Pengawasan Internal atas aktiva tetap

kewajiban. Penjelasan tentang pertukaran ini telah termuat dalam penealasan pada perolehan aktiva tetap. Pertukaran seperti ini akan menimbulkan keuntungan dan kerugian pertukaran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan, maka aktiva tetap yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi diperlakukan dengan 2 cara, yaitu : 1 Dengan cara dibuang 2 Dengan cara dijual

F. Pengawasan Internal atas aktiva tetap

1. Pengertian Pengawasan Internal Pengawasan internal internal control merupakan prosedur- prosedur mekanis dalam pemeriksaan ketelitian data-data administrasi. Misalnya pencocokkan penjumlahan horizontal dengan penjumlahan vertical. Hal ini dilakukan untuk memberikan keyakinan atas keandalan laporan keuangan. Laporan keuangan dapat dikatakan andal apabila telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan Prinsip akuntansi yang Berlaku Umum PABU. Beberapa pengertian Pengendalian Intern, yaitu : 1. Menurut Kell, Boynton, dan Johnson 2003:373 “Pengendalian Internal Internal Control adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut : 1. Keandalan pelaporan keuangan, 2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan 3. Efektivitas dan efisiensi operasi. Ade Irma : Pengawasan Internal Atas Aktiva Tetap Pada Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan, 2007 USU Repository © 2009 2. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2001:319.2 “Pengendalian Internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain-entitas, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan berikut ini : 1. Keandalan pelaporan keuangan, 2. Efektivitas dan efisiensi operasi, dan 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. “ Dari pengertian di atas terlihat bahwa makna tersebut pada dasarnya adalah sama. Salah satu alasan mengapa pengawasan internal penting untuk dilakukan adalah lingkup dan ukuran bisnis entitas yang telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen suatu perusahaan harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis. Selain itu pengujian dan penelaahan yang melekat dalam pengawasan internal yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan menusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan. Pengawasan Internal meliputi dua hal, yaitu : 1 Pengendalian akuntansi, yaitu catatan dan pemeriksaan fisik meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan termasuk pemisahan kerja antara fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan serta pengawasan fisik ata harta sehingga dihasilkan suatu catatan yang memadai. 2 Pengendalian administrasi, yaitu pengendalian yang meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Pada umumnya, pengendalian ini tidak berhubungan langsung dengan catatan akuntansi. Ade Irma : Pengawasan Internal Atas Aktiva Tetap Pada Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan, 2007 USU Repository © 2009 2. Pengawasan Internal atas Aktiva Tetap Aktiva tetap sebagai kekayaan yang berjumlah sangat material menyebabkan perusahaan harus melindunginya dari berbagai kecurangan yang munkin terjadi yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang memadai agar mendapatkan catatan akuntansi atas aktiva tetap yang andal. Peningkatan sistem pengawasan internal yang baik akan menunjang kemungkinan meningkatnya efisiensi dan kwalitas kegiatan opersional perusahaan. Ada beberapa unsur aktiva tetap yang seharusnya dipenuhi oleh suatu perusahaan, yaitu : 1. Organisasi, meliputi : a. Fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi aktiva tetap. Untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaiannya, fungsi untuk mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisahkan dari fungsi pemakai aktiva tetap. b. Transaksi perolehan, penjualan dan pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari satu unit organisasi yang bekerja secara independent untuk menciptakan pengecekan internal dalam setiap transaksi yang mengubah nilai aktiva tetap. Unit organisasi dibentuk sedemikian rupa sehingga tak ada satupun transaksi yang mengubah nilai aktiva tetap yang dilaksanakan secara penuh oleh satu unit organisasi. Ade Irma : Pengawasan Internal Atas Aktiva Tetap Pada Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan, 2007 USU Repository © 2009 2. Sistem otorisasi, meliputi : a. Anggaran investasi diotorisasi oleh RUPS. Investasi dalam aktiva tetap umumnya meliputi jumlah yang besar dan menyebabkan keterikatan dana dalam jangka waktu yang lama, maka penggunaan anggaran investasi merupakan sarana yang baik sebagai alat pengendalian dalam investasi aktiva tetap. Anggaran investasi dalam aktiva tetap ini diotorisasi oleh pemilik perusahaan sebagai dasar dalam melakukan perubahan terhadap rekening aktiva tetap. b. Surat permintaan otorisasi investasi., surat permintaan otorisasi reparasi, surat permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap, dan surat permintaan transfer aktiva tetap diotorisasi oleh direktur utama. Setiap realisasi investasi harus mendapat persetujuan dari direktur yang bersangkutan sebelum disetujui pelaksanaannya oleh direktur perusahaan. c. Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan. Berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran modal untuk pembangunan, reparasi, pembongkaran aktiva tetap harus mendapat otorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan. d. Surat order pembelian harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Jika jumlah harga beli aktiva tetap tinggi, surat order pembelian berada ditangan diektur utama. Ade Irma : Pengawasan Internal Atas Aktiva Tetap Pada Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan, 2007 USU Repository © 2009 e. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk pembayaran harga aktiva tetap. Untuk aktiva tetap yang dibeli harus mendapat otorisasi dari direktur utama. f. Bukti kas keluar harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi. Bukti kas keluar yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk membayar aktiva tetap. g. Bukti memorial diotorisasi oleh kepala bagian akuntansi. 3. Prosedur Pencatatan Perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar, atau bukti memorial atau surat permintaan transfer aktiva tetap yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Setiap pembaruan data yang dicatat dalam kartu aktiva tetap harus dilakukan oleh pejabat yang berwenang serta dilampiri oleh dokumen pendukung yang lengkap. 4. Praktik yang sehat, meliputi : a. Dilakukan pencocokan fisik dengan kartu aktiva tetap secara periodic. b. Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap. Pengawasan investasi dalam aktiva tetap yang baik dilaksanakan dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam anggaran investasi. Anggaran ini disusun setelah dilakukan analisa terhadap studi kelayakan usulan investasi. Ade Irma : Pengawasan Internal Atas Aktiva Tetap Pada Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan, 2007 USU Repository © 2009 c. Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian. Untuk mencegah kerugian yang timbul sebagai akibat kebakaran atau kecelakaan, aktiva tetap harus disuransikan dengan jumlah pertanggungjawaban yang memadai. d. Kebijakan akuntansi tentang pemisahan antara pengeluaran modal capital expenditure dengan pengeluaran pendapatan revenue expenditure harus dinyatakan secara eksplisit dan tertulis untuk menjamin konsistensi perlakuan akuntansi terhadap kedua macam pengeluaran tersebut. Unsur di atas harus menjadi perhatian penting bagi pihak manajemen dalan menentukan pengawasan internal yang dilakukannya agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Serta untuk mencapai tujuan utama dari pengawasan internal atas aktiva tetap itu sendiri, yaitu : 1. Membatasi pengeluaran modal dalam batas yang disetujui sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan. 3. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dalam pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap. 4. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Ade Irma : Pengawasan Internal Atas Aktiva Tetap Pada Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan, 2007 USU Repository © 2009 5. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap. 6. Melindungi aktiva perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan yang mungkin terjadi yang dapat merugikan perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan, Rumah sakit ini telah melakukan pengawasan terhadap aktiva tetapnya, yaitu dengan cara : 1. Memberi kode yang berbeda pada setiap perubahan catatan aktiva tetap sehingga pencatatannya tidak dilakukan dua kali. 2. Mengasuransikan aktiva tetap yang bernilai sangat besar. 3. Setiap pembelian aktiva tetap harus mendapat otorisasi dari direktur utama yang sebelumnya telah dibicarakan oleh yayasan Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan. 4. Pencatatan atas pembelian aktiva tetap dilakukan oleh bagian yang berbeda dengan bagian yang melakukan penerimaan aktiva tetap tersebut untuk digunakan. 5. Setiap pemakaian peralatan medis harus mendapat persetujuan dari pejabat yang bertanggungjawab atas peralatan itu. 6. Pemeriksaan fisik dilakukan secara berkala dan apabila ada peralatan yang mengalami kerusakan ringan harus segera diperbaiki. Kemudian biaya perbaikan ini dicatat sebagai beban pemeliharaan. Ade Irma : Pengawasan Internal Atas Aktiva Tetap Pada Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan, 2007 USU Repository © 2009 7. Setiap pengeluaran yang berkaitan dengan aktiva tetap dicatat oleh bagian akuntansi atas bukti tertulis yang dibuat oleh kasir. Selain pengawasan-pengawasan di atas, dilakukan pula pengawasan lain berkaitan dengan aktiva tetapnya. Misalnya pengawasan yang berkaitan dengan pemindahan aktiva tetap, penarikan aktiva tetap yang sudah habis umur manfaatnya, mengenai perolehan dan pencatatan penyusutannya. Pada dasarnya, system pengawasan internal di Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan dilakukan untuk melindungi mendapatkan catatan yang memadai atas aktiva tetap yang dimilikinya. Serta meningkatkan efisiensi usaha dan untuk mendorong kepatuhan terhadap kedisiplinan yang diterapkan di Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan. Ade Irma : Pengawasan Internal Atas Aktiva Tetap Pada Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan, 2007 USU Repository © 2009

BAB III ANALISA DAN EVALUASI

Dalam Bab III ini, penulis akan membuat analisa berdasarkan penelitian yang dilakukan dan dengan data yang dikumpulkan. Adapun yang termasuk dalam pembahasan dalam Bab ini adalah: A. Perolehan dan Metode Penyusutan Aktiva Tetap B. Penggantian Aktiva Tetap C. Pengawasan Internal atas Aktiva Tetap Perolehan dan Metode Penyusutan Aktiva Tetap

A. Perolehan dan Metode penyusutan Aktiva Tetap

1. Perolehan Aktiva Tetap

Berdasarkan uraian pada Bab II tentang cara perolehan Aktiva Tetap, yaitu : 1. Pembelian tunai

2. Pembelian Kredit

3. Pembelian dengan surat berharga 4. Pertukaran dengan aktiva lain

5. Membangun sendiri

6. Donasisumbangan, Ade Irma : Pengawasan Internal Atas Aktiva Tetap Pada Rumah Sakit Umum Mitra Persada Medan, 2007 USU Repository © 2009