai diterima sedangkan kalau tidak sesuai ditolak.
Adapun di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung nilai-nilai akhlak adalah:
ﻰﻬ و ﻰ ﺮ ا ىذ ءﺎ إو نﺎ ﻹاو لﺪ ﺎ ﺮ ﺄ ﷲا نإ ءﺂ
ا
نوﺮآﺬ ﻜ آﺬ او ﺮﻜ او
Artinya: ”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Ia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran
“. QS. An-Nahl: 90
Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan kepada manusia agar kita berlaku adil dan berbuat kebajikan kepada sesama manusia dan
Allah melarang manusia untuk berbuat kemungkaran serta permusuhan dan senantiasa selalu bersabar apabila kita tertimpa musibah.
Oleh karenanya, didalam meniti kehidupan ini hendaknya seseorang tidak sombong, tidak membanggakan dirinya apalagi sampai melupakan Allah swt. Tapi
hendaknya berlaku sopan, tidak kasar, berhati mulia disertai dengan tata krama yang baik dan lemah lembut.
Berbuat baik kepada Allah dan kepada manusia sangat penting untuk memperoleh kehidupan yang berbahagia, baik duniawi atau ukhrawi. Dan merupakan
salah satu akhlak mahmudah. Dasar akhlak yang kedua adalah Al-Hadist, untuk memahami Al-Qur’an lebih
terinci umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan dimengerti oleh manusia.
Hadist adalah sumber kedua setelah Al-Qur’an. Berikut ini dikemukakan hadist-hadist tentang akhlak karimah :
لﺎ و ﷲا ﻰ ا نأ ﷲا
ر ةﺮ ﺮه أ ﻻ ﷲاو
ﻻ ﷲاو ، ﺆ ﺆ ﻻ ﷲاو ، ﺆ
لﺎ ؟ ﷲا لﻮ رﺎ ﺆ ﻻ يﺬ ا
اﻮ رﺎﺟ
Artinya: “Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata: Bahwa Nabi Saw. Bersabda: Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.
Ditanya: Siapakah ya Rasulullah? Jawab Nabi: ialah orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya”
HR. Bukhari dan Muslim
Berdasarkan hadist tersebut di atas dapat dipahami bahwa hendaknya kita sebagai manusia saling menghormati sesama manusia agar tercipta suasana
ketenangan. Kewajiban menghormati tidak hanya kita memerlukan pertolongan dan bantuannya, atau karena ia telah menolong dan membantu kita melainkan kita hidup
berdampingan bersama mereka. Maka jelaslah sudah bagi kita, bahwa akhlak yang patut dan harus diperbuat
adalah yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadist, sebagimana yang telah diaplikasikan oleh Rasulullah saw sebagai orang yang pertama kali merealisasikan
akhlak yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan orang yang menjadi teladan uswah dan ikutan qudwah bagi seluruh umatnya.
Dan sebagai manusia kita harus memiliki akhlak yang mulia dan dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab.
3. Macam- Macam Akhlak