Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan

Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai sistem informasi akuntansi manajemen persediaan pada PT. Mutiara Mukti Farma Medan dengan mengambil judul “Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada PT. Mutiara Mukti Farma Medan”.

B. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan uraian mengenai latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mencoba merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: “apakah sistem informasi akuntansi manajemen yang digunakan oleh PT. Mutiara Mukti Farma Medan telah mendukung pengambilan keputusan persediaan?”

C. Batasan Masalah

Guna menghindari kesalahpahaman pada penelitian, maka dalam penelitian ini sistem informasi akuntansi manajemen yang diteliti adalah sistem penghasil informasi persediaan, persediaan dalam penelitian adalah persediaan bahan baku, dan keputusan manajemen yaitu keputusan pengelolaan persediaan.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah: Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 1. Untuk melihat sistem informasi akuntansi manajemen yang diterapkan oleh PT. Mutiara Mukti Farma Medan. 2. Untuk melihat lebih rinci peranan sistem informasi akuntansi manajemen dalam mendukung pengambilan keputusan persediaan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, untuk memperoleh pengetahuan yang lebih baik mengenai sistem informasi akuntansi manajemen dan manfaatnya dalam pengambilan keputusan persediaan. 2. Bagi perusahaan, sebagai sumbangan pemikiran tentang sistem informasi akuntansi manajemen yang telah diterapkan oleh perusahaan. 3. Bagi civitas akademik, sebagai bahan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi manajemen. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Persediaan

1. Pengertian Persediaan

Istilah persediaan sangat berkaitan dengan perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang penting dalam perusahaan dan merupakan salah satu modal kerja. Untuk lebih memahami mengenai persediaan, berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian mengenai persediaan menurut para ahli. Menurut Stice, dkk 2004:653 “istilah persediaan ditujukan pada barang- barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan dalam kasus perusahaan manufaktur, maka istilah ini ditujukan pada barang dalam proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi”. Persediaan merupakan bagian yang paling aktif dalam operasi perusahaan, dimana secara terus-menerus dibeli atau diproduksi dan dijual. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 2002:14.1 persediaan adalah aktiva : a. “Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau c. Dalam bentuk bahan bakuperlengkapan supplies untuk digunakan dalam proses produksipemberian jasa”. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persediaan merupakan barang-barang yang tersedia untuk dijual atau yang akan digunakan dalam kegiatan proses produksi suatu perusahaan.

2. Jenis-Jenis Persediaan

Kata persediaan atau persediaan barang dagang secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki perusahaan dagang dimana dibeli dalam kondisi yang siap untuk dijual kembali. Sedangkan untuk perusahaan manufaktur atau industri, persediaan dapat dikelompokkan kedalam beberapa jenis. Syahyunan 2004:70 membagi persediaan pada perusahaan industri manufaktur kedalam tiga jenis persediaan yaitu:

a. Persediaan bahan baku, yaitu barang yang dibeli oleh perusahaan

untuk digunakan dalam pembuatan barang jadi.

b. Persediaan barang dalam proses, yaitu semua barang yang ada

dalam proses produksi.

c. Persediaan barang jadi, yaitu semua barang yang telah selesai

diproduksi tetapi belum terjual. Setiap perusahaan memiliki persediaan untuk mempunyai tujuan-tujuan yang berbeda. Beberapa fungsi persediaan pada perusahaan dapat dibagi menjadi: a. Batch stock Lot size inventory Batch stock Lot size inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat barangbahan dalam jumlah yang lebih besar dari pada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi dalam hal ini pembelian dilakukan untuk jumlah besar, sedangkan penggunaan dalam jumlah kecil. Terjadinya persediaan karena pengadaan barang dilakukan lebih banyak daripada kebutuhan. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Keuntungan diperoleh dari potongan harga pembelian, dan adanya penghematan di dalam biaya angkutan. b. Fluctuation stock Fluctuation stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak diramalkan. Perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Jadi, apabila terdapat fluktuasi permintaan sangat besar, maka persediaan ini fluctuation stock dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut. c. Anticipation inventory Anticipation inventory yaitu persediaan diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan pada peningkatan permintaan.

3. Biaya-Biaya Persediaan

Biaya dapat didefinisikan sebagai nilai tukar, prasyarat, atau pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat. Sedangkan beban expense adalah arus keluar barang yang akan dibebankan atau ditandingkaan dengan pendapatan untuk menentukan besarnya laba. Keberadaan persediaan pada diperusahaan akan menyebabkan timbulnya biaya-biaya. Biaya tersebut terdiri dari semua pengeluaran, baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan perolehan persediaan hingga sampai ke gudang. Biaya-biaya tersebut antara lain terdiri dari: Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 a. Biaya pemesanan ordering cost. Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pemesanan dan pengadaan persediaan. Biaya pemesanan dapat berupa biaya tetap dimana merupakan biaya yang tidak terpengaruh terhadap frekuensi pemesanan, misalnya gaji bagian pemesanan. Biaya ini juga dapat berupa biaya variable yang terpengaruh oleh frekuensi pemesanan namun berkurang apabila jumlah pesanan semakin besar, antara lain terdiri dari: 1 Biaya yang dikeluarkan untuk mengumpulkan informasi dalam hubungannya untuk mengadakan pemesanan persediaan. 2 Biaya penerimaan bahan baku. b. Biaya penyimpanan Carrying cost. Biaya ini timbul karena perusahaan memiliki persediaan. Biaya penyimpanan juga dapat berupa biaya tetap yang tidak terpengaruh dari jumlah persediaan, misalnya biaya penyusutan gudang. Biaya ini juga dapat berupa biaya variable yang terpengaruh dari kuantitas persediaan dimana semakin banyak atau semakin besarnya jumlah dan nilai persediaan maka biaya penyimpanan juga semakin besar, antara lain terdiri dari: 1 Biaya fasilitas penyimpanan, termasuk penerangan, pemanas, ataupun pendingin ruang penyimpanan 2 Biaya modal, yaitu alternatif pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan 3 Biaya keusangan 4 Biaya perhitungan fisik dan pelaporan Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 5 Biaya asuransi persediaan 6 Biaya pencurian dan kerusakan 7 Biaya pengamanan persediaan 8 Biaya transportasi. c. Biaya kekurangan persediaan stock out cost. Biaya ini muncul diakibatkan oleh perusahaan kehabisan persediaan, dimana perusahaan harus memperoleh bahan baku pengganti ataupun perusahaan harus mengalami gangguan terhadap proses produksinya.

4. Perencanaan dan Anggaran Persediaan

a. Perencanaan persediaan

Perencanaan merupakan suatu cara bertindak yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dimana merupakan proses berfikir ke depan untuk mengambil suatu keputusan tentang cara bertindak setelah mempertimbangkan banyak kemungkinan alternatif. Defenisi perencanaan planning menurut Wilson dan Cambell 1996:6 adalah “perencanaan merupakan suatu proses yang kontinu untuk menetapkan kejadian dan kekuatan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan”. Dari defenisi diatas ada beberapa hal penting dalam suatu perencanaan yaitu: 1 Melibatkan masa yang akan datang. 2 Harus ada tindakan yang diambil sesuai dengan keadaan. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 3 Harus ada penelitian terhadap struktur organisasi dan tanggung jawab, wewenang dan keadaan yang dapat diminta pertanggungjawaban atas terjadinya tindakan dalam suatu perusahaan tertentu. Perencanaan persediaan bahan baku disusun agar tingkat persediaan bahan baku cukup dan perusahaan tidak mengalami kerugian akibat kekurangan atau kelebihan persediaan. Adapun manfaat perencanaan persediaan adalah: 1 Menekan investasi modal dalam persediaan pada tingkat yang minimum 2 Mengeliminasi atau mengurangi pemborosan dan biaya yang timbul akibat penyelenggaraan persediaan yang berlebihan, kerusakan, penyimpanan, kekunoan, jarak, serta asuransi persediaan 3 Mengurangi resiko kecurangan dan kecurian persediaan 4 Menghindari resiko penundaan produksi dengan cara selalu menyediakan bahan baku yang diperlukan 5 Dapat mengurangi investasi dalam fasilitas dan peralatan pergudangan 6 Menghindari atau mengurangi kerugian yang timbul karena perubahan harga.

b. Anggaran Persediaan

Teknik perencanaan yang umumnya digunakan adalah melalui anggaran. Anggaran menurut Rudianto 2006:110 “adalah rencana kerja organisasi dimasa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis”. Dengan kata lain anggaran adalah kegiatan yang dinyatakan dalam nilai kuantitatif yang mencakup rencana pengeluaran-pengeluaran dan pendapatan serta rencana tertentu, biasanya pertahun. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Anggaran untuk tahun yang akan datang harus selesai disusun beberapa bulan sebelum tahun tersebut dimulai. Anggaran persediaan dalam suatu perusahaan merupakan rencana kuantitatif tentang jumlah persediaan yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Saputro 2003:214 mengemukakan tujuan dari suatu anggaran bahan baku adalah: 1 Memperkirakan jumlah bahan baku 2 Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan 3 Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk membeli bahan baku 4 Sebagai dasar penyusunan product costing yakni memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi 5 Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan baku. Anggaran persediaan berisi perkiraan-perkiraan tingkat persediaan yang akan diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan proses produksi. Untuk menentukan kebijaksanaan tingkat persediaan yang optimal perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut menurut Syahyunan 2004:71 adalah: 1 Lead Time atau lamanya masa tunggu bahan baku yang dipesan datang. 2 Frekuensi penggunaan bahan baku selama satu periode. Frekuensi pembelian yang tinggi, menyebabkan jumlah persediaan menjadi lebih kecil untuk satu periode pembelian. 3 Jumlah dana yang tersedia. Dana kadang-kadang menjadi kendala yang serius, jika kebutuhan bahan baku meningkat. Jumlah persediaan tidak bisa dipenuhi sesuai dengan standar yang ideal jika dana yang tersedia terbatas. 4 Daya tahan bahan baku. Daya tahan bahan baku atau barang jadi yang rendah jika tidak diimbangi dengan teknologi penyimpanan yang tepat, akan menimbulkan kerusakan kualitas bahan baku atau barang jadi yang disimpan sehingga perusahaan tidak berani menyimpan dalam jumlah besar. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Pada dasarnya persediaan berguna untuk mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan. Pemesanan persediaan yang dilakukan perusahaan memberikan beberapa manfaat. Manfaat tersebut antara lain adalah: 1 Untuk memperoleh kuantiti diskon. Jika perusahaan ingin mempunyai jumlah persediaan yang besar untuk suatu produk tertentu, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk membeli produk dalam jumlah besar sehingga perusahaan memperoleh kuantiti diskon. Dengan memanfaatkan kuantiti diskon, perusahaan dapat meningkatkan laba sepanjang biaya untuk pengadaan persediaan lebih kecil dari diskon yang diperoleh. 2 Untuk mengurangi biaya pemesanan. Setiap perusahaan menempatkan pesanan maka akan terjadi sejumlah biaya. Biaya variable yang berkaitan dengan pesanan dapat dikurangi jika frekuensi pesanan yang dilakukan perusahaan dikurangi daripada seringkali memesan dalam jumlah kecil. 3 Untuk mencapai biaya produksi yang efisien. Persediaan yang cukup dapat mengurangi kemungkinan kekurangan barang yang dapat mengganggu kegiatan proses produksi sehingga dalam jangka panjang perusahaan dapat mencapai produk yang efisien. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008

B. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Sebelum mengetahui pengertian dari sistem informasi akuntansi manajemen terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian dari sistem, informasi, akuntansi, dan manajemen. Menurut Simamora I 2000:176 “sistem system adalah seperangkat peraturan dan prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa tugas tertentu dilaksanakan dalam suatu cara yang sudah ditetapkan sebelumnya”. Sedangkan menurut Widjajanto 2001:2 “sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian- bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan melalui tiga tahapan yaitu input, proses, dan output”. Hall 2001:5 juga hampir sama dalam mendefinisikan pengertian sistem dimana “sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan interrelated atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama common purpose.” Sebuah sistem dibangun untuk membantu perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Salah satu fungsi yang diharapkan dari sebuah sistem adalah adanya suatu informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Dimana informasi tersebut digunakan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Romney dan Steinbart 2004:11 juga mendefinisikan informasi yang hampir sama yaitu “informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti”. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Pengertian akuntansi menurut Niswonger, dkk 1999:6 “adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan”. Akuntansi manajemen memiliki pengertian yang menurut Samryn 2001:1 “merupakan bidang akuntansi yang berfokus pada penyediaan, termasuk pengembangan dan penafsiran informasi bagi para manajer untuk digunakan sebagai bahan perencanaan, pengendalian operasi dan dalam pengambilan keputusan”. Dari pengertian yang telah dikemukakan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem yang mengolah data akuntansi dari suatu organisasi untuk menghasilkan informasi yang digunakan pihak manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan. Halim dan Supomo 2001:5 menjelaskan tiga jenis informasi akuntansi manajemen, yaitu: Akuntansi penuh full accounting yang menghasilkan informasi akuntansi penuh, akuntansi diferensial differential accounting yang menghasilkan informasi akuntansi diferensial, akuntansi pertanggungjawaban responbility accounting yang menghasilkan informasi akuntansi pertanggungjawaban. Ketiga jenis informasi akuntansi manajemen dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Informasi Akuntansi Penuh Full Accounting Informastion Informasi akuntansi penuh menyajikan informasi mengenai pendapatan total, biaya total, dan atau aktiva total, baik pada masa lalu maupun pada masa yang akan datang. Informasi mengenai biaya penuh masa lalu digunakan untuk Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 penyusunan laporan keuangan, umumnya berupa neraca dan laporan laba rugi. Informasi biaya penuh masa lalu juga bermanfaat untuk menganalisis masing- masing manajer dalam perusahaan, juga untuk menentukan harga jual produk atau penyerahan jasa yang disepakati bersama dalam suatu kontrak jual beli. Informasi biaya penuh masa yang akan datang digunakan untuk menyusun perencanaan, khususnya untuk perencanaan jangka panjang, yang sering juga disebut penyusunan program, dan juga akan digunakan untuk penetapan harga jual dalam kondisi yang normal. b. Informasi Akuntansi Diferensial Differential Accounting Information Akuntansi diferensial menyajikan informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya, dan atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih, dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain. Dengan demikian tipe informasi ini sangat diperlukan dalam pemilihan alternatif. c. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Responsbility Accounting Information Informasi akuntansi pertanggungjawaban menyajikan informasi mengenai pendapatan, biaya, aktiva yang dikaitkan dengan suatu bagian atau unit di dalam perusahaan. Masing-masing bagian unit dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap bagian yang bersangkutan. Bagian-bagian tersebut disebut sebagai pusat-pusat pertanggungjawaban. Informasi akuntansi pertanggungjawaban masa lalu bermanfaat untuk menganalisis prestasi dari masing-masing manajer pusat pertanggungjawaban, disamping itu informasi akuntansi pertanggungjawaban masa lalu dapat Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 membantu membangkitkan motivasi para manajer pusat pertanggungjawaban, disamping itu informasi akuntansi pertanggungjawaban masa lalu dapat membantu membangkitkan motivasi para manajer pusat pertanggungjawaban. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang menyangkut masa yang akan datang digunakan untuk kegiatan perencanaan, khususnya perencanaan tahunan yang dikenal dengan nama anggaran. Jenis informasi akuntansi manajemen dan penggunaanya dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 2.1 Tipe Informasi Akuntansi Manajemen Manfaat Tipe Informasi Akuntansi Manajemen Informasi masa lau Informasi yang akan datang Informasi akuntansi penuh full accounting information Pelaporan informasi keuangan Analisis kemampuan laba Jawaban atas pertanyaan: “berapa biaya yang dikeluarkan untuk sesuatu?” Penentuan harga jual dalam cost type contract Penyusunan program Penentuan harga jual normal Penentuan harga jual dalam perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah Informasi akuntansi diferensial differential accounting information Tidak ada Pengambilan keputusan pemilihan alternatif, baik jangka pendek maupun jangka panjang Informasi akuntansi pertanggungjawaban responbility accounting information Penilaian kinerja manajer Pemotivasi manajer Penyusunan anggaran Sumber : Samryn, Akuntansi Manajerial : Suatu Pengantar 2002

2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Sistem informasi berperan dalam membantu perusahaan untuk beroperasi secara lebih cepat dan mudah, karena dengan sistem informasi dapat memasok Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 banyak informasi yang bermanfaat bagi manajemen. Bahkan di dalam perusahaan kecil sekalipun, banyak informasi yang harus diproses melalui sistem informasi. Menurut Widjajanto 2001:14 pemakai informasi akuntansi dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu:

a. Kelompok internal meliputi para manajer yang terdapat di dalam

perusahaan itu sendiri yang kebutuhannya sangat tergantung pada jenjang organisasi atau pada fungsi tertentu yang dilaksanakannya

b. Kelompok eksternal pada umumnya memerlukan informasi yang

bersifat umum dalam bentuk laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan rugi-laba, laporan arus kas, disertai dengan berbagai penjelasannya. Berdasarkan dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pihak manajemen yang merupakan kelompok internal perusahaan membutuhkan informasi akuntansi manajemen yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan tingkat maupun fungsinya. Manajemen suatu perusahaan dapat dibagi kedalam tiga tingkatan. Tingkatan tersebut terdiri dari: a. Manejer puncak Top manager Manajer puncak adalah eksekutif yang bertanggungjawab terhadap segenap pengerahan organisasi. Untuk itu para manajer puncak memerlukan informasi pendukung keputusan yang berdampak jangka panjang terhadap organisasi perusahaan. b. Manajer menengah Middle manager Manajer menengah adalah manajer yang bertanggungjawab untuk menetapkan tujuan sejalan dengan sasaran dan rencana dari manajemen puncak serta menerapkan strategi sub-unit untuk mencapai sasaran tersebut. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 c. Manajer lini pertama Lower manager Manajer lini pertama adalah manajer yang melatih dan mengawasi kinerja dari karyawan non manajerial serta yang bertanggungjawab langsung atas produksi barang dan jasa perusahaan. Di dalam akuntansi manajemen terdapat dua komponen yang digunakan pihak manajemen sebagai informasi untuk pengambilan keputusan, komponen tersebut yaitu: a. Sistem akuntansi biaya, yaitu digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan. b. Sistem budgeting, yaitu proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan..

3. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Persediaan

Persediaan memiliki karakteristik dalam perlakuannya. Sistem persediaan merupakan sistem pengelolaan terhadap persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Anoraga 2000:205 mendefinisikan sistem persediaan yaitu: Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan beberapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber-sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat. Atau dengan kata lain, sistem dan model persediaan bertujuan untuk meminimumkan biaya total melalui penentuan apa, berapa, dan kapan pesanan dilakukan secara optimal. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Ada dua sistem yang biasa digunakan perusahaan dalam mencatat persediaan yaitu: a. Sistem persediaan periodik Periodic inventory System Pada sistem persediaan periodik kuantitas persediaan ditentukan dengan cara menghitung jumlah fisik persediaan barang yang ada di gudang perusahaan secara periodik. Semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun pembelian. b. Sistem persediaan perpetual Perpetual inventory system Pada sistem persediaan perpetual kuantitas persediaan dihitung setiap saat terjadinya transaksi yang menyangkut penambahan atau pengurangan persediaan. Dalam sistem ini, perusahaan mengadakan catatan persediaan pada rekening persediaan dan kartu-kartu persediaan sebagai buku pembantu.

B. Pengambilan Keputusan Manajemen

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Untuk mengetahui pengertian dari pengambilan keputusan, maka sebaiknya kita mengetahui pengertian dari keputusan. Ada beberapa pengertian keputusan menurut beberapa ahli. Diantaranya menurut Davis dalam buku Hasan 2002:9 “keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan”. Sedangkan menurut menurut Stoner dalam buku Hasan 2000:9 “keputusan adalah pemilihan diantara alternative-alternatif”. Definisi lain menyebutkan bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran dari proses pemikiran tentang suatu Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif. Dari pengertian keputusan tersebut dapat disimpulkan bahwa Keputusan adalah pemilihan alternatif-alternatif yang ada untuk menjawab suatu pertanyaan maupun suatu keadaan guna mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.dimana mengandung tiga hal penting, yaitu: a. Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan. b. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik. c. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada secara sistematis untuk digunakan sebagai suatu cara pemecahan masalah.

2. Jenis-Jenis Keputusan

Berdasarkan Program atau strukturnya, pengambilan keputusan dapat dibedakan kedalam beberapa jenis. Ada tiga program atau struktur keputusan menurut Romney dan Steinbart 2004:12 yaitu:

a. Keputusan terstruktur bersifat berulang-ulang, rutin, dan dipahami

dengan baik hingga dapat didelegasikan kepada pegawai di tingkat yang lebih rendah.

b. Keputusan semi terstruktur ditandai dengan peraturan-peraturan

yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan dan adanya kebutuhan untuk membuat penilaian serta pertimbangan subjektif sebagai pelengkap analisis data yang formal. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008

c. Keputusan tidak terstruktur bukan merupakan keputusan yang

berulang dan rutin. Contoh dari keputusan terstruktur adalah keputusan untuk memesan barang persediaan reorder point, kuantitas persediaan ekonomis economic order quantity ataupun titik impas breakeven point, sedangkan keputusan tidak terstruktur ataupun semi terstruktur contohnya adalah pengambilan keputusan untuk merger, akuisisi, perluasan pabrik, peluncuran produk baru, pengelolaan portofolio investasi, dan lain sebagainya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan terstruktur adalah: a. Prosedur, yaitu serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus diikuti oleh pengambil keputusan. b. Aturan, yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh pengambil keputusan. c. Kebijakan, yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan. Teknik pembuatan keputusan juga terbagi kedalam teknik tradisional dan teknik modern yang disesuaikan dengan program atau struktur keputusannya. Hal ini di jelaskan pada tebel dibawah ini: Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Tabel 2.2 Tipe-Tipe Pembuatan Keputusan Teknik Pembuatan Keputusan Tipe-Tipe Keputusan Tradisional Modern a. Terprogram: Keputusan rutin dan berulang-ulang. Organisasi mengembangkan proses khusus bagi penanganannya. 1 Kebiasaan 2 Kegiatan rutin: Prosedur-prosedur pengoperasian komputer 3 Sistem organisasi pengharapan umum sistem tujuan saluran-saluran informasi yang disusun dengan baik 1 Teknik-teknik riset operasi: Analisis matematik, model simulasi komputer 2 Pengolahan data elektronik b. Tidak terprogram Keputusan-keputusan sekali pakai, kebijaksanaan, ditangani dengan proses pemecahan masalah umum 1 Kebijakan intuisi, dan kreatifitas 2 Coba-coba 3 Seleksi dan latihan para pelaksana Teknik pemecahan masalah yang diterapkan: 1 Latihan membuat keputusan 2 Penyusunan program- program komputer “heuristic” Sumber : Siagian, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan 1992

3. Prosedur Pengambilan Keputusan Manajemen

Dalam pengambilan keputusan terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh oleh para manajer. Langkah-langkah tersebut menurut Williams 2001:193 adalah:

a. Mendefinisikan masalah

b. Mengidentifikasi masalah

c. Menimbang kriteria

d. Membuat alternatif tindakan

e. Mengevaluasi setiap alternatif

f. Memperkirakan keputusan yang paling optimal

Ad. a. Mendefinisikan Masalah Langkah pertama dalam pengambilan keputusan adalah mengenali dan menentukan masalah. Masalah adalah terdapatnya perbedaan antara keinginan yang ditetapkan dengan keadaan yang dihadapi. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Ad. b. Mengidentifikasi Masalah Kriteria keputusan adalah ukuran dasar yang digunakan untuk menuntun pertimbangan dan keputusan. Biasanya semakin banyak ditemukan kriteria yang memungkinkan untuk memecahkan masalah, maka akan semakin baik pemecahan masalahnya. Ad. c. Menimbang Kriteria Setelah mengenali criteria keputusan, langkah berikutnya adalah menentukan kriteria mana yang lebih penting atau kurang penting. Banyak model matematika untuk menimbang kriteria keputusan. Ad. d. Membuat Alternatif Tindakan Setelah mengenali dan menimbang kriteria keputusan yang akan menuntun proses pengambilan keputusan langkah berikutnya adalah mengenali pilihan tindakan yang mungkin dapat memecahkan masalah. Secara umum, pada langkah ini, pemikirannya adalah untuk menyusun sebanyak mungkin alternative. Ad. e. Mengevaluasi setiap alternatif Langkah berikutnya adalah secara sistematis mengevaluasi tiap-tiap alternatif terhadap masing-masing patikan. Karena sejumlah informasi harus dikumpulkan, langkah ini memakan waktu jauh lebih lama dan lebih mahal dari langkah-langkah lain dalam proses pengambilan keputusan. Ad. f. Memperkirakan keputusan yang paling optimal Langkah terakhir dalam pengambilan keputusan adalah memperkirakan keputusan yang paling optimal dengan menentukan nilai optimal setiap alternatif. Kemudian hasil keputusan dievaluasi pengimplementasiannya dan harus Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 dimonitor terus menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Hal ini dilakukan karena pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinyu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapi. Pengambilan keputusan yang menggunakan informasi merupakan suatu hal yang sangat penting pada saat ini. Karena sudah tidak mungkin lagi seorang manajer terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang efektif tanpa pengetahuan yang memadai tentang pemanfaatan informatika dalam pelaksanaan tugas-tugas eksekutifnya.

D. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan

Keputusan Persediaan Telah diketahui bahwa sistem informasi akuntansi manajemen berperan dalam pengambilan keputusan bagi pihak manajemen. Dalam penelitian ini keputusan yang dimaksud adalah keputusan pengelolaan persediaan. Dalam pengelolaan persediaan terdapat beberapa hal penting yang harus diketahui oleh manajemen. Hal-hal penting tersebut dapat disimpulkan kedalam tiga hal pokok yang berfungsi membantu manajemen dalam pengelolaan persediaan. Tiga hal pokok tersebut yaitu: 1. Menentukan berapa jumlah persediaan yang harus dipesan 2. Menentukan berapa jumlah persediaan yang harus disimpan pada saat pemesanan 3. Saat kapan persediaan sebaiknya dipesan. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Tiga hal pokok tersebut harus didukung oleh sistem informasi akuntansi manejemen yang berupa sistem akuntansi biaya, anggaran biaya dan anggaran produksi. Apabila tiga hal pokok tersebut tidak dapat diketahui manajemen, maka dapat menyebabkan kesalahan dalam pengelolaan persediaan. Salah satu contoh dari kesalahan dalam pengelolaan persediaan akan menyebabkan sesuatu yang fatal seperti pernyataan Weston 1999:500 bahwa “jumlah persediaan yang terlalu kecil akan menyebabkan hilangnya kesempatan untuk menjual dan memperoleh laba, sedangkan persediaan yang terlalu besar akan mengakibatkan biaya yang sangat tinggi sehingga memperkecil laba atau memperbesar kerugian”. Sistem informasi akuntansi manajemen memiliki sistem pengelolaan persediaan yang dapat juga dikatakan dengan sistem manajemen persediaan. Sistem tersebut dapat menjadi solusi bagi pihak manajemen dalam pengelolaan persediaan, karena sistem ini memberikan informasi tentang berapa jumlah persediaan yang harus disimpan, berapa jumlah persediaan yang harus dipesan dan kapan persediaan harus dipesan. Sistem pengelolaan persediaan terdiri dari: 1. Economic order quantity EOQ 2. Reorder point ROP 3. Safety stock SS Ad. 1. Economic Order Quantity EOQ Economic Order Quantity EOQ adalah sistem pengelolaan persediaan yang membantu manajemen untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat meminimumkan biaya pemesanan ordering cost dan biaya penyimpanan carrying cost. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Namun kegiatan normal EOQ memiliki beberapa karakteristik antara lain: a. Jumlah persediaan yang dipesan pada setiap pemesanan selalu konstan b. Biaya pemesanan per order adalah tetap c. Harga perunit barang adalah konstan dan tidak dipengaruhi jumlah barang yang dipesan nantinya d. Pada saat pemesanan barang, tidak terjadi kehabisan barang yang menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat, oleh karena itu manajemen harus menjaga agar persediaan tidak habis di gudang e. Pada saat penentuan jumlah pemesanan barang tidak memperhitungkan biaya kualitas f. Biaya penyimpanan perunit adalah tetap. Rumus untuk menghitung EOQ adalah: EOQ = C PR 2 P = Biaya pemesanan setiap kali pesan procurement cost R = Jumlah bahan baku yang dibutuhkan dalam suatu periode annual requirement C = Biaya penyimpanan persediaan per unit carrying cost Dengan diketahui EOQ maka dapat diketahui frekuensi pembelian persediaan dengan rumus: F = EOQ R F = Frekuensi pembelian persediaan dalam suatu periode Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Untuk membuktikan apakah penggunaan EOQ bertujuan meminimumkan biaya pemesanan dan penyimpanan, maka dapat dibuktikan dengan rumus: TIC = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 2 Q C + Q PR TIC = Total biaya persediaan Q = Kuantitas bahan baku dalam setiap pembelian Contoh Kasus: PT. ABC Farma menggunakan alkohol 96 sebanyak 2400 literperiode untuk memproduksi obat. Harga alkohol 96 per liternya Rp 6000,-. Perusahaan ini memperkirakan biaya penyimpanan 25 dari nilai persediaan per unit. Dan biaya pemesanan Rp 50.000,-. Dari data tersebut manajemen ingin melakukan pemesanan yang ekonomis. P = 50.000pesan R = 2400 liter C = 1500unit 25 x 6000 EOQ = 1500 2400 000 . 50 2 x x EOQ = 1500 000 . 000 . 240 EOQ = 160000 EOQ = 400 EOQ = 400 liter kuantitas pesanan dengan biaya ekonomis untuk sekali pemesanan Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 F = EOQ R F = 400 2400 F = 6 kali pemesanan 6 90 hari = 15 hari Jadi pemesanan dilakukan setiap 15 hari sekali. Untuk melihat biaya yang dikeluarkan dalam pemesanan dan penyimpanan persediaan pesanan dapat digunakan rumus total biaya persediaan: TIC = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 2 Q C + Q PR Biaya persediaan untuk pemesanan 400 liter kuantitas pesanan dengan biaya ekonomis untuk sekali pemesanan TIC = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 2 400 1500 + 400 2400 000 . 50 x TIC = 300.000 + 300.000 TIC = Rp 600.000 Sedangkan biaya persediaan untuk pemesanan 300 liter dengan frekuensi pemesanan sebanyak 8 delapan kali TIC = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 2 300 1500 + 300 2400 000 . 50 x TIC = 225.000 + 400.000 TIC = Rp 625.000 Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Dari perhitungan jumlah pemesanan barang diatas dengan EOQ terlihat bahwa, biaya persediaan telah diminimalkan dengan pemesanan 400 liter dengan total biaya Rp 600.000. Sementara bila dilakukan pemesanan sebanyak 300 liter akan mengakibatkan total biaya persediaan sebesar Rp 625.000 dimana jumlahnya lebih besar Rp 25.000 dari pemesanan sebesar 400 liter. Ad. 2. Reorder point ROP Reorder point ROP adalah titik pemesanan kembali dimana perusahaan harus menentukan pada saat berapa nilai persediaan yang tersisa digudang, kebijakan pemesanan persediaan dilakukan. Sehingga datangnya pesanan tersebut tepat dengan habisnya bahan dasar yang dibeli, khususnya dengan metode EOQ. a. ROP berdasarkan lead time tetap konstan Waktu tunggu lead time adalah salah satu yang sangat menetukan dari penentuan ROP. Dengan diketahui waktu tunggu yang pasti oleh perusahaan, maka akan mempermudah perusahaan untuk menetapkan ROP. Untuk mengetahui ROP dengan waktu tunggu tetap dapat ditetapkan melalui: Reorder Point = r L r = Jumlah persediaan yang dibutuhkan per hari L = Waktu tunggu lead time Dimana, r = Periode R Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Dari contoh sebelumnya PT. ABC Farma menggunakan alkohol 96 sebanyak 2400 literperiode satu periode = 90 hari untuk memproduksi obat. Waktu tunggu pemesanan selalu sama selama 5 hari. r = RPeriode = 240090 = 2,6 Liter Reorder point = 2,6 x 5 = 13 Liter Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa perusahaan harus melakukan pemesanan pada saat persediaan yang tersisa sebanyak 13 liter. b. ROP berdasarkan lead time tidak tetap berubah-ubah Namun sering terjadi waktu sampainya barang yang telah dipesan datang tidak tepat waktu. Dengan tidak diketahuinya waktu tunggu yang pasti oleh perusahaan, maka akan mempengaruhi penentuan dari ROP. Untuk mengetahui ROP yang tepat haruslah perusahaan melakukan penetapan lead time berdasarkan kejadian yang telah dialami perusahaan selama periode sebelumnya, dimana lead time yang dipilih harus dengan biaya persediaan yang minimum biaya kekurangan persediaan dan kelebihan persediaan. Penetapan lead time tersebut harus diperhitungkan dengan cermat sebab apabila pemesanan kembali agak mundur dari waktu tersebut akan menambah pembelian bahan dasar atau disebut stock out cost SOC, dan apabila terlalu awal diperlukan biaya penyimpanan persediaan yang lebih yang disebut extra carrying cost ECC. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Untuk mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk membeli persediaan yang diakibatkan belum datangnya pesanan dapat dihitung menggunakan rumus: Perhitungan biaya kekurangan persediaan per hari: SOC = r x perbedaan harga persediaan Dimana, r = kebutuhan persediaan perhari Biaya penyimpanan per hari setiap pemesanan ECC = Periode C x EOQ Dimana, C = Biaya Penyimpanan persediaan perunit Untuk lebih memahami hal ini lebih jelas dapat dilihat dari contoh berikut. Dari contoh soal sebelumnya diketahui: EOQ = 400 unit C = 1500 per unit per periode P = Rp 50.000 per pesan R = 2400 per periode F = 6 kali Periode = 90 hari Harga beli leveransir = Rp 6000 per liter Harga beli eceran mendadak = Rp 7000 per liter Biaya tambahan pembelian persediaan yang kurang Rp 1000 per liter Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Dari data historis tentang lead time menunjukan: Tabel 2.3 Frekuensi Lead Time dalam Pemesanan Lead Time Frekuensi Probabilitas 4 hari 2 kali 30 5 hari 3 kali 50 6 hari 1 kali 20 Jumlah 6 kali 100 Berdasarkan data historis perusahaan, maka pihak manajemen ingin mengetahui lead time terbaik dalam pemesanan persediaan mereka. 1 Perhitungan ECC Perhitungan ECC dilakukan karena datangnya persediaan terlalu cepat dari yang diperkirakan sehingga dibutuhkan biaya penyimpanan ekstra. Biaya penyimpanan per hari setiap pemesanan: ECC = Periode C x EOQ ECC = hari Rp x liter 90 1500 400 = Rp 6666,6 per hari a Bila lead time 4 hari ECC yang dikeluarkan untuk lead time selama 4 hari adalah Rp 0, karena lead time 4 hari adalah yang paling cepat dari data historis yang ada. Sehingga tidak mungkin ada lagi pesanan datang yang lebih awal. Jadi tidak dibutuhkan ECC. b Bila lead time 5 hari Maka ada kemungkinan probabilitas 30 akan datang dalam lead time 4 hari jadi akan lebih cepat 1 hari dan memerlukan biaya ECC Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 ECC = 1 0.3 x Rp 6666,6 = Rp 1999,98 Rp 2000 c Bila lead time 6 hari Maka ada dua kemungkinan: 1 Kemungkinan dengan probabilitas 50 akan datang 5 hari sehingga 1 hari lebih cepat. ECC = 1 0,5 x Rp 6666,6 = Rp 3333,3 Rp 3400 2 Kemungkinan dengan probabilitas 30 akan datang dalam 4 hari sehingga 2 hari lebih cepat. ECC = 2 0,3 x Rp 6666,6 = Rp 3999,96 Rp 4000 Jadi total ECC = Rp 3400 + Rp 4000 = Rp 7400 2 Perhitungan SOC Perhitungan SOC dilakukan karena datangnya persediaan terlalu lama dari yang diperkirakan mengakibatkan dibutuhkannya biaya untuk pembelian persediaan pengganti. Kebutuhan bahan per hari: r = Periode R r = hari liter 90 2400 = 26,6 liter Perhitungan biaya kekurangan persediaan per hari: SOC = r x perbedaan harga persediaan SOC = 26,6 liter x Rp 1000 = Rp 26.600 Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 a Bila lead time 6 hari SOC yang dikeluarkan untuk lead time selama 6 hari adalah Rp 0, karena lead time 6 hari adalah yang paling panjang dari data historis yang ada. Sehingga tidak mungkin ada lagi pesanan datang yang lebih lama lagi. Sehingga tidak mengeluarkan untuk pembelian persediaan pengganti. b Bila lead time 5 hari Maka akan ada kemungkinan dengan probabilitas 20 akan datang 6 hari sehingga terlambat 1 hari dan harus membeli persediaan pengganti SOC = 1 0,2 x Rp 26.600 = Rp 5320 c Bila lead time 4 hari Maka ada 2 kemungkinan: 1 Kemungkinan dengan probabilitas 20 akan datang dalam 6 hari sehingga akan lebih lambat 2 hari. SOC = 2 0,2 x Rp 26.600 = Rp 10.640 2 Kemungkinan dengan probabilitas 50 akan datang dalam 5 hari sehingga akan lebih lambat 1 hari SOC = 1 0,5 x Rp 26.600 = Rp 13.300 Jadi total SOC = Rp 10.640 + Rp 13.300 = Rp 23.940 Dari dua perhitungan antara ECC dan SOC maka dapat dibuat sebuah tabel agar mempermudah manajemen dalam memilih lead time yang biaya persediaannya paling minimum. Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Tabel 2.4 Total Biaya dalam Satu Periode ECC SCC Lead Time Setiap Pesanan Rp Selama Satu Periode 6 x pesanan Setiap Pesanan Rp Selama Satu Periode 6 x pesan Rp Total Biaya dalam Satu Periode 4 hari - 23.940 143.640 143.640 5 hari 2.000 12.000 5.320 31.920 43.920 6 hari 7.400 44.400 - 44.000 Dari tabel di atas jelas terlihat bahwa waktu tunggu yang paling optimal adalah 5 hari, dimana resiko perusahaan pada waktu tunggu 5 hari tersebut adalah paling kecil. Dengan demikian apabila persediaan perusahaan tinggal 5 hari produksi, maka diadakan pemesanan kembali persediaan tersebut. Ad. 3. Safety Stock SS Safety stock atau persediaan pengaman adalah sistem pengelolaan persediaan yang menjamin ketersediaan persediaan untuk menunjang proses produksi selama masa tunggu bahan baku yang dipesan datang. Persediaan pengaman merupakan persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan stock out. Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan pengaman yaitu: a Penggunaan bahan baku rata-rata b Faktor waktu lead time c Biaya-biaya persediaan Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 Dengan ditentukannya EOQ sebenarnya masih ada kemungkinan adanya kekurangan bahan stock out. Penyebab kekurangan bahan tersebut dapat ditimbulkan oleh beberapa hal: a Penggunaan persediaan lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Hal ini mengakibatkan persediaan akan habis sebelum pembelianpemesanan yang berikutnya datang. b Pesananpembelian bahan dasar itu tidak dapat datang tepat waktu. Besarnya safety stock dapat ditentukan dengan oleh beberapa hal. Beberapa hal tersebut antara lain: a Jumlah persediaan yang dibeli setiap kali memesan persediaan Apabila jumlah yang dipesan setiap kali memesan persediaan dalam jumlah relatif besar dan frekuensi pemesanan tinggi, maka safety stock yang ditetapkan juga dalam jumlah relatif besar dan sebaliknya. b Ketetapan perkiraan standar penggunaan persediaan terhadap produk Apabila dalam penetapan standar penggunaan persediaan standard usage rate adalah tepat untuk selama periode maka safety stock relatif kecil dan sebaliknya. c Perbandingan SOC dan ECC Apabila SOC ECC maka safety stock relatif besar. Dan bila SOC ECC maka safety stock relatif kecil Dari sistem informasi akuntansi manajemen pengelolaan persediaan yang dijelaskan sebelumnya, maka dapat digunakan oleh pihak manajemen dalam mengambil keputusan atas pengelolaan persediaan, dimana dengan menggunakan Mega Permata Sari : Peranan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Persediaan Pada Pt. Mutiara Mukti Farma Medan, 2008 USU Repository © 2008 sistem informasi akuntansi manajemen dapat diketahui biaya-biaya yang dikeluarkan untuk setiap keputusan yang akan diambil oleh pihak manajemen.

E. Kerangka Konseptual