Proses Komunikasi Antarmanusia Komunikasi Antarmanusia .1 Pengertian Komunikasi Antarmanusia

3. Adanya perbedaan motivasi antara manusia; 4. Kebutuhan akan harga diri yang harus mendapat pengakuan dari orang lain. Dengan demikian kita dapat memahami bahwa Komunikasi Antarmanusia berlangsung karena manifestasi dari diri manusia itu sendiri sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa Komunikasi Antarmanusia sebenarnya merupakan proses sosial dimana orang-orang yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi, serta menunjukkan bahwa Komunikasi Antarmanusia lebih menonjolkan keterbukaan pihak-pihak yang sedang melakukan komunikasi.

II.4.2 Proses Komunikasi Antarmanusia

Pengertian proses dapat diartikan sebagai rangkaian atau peristiwa yang sedang berlangsung untuk mencapai suatu hasil tertentu. Proses komunikasi itu sendiri merupakan rangkaian kegiatan atau peristiwa ketika pesan mulai disampaikan sampai terjadinya tindakan sebagai pengaruh dari pesan itu atau terjadinya perubahan pada sasaran. Komunikasi antarmanusia adalah komunikasi antara dua orang atau lebih yang terjadi dalam kontak langsung. Sebagai suatu proses, komunikasi antarmanusia merupakan rangkaian tindakan, kejadian dan kegiatan yang terjadi secara terus-menerus. Dengan kata lain, komunikasi antarmanusia bukanlah suatu hal yang statis, tetapi sesuatu yang dinamis. Artinya, segala sesuatu yang tercakup dalam komunikasi antarmanusia selalu dalam keadaan berubah, yakni para pelaku, pesan maupun lingkungannya. Kadangkala perubahan- perubahan ini tidak kita sadari atau tidak kita perhatikan, namun yang jelas selalu terjadi perubahan. Proses komunikasi antarmanusia dapat digambarkan sebagai proses Universitas Sumatera Utara yang sirkuler dan terus-menerus. Arti proses sirkuler adalah bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarmanusia bertindak sebagai pembicara sekaligus sebagai pendengar dan sebagai aktor sekaligus reaktor. Sedangkan sebagai proses yang terus-menerus, diartikan bahwa komunikasi berlangsung tanpa henti, sehingga batasan awal dan berakhirnya komunikasi antar pribadi menjadi tidak jelas. Cara yang paling baik dalam menerangkan komunikasi antarmanusia sesuai dengan paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell yang terkenal dengan model komunikasinya berupa ungkapan verbal ini adalah dengan menjawab pertanyaan who, says what, in which channel, to whom, with what effect Effendy, 2003 : 10. Adapun formula dari Harold Lasswell tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Who komunikator atau sumber, merupakan pihak yang menyampaikan pesan- pesan yaitu beauty advisor yang melakukan kegiatan personal selling 2. Says what adalah pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang, dalam hal ini mengenai produk Parfum Lomani.. 3. In Which Channel adalah saran atau saluran yang mendukung pesan yang disampaikan seperti media massa yakni : media cetak, media elektronik dan media nirmasa. 4. To Whom adalah pihak yang menerima pesan, yakni para customer yang mengunjungi Matahari Departemen Store grand Palladium Medan. 5. With What Effect adalah suatu dampak yang timbul sebagai pengaruh dari pesan yakni, minat untuk membeli parfum Lomani. Dalam proses komunikasi antarmanusia dipergunakan lambang-lambang sebagai media. Lambang sebagai media terdapat dalam komunikasi antarmanusia dapat dibagi atas dua bagian yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Lambang verbal yaitu penggunaan bahasa sebagai media. Bahasa merupakan lambang yang dapat mewakili kenyataan yang kongkrit dan objektif dalam dunia sekeliling kita, disamping juga dapat mewakili hal-hal yang abstrak. 2. Lambang non verbal yaitu dimana proses komunikasi yang berlangsung dengan gejala yang menyangkut gerak-gerik, sikap, ekspresi dan gejala lain yang sama. II.5 Customer Defenisi pelanggan customer berasal dari kata custom, yang didefenisikan sebagai “ membuat sesuatu menjadi kebiasaan atau biasa” dan “mempraktekkan kebiasaan”. Pelanggan adalah seseorang yang menjadi terbiasa untuk membeli dari anda. Kebiasaan itu terbentuk melalui pembelian dan interaksi yang sering selama periode waktu tertentu Griffin, 2003:31. Orang tumbuh menjadi pelanggan yang loyal secara bertahap, proses itu dilalui dalam jangka waktu tertentu. Dengan mengenali setiap tahap dan memenuhi kebutuhan, perusahaan mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengubah pembeli menjadi pelanggan atau klien yang loyal. 2. Tahap satu: tersangka suspect, adalah orang yang mungkin membeli produk atau jasa Anda. Kita menyebutnya tersangka karena kita percaya atau “menyangka” mereka akan membeli, tetapi kita masih belum yakin. 3. Tahap dua: prospek, adalah orang yang membutuhkan produk atau jasa Anda dan memiliki kemampuan membeli. 4. Tahap tiga: prospek yang diskualifikasi, adalah prospek yang telah cukup Anda pelajari untuk mengetahui bahwa mereka tidak membutuhkan atau tidak membeli kemampuan untuk membeli. Universitas Sumatera Utara 5. Tahap empat: pelanggan pertama kali, adalah orang yang telah membeli dari Anda satu kali. Orang tersebut bisa jadi merupakan pelanggan Anda dan sekaligus juga pelanggan pesaing anda. 6. Tahap lima: pelanggan berulang, adalah orang – orang yang telah membeli dari Anda dua kali atau lebih. Mereka mungkin telah membeli produk yang sama dua kali atau membeli dua produk atau jasa yang berbeda pada dua kesempatan atau lebih. 7. Tahap enam: klien, orang ini dapat membeli secara teratur, anda memiliki hubungan yang kuat dan berlanjut, yang menjadikannya kebal terhadap tarikan pesaing. 8. Tahap tujuh: penganjur advocate seperti klien, pendukung pembeli apapun yang anda jual dan dapat ia gunakan serta membelinya secara teratur. Tetapi penganjur juga mendorong orang lain untuk membeli dari Anda. Kotler dalam bukunya Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan 2002 :102 menandaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya juga pelanggan perusahaan pesaing. Kotler mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu: 1. Sistem keluhan dan saran Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan customer oriented perlu memberikan kesempatan seluas – luasnya bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Universitas Sumatera Utara Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di tempat – tempat strategis yang mudah dijangkau atau sering dilewati pelanggan, menyediakan kartu komentar yang bisa diisi langsung ataupun yang bisa dikirimkan via pos kepada perusahaan, menyediakan saluran telepon khusus customer hot lines dan lain lain. 2. Survai kepuasaan pelanggan Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode survai, baik melalui pos, telepon maupun wawancara pribadi. Melalui survai, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda signal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. 3. Ghost shopping Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang ghost shopper untuk berperan atau bersikap sebagai pelangganpembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut menyampaikan temuan – temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk – produk tersebut. 4. Lost customer analysis Universitas Sumatera Utara Metode ini sedikit unik. Perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok. Yang diharapkan adalah akan diperolehnya informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Harapan dan Kepuasaan Pelanggan harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh beberapa faktor, di antaranya pengalaman berbelanja di masa lampau, opini teman dan kerabat, serta informasi dan janji – janji perusahaan dan para pesaing Kotler dan Amstrong 2002 :125. Sebelum menggunakan suatu jasa, pelanggan sering memiliki empat skenario jasa yang berbeda dalam benaknya mengenai apa yang bakal dialaminya, yaitu: 1. Jasa ideal 2. Jasa yang diantisipasidiharapkan 3. Jasa yang selayaknya diterima deserved 4. Jasa minimum yang dapat ditoleransi minimum tolerable Penyebab Utama Tidak Terpenuhinya Harapan Pelanggan 1. Pelanggan keliru mengkomunikasikan jasa yang diinginkan. 2. Pelanggan keliru menafsirkan signal harga, posisioning, dll. 3. Miskomunikasi rekomendasi mulut ke mulut. 4. Kinerja perusahaan jasa yang buruk. 5. Miskomunikasi penyediaan jasa oleh pesaing. Universitas Sumatera Utara Sebagaimana telah dijelaskan bahwa harapan membentuk kepuasaan. Karena itu apabila “jasa minimum yang dapat ditoleransi” yang diharapkan, lalu yang terjadi sama dengan atau bahkan melampaui harapan tersebut, maka akan timbul kepuasaan. Sebaliknya bila yang diharapkan “jasa ideal”, maka bila yang terjadi kurang dari harapan tersebut, maka yang terjadi adalah ketidakpuasaan. Dalam hal terjadi ketidakpuasaan, ada beberapa kemungkinan tindakan yang bisa dilakukan pelanggan: 1. Tidak melakukan apa – apa Pelanggan yang tidak puas tidak melakukan komplain, tetapi mereka praktis tidak akan membeli atau menggunakan jasa perusahaan yang bersangkutan lagi. 2. Melakukan komplain Meskipun demikian, dalam suatu perusahaan yang telah menyampaikan jasanya dengan baik, tetap saja akan ada pelanggan yang tidap puas atau kecewa. Penyebabnya ada jua jenis: a. Faktor internal yang relatif dapat dikendalikan perusahaan, misalnya karyawan yang kasar, ‘jam karet’, kesalahan pencatatan transaksi dan lain – lain. b. Faktor eksternal yang di luar kendali perusahaan, seperti cuaca banjir, badai, gangguan pada infrastruktur umum, listri padam, jalan longsor, aktivitas kriminal pembakaran, vandalisme dan masalah pribadi pelanggan dompet hilang. Strategi Kepuasaan Pelanggan Upaya mewujudkan kepuasaan pelanggan total bukanlah yang mudah. Kepuasaan pelanggan total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara Universitas Sumatera Utara waktu Namun upaya perbaikan atau penyempurnaan kepuasaan dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasaan pelanggan diantaranya Kotler dan Amstrong 2002 :128. 1. Relationship Marketing Dalam strategi ini, hubungan transaksi antara penyedia jasa dan pelanggan berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraan jangka panjang dengan pelanggan secara terus menerus sehingga diharapkan dapat terjadi bisnis ulangan repeat business. 2. Strategi Superior Customer Service Perusahaan yang menerapkan strategi ini berusaha menawarkan pelayanan yang lebih unggul daripada pesaingnya. Untuk mewujudkannya dibutuhkan dana yang besar, kemampuan sumber daya manusia dan usaha yang gigih. 3. Strategi Unconditional GuaranteesExtraordinary Guarantees Untuk meningkatkan kepuasaan pelanggan, perusahaan jasa dapat mengembangkan augmented service terhadap core servicenya, misalnya dengan merancang garansi tertentu atau dengan memberikan pelayanan purnajual yang baik. Fungsi utama garansi adalah untuk mengurangi resiko kerugian pelanggan sebelum dan sesudah pembelian jasa, sekaligus memaksa perusahaan bersangkutan untuk memberikan yang terbaik dan meraih loyalitas pelanggan. Fungsi lainnya adalah sebagai alat positioning untuk membedakan perusahaan dengan pesaingnya. 4. Strategi Penanganan Keluhan Yang Efektif Universitas Sumatera Utara Penanganan keluhan yang baik memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan yang puas atau bahkan pelanggan ‘abadi’. Ada empat aspek penting dalam penanganan keluhan yaitu: a. Empati terhadap pelanggan yang marah b. Kecepatan dalam penanganan keluhan Apabila keluhan pelanggan tidak segera ditanggapi, maka rasa tidak puas terhadap perusahaan akan menjadi permanen dan tidak dapat diubah lagi. c. Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahankeluhan. d. Kemudahan bagi pelanggan untuk menghubungi perusahaan. 5. Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan antara lain: a. Menyempurnakan proses dan produk jasa melalui upaya perbaikan berkesinambungan dan patok duga merupakan proses pembandingan dan pengukuran operasi atau proses internal organisasi terhadap mereka yang terbaik dalam kelasnya, baik dari dalam maupun dari luar industri. b. Apabila perusahaan membutuhkan perubahan dan pembenahan yang bersifat fundamental, dramatis dan radikal, maka perusahaan perlu menerapkan Business Process Reenginering BPR. c. Melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasaan pelanggan secara berkesinambungan. Universitas Sumatera Utara d. Memberikan pendidikan dan pelatihan menyangkut komunikasi, salesmanship dan public relation kepada setiap jajaran manajemen dan karyawan. e. Sistem penelitian kinerja, penghargaan dan promosi karyawan didasarkan atas kontribusi mereka baik secara individual maupun tim dalam usaha peningkatan kualitas, penciptaan customer value dan customer satisfaction secara berkelanjutan. f. Membentuk tim – tim kerja lintas fungsional, sehingga diharapkan wawasan dan pengalaman karyawan semakin besar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuannya dalam melayani pelanggan. g. Memberdayakan empowermentupaya memberikan otonomi, wewenang dan kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu organisasi serta mendorong mereka untuk kreatif agar dapat merampungkan tugasnya karyawannya sehingga mereka dapat mengambil keputusan tertentu yang berkaitan dengan tugasnya. II.6 Minat Seorang komunikator dikatakan akan dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah laku dari komunikannya apabila komunikan merasa adanya persamaan antara komunikator dengan komunikannya agar dapat menimbulkan simpati komunikan terhadapnya. Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan merupakan langkah awal suksesnya sebuah komunikasi. Apabila perhatian komunikan lebih terbangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan minat yang merupakan lanjutan dari perhatian. Universitas Sumatera Utara Perhatian merupakan gejala psikologis dalam diri seseorang, yaitu proses dimana suatu objek atau kondisi dalam suatu lingkungan orang yang bersangkutan merupakan hal-hal yang memberikan respon Sunaryo, 1983:62. Menurut Effendy 2000:103, minat adalah perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan. As’ad 1991:54, berpendapat bahwa minat adalah sikap yang dapat menimbulkan hasrat dan perhatian terhadap sesuatu dan timbul keinginan untuk membeli sesuatu. Pada dasarnya, minat dalam diri seseorangkonsumen apabila terdapat unsur- unsur sebagai berikut : 1. Terjadinya sesuatu hal yang menarik 2. Terdapatnya kontras yaitu antara hal yang satu dengan hal yang lainnya sehingga apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian. 3. Terdapatnya harapan akan mendapatkan keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksud. Menurut Widjaya 2000:45, secara teori minat memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Minat tidak dibawa sejak lahir 2. Dapat berubah-ubah situasional dan temporal 3. Tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek 4. Objek itu dapat merupakan sesuatu hal tertentu, tapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Minat menggunakan yang timbul dalam diri konsumen sangat didukung oleh beberapa faktor. Menurut fransesco M. Nicosia, seorang konsumen dalam Universitas Sumatera Utara mengambil keputusan untuk membeli suatu produk ataupun jasa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : 1. Faktor luar, yaitu faktor lingkungan tempat tinggal yang mempengaruhi konsumen. Misalnya, karena dorongan teman, mengikuti orang lain yang menggunakan barang dan jasa tersebut dan sebagainya. 2. Faktor dalam, yaitu faktor pemikiran atau kejiwaan dari dalam diri konsumen itu sendiri yang bersifat rasional Engel,1995:30. Apabila dikaitkan dengan penelitian ini, maka kegiatan personal sellingi di televisi harus dikreasikan semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian konsumen. Dari perhatian dan ketertarikan itu akan timbul minat dalam diri calon customer untuk membeli parfum Lomani. II.7 Teori AIDDA Dalam model AIDDA hal utama yang harus dilakukan adalah membangkitkan dan menumbuhkan perhatian komunikan. Dalam hal ini berhasil atau tidaknya perhatian dipengaruhi oleh daya tarik komunikator source attractiveness. Komunikasi yang diawali dengan membangkitkan perhatian attention akan merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat interest yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat desire untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan decision, yakni keputusan untuk melakukan kegiatan action. Berikut akan ditampilkan skema AIDDA. Gambar 2. Skema AIDDA Universitas Sumatera Utara Appeal - Attractiveness Komunikan Appeal + Hal yang perlu diperhatikan dalam membangkitkan perhatian adalah dihindarkannya kemunculan himbauan appeal yang negatif. Himbauan negatif tidak menumbuhkan kegilisahan anxiety arrousing, melainkan menumbuhkan kegelisahan anxiety arrousing. William J. Mc Guire seorang ahli komunikasi menegaskan dalam karnyanya “Persuation” bahwa anxiety arrousing comunication menimbulkan efek ganda. Pada satu pihak menimbulkan rasa takut akan bahaya sehingga mempertinggi motivasi untuk melakukan tindakan pencegahan preventive. Sedangkan pada pihak lain rasa takut itu menimbulkan sikap kesiapan bertarung fight to fight yang dalam yang dalam kasus komunikasi dapat berbentuk sikap permusuhan pada komunikator atau tidak menaruh perhatian sama sekali terhadap pesan yang disampaikan komunikator. Berdasarkan formula AIDDA maka komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian attention. Dalam hal ini, kegiatan Personal Selling harus mampu menimbulkan atensi atau menarik perhatian orang lain, khususnya para customer pengunjung Matahari Departemen Store Grand Palladium Medan, melalui dimensi-dimensi penting yang dimiliki oleh sang beauty advisor, seperti promosi yang ditawarkan, jenis produk serta berbagai hal mengenaiparfum Lomani. Apabila Preventif penolakan Anexity Arrousing → Rasa Takut Tidak Ada Perhatian A-I-D-D-A Universitas Sumatera Utara perhatian komunikan telah terbangkitkan, maka disusul dengan upaya menumbuhkan minat interest. Minat, yaitu suatu keinginan yang kuat ataupun kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian, yang dalam hal ini adalah minat menggunakan parfum Lomani. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat desire. Hasrat, yaitu suatu keinginan yang amat sangat untuk bergabung dan memiliki parfum Lomani tersebut. Dengan adanya hasrat, kemudian harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan decision. Keputusan, yaitu segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah dipertimbangkan ataupun dipikirkan, dan merupakan sikap terakhir ataupun langkah yang harus dijalankan. Dalam hal ini, para customer di Matahari Departemen Store Grand Palladium Medan yang juga merupakan pengguna parfum Lomani sudah mulai mengambil keputusan bahwa ia akan menggunakan parfum Lomani. Yang pada akhirnya keputusan tersebut dilanjutkan dengan mengambil suatu tindakan action. Tindakan, yaitu perbuatan atau sesuatu yang dilaksanakan untuk mengatasimemenuhi sesuatu, yang dalam hal ini adalah melakukan aktivasi ataupun berlanjut menggunakan parfum Lomani dan mulai menggunakan parfum tersebut sebagai wewangian pribadinya. Untuk lebih memudahkan dalam memahami konsep AIDDA dalam penelitian ini, maka dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2 AIDDA Universitas Sumatera Utara A Attention Perhatian Kehadiran seorang beauty advisor dalam kegiatan personal selling mampu menarik perhatian sang customer. I Interest Minat Ketertarikan mulai timbul pada diri customer pengunjung Matahari Departemen Store Grand Palladium Medan terhadap kegiatan personal selling produk parfum Lomani. Dalam hal ini disebabkan oleh berbagai persuasi yang dilakukan oleh sang beauty advisor D Desire Hasrat HasratKemauan customer untuk memiliki dan menggunakan parfum Lomani D Decision Keputusan Setelah timbulnya hasrat pada diri customer, maka akan menghantarkannya kepada suatu keputusan, yakni keputusan untuk memiliki dan menggunakan parfum Lomani. Hal ini dapat disebabkan karena ingin mengikuti trend yang sedang berkembang atau guna memenuhi kebutuhan akan gaya hidup yang murah, atau karena kebutuhan lainnya. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Sejarah MATAHARI Department Store Matahari Department Store merupakan salah satu yang menjual pakaian jadi dan berbagai kebutuhan sekunder lainnya. Tahun 1958, ketika pertama kali toko dibuka dikawasan pertokoan pasar baru pada 24 Oktober 1958, nama tokonya adalah Mickey Mouse. Toko yang berukuran 150 meter persegi inilah yang menjadi tonggak sejarah bagi usaha ritel Matahari. Saat itu pendirinya, Bapak Hari Dermawan bersama dengan istri menjual hasil jahitan sendiri yang diberi label MM Fashion. Dan ternyata pakaian jadi buatannya cukup digemari. Selain menjual buatan lokal, toko kecil Mickey Mouse ini pun menjual pakaian-pakaian impor. Dibantu dengan karyawan yang jumlahnya baru berkisar 10 orang dimasa itu dan semangat kerja yang gigih dan pantang menyerah, toko kecil ini pun semakin maju dan berkembang. Tahun 1972 adalah tahun yang sangat berarti ketika Bapak Hari Dermawan memutusakan untuk membeli toko tetangganya yang bernama De ZON yang luasnya enam kali lebih besar ketika pemilik sebelumnya mengalami kesulitan untuk meneruskan bisnisnya. Tak lama setelah berpindah tangan, toko ini pun kemudian mengganti namanya menjadi MATAHARI yang merupakan terjemahan Indonesia dari De ZON bahasa Belanda yang berarti MATAHARI. Renovasi besar-besaran pun dilakukan pada toko tersebut, salah satunya adalah dengan menghadirkan eskalator pertama di Jakarta. Tercatat, Matahari menjadi pelopor untuk konsep pusat pembelanjaan modern di Indonesia. Disekitar masa itulah dibantu sahabat Bapak Hari Dermawan dari Jepang, Mr. Universitas Sumatera Utara