Posisi Kasus Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung No. 631KPdt.Sus2012

47

Bab IV Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung No. 631KPdt.Sus2012

Dalam bab ini, akan dibahas mengenai pelaksanaan putusan Mahkamah Agung mengenai pembatalan putusan arbitrase asing, yang kemudian penulis kaitkan dengan Hukum Perdata Internasional serta Undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

A. Posisi Kasus

Dalam putusan Mahkamah Agung No. 631KPdt.Sus2012 yaitu antara Harvey Nichols and Company Limited melawan PT Harapan Nusantara dan PT Mitra Adiperkasa, Tbk, melibatkan tiga pihak. Para pihak yang dimaksud adalah: 50 Pemohon: Harvey Nichols Company Limited, yang berkedudukan di 109125 Knightsbridge, London SW1X 7 RJ, Inggris. Pemohon dahulu merupakan Tergugat di muka persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Dalam hal ini diwakili kuasa hukum A Karim, SH, LL.M, selanjutnya disebut sebagai Pemohon. Termohon: PT. Harapan Nusantara yang berkedudukan di Wisma 46- Kota BNI Lantai 45, Jalan Jendral Sudirman Kav.1, Jakarta Pusat dan PT Mitra Adi Perkasa, Tbk 50 Mahkamah Agung Republik Indonesia. Putusan Nomor: 631K. Pdr.Sus2012. Tanggal: 27 Desember 2012. h. 1. 47 48 yang berkedudukan di Wisma Kota BNI lantai 8, Jalan Jendral Sudirman Kav.1, Jakarta Pusat. Termohon dahulu merupakan Penggugat di muka persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Dan dalam hal ini diwakili kuasa hukum Joni Aries Bangun, SH, MM, MH., selanjutnya disebut sebagai Termohon. Harvey Nichols and Company Limited merupakan sebuah perusahaan retail yang melakukan suatu perjanjian kerjasama dengan PT Mitra Adi Perkasa dan PT Hara pan Nusantara melalui perjanjian Lisensi Eksklusif Exclusive License Agreement . 51 Perjanjian tersebut juga mengatur pembayaran royalti, atau keuntungan yang dibagi kepada pemilik merk, sesuai dengan kesepakatan di awal yang telah disetujui pada tanggal 23 Januari 2007. Selain itu, perjanjian juga mengatur mengenai jaminan yang dikeluarkan oleh pemegang hak merk, sehingga memberikan suatu kenyamanan dalam mengembangkan bisnisnya. Namun kedua hal tersebut diciderai oleh pihak PT Mitra Adi Perkasa dan PT Harapan Nusantara. Keduanya telah lalai dalam melunasi pembayaran royalti yang menurut Harvey Nichols and Company Limited, mereka telah meraup keuntungan yang sangat besar dari bisnis retail dengan menggunakan brand- brand milik Harvey Nichols tersebut. 51 Dalam perjanjian tersebut, dimaksudkan dengan perjanjian pemberian izin dari pemegang hak atas kekayaan intelektual yang diberi perlindungan guna menikmati manfaat ekonomi. Yaitu, jangka waktu tertentu dan syarat tertentu seperti hak paten, hak merk, hak cipta, hak desain industri, hak atas rahasia dagang dan hak desain tata letak sirkuit terpadu. 49 „Tidak melaksanakan suatu perbuatan‟ atau wanprestasi inilah yang melatarbelakangi pihak PT Harapan Nusantara dan PT Mitra Adi Perkasa digugat ke Arbitrase di Chartered Institution of Arbitrators, Inggris. Hal ini sesuai dengan klausul dalam Perjanjian Lisensi Eksklusif, bahwa keduanya telah sepakat untuk menyerahkan sengketa ke ranah arbitrase di London. Namun setelah tiga kali dipanggil oleh Arbiter, Termohon tidak hadir. Pemeriksaan perkara karenanya dilakukan tanpa kehadiran pihak Termohon. Setelah pemeriksaan, putusan arbitrase pun dikeluarkan oleh arbiter pada tanggal 8 September 2010. Isi putusan tersebut antara lain : 52 1. Menetapkan bahwa Termohon kedua melanggar perjanjian; 2. PT Mitra Adi Perkasa dan PT Harapan Nusantara atas tindakannya merugikan Pemohon dan menimbulkan pelanggaran material dari perjanjian oleh masing-masing mereka; 3. Termohon dan masing-masing mereka secara bersama-sama dan sendiri- sendiri membayar kepada Pemohon sejumlah £971,524.26 bersama dengan bunganya sebesar 4 setiap tahunnya, berlipat setiap tiga bulannya, dari 1 Juni 2010 hingga pembayaran; 4. Termohon dan masing-masing mereka secara bersama-sama dan sendiri- sendiri membayar kepada Pemohon lebih lanjut sejumlah US 35.000 52 Mahkamah Agung Republik Indonesia. Putusan Nomor : 631KPdt.Sus2012. Tanggal: 27 Desember 2012. h. 9-8. 50 sebagai kerugian yang ada hingga dan termasuk 31 Agustus 2010 untuk pelanggaran para Termohon dalam menerbitkan proses-proses di Jakarta; 5. Pemohon Harvey Nichols and Company Limited berhak untuk ganti rugi sehubungan dengan tiap kerugian yang diderita setelah 31 Agustus 2010 sebagai akibat dari pelanggaran para Termohon atas perjanjian dalam menerbitkan proses-proses di Jakarta; 6. Para Termohon dan masing-masing mereka untuk dengan segera membuat Barclays Bank Plc atau Bank Internasional besar lainnya dengan kedudukan yang sama yang diterima oleh Pemohon untuk menerbitkan surat jaminan kedua yang isinya dalam bentuk yang dikemukakan dalam Bagian 2, Lampiran 2 Perjanjian untuk Pemohon sejumlah US 3 juta; 7. Para Termohon dan masing-masing mereka secara bersama-sama dan sendiri-sendiri untuk membayar kepada Pemohon sejumlah £45,000 sehubungan dengan biaya-biaya arbitrase Pemohon; 8. Termohon harus membayar biaya-biaya jasa arbiter yang ditetapkan sejumlah £12,175 ditambah PPN apabila berlaku termasuk biaya-biaya putusan atas yursidiksi, bersama-sama dengan pengeluaran-pengeluaran sebesar £340.75; dan bahwa apabila Pemohon harus membayar biaya- biaya jasa dan pengeluaran-pengeluaran tersebut sebelumnya, diberikan hak untuk penggantian segera oleh para Termohon; 51 Dalam proses pemeriksaan Arbitrase berlangsung, PT Mitra Adi Perkasa dan PT Harapan Nusantara melakukan “perlawanan”. Mereka menggugat Harvey Nichols Company di PN Jakarta Selatan pada tanggal 13 Juli 2010 untuk pembatalan Perjanjian. Dengan gugatan, perjanjian tersebut bukanlah Perjanjian Lisensi Eksklusif, melainkan perjanjian „waralaba‟. Karena di dalamnya tidak hanya membahas pemberian izin dari pemegang hak kepada pihak lain untuk menggunakan suatu hak kekayaan intelektual saja, tetapi juga hak khusus atas ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang danatau jasa. Kemudian pada tanggal 13 Desember 2010, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengeluarkan putusannya sebagai berikut: 53 1. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum dan menyatakan Lisensi Eksklusif Agreement melanggar dan bertentangan dengan hukum di Indonesia; 2. Menyatakan batal sejak semula batal demi hukum dan tidak sah karenanya tidak berkekuatan hukum Perjanjian Lisensi Eksklusif Axclusive License Agreement antara HNC dan PT HN PT MAP tanggal 23 Januari 2007 dengan segala akibat hukumnya; 3. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti kerugian para Penggugat yang seluruhnya berjumlah Rp. 191.290.659.369 ditambah bunga 6 per tahun dari jumlah tersebut, terhitung sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap sampai dibayar lunasnya ganti kerugian tersebut oleh Tergugat kepada para Penggugat; 53 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Putusan Nomor: 394Pdt.G2010PN.Jkt.Sel. “Tentang Pertimbangan Hukum”, Tanggal: 13 Desember 2010. h. 71-81. 52 Kemudian, pasca pengakuan Putusan Arbitrase Asing IDRS 129100009 oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, PT Mitra Adiperkasa dan PT Hamparan Nusantara mengajukan gugatan pembatalan putusan arbitrase asing tersebut di PN Jakarta Pusat. Dalam permohonan pembatalannya, Pemohon membangun argumen hukum dengan mengacu pada kasus KBC. 54 Di mana pada tanggal 14 Maret 2002 Pertamina secara resmi mengajukan gugatan Pembatalan Putusan Arbitrase Jenewa kepada PN Jakarta Pusat. Dalam putusannya, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengabulkan gugatan pembatalan tersebut. Namun sesuai kewenangannya, PN Jakarta Pusat tidak mengabulkan permohonan Penggugat. Sehingga pada tahap ini Harvey Nichols and Company Limited memenangkan perkara. Kemenangan tersebut tidak membuat serta merta Pihak Harvey Nichols and Company Limited merasa puas, sehingga melakukan gugatan kasasi ke Mahkamah Agung. Gugatannya mengacu pada Putusan Sela yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan No. 126Pdt.G2011PN.Jkt.Pst tanggal 20 maret 2012, yang isinya sebagai berikut : 55 54 Di mana pada tanggal 30 April 1998 KBC memasukkan gugatan ganti rugi ke Arbitrase Jenewa sesuai dengan tempat penyelesaian sengketa yang dipilih oleh para pihak dalam JOC Joint Operation Contract . Pada tanggal 18 Desember 2000 Arbitrase Jenewa membuat putusan agar Pertamina dan PLN membayar ganti rugi kepada KBC, kurang lebih sebesar US 270,000,000. Namun Pertamina tidak bersedia melaksanakannya. 55 Mahkamah Agung Republik Indonesia. Putusan Nomor : 631KPdt.Sus2012,Tangal: 27 Desember 2012. h. 30. 53 1 Menolak eksepsi kompetensi absolut Tergugat; 2 Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini; 3 Memerintahkan kepada pihak yang berperkara untuk melanjutkan pemeriksaan hingga putusan akhir; 4 Menangguhkan putusan biaya perkara hingga putusan akhir; Dalam putusan tersebut Harvey Nichols Company and Limited mengajukan upaya hukum lanjutan, yaitu dengan menunjukkan adanya ketidak konsistenan Judex Facti, dalam menguraikan pertimbangan hukum dengan putusan sela yang dikeluarkan. Yaitu pada butir 2, “Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini ”. Meskipun dalam putusan akhirnya Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan gugatan pembatalan tidak dapat diterima dan menghukum Penggugat dalam hal ini PT Hamparan Nusantara dan PT Mitra Adiperkasa untuk membayar biaya perkara.

B. Isi Putusan Mahkamah Agung