3. Mekanisme Mechanism
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktek tingkat tiga. 4.
Adopsi Adoptioan Adaptasi adalah praktek atau tindakan yang sesudah berkembang dengan baik,
artinya tindakan itu sudah di modifikasikan tanpa mengurangi kebenaran tingkat tersebut.
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut L.W.Green, faktor penyebab masalah kesehatan adalah faktor perilaku dan faktor non perilaku. Faktor perilaku khususnya perilaku kesehatan
dipengaruhi oleh 3 tiga faktor, yaitu : 1.
Faktor-faktor Predisposisi Predisposing Factors Adalah faktor yang terwujud dalam kepercayaan, kayakinan, niali-nilai dan
juga variasi demografi, seperti : status ekonomi, umur, jenis kelamin dan susunan keluarga. Faktor ini lebih bersifat dari dalam diri individu tersebut.
2. Faktor-faktor Pemungkin Enambling Factors
Adalah faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, termasuk di dalamnya adalah berbagai macam sarana dan prasarana, misal : dana,
transportasi, fasilitas, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya. 3.
Faktor-faktor Pendukung Reinforcing Factors Adalah faktor-faktor ini meliputi : faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,
tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan, undang-
Universitas Sumatera Utara
undang peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.
2.3. Keluarga Berencana
2.3.1. Pengertian
Keluarga Berencana KB adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran diperpanjang untuk
membina kesehatan yang sebaik-baiknya, baik seluruh anggota, dan kelahiran selanjutnya dicegah apabila jumlah anak telah mencapai jumlah yang telah
dikehendaki, untuk menuju norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan keluarga berencana tidak hanya penjaranganmengatur kehamilan, tetapi termasuk
kegiatan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan keluarga. Keluarga Berencana KB adalah suatu cara untuk menjarangkan kelahiran
agar ibu dan anak dapat selalu terjaga kesehatannya. Dengan jarangnya kelahiran, anak dapat dirawat oleh ibu, sehingga pertumbuhannya dapat normal, program ini
bertujuan : a.
Menjarangkan kelahiran agar anak dan ibu dapat terjaga kesehatannya. b.
Agar anak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari kedua orangtuanya c.
Ibu dapat terjaga kesehatannya apabila hamil kembali. Beberapa cara ber-KB yang dilakukan adalah :
1. Senggama terputus Coitus Interruptus yaitu senggama biasa, namun alat
kelamin segera keluar sebelum terjadi pengeluaran cairan mani. 2.
Pantang berkala yaitu suatu cara pencegahan kehamilan dengan cara tidak melakukan senggama pada saat istri dalam keadaan masa subur.
Universitas Sumatera Utara
3. Kondom yaitu berupa sarung karet yang tipis dan dapat dipakai untuk mencegah kehamilan.
4. Spiral IUDAKDR yaitu alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik, ada pula yang dililiti tembaga, dan bentuknya bermacam-macam.
5. Pil KB yaitu suatu pil yang mengandung hormon dan dapat mencegah kehamilan jika diminum secara teratur setiap hari.
6. Suntikan yaitu suatu cairan yang berisi zat, yang dapat mencegah kehamilan untuk jangka waktu tertentu.
7. Susuk yaitu suatu alat yang berisi hormon untuk mencegah kehamilan. 8. Kontrasepsi Mantap
9. Tubektomi perempuan adalah operesi kecil dengan cara mengikat, menutup saluran telur perempuan.
10. Vasektomi laki-laki adalah operasi kecil dan sederhana yang dilakukan dengan menutup saluran bibit laki-laki pada bagian kanan dan kiri kantong zakar.
2.3.2. Sasaran dan Kesempatan Untuk Melakukan Keluarga Berencana
1. Pasangan yang seharusnya diberi pelayanan keluarga berencana. a. Mereka yang ingin mencegah kehamilan karena alasan pribadi
b. Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran. Demi kesehatan ibu dan anak, jarak kelahiran yang baik adalah tidak kurang dari 3 tiga tahun.
c. Mereka yang ingin membatasi jumlah anak. d. keluarga seperti tersebut dibawah ini hendaknya dianjurkan menggunakan
kontrasepsi dan diberi semua penerangan yang diperlukan :
Universitas Sumatera Utara
1. Keluarga yang menderita penyakit mendadak atau menahun akut atau kronis
2. Ibu berusia kurang dari 18 atau diatas 35 tahun 3. Keluarga yang mempunyai lebih dari 5 orang anak
4. Ibu yang mempunyai riwayat kesukaran persalinan, misalnya lahir-mati berulang kali, operasi caesria dan lain-lain komplikasi
5. Keluarga dengan anak-anak bergizi buruk 6. Ibu yang telah mengalami keguguran berulang kali
7. Kepala keluarga tidak mempunyai pekerjaan yang tertentu 8. Keluarga dengan rumah tinggal yang sempit
9. Keluarga yang taraf pendidikannya rendah, sedikit sekali pengertiannya tentang pemeliharaan kesehatan
e. Manfaat sebesar-besarnya akan tercapai, bila pasangan muda menggunakan kontrasepsi mulai dari saat kawin dan sesudah mereka mempunyai satu atau
dua orang anak. 2. Penentuan orang-orang yang memerlukan penerangan dan pelayanan keluarga
berencana. Siapkan suatu peta dari tiap desa yang menunjukkan rumah setiap pasangan yang memenuhi syarat-syarat seperti di atas.
3. Kesempatan untuk memberikan penerangan dan pelayanan keluarga berencana. Tiap petugas kesehatan hendaknya mempergunakan setiap kesempatan untuk
memajukan keluarga berencana, misalnya pada waktu : 1. Perawat sedang merawat seorang bayi
2. Penderita sedang menunggu di klinik
Universitas Sumatera Utara
3. Petugas sanitasiP3M mengunjungi orang-orang disuatu daerah 4. Dokter mengobati seorang ibu dengan kelainan berat, misalnya jantung.
Tempat-tempat yang terbaik digunakan buat memajukan program Keluarga Berencana adalah : Puskesmas, Klinik hamil, BKIA, Nifas dan penyakit
kandungan, Ruang Bersalin Rumah sakit dan pada waktu kunjungan rumah.
2.4. Vasektomi Medis Operasi PriaMOP
Vasektomi Medis Operasi PriaMOP adalah pemotonganpembuangan saluran sperma kiri dan kanan saja, agar cairan mani yang dikeluarkan pada saat
ejakulasi tidak lagi mengandung sperma atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi dengan melakukan tindakan operasi kecil yang memakan waktu operasi
yang singkat yaitu 10-15 menit dan tidak memerlukan anasthesi bius umum, cukup dengan bius lokal saja, sehingga relatif lebih aman. Pada vasektomi buah zakar
testis tidak dibuang, jadi tetap dapat memproduksi hormone testosterone. Vasaktomi tidak akan menyebabkan laki-laki menjadi impoten, sebab saraf-saraf dan
pembuluh darah yang berperan dalam proses terjadinya ereksi berada di batang penis. Sedangkan tindakan vasektomi hanya dilakukan di sekitar buah zakar testis, jauh
dari persarafan untuk ereksi. Jadi vasektomi sama sekali tidak akan mengganggu kemampuan penis untuk ereksi BKKBN, 2008
2.4.1. Alasan Vasektomi Diperkenalkan
Banyak alasan yang dapat dikemukakan, mengapa Vasektomi dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara ber-KB pada pria. Adapun alasan-alasan tersebut
adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Vasektomi merupakan cara KB yang lebih efektif, karena tingkat
kegagalannya sangat kecil dalam mencegah kehamilan. 2.
Vasektomi lebih aman, karena keluhan lebih sedikit bila dibandingkan dengan cara kontrasepsi lainnya.
3. Sebagai tanggung jawab pria untuk melindungi diri dan keluarganya dalam
segi ekonomi, gizi, dan kesehatan. 4.
Vasektomi lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja.
2.4.2. Cara Kerja dan Lama Vasektomi Mencegah Kehamilan
Setelah saluran sperma di potong dan diikat dengan benang sutera, sehingga sperma yang dihasilkan oleh buah zakar testis tidak dapat dikeluarkan. Keadaan
inilah yang melindungi istri dari kehamilan. Vasektomi dapat digunakan untuk seumur hidup.
2.4.3. Daya Perlindungan Vasektomi dalam Mencegah Kehamilan
Telah dibuktikan, bahwa Vasektomi mempunyai daya perlindungan yang lebih besar dari alat kontrasepsi-kontrasepsi lain. Dalam pemakaian sehari-hari ini
memungkinkan karena tidak ada faktor ”lupa” seperti dalam penggunaan pil. Demikian pula telah dibuktikan bahwa Vasektomi, lebih efektif dari pada IUD,
Kondom dan cara sederhana lainnya.
2.4.4. Indikasi Tindakan Vasektomi
1. Dilakukan atas permohonan pasangan suami-istri yang syah, tanpa paksaan
dari pihak lain dalam bentuk apapun 2.
Telah dianugrahkan minimal 2 dua orang anak dengan umur anak terkecil sekitar 2 tahun.
Universitas Sumatera Utara
3. Pria-pria peserta Kontap harus memenuhi syarat kesehatan artinya tidak
ditemukannya hambatan atau kontra indikasi untuk menjalani Kontap.
2.4.5. Kontra Indikasi Tindakan Vasektomi Medis Operasi PriaMOP
1. Penyakit Paru kronis, jantung, ginjal, diabetes, anemia, hemofili, tuberculosis
aktif. 2.
Gangguan kejiwaan 3.
Alergi terhadap anesthesi lokal dan obat-obatan penahan rasa sakit 4.
Tekanan darah tinggi 5.
Adanya sekret dari genital 6.
Infeksi saluran kencing BKKBN, 2008
2.4.6. Efek Samping Tindakan Vasektomi Medis Operasi PriaMOP
Efek samping yang dialami peserta akibat tindakan vasektomi antara lain peserta bisa saja mengalami adanya cairan atau pendarahan dari luka, kesulitan buang
air kecil, demam, rasa sakitnyeri dan pembengkakan pada skrotum BKKBN, 2008. Konseling diberikan kepada akseptor untuk menjelaskan bahwa pada tindakan
vasektomi dapat menyebabkan berbagai efek samping seperti yang telah disebutkan diatas. Syarat-syarat menjadi peserta vasektomi, serta komplikasi dan angka
kegagalan yang mungkin terjadi pun harus dijelaskan. Pastikan peserta mengenali dan mengerti tentang keputusannya untuk menunda atau menghentikan fungsi
reproduksinya dan mengerti bahwa vasektomi adalah tindakan operatif dengan berbagai resiko yang mungkin saja terjadi BKKBN, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.4.7. Keuntungan Vasektomi Medis Operasi PriaMOP
a. Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi
b. Dapat digunakan seumur hidup
c. Tidak mengganggu kehidupan suami istri d. Bila perlu karena beberapa alasan dapat disambung kembali
e. Tidak dipungut biaya
2.4.8. Kekurangan Vasektomi Medis Operasi PriaMOP
a. Tindakan harus dilakukan oleh tenaga yang sudah terlatih b. Apabila pada saat melakukan prosedur operasi bisa terjadi luka
c. Rasa sakit pada daerah fungsi
2.4.9. Waktu Pelaksanaan Tindakan Vasektomi Medis Operasi PriaMOP
Tidak ada waktu khusus untuk melakukan tindakan operasi Vasektomi, karena operasi ini dapat dilakukan apabila pasangan suami-istri yang berkeinginan dan
mantap tidak ingin memiliki anak lagi dikemudian hari, keluarga harmonis, sehat jasmani dan rohani.
2.4.10. Tenaga Pelaksana
Pelayanan Vasektomi Pria dilakukan oleh tim pelaksana yang terdiri dari minimal seorang dokter dan seorang paramedik yang telah mendapat pelatihan
menyelenggarakan pelayanan Vasektomi Pria BKKBN Prov.SU, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.4.11. Beberapa Perawatan yang Perlu Disampaikan Kepada Akseptor Pria Setelah di Vasektomi
antara lain : 1.
Menjaga kebershan luka bekas operasi agar selalu bersih dan kering selama 3 hari luka jangan sampai terkena air. Bila band aidplaster terlepas, pasien
boleh mengganti sendiri dengan plasterband aid yang baru. 2.
Hubungan seks boleh dilakukan setelah 1 minggu, bila istri sedang tidak menggunakan kontrasepsi, maka pada setiap kali senggama diharuskan
memakai kondom hingga 20-25 kali ejakulasi atau selama 3 bulan. 3.
Jika memungkinkan 3 Bulan setelah divasektomi memeriksakan air mani untuk memastikan berhasil atau tidaknya vasektomi.
4. Bila demam, pendarahan, pembengkakan dan nyeri yang hebat segera hubungi
dokter atau fasilitas kesehatan BKKBN Prov.SU, 2008.
2.4.12. Waktu Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang harus dilakukan dalam waktu 7 hari setelah tindakan vasektomi dilakukan. Pemeriksaan pada kunjungan ulang ini mencakup pemeriksaan
lokasi tindakan dan pemeriksaan lain yang relevan sesuai dengan sifat spesifik dari kasus dan gejala atau keluhan yang diungkapkan pasien. Selama kunjungan ulang ini,
harus dilakukan penilaian apakah ada efek samping atau komplikasi yang berhubungan dengan pembedahan. Selain masalah-masalah medis, juga harus digali
apakah pasien mungkin mengalami ketidak puasan atau penyesalan mengenai prosedur BKKBN Prov.SU, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Kerangka Pikir
Keterangan :
Kerangka konsep di atas menjelaskan, bahwa faktor internal meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga dan jumlah anak, sedangkan faktor
ekternal meliputi : petugas kesehatan, media cetak, media elektronik, keluarga dan teman dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap dan tindakan akseptor KB. Faktor
eksternal dan internal dapat menambah pengetahuan seseorang, dimana pengetahuan dapat berperan pada sikap seseorang. Pengetahuan dan sikap dapat menentukan
tindakan dari seseorang.
Pengetahuan Sikap
Akseptor KB
Sumber Informasi :
Petugas Kesehatan
Media Cetak
Media Elektronik
Keluarga
Teman Karakteristik :
• Umur • Pendidikan
• Pekerjaan • Penghasilan Keluarga
• Jumlah Anak
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode observasi dan wawancara dalam mengumpulkan data.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Medan Labuhan yang masih wilayah kerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kota Medan tahun 2009. Adapun
alasan pemilihan lokasi ini adalah : 1.
Belum pernah dilakukan penelitian sejenis tentang perilaku pria yang menjadi Akseptor KB.
2. Sedikitnya pria yang menjadi Akseptor KB dengan Metode Medis Operasi Pria
MOP.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian di laksanakan mulai Februari 2009 – November 2009.
3.3. Pemilihan Informan
Informan diambil dan dipilih di Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan. Alasan pengambilan informan di Kecamatan Medan Labuhan karena adanya
perbedaaan persentase yang besar terhadap penggunaan MOP dan Kondom pada bulan Agustus. Informan dalam penelitian ini adalah pria yang sudah menjadi peserta
25
Universitas Sumatera Utara