Matriks Tindakan Informan Tentang Kontarsepsi Pria Dengan Metode Medis Operasi Pria MOP

III. Tindakan

Distribusi informan berdasarkan sikap adalah sebagai berikut : 11. Matriks Tindakan Informan Mengenai Umur Pertama Kali Menjadi Akseptor KB Dengan Metode Medis Operasi Pria MOP Matriks 4.11. Tindakan Informan Mengenai Umur Pertama Kali Menjadi Akseptor KB Dengan Metode Medis Operasi Pria MOP Informan 1 Waktu itu umur saya sekitar 46 tahun buk. Informan 2 Pada umur 38 tahun Informan 3 Usia 35 tahun Informasi 4 Saat itu umur saya 37 tahun Informan 5 Umur saya waktu melakukan operasi sekitar 41 tahun Dari matriks di atas dapat dilihat bahwa 5 orang informan, seorang informan menyatakan sudah menjalani 5 tahun, 2 orang informan menyatakan sudah 7 tahun, seorang informan menyatakan sudah 8 tahun dan ada informan yang menyatakan sudah menjalani selama 10 tahun.

12. Matriks Tindakan Informan Tentang Kontarsepsi Pria Dengan Metode Medis Operasi Pria MOP

Matriks 4.12. Tindakan Informan Tentang Kontrasepsi Pria Dengan Metode Medis Operasi Pria MOP Informan 1 Istri dan anak saya. Saya memilih mengikuti KB ini, karena kebutuhan rumah tangga yang semakin hari semaki banyak buk, maklumlah penghasilan saya tidak tetap, kadang ada kadang tidak ada. Untung anak saya ada yang sudah kerja dipercetakan dan di swalayan, jadi kebutuhan untuk sebulan lumayanlah buk. Operasi ini biasanya dilakukan di lakukan di puskesmas atau rumah sakit dan yang melakukan operasinya dokter buk. Setelah operasi saya dikasih tahu petunjuk perawatan lukanya dari petugas puskesmas itu. Kalau terjadi pendarahan ya ke puskesmas saja. Universitas Sumatera Utara Informan 2 Istri saya. Saya melakukan ini selain karena sayang sama istri yang selalu harus kepuskesmas untuk ber KB, dan juga karna faktor ekonomi. Operasi waktu itu dilakukan di puskesmas dan yang mengoperasikan dokternya. Selesai dioperasi asisten dokternya jelasin cara perawatan lukanya. Kalau pendarahan, ya harus di obati ke puskesmas atau kerumah sakit dek. Informan 3 Petugas puskesmas, lalu saya ceritakan semuanya sama istri yang dikatakan petugas puskesmas itu. Dan istripun sangat setuju, saya mau mngikuti KB ini karena kebutuhan dapur yang makin hari makin banyak buk, walaupun istri bantu-bantu juga untuk mencukupi kebutuhan kami. Operasi saya lakukan di puskesmas dan yang melakakan operasinya dokter. Setelah dioperasi perawatnya menjelaskan cara-cara merawat lukanya. Kalau terjadi pendarahan ya ke puskesmas atau kerumah sakitlah buk. Informasi 4 Saya dianjurin sama petugas puskesmas yang kebetulan tetangga dekat rumah saya. Saya mau melakukan operasi ini karena, saya merasa lebih baik saya saja yang ber KB dari pada istri saya, biar menghemat biaya buk. Saya melekukan operasinya di puskesmas dan yang melakukan operasiya dokter. Siap dioperasi saya dikasih tahu cara merawat luka oleh perawatnya. Perawat bilang kalau ada terjadi pendarahan, saya disuruh secepatnya kerumah sakit atau kepuskesmas yang terdekat. Informan 5 Saya dianjurin oleh dokter langganan saya, dan istripun sangat setuju dengan keputusan saya. Faktor ekonomi yang makin hari makin gak nentu, kadang ada kadang tidak. Saya melakukan operasi di puskesmas dan yang mengoperasi saya waktu itu dokter dan ada seorang perawat. Lalu setelah operasi perawat menjelaskan cara perawatan lukanya, dan setelah satu minggu saya disuruh datang lagi untuk kontrol ulang. Dan kalau terjadi pendarahan atau peradangan saya akan kerumah sakit atau kepuskesmas. Dari matriks di atas didapat bahwa dari 5 orang informan, 4 orang informan menyatakan bahwa yang menganjurkan informan untuk menjalani operasi yaitu istri Universitas Sumatera Utara dan atas informasi yang di sampaikan oleh petugas puskesmas, alasan informan melakukan operasi ini adalah faktor ekonomi yang semakin hari semakin banyak, seorang informan lagi melakukan operasi di puskesmas dan yang melakukan operasi tersebut adalah dokter, setalah dioperasi para inforaman di beri penjelasan tentang cara perawatan luka, dan apabila terjadi pendarahan para informan menyatakan akan langsung ke puskesmas ataupun ke rumah sakit. Sedangkan seorang informasi lagi menyatakan bahwa yang menganjurkan untuk melakukan vasektomi adalah dokter langganan informan dan atas persetujuan istri. alasan informan melakukan operasi ini adalah faktor ekonomi yang semakin hari semakin banak, inforaman melakuka n operasi di puskesmas dan yang melakukan operasi tersebut adalah dokter dan perawat, setalah dioperasi inforaman di beri penjelasan tentang cara perawatan luka dan melakukan kontrol ulang setelah satu minggu, dan apabila terjadi pendarahan informan menyatakan akan langsung ke puskesmas ataupun ke rumah sakit. . Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

Program KB paradigma baru telah mengarah dan berorientasi kepada kesetaraan dan keadilan gender, yang berarti kesetaraan ber-KB bagi pria suami maupun wanita istri, yang menjadi masalah adalah masih rendahnya partisipasi pria suami dalam hal kehidupan reproduksi mereka, antara lain masih ditandai dengan rendahnya kesertaan KB pria. Pada hakekatnya, rendahnya peserta KB pria disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : kurangnya dukungan politis, sosial, budaya dan keluarga agar pria suami mempergunakan alat cara kontrasepsi, serta kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari para pria suami yang dimungkinkan karena rendahnya akses mereka terhadap informasi. Partisipasi pria suami baik dalam praktek KB maupun dalam pemeliharaan kesehatan ibu dan anak termasuk pencegahan kematian martenal hingga saat ini masih rendah, hal ini tercermin dari penggunaan kondom 0,7, vasektomi 0,4, senggama terputus 0,8 dan pantang berkala 1,1 SDKI, 1997. Kondisi ini disebabkan karena keterbatasan macam dan jenis alat kontrasepsi pria. Disamping itu juga disebabkan rendahnya dukungan politis dari para pengambil keputusan, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta adanya hambatan sosial budaya dan keluarga. Pria bertanggung jawab dalam KB dan kesehatan reproduksi yang dapat melindungi pria suami dan keluarganya dalam segi ekonomi, gizi, kesehatan serta penggunaan kontrasepsi. Upaya memperbaiki komunikasi antara pria suami dan wanita istri mengenai isu seksualitas. Kesehatan reproduksi dan pengertian atas tanggung jawab bersama sangat penting, sehingga pria suami dan wanita istri Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesediaan Suami Sebagai Akseptor KB Medis Operasi Pria (MOP) di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi

3 43 158

Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Terhadap Keikutsertaan Pria Menjadi Akseptor KB Metode Operasi Pria (MOP) di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Pakam Tahun 2012

2 35 152

FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE MEDIS OPERATIF PRIA (MOP) (Studi pada Akseptor KB Baru di Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo)

0 5 21

FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE MEDIS OPERATIF PRIA (MOP) (Studi pada Akseptor KB Baru di Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo)

0 7 21

FAKTOR DETERMINAN PERILAKU KELUARGA BERNCANA (KB) DENGAN METODE OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN Faktor Determinan Perilaku Keluarga Berncana (KB) Dengan Metode Operasi Pria (MOP) Di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 2 21

PENDAHULUAN Faktor Determinan Perilaku Keluarga Berncana (KB) Dengan Metode Operasi Pria (MOP) Di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 2 6

Latar Belakang dan Kendala Pemasangan MOP (Medis Operasi Pria) pada Kelompok KB Pria Kencana Matur di Nagari Matua Hilia Kecamatan Matur kabupaten Agam.

0 0 8

Sikap Pria Terhadap Penyuluhan Paguyuban Metode Operasi Pria (MOP) di Kecamatan Bale Endah.

0 1 1

A. Identitas - Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesediaan Suami Sebagai Akseptor KB Medis Operasi Pria (MOP) di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi

0 1 34

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN SITINJO KABUPATEN DAIRI TESIS

0 0 20