Jenis sumber daya energi Kelangkaan sumber daya energi Peranan Energi dalam Pembangunan di Indonesia

Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010. Sumber daya energi terdiri dari sumber daya alam non-hayati mineral patra, yaitu minyak bumi dan gas bumi, mineral seperti batubara dan uranium. Sumber daya energi di luar air dan minyakgas bumi, seperti panas bumi, surya, angin, arus laut, pasang surut, panas laut serta sumber daya alam hayati seperti kayu bakar. Energi itu sendiri dapat berupa energi kimiawi, listrik, gelombang, nuklir, mekanis, dan panas.

2.1.2 Jenis sumber daya energi

Menurut Sukanto Reksohadiprojo 1994, jenis-jenis sumber daya energi dapat dibedakan atas 2 yaitu: a. Sumber daya energi yang dapat diperbaharui Sumber daya energi yang dapat diperbaharui atau dapat diisi kembali atau tidak terhabiskan renewable adalah sumber daya energi yang bisa dihasilkan kembali baik secara alami maupun dengan bantuan manusia. b. Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya energi yang habis sekali pakai. Misalnya: minyak bumi, gas bumi, dan batu bara.

2.1.3 Kelangkaan sumber daya energi

Makin menipisnya sumber daya energi menimbulkan kekhawatiran tidak lancarnya perekonomian. Usaha manusia untuk menghindari semakin langkanya sumber daya energi telah banyak dilakukan. Usaha tersebut diwujudkan antara lain dalam bentuk substitusi dalam produksi, substitusi dalam konsumsi, dan inovasi teknologi hemat sumber daya energi. Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010. Substitusi dalam produksi dapat dilakukan dengan mengubah kombinasi masukan maupun penggantian masukan dengan substitusinya. Substitusi dalam konsumsi dilakukan antara lain dengan mengganti barang-barang konsumsi tanpa mengubah kualitaskegunaan konsumsi. Inovasi teknologi untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya energi tersebar nampaknya terus mengalami kemajuan. Akan tetapi meskipun usaha-usaha mengatasi kelangkaan ternyata masih menjadi momok bagi masyarakat. Perbedaan kondisi tersedianya sumber daya energi akan membatasi pertumbuhan potensial suatu perekonomian sebab kelangkaan sumber daya energi dalam segala bentuknya akan sangat mempengaruhi ruang gerak dalam berproduksi.

2.1.4 Peranan Energi dalam Pembangunan di Indonesia

Energi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi tercapainya sasaran pembangunan. Peranan energi untuk pembangunan di Indonesia mencakup dua hal yaitu sebagai sumber dana pembangunan penerimaan pemerintah yang berasal dari devisa ekspor dan yang utama untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang dibutuhkan dalam pembangunan. a. Peranan energi sebagai sumber penerimaan negara Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi penerimaan migas, memberikan sumbangan yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Walaupun peranan minyak dan gas bumi dalam penerimaan negara relatif semakin menurun, namun dalam jangka waktu lima tahun terakhir 199697-19992000 rata-rata penerimaan minyak dan gas bumi dibandingkan dengan jumlah penerimaan dalam negeri masih mencakup yaitu sekitar 30. Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010. Penerimaan minyak dan gas bumi dipengaruhi antara lain oleh besarnya tingkat produksi minyak mentah dan kondesat, volume ekspor LNG dan LPG, harga minyak mentah dan biaya produksi. Unsur lain yang juga penting dan mempengaruhi besarnya penerimaan minyak dan gas adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Selain sebagai sumber penerimaan negara minyak dan gas bumi juga berperan sebagai sumber penerimaan devisa. b. Peranan energi untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri Dalam hal ini terlihat bahwa hubungan perekonomian dengan energi sedemikian kuat, peningkatan kegiatan ekonomi biasanya diikuti dengan meningkatnya konsumsi energi. Di Indonesia tercermin dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 7 per tahun mengakibatkan pertumbuhan konsumsi energi meningkat sebesar 10. Hubungan tersebut dikenal dengan “elastisitas energi” terhadap kegiatan energi, atau dapat didefinisikan sebagai perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan kegiatan ekonomi.

2.1.5 Listrik sebagai Sumber Daya Energi