Perhitungan Luas Permukaan Isolator Piring Perhitungan Tingkat Bobot Polusi Isolator Berdasarkan Metode Analisis Tegangan

55  Lanjutan Tabel 4.5 Kondisi Durasi menit kV RH Kotak kaca tertutup rapat 45 36,72 96,6 60 37,3 96,3 Kotak kaca terbuka 75 40,64 93,8 90 42,;57 93,1 24 jam setelah pengasapan - 49,06 84,3

4.4 Perhitungan Luas Permukaan Isolator Piring

√ √ √ √ √ √ 56

4.5 Perhitungan Tingkat Bobot Polusi Isolator Berdasarkan Metode

ESDD Equivalent Salt Deposit Density  Perhitungan konsentrasi garam pada aquadest pada t = 29,2 o C Konduktivitas larutan pada temperatur 20 o C : [ ] Dengan melakukan interpolasi didapat : Maka, didapat : [ ] Konsentrasi garam dalam larutan aquadest pada temperatur 20 o C adalah : ⁄ atau ⁄ 57  Perhitungan konsentrasi garam pada larutan polutan pada t = 29,3 o C Konduktivitas larutan pada temperatur 20 o C : [ ] Dengan melakukan interpolasi didapat : Maka, didapat : [ ] Konsentrasi garam dalam larutan aquadest pada temperatur 20 o C adalah : ⁄ atau ⁄ 58  Perhitungan ESDD Equivalent Salt Deposit Density Maka: ⁄ 59 BAB V ANALISIS PENELITIAN Secara umum hasil pengujian yang dilakukan menunjukan bahwa isolator piring terpolusi asap hasil bakar kayu mengakibatkan kondisi kinerjanya akan menurun. Seberapa jauh penurunannya tergantung dari konsentrasi dan bobot polutan. Pada bab ini akan dianalisis data hasil pengujian yang cukup mewakili kondisi polusi akibat kebakaran hutan. Isolator pertama kali diuji pada kondisi bersih. Kemudian setelah diuji dengan asap, maka tegangan flashover AC isolator piringnya akan menurun. Turunnya tegangan flashover dapat disebabkan karena terdapatnya lapisan pengotor pada permukaan isolator. Dengan adanya lapisan pengotor ini, maka akan terbentuk lapisan yang bersifat konduktif yang akan mempengaruhi tegangan flashover dari isolator tersebut. Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tegangan tegangan flashover AC dari isolator piring yang sudah terpolusi asap, maka bab ini akan dibandingkan data yang diperoleh selama pengujian.

5.1 Analisis Tegangan

Flashover AC Terhadap Konsentrasi Kadar Asap Berdasarkan data perhitungan pada pengolahan data bab iv, dapat dibuat tabel yang menyatakan hubungan perubahan nilai tegangan flashover AC dalam keadaan standar suhu 20 o C dan tekanan 760 mmHg dengan perubahan konsentrasi CO dan PM10 dalam asap seperti yang ditunjukan pada Tabel 5.1. 60 Tabel 5.1 Hubungan Antara Konsentrasi Gas CO dan PM10 Dengan Tegangan Flashover AC Pada Suhu 20 o C dan Tekanan 760 mmHg Kondisi Durasi Menit Konsentrasi CO gm 3 Konsentrasi PM10 gm 3 kV Udara ambien keadaan normal - 2.288,9094 41 61,63 Kotak kaca tertutup rapat Awal 929.297,2231 20.000 26,13 15 894.963,5818 20.000 36,15 30 832.018,5729 20.000 36,52 45 737.028,8321 20.000 36,72 60 684.383,9155 20.000 37,3 Kotak kaca terbuka 75 494.404,4339 8046 40,64 90 222.024,2134 441 42,57 Dari Tabel 5.1 di atas dapat dibuat grafik hubungan perubahan nilai tegangan flashover AC dalam keadaan standar suhu 20 o C dan tekanan 760 mmHg dengan perubahan konsentrasi CO dan PM10 dalam asap yang dapat dilihat pada Gambar 5.1 dan Gambar 5.2 berikut: 61 Gambar 5.1 Grafik Hubungan Perubahan Nilai Tegangan Flashover Keadaan Standar V us Terhadap Perubahan Nilai Konsentrasi Gas CO Gambar 5.2 Grafik Hubungan Perubahan Nilai Tegangan Flashover Keadaan Standar V us Terhadap Perubahan Nilai Konsentrasi PM10 62 Dari grafik di atas terlihat bahwa:  Semakin drastis peningkatan konsentrasi gas CO dalam asap, mengakibatkan penurunan drastis tegangan flashover AC. Hal ini terlihat ketika peningkatan konsentrasi gas CO dari 2.288,9094 gm 3 menjadi 929.297,2231 gm 3 mengakibatkan penurunan tegangan dari 61,63 kV menjadi 26,13 kV.  Dalam hal ini juga terlihat bahwa, ketika konsentrasi gas CO dalam asap mengalami penurunan, mengakibatkan peningkatan tegangan flashover AC.  Peningkatan konsentrasi gas CO pada asap, mengakibatkan penurunan tegangan flashover AC. Hal ini terjadi karena, jumlah molekul-molekul terkhususnya gas CO di udara sekitar isolator semakin banyak yang berakibat semakin meningkat proses terjadinya ionisasi sehingga semakin luas terbentuk jalur-jalur konduktif untuk mengalirnya arus yang berujung kepada terjadinya flashover .  Peningkatan konsentrasi PM10 dalam asap, mengakibatkan penurunan tegangan flashover AC. Hal ini terlihat ketika peningkatan konsentrasi PM10 dari 2.288,9094 gm 3 menjadi 929.297,2231 gm 3 mengakibatkan penurunan tegangan dari 61,63 kV menjadi 26,13 kV. Hal ini disebabkan karena jumlah partikel-partikel halus yang tersebar disekitar isolator piring semakin banyak dan rapat sehingga akan semakin terbentuk dan semakin rapat jalur-jalur konduktif untuk mengalirnya arus yang berujung kepada terjadinya flashover. 63  Ketika konsentrasi PM10 dalam asap megalami penurunan, mengakibatkan kondisi tegangan flashover AC mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat ketika konsentrasi PM10 mengalami penurunan sampai 441 gm 3 , tegangan flashover AC meningkat menjadi 42,57 kV.  Ketika konsentrasi PM10 dalam asap konstan yaitu 20.000 gm 3 , hal ini tidak mengakibatkan kondisi tegangan flashover AC menjadi konstan, melainkan mengalami peningkatan tetapi tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan karena ada faktor lain yang mempengaruhi peristiwa terjadinya flashover misalnya suhu dan kelembaban.

5.2 Analisis Tegangan